• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesuksesan bukan karena dia atau mereka.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kesuksesan bukan karena dia atau mereka."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh DARNA NIM. 10533 06410 10

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

(2)
(3)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh DARNA NIM. 10533 06410 10

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

(4)

iii

Judul Skripsi : Analisis Tindak Tutur Ekspresif dan Tindak Tutur Komisif dalam Wacana Novel Pelayaran Terselubung (BURN) Karya Linda Howard

Mahasiswa yang Bersangkutan:

Nama : D A R N A

Nim : 105330641010

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak untuk diujikan.

Makassar, Agustus 2014 Disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum. Syekh Adi Wijaya, S. Pd., M. Pd

Diketahui,

Dekan Fakultas Keguruan Ketua Jurusan Pendidikan

dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. Dr. Munirah, M. Pd.

NBM. 858 625 NBM. 951 576

(5)

iv

Judul Skripsi : Analisis Tindak Tutur Ekspresif dan Tindak Tutur Komisif dalam Wacana Novel Pelayaran Terselubung (BURN) Karya Linda Howard

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : D A R N A

Nim : 105330641010

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak untuk diujikan.

Makassar, Agustus 2014 Disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum. Syekh Adi Wijaya, S. Pd., M. Pd

Diketahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan Pendidikan

Unismuh Makassar Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. Dr. Munirah, M. Pd.

NBM. 858 625 NBM. 951 576

(6)

v Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : D A R N A

Nim : 105330641010

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Analisis Tindak Tutur Ekspresif dan Tindak Tutur Komisif dalam Wacana Novel Pelayaran Terselubung (BURN) Karya Linda Howard

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Agustus 2014 Yang membuat Pernyataan,

Darna

Diketahui Oleh,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum. Syekh Adi Wijaya, S. Pd., M. Pd

(7)

vi Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : D A R N A

Stambuk : 105330641010

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian pada seperti butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan

Darna

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Munirah, M.Pd.

NBM. 951 576

(8)

vii

Kesuksesan bukan karena dia atau mereka.

Melainkan diri sendiri dengan usaha dan doa

Orang sukses senantiasa menghargai suatu proses.

Karena proses lah yang mengantarkan sesorang dari dasar menuju puncak (kesuksesan)

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku, atas keikhlasan dan doa dalam mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

(9)

viii

Novel Pelayaran Terselubung (BURN) Karya Linda Howard. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh A. Rahman Rahim dan Syekh Adi Wijaya.

Penelitian ini difokuskan pada kajian tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif dalam wacana novel pelayaran terselubung karya Linda Howard. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif dalam wacana novel pelayaran terselubung (BURN) karya Linda Howard.

Jenis penelitian ini adalah Deskriptif kualitatif. Metode dalam proses pemacahan masalah diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau non subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain). Penelitian ini hanya terkhusus pada jenis-jenis tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif. Dengan langkah menganalisis tuturan yang ada di dalam teks novel untuk menemukan permasalahan yang berhubungan dengan tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif yang terdapat pada novel Pelayaran Terselubung (BURN) Karya Linda Howard. Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung jenis tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif dengan teknik pengumpulan data yakni membaca novel secara keseluruhan, mencatat data yang termasuk tindak tutur ekspresif dan komisif dan mengklasifikasikan data sesuai dengan jenis tindak tutur eskpresif dan komisif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, di dalam novel pelayaran terselubung (BURN) karya Linda Howard terdapat 24 jenis tindak tutur ekspresif dan 14 jenis tindak tutur komisif yang dituturkan oleh para tokoh dalam novel tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa novel pelayaran terselubung (BURN) karya Linda Howard adalah novel terjemahan yang berkategorikan layak diapresiasikan. Karena di samping dapat dinikmati kronologisnya yang menarik, juga dapat memberikan pengetahuan baru terhadap bahasa khususnya jenis tindak tutur para tokoh di dalam novel tersebut

Kata kunci : Analisis, tindak tutur ekspresif, tindak tutur komisif, novel.

(10)

ix

segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik.

Selesainya skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terimah kasih kepada kedua orang tua Tide dan Hj. Sanatang yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum. dan Syekh Adi Wijaya, S. Pd., M. Pd sebagai pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada; (1) Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, (2) Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan unismuh Makassar, dan (3) Dr. Munirah, M.Pd., sebagai ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas

(11)

x

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi mamfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Makassar, Agustus 2014

Penulis

(12)

xi

HALAMAN PENGESAHAN...ii

LEMBAR PENGESAHAN ...iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...iv

SURAT PERNYATAAN...v

SURAT PERJANJIAN ...vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...x

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Fokus Penelitian ...5

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka...7

1. Tindak Tutur...7

a. Pengertian Tindak Tutur ...7

b. Tindak tutur dan Peristiwa Tutur ...9

c. Tindak Tutur dan Pragmatik ...11

d. Jenis-Jenis Tindak Tutur ...12

2. Tipe Tindak Tutur Komisif dan Ekspresif ...16

a. Tipe Tindak Tutur Komisif ...18

b. Tipe Tindak Tutur Ekspresif ...20

3. Novel ...23

a. Pengertian Novel ...23

b. ciri-ciri Novel ...25

(13)

xii

B. Kerangka Pikir ...30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 33

B. Fokus Penelitian ...33

C. Batasan istilah ...34

D. Data dan Sumber Data ...34

1. Data ………34

2. Sumber Data ………...35

E. Teknik Pengumpulan Data...35

F. Teknik Analisis Data...35

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Data...37

B. Pembahasan ...74

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...83

B. Saran...85 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, bahkan bahasa selalu digunakan oleh manusia dalam segala kegiatan, sehingga dikatakan interaksi tidak mungkin terjadi tanpa adanya media bahasa. Apapun yang dilakukan oleh manusia seperti berkumpul, bermain dan menyampaikan pesan, semuanya menggunakan media bahasa.

Keunikan manusia sebenarnya tidak terletak pada kemampuan berpikirnya, melainkan terletak pada kemampuan dalam berbahasa (Suriasumantri, 1993:171).

Dengan bahasa, manusia dapat mengekspresikan semua yang ada dalam pikiran.

Dikatakan demikian, karena dengan berpikir secara otomatis manusia menuturkan suatu bahasa di dalam pikirannya. Hal tersebut antara lain dapat dilihat pada seorang sastrawan karena seorang sastrawan dapat mengekspresikan perasaanya dengan menggunakan bahasa. Bahasa yang diungkapkan tersebut adakalanya menggunakan bahasa yang berupa percakapan atau tindak tutur.

Tindak tutur (Speech act) merupakan gejala individu yang bersifat psikologis dan berlangsungnya ditentukan oleh kemampuan bahasa pada penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur atau peristiwa tutur ini pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang terorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut merupakan isi atau maksud sebuah pembicaraan antara penutur dengan lawan tutur.

1

(15)

Tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif merupakan dua diantara beberapa jenis tindak tutur yang ada. Tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang diujarkan penutur dimaksudkan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tuturan yang termasuk jenis tindak tutur ini adalah tuturan-tuturan memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung. Sedangkan tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan sesuatu yang disebutkan di dalam tuturannya. Tuturan yang termasuk jenis tindak tutur komisif adalah berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan, dan bernadzar.

Tindak tutur khususnya tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif tidak hanya dapat ditemukan di dalam percakapan ataupun tuturan lisan secara langsung. Tetapi, juga dapat ditemukan di dalam karya sastra. Salah satu karya sastra yang paling banyak terdapat wacana tindak tutur, yaitu novel.

Wacana merupakan rentetan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dan menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain membentuk satu kesatuan.

Selanjutnya, novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata- kata dan mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Di dalam wacana novel memuat tentang problem kehidupan masyarakat, yang digambarkan oleh pengarang tokoh dan penokohan serta setting yang sengaja dipilih pengarang untuk mewakili idenya dalam gambarannya terhadap pandangan dalam kehidupan yang dialami dan diapresiasikan ke dalam bentuk tulisan. Penyajian tulisan sebuah

(16)

novel dimulai dengan menggambarkannya secara naratif. Selain dengan naratif, biasa pengarang juga memunculkan dialog atau percakapan antar tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya. Selain dialog antar tokoh, pengarang juga biasanya menyajikan penokohan dengan proses monolog, yaitu percakapan yang dilakukan seorang diri terhadap dirinya sendiri.

Novel Pelayaran Terselubung (BURN) merupakan salah satu novel fiksi yang ditulis oleh Linda Howard. Novel ini merupakan buku asli terbitan Gramedia. Sama halnya dengan Inferno, Pelayaran Terselubung juga merupakan novel jenis misteri thriller dengan kategori novel terjemahan yang diterbitkan pada bulan April 2013. Novel dengan settting kapal pesiar ini bercerita tentang misteri, cinta, persahabatan, thriller, penculikan dan kapal pesiar. Beberapa setting novel tersebut, membuat suasana setiap pelaku/tokoh yang dimunculkan dalam novel ini sangat bervariasi sehingga tindak tutur yang digunakan oleh penulis dalam pengekspresian tokoh dalam novel tersebut juga bervariasi.

Dengan membaca beberapa setting novel di atas, maka tentu sudah ada sedikit gambaran atau pendeskripsian mengenai tindak tutur yang digunakan oleh para tokoh dalam menunjukkan ekpsresinya. Setting antara cinta, persahabatan, Thriller dan penculikan, sudah tentu bahwa setiap suasana dan tindak tutur yang digunakan dalam pengekspresiannya pun juga akan berbeda. Oleh sebab itulah dikatakan bahwa tindak tutur yang dihasilkan bergantung pada tujuan atau arah tuturan untuk mencapai tujuan, tindak tutur harus disesuaikan dengan situasi tuturan. Situasi tuturan tersebut merupakan situasi sosial yang aktual. Jadi, situasi tutur dapat mempengaruhi tercapai tujuan tuturan.

(17)

Di dalam novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard ini terdapat beberapa bentuk bahasa yang digunakan penulis dalam karyanya.

khususnya bentuk bahasa yang berkaitan dengan tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel tersebut. Oleh karena itu, apabila dibaca dan dipahami secara cermat setiap rentetan wacana dalam novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard tersebut, akan didapatkan hal-hal menarik terutama pada bahasa percakapan para tokoh yang digunakan dalam mengungkapkan ekspresinya.

Alasan penelitian ini dilakukan yaitu berdasarkan inisiatif penulis untuk melakukan penelitian dengan memadukan bahasa maupun sastra dalam satu penelitian. Telah diketahui bahwa tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif merupakan kajian bahasa Indonesia, sedangkan novel merupakan kajian sastra.

Jadi, untuk memadukan kedua hal tersebut, penulis akhirnya berinisiatif mengangkat judul analisis bahasa di dalam penulisan karya sastra agar salah satu dari keduanya tidak ada yang diabaikan. Sedangkan alasan perlunya menganalisis tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif dalam novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard ini dimaksudkan untuk menghindari penafsiran yang keliru mengenai makna dan bentuk bahasa khususnya jenis tindak tutur (Ekspresif dan Komisif) yang digunakan oleh penulis (Linda Howard) dalam karyanya, dikarenakan tuturan-tuturan yang digunakan oleh para tokoh di dalam novel tersebut mengandung konteks yang berbeda-beda dan menimbulkan tuturan yang berbeda-beda pula. Jadi dengan analisis ini, maka pembaca tidak hanya

(18)

sekedar mengerti apa yang telah diujarkan oleh si penutur tetapi juga konteks dan tuturan yang digunakan di dalam novel tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik dan berusaha untuk menganalisis tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif yang terdapat di dalam wacana novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini difokuskan pada kajian tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif dalam wacana novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui pendeskripsian tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif dalam wacana novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para pembaca, baik bersifat teoritis maupun bersifat praktis.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoritis penelitian ini, yaitu:

a. Diharapkan mampu menambah keilmuan bidang linguistik khususnya kajian pragmatik.

(19)

b. Untuk menambah khasanah ilmu bahasa terutama pada kajian ilmu pragmatik.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini, yaitu:

a. Untuk memberikan pengetahuan kepada umum tentang jenis tindak tutur yang digunakan oleh Linda Howard dalam karyanya.

b. Bagi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi studi/kajian sastra dan gambaran mengenai bentuk-bentuk tindak tutur yang digunakan dalam wacana novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard.

c. Bagi kajian kesusastraan, manfaat penelitian ini yaitu memberikan sumbangsi maupun rujukan referensi bagi para peneliti sastra.

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka berfungsi untuk memberikan pemaparan tentang penelitian.

Keberhasilan suatu penelitian tergantung teori yang mendasarinya. Selain itu, teori merupakan landasan suatu penelitian untuk mencapai target yang diinginkan. Di bawah ini merupakan landasan teori mengenai tindak tutur dan novel.

1. Tindak Tutur

a. Pengertian Tindak Tutur

Istilah dan teori mengenai tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J.L. Austin, seorang guru besar di Universitas Harvard, pada tahun 1956. Teori yang berasal dari materi kuliah itu kemudian dibukukan oleh J.O. Urmson (1965) dengan judul How to do Thing with Word ? tetapi teori tersebut baru menjadi terkenal dalam studi linguistik setelah Searle (1969) menerbitkan buku berjudul Speech Act and Essay in The Philosophy of Language.

Proses komunikasi tidak terlepas oleh adanya tindak tutur. Tindak tutur merupakan tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur dan di respon oleh lawan tutur. Dalam mengucapkan suatu kalimat, seseorang tidak hanya semata-mata mengatakan sesuatu dengan pengucapan tuturan itu, tetapi juga menindakkan sesuatu dalam kalimat yang diucapkannya.

7

(21)

Adapun bahasan mengenai tindak tutur yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu:

Ibrahim (1993:109) mengemukakan bahwa tindak tutur merupakan suatu tuturan yang berfungsi pikologis dan sosial di luar wacana yang sedang terjadi. Sedangkan Yule (2006:82) mengemukakan bahwa tindak tutur merupakan tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan, dan dalam bahasa inggris secara umum diberi label yang lebih khusus, misalnya permintaan maaf, keluhan, pujian, undangan, janji atau permohonan.

Selanjutnya, Chaer (2004 : 16) mengemukakan bahwa tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsugannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tindak tutur merupakan suatu tindakan seseorang dalam mengucapkan atau menuturkan bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan kepada lawan tutur, dengan tujuan mengekspresikan sesuatu yang ada dipikirannya melalui media bahasa.

Penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari yang berupa tindakan bertutur tidak terbatas jumlahnya, karena setiap hari seseorang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan berkomunikasi, sehingga tindakan bertutur selalu digunakan untuk menyampaikan gagasan atau pesan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya.

(22)

b. Tindak Tutur dan Peristiwa Tutur

Tindak tutur dan peristiwa tutur sangat erat kaitannya. Keduanya merupakan dua gejala yang terdapat pada satu proses, yakni proses komunikasi. Peristiwa tutur merupakan peristiwa sosial karena menyangkut pihak-pihak yang bertutur dalam satu situasi dan tempat tertentu. Peristiwa tutur ini pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur (Inggris: speech act) yang terorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan.

Dengan demikian, tindak tutur selalu berada dalam peristiwa tutur.

Peristiwa tutur (Inggris: speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Jadi, interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati pula dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.

Yule (2006:82) mengemukakan bahwa peristiwa tutur merupakan istilah-istilah tindak tutur yang berlainan yang dibganakan untuk maksud komunikatif penutur dalam mengahsilkan tuturan. Penutur yang menuturkan sesuatu berharap tuturannya dimengerti oleh lawan tutur. penutur da pendengar biasanya terbantu oleh keadaan di sekitar lingkungan tuturan itu.

Dalam banyak hal, sifat peristiwa tuturlah yang menentukan penafsiran terhadap suatu tuturan ketika menampilkan tindak tutur khusus.

(23)

Peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen yang dikenal dengan speaking. Adapun kedelapan komponen tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. S (Setting and Scene) : Waktu, tempat dan situasi yang berbeda dapat menyebabkan penggunaan variasi bahasa yang berbeda.

2. P (Participants) : pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, bisa pembicara dan pendengar, penyapa dan pesapa atau pengirim pesan dan penerima pesan.

3. E (End : purupose and goal) : merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan peristiwa yang terjadi pada ruang pengadilan bermaksud untuk menyelesaikan suatu perkara, namun para partisipan di dalam peristiwa tutur itu mempunyai tujuan yang berbeda.

4. A (Act Sequences) : bentuk ujaran dalam perkuliahan, dalam percakapan biasa dan dalam pesta pasti berbeda.

5. K (Key : tone or spirit of Act) : mengacu pada nada, cara dan semangat dimana suatu pesan disampaikan.

6. I (Instrumentalities) : mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur lisan, tertulis, melalui telegraf atau telepon.

7. N (Norm of interaction and interpretation) : mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi.

8. G (Genres) : mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti novel, cerpen, narasi, puisi, pepatah, doa dan sebagainya.

(24)

c. Tindak Tutur dan Pragmatik

Tindak tutur sebenarnya merupakan salah satu fenomena dalam masalah yang lebih luas, yang dikenal dengan istilah pragmatik. Pragmatik merupakan studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur atau penulis dan ditafsirkan oleh pendengar atau pembaca.

Pragmatik mempelajari maksud ujaran (yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan); menanyakan apa yang seseorang maksudkan dengan suatu tindak tutur; dan mengaitkan makna dengan siapa berbicara kepada siapa, di mana, bilamana, bagaimana. Tindak tutur merupakan entitas yang bersifat sentral di dalam pragmatik dan juga merupakan dasar bagi analisis topik- topik lain di bidang ini seperti praanggapan, perikutan, implikatur percakapan, prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan.

Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas tentang apa yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar, dan sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa pada hal- hal ekstralingual yang dibicarakan. Selain itu, Tindak tutur juga merupakan analisis pragmatik, yaitu cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dari aspek pemakaian aktualnya.

Tuturan yang dikaji dalam cabang ilmu bahasa disebut pragmatik.

Sehubungan dengan itu, Frawly dalam Paina (2009: 234) menjelaskan bahwa pragmatik itu berkaitan dengan konteks akan dapat menentukan makna. Rupa-rupanya, Frawly tidak membedakan makna dan maksud. Pada tingkat kajian pragmatik bukan lagi kajian makna, makna yang terikat oleh

(25)

konteks dalam tataran pragmatik disebut maksud dan bentuk komunikasi itu secara pragmatik terdapat tindak tutur. Terpahaminya sebuah tindak tutur secara pragmatis diharapkan dapat memperlancar komunikasi, meningkatkan kesantunan berkomunikasi, mengurangi kesalahpahaman berkomunikasi, dan memperjelas ketepatan pesan dalam komunikasi.

d. Jenis-Jenis Tindak Tutur

Alasan ditampilkannya tindak tutur adalah bahwa di dalam mengucapkan suatu kalimat, pembicara tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan mengucapkan kalimat itu. Di dalam pengucapan ia juga

“menindakkan sesuatu”. Tindak tutur atau tindak ujaran mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pragmatik karena tindak tutur adalah satuan analisisnya. Uraian berikut memaparkan klasifikasi dari berbagai jenis tindak tutur.

Menurut Austin (dikutip Chaer dan Leonie Agustina, 1995:68-69) merumuskan adanya tiga jenis tindak tutur, yaitu:

1. Tindak tutur lokusi, yakni tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami (pernyataan).

Misalnya, “Ibu berkata kepada saya agar saya membantunya”.

2. Tindak tutur ilokusi, adalah tindak tutur yang biasanya diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak tutur ilokusi biasanya berkenaan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh, menawarkan, dan menjanjikan. Misalnya “Ibu menyuruh Aniagar segera berangkat”.

(26)

3. Tindak tutur perlokusi, adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik dari orang lain itu. Misalnya, karena adanya ucapan dokter (kepada pasiennya) “Mungkin ibu menderita penyakit jantung koroner”, maka si pasien akan panik dan sedih.

Pembagian tindak tutur berdasarkan maksud penutur ketika berbicara (ilokusi) Searle membagi dalam lima jenis. Kelima tindak tutur tersebut, yaitu:

1. Tindak Tutur Repesentatif

Tindak tutur refresentatif merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk menetapkan atau menjelakan sesuatu apa adanya. Yule (2006:94) mengemukakan bahwa tindak tutur refresentatif merupakan jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini penutur kasus atau bukan.

Adapun yang termasuk di dalam cakupan tindak tutur refresentatif yaitu; menyatakan (menginformasikan), melaporkan, memberitahukan, menjelaskan, mempertahankan, menolak dan lain-lain.

Tindak menyatakan, mempertahankan maksudnya adalah penutur mengucapkan sesuatu, maka mitra tutur percaya terhadat ujaran penutur. Tindak melaporkan memberitahukan, maksudnya ketika penutur mengujarkan sesuatu, maka penutur percaya bahwa telah terjadi sesuatu. Tindak menolak, menyangkal, maksudnya penutur mengucapkan sesuatu maka mitra tutur percaya bahwa terdapat alasan

(27)

untuk tidak percaya. Tindak menyetujui, menggakui, maksudnya ketika penutur mengujarkan sesuatu, maka mitra tutur percaya bahwa apa yang diujarkan oleh penutur berbeda dengan apa yang ia inginkan dan berbeda dengan pendapat semula.

Contoh:

Guru : Pokok bahasan kita hari ini mengenai analisis wacana.

Tuturan guru di atas, merupakan salah satu contoh tindak tutur representatif yang termasuk mdalam tindak memberitahukan.

2. Tindak Tutur Komisif

Pembahasan kali ini akan dibahas mengenai tindak tutur komisif.

Tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk mendorong pembicaraan melakukan sesuatu. Kemudian tindak tutur ini mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Komisif terdiri dari 2 tipe, yaitu promises (menyajikan) dan offers (menawarkan). Tuturan yang termasuk dalam jenis tindak tutur ini antara lain tuturan berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan, dan berkaul.

Searle (dalam Suyono 1990:5) mengatakan bahwa tindak tutur komisif tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Tuturan yang termasuk dalam jenis tindak tutur ini antara lain tuturan berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan, dan berkaul.

(28)

Contoh:

Saya berjanji akan datang besok

Tuturan di atas, merupakan salah satu contoh tindak komisif yang termasuk dalam menjanjikan.

3. Tindak Tutur Direkfif

Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk mendorong pendengar melakukan sesuatu, misalnya menyuruh, perintah, meminta. Tindak tutur ini menekankan kepada lawan tutur untuk melaksanakan apa yang dikehendaki si penutur.

Yule (2006:93) megemukakan bahwa tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang digunakan untuk menuruh orang lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Berkaitan dengan hal tersebut, Ibrahim (1993:27) juga mengemukakan pendapatnya bahwa direktif mengespresikan sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh mitra tutur, misalnya meminta, memohon, mengajak, bertanya, memerintah, dan menyarankan.

Tindak meminta maksudnya ketika mengucapkan sesuatu, penutur meminta mitra tutur untuk melakukan A, maksudnya mitra tutur melakukan A, karena keinginan penutur. Tindak memerintah, maksudnya ketika penutur mengekspresikan keinginannya pada mitra tutur untuk melakukan A, mitra tutur harus melakukan A, mitra tutur melakukan A karena keinginan penutur. Tindak bertanya, ketika

(29)

mengucapkan sesuatu penutur bertanya, mengekspresikan keingin kepada mitra tutur, mitra tutur menjawab pertnyaan penutur.

Contoh:

Guru : Siapa yang piket hari ini?

Siswa : Ani (siswa yang bersangkutan maju)

Tuturan di atas, merupakan suatu pernyatan yang tujuannya meminta informasi dari mitra tutur atau lawan tutur.

4. Tindak Tutur Ekspresif

Tindak tutur ekspresif biasa juga disebut dengan tindak tutur evaluatif. Tindak tutur ekspresif merupakan jenis tindak tutur yang dimaksudkan oleh penuturnya agar ujarannya diartikan oleh lawan tutur sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Jenis tindak tutur ini berfungsi untuk mengekspresikan atau mengungkapkan perasaan dan sikap penutur kepada lawan tutur. Tindak tutur ini berupa tindak meminta maaf, berterimakasih, menyampaikan ucapan selamat, memuji, mengkritik, menyalahkan, mengeluh, dan menyanjung.

Searle (dalam Suyono 1990:5) mengatakan bahwa tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tuturan yang termasuk dalam jenis tuturan ekspresif tersebut antara lain tuturan memuji, mengucapkan terimakasih, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung.

(30)

Contoh:

Sudah bekerja keras tapi gaji tidak naik (mengeluh)

Tindak tutur di atas merupakan contoh tindak tutur ekspresif.

Penutur menyesuaikan dengan perasaanya pada waktu menggunakan tindak tutur ekspresif.

5. Tindak Tutur Deklaratif

Tindak tutur deklaratif dapat dijabarkan sebagai sebuah bentuk tuturan yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal yang baru misalnya status atau keadaan, pernyataan, dan penamaan. Bisa juga dikatakan bahwa tindak tutur deklarasi merupakan tindak tutur yang menghubungkan isi proposisi dengan realitas yang sebenarnya. Yule (2006:92) menyatakan bahwa tindak tutur deklarati merupaka jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui tuturan.

Contoh:

Kami menyatakan terdakwa bersalah

Pada waktu menggunakan deklarasi penutur mengubah dunia dengan kata-kata.

e. Tipe Tindak Tutur Komisif dan Ekspresif 1. Tipe Tindak Tutur Komisif

Dalam penelitian ini akan dibahas secara mendalam mengenai tindak tutur komisif sehingga kajian teori yang menjadi acuan adalah yang menyinggung mengenai seluk-beluk tindak tutur komisif dan

(31)

ekspresif. Seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penutur untuk melaksanakan apa yang disebutkan dalam tuturan. Dengan adanya kata mengikat tersebut, membuat si penutur harus melaksanakan apa yang telah dituturkannya.

Dengan memahami defenisi tindak tutur komisif, maka dapat disimpulkan bahwa tindak tutur komisif adalah tuturan yang menyatakan bahwa penutur akan melakukan suatu tindakan, tindakan itu memang belum dilakukan, tetapi penutur akan melakukan dengan mengatakannya terlebih dahulu kepada lawan tuturnya.

Di dalam tindak tutur komisif terdapat beberapa tipe, yaitu:

a) Tindak tutur komisif berniat, yaitu tindakan bertutur untuk menyatakan niat melakukan suatu pekerjaan/tindakan bagi orang lain. Niat itu dilakukan dalam kondisi ketulusan dengan pelaku tindakan betul-betul penutur sendiri. Tindakan tersebut belum dilakukan, dan akan dilakukan pada masa mendatang. Niat yakni bermaksud akan melakukan sesuatu (Chulsum, 2006:482).

Contoh :

Aku akan memberikannya makanan

b) Berjanji/kesanggupan, yaitu suatu tindakan bertutur yang dilakukan oleh penutur dengan menyatakan janji akan melakukan suatu pekerjaan yang diminta orang lain. Janji itu dilakukan dalam kondisi tulus (sungguh-sungguh). Orang yang akan

(32)

melakukan tindakan itu ialah orang yang mempunyai kesanggupan atas pekerjaan/tindakan.

Contoh:

Saya berjanji akan menyelesaikanya tahun ini

c) Bersumpah, yaitu tindak tutur komisif bersumpah adalah tindak tutur untuk meyakinkan mitra tutur tentang apa yang dilakukan/dituturkan oleh penutur ialah benar seperti yang dikatakan. Ikrar yang disampaikan dengan sungguh-sungguh atau pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi atas nama Tuhan.

Contoh:

Saya berani bersumpah bahwa pelakunya itu bukan dia, tetapi orang lain.

d) Mengancam, yaitu tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk memaksa mitra tutur melakukan sesuatu. Jika mitra tutur tidak melakukannya, maka penutur akan melakukan hal-hal negatif kepada mitra tutur.

Contoh:

Kamu harus tetap diam, jika ingin selamat.

e) Bernadzar, merupakan tindak tutur yang kemunculannya itu dilatarbelakangi karena adanya keinginan khusus oleh penutur, tetapi keinginan tersebut belum terlaksana sehingga melakukan tindak tutur nadzar. Apabila hal yang dikehendaki itu telah

(33)

terlaksana/terwujud, penutur akan melaksanakan apa yang telah dinadzarkan.

Contoh:

Saya akan berpuasa tiga hari berturut-turut jika saya lulus di Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2014.

2. Tipe Tindak Tutur Ekspresif

Tindak tutur ekspresif merupakan bentuk tindak tutur yang menyatakan apa yang dirasakan oleh penutur atau tindak tutur yang berkaitan dengan ekspresi sikap psikologis penutur terhadap petutur sehubungan dengan keadaan tertentu. Dengan tindak tutur ini, penutur dapat mengekpresikan keadaan-keadaan psikologis tentang pernyataan- pernyataan seperti meminta maaf, berterimakasih, menyampaikan ucapan selamat, memuji, mengkritik, menyalahkan, mengeluh, dan menyanjung.

Ekspresi yang dilakukan dalam tuturan merupakan ekspresi dari perasaan penutur saat itu.

Berikut merupakan penguraian beberapa tipe tindak tutur ekspresif, yaitu:

a) Meminta maaf, yaitu jenis tindak tutur yang diungkapkan oleh penutur karena adanya penyesalan dan mengakui kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan.

Contoh:

Mohon maaf telah membuatmu terlambat

(34)

b) Berterima kasih, merupakan jenis tindak tutur yang diungkpakn oleh penutur ketika si penutur telah menerima kebaikan atau sesuatu yang membuat si penutur merasa senang dan merasa bersyukur.

Contoh:

Terima kasih telah memberi saya kesempatan kedua

c) Menyampaikan ucapan selamat, merupakan jenis tindak tutur yang diungkapkan oleh penutur kepada mitra tutur ketika lawan tutur mendapatkan kebahagiaan atau keinginan lawan tutur tercapai, sehingga penutur mengucapkan kata selamat.

Contoh:

Selamat Anda atas keberhasilannya

d) Memuji, merupakan jenis tindak tutur yang diekspresikan oleh penutur kepada lawan tutur yang bertujuan untuk menyatakan sesuatu yang positif tentang seseorang.

Memuji yakni melahirkan ketakjubkan hati terhadap sesuatu yang dianggap memiliki kelebihan (Chulsum, 2006:552).

Contoh:

Pekerjaanmu hari ini sangat mengagumkan

(35)

e) Mengkritik, merupakan kecaman atau tanggapan yang sering kali disertai dengan pertimbangan baik buruk dan jalan keluar (Chulsum,2006: 396).

Contoh:

Kamu sebenarnya pintar hanya saja kamu sangat malas.

f) Mengeluh, yaitu jenis tindak tutur yang diungkapkan oleh seorang penutur kepada mitra tutur untuk menyatakan adanya kesusahan yang dialami penutr karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan, dsb (Chulsum, 2006:361).

Contoh:

Hidup tidak pernah berkembang meskipun telah keras Usahaku gagal terus.

g) Menyanjung, merupakan jenis tindak tutur yang diungkapkan oleh penutur kepada lawan yang bertujuan untuk melontarkan kata-kata pujian secara berlebihan, memuji-muji, mengangkat-angkat lawan tutur. Menyanjung yakni melontarkan kata-kata pujian untuk membangkitkan rasa senang, memuji secara berlebihan (Daryanto,197:531) Contoh:

Disamping kamu sangat cantik dan baik, juga kamu sangat pintar di dalam kelas

h) Menyalahkan merupakan jenis tindak tutur yang diungkapan oleh penutur kepada lawan tutur untuk

(36)

melemparkan kesalahan atau menyatakan, memandang, menganggap salah orang lain. Daryanto (1997:532) menyatakan bahwa menyalahkan yakni menyatakan atau memandang salah kepada orang lain.

Contoh:

saya tidak lulus karena kamu selalu mengajak saya pergi jalan-jalan.

2. Novel

a. Pengertian Novel

Novel sering juga disebut sebagai roman. Pada hakikatnya sudah diketahui oleh hampir seluruh lapisan masyarakat yang telah menduduki bangku sekolah. Akan tetapi, jika didefinisikan tentulah masih banyak perbedaan redaksional. Oleh karena itu, dalam penulisan ini dikemukakan beberapa batasan mengenai novel.

Secara etimologi, kata novel berasal dari bahasa latin “Novellus”

yang diturunkan pula dari kata “noveus” yang berarti baru. Dikatakan baru karena jika dibandingkan dengan sastra lainnya, seperti puisi, drama, dan lain-lain, maka jenis novel muncul kemudian. Novel lebih luas cakupannya dibandingkan cerpen.

Adapun defenisi novel yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu sebagai berikut:

Nurgiyantoro (2000:18) mengungkapkan novel merupakan suatu cerita fiksi yang tidak selesai dibaca sekali duduk dan terdiri dari tema, alur,

(37)

plot, dan penokohan. Novel merupakan bagian dari karya sastra yang berbentuk fiksi atau cerita rekaan, namun ada pula yang merupakan kisah nyata. Rahim (2013:149) mengemukakan bahwa novel merupakan prosa rekaan yang menyajikan adegan atau kronik kehidupan manusia melalui gerak para tokoh, yang mengikuti alur tertentu, disertai dengan latar atau serangkaian peristiwa yang tersusun dalam panjang tertentu hingga membentuk suatu cerita.

Azis (2011:12) mengemukakan bahwa novel merupakan cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas, yaitu cerita dengan plot dan tema yang kompleks, karakter yang banyak dan setting cerita yang beragam.

Selanjutnya, Zulfahnur, dkk. (1996:67) menyatakan bahwa novel merupakan cerita fiksi yang melukiskan suatu peristiwa yang luar biasa dari kehidupan tokoh cerita, di mana kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah perjalanan nasib tokohnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:788) mengemukakan bahwa novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak, dan sifat setiap pelaku.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa novel adalah karangan prosa yang lebih panjang dibandingkan karangan prosa lainnya dan melukiskan suatu peristiwa kehidupan tokoh cerita yang akhirnya terjadi perubahan hidup tokohnya. Novel lebih luas dibandingkan dengan cerpen.

(38)

b. Ciri-Ciri Novel

Sebuah novel memiliki beberapa ciri yang dapat dijadikan sebagai pegangan untuk mengetahui apakah novel atau bukan. Adapun ciri-ciri, yaitu;

1. Jumlah kata lebih dari 35.000 buah

2. Jumlah waktu rata-rata yang dipergunakan buat membaca novel yang paling pendek diperlukan waktu minimal 2 jam atau 120 menit.

3. Jumlah halaman novel minimal 100 halaman

4. Novel bergantung pada pelaku dan mungkin lebih dari satu pelaku

5. Novel menyajikan lebih dari satu impresi, efek dan emosi 6. Skala novel luas

7. Seleksi pada novel lebih luas

8. Unsur-unsur kepadatan dan intensitas dalam novel kurang diutamakan.

c. Jenis - jenis Novel

Dalam arti luas, novel adalah cerita berbentuk prosa dalam unsur yang luas. Ukuran yang luas di sini dapat diartikan cerita dengan plot (alur).

Namun, novel bersifat kompleks, suasana yang beragam, dan setting cerita yang beragam pula. Namun ukuran luas disini juga mutlak demikian, mungkin yang luas hanya salah satu unsur fiksi saja.

(39)

Berdasarkan nyata atau tidaknya suatu cerita,novel terbagi dua jenis, yaitu:

a) Novel fiksi, yaitu berkisah tentang hal yang fiktif dan tidak pernah terjadi, tokoh, alur maupun latar belakangnya hanya rekaan penulis saja.

b) Novel non fiksi, yaitu novel yang bercerita tentang hal nyata yang sudah pernah terjadi, lumrahnya jenis novel ini berdasarkan pengalaman seseorang, kisah nyata atau berdasarkan sejarah. Jenis novel ini merupakan kebalikan dari jenis novel fiksi/nyata.

1. Jenis novel berdasarkan genre cerita, jenis novel ini di bagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a) Novel romantik, yaitu cerita novel yang berkisah seputar percintaan dan kasih sayang dari awal hingga akhir sebuah cerita.

b) Novel horror, yaitu jenis novel yang memiliki cerita yang menegangkan, seram dan pastinya membuat pembaca berdebar debar, umumnya bercerita tentang hal hal yang mistis atau seputar dunia gaib.

c) Novel misteri, yaitu jenis novel yang lebih rumit karena akan menimbulkan rasa penasaran oleh pembacanya mulai dari awal hingga akhir cerita.

(40)

d) Novel komedi, yaitu jeni novel yang mengandung unsur kelucuan atau membuat orang/pembaca tertawa dan benar benar tertidur.

e) Novel Inspiratif, yaitu jenis novel yang ceritanya mampu menginspirasi pembaca ketika membaca novel jenis inspiratif tersebut.

2. Jenis novel berdasarkan isi dan tokoh yaitu:

a) Teenlit, yaitu jenis novel yang bercerita seputar permasalahan para remaja umumnya, tentang cinta atau persahabatan.

b) Chicklit, yaitu jenis novel yang bercerita tentang seputar kehidupan yang dihadapi oleh seorang wanita muda pada umumnya.

c) Songlit, yaitu novel yang ditulis berdasarkan sebuah lagu.

contohnya ruang rindu. Di mana judul novel adalah judul sebuah lagu ciptaan letto group band Indonesia.

d) Novel dewasa, yaitu jenis novel yang ceritanya bisa seputar percintaan yang mengandung unsur sensualitas. Novel dewasa ini hanya dikhususkan dibaca oleh orang-orang dewasa.

d. Unsur–Unsur Novel

Novel sebagai karya fiksi, dibangun oleh berbagai unsur yang tidak boleh terpisahkan dari sebuah karya fiksi khususnya novel. Secara garis besarnya novel dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. Unsur ekstrinsik yaitu unsur yang membangun novel dari luar.

(41)

Sedangkan unsur instrinsik yaitu unsur yang membangun novel dari dalam.

Unsur luar fiksi (novel) jarang dibicarakan jika membahas mengenai unsur pembangunan sebuah karya fiksi. Dikatakan demikian, karena unsur luar fiksi memuat yang sangat luas tentang segi-segi kehidupan dalam segala aspek.

Rahim (2013:150) mengemukakan secara ringkas mengenai unsur- unsur instrinsik suatu karya fiksi (novel), yaitu:

a. Tema

Tema merupakan gagasan dasar atau ide gagasan umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks.

Tema ini bersifat tersirat. Artinya tema hanya bisa diketahui ketika seluruh cerita dibaca dan dipahami.

b. Setting/latar

Setting/latar merupakan tempat peristiwa terjadi, latar belakang fiksi, unsur dan ruang dalam suatu cerita. Setting ini bermacam-macam, yakni setting waktu, suasana, tempat dan lain- lain.

c. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku yang terlibata di dalam sebuah cerita.

penokohan artinya penggambaran watak tokoh dalam sebuah cerita (novel).

(42)

d. Alur/plot

Alur/plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibagi menjadi dua bagian, yaitu alur maju dan alur mundur.

Alur maju merupakan rangkaian peristiwa cerita dari awal hingga akhir. Sedangkan alur mundur kebalikan dari alur maju.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.

e. Novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard

Novel pelayaran terselubung (BURN) merupakan salah satu novel karya Linda howard. Novel ini asli terbitan Gramedia. Sama halnya dengan Inferno, Pelayaran Terselubung juga merupakan novel jenis misteri thriller dengan kategori novel terjemahan yang terbit pada bulan April 2013. Novel dengan settting kapal pesiar ini bercerita tentang penculikan.

Novel karya Linda Howard ini memiliki jumlah halaman sebanyak 560 halaman dan bergategorikan dalam jenis novel dewasa. Dikatakan novel dewasa karena narasinya mengandung cerita romantik.

B. Kerangka Pikir

Bahasa dalam penggunaannya sampai sekarang ini masih cukup memprihatinkan. Terkadang penutur bahasa indonesia khususnya di kalangan warga indonesia itu sendiri, masih menggunakan bahasa indonesia begitu saja

(43)

tanpa dasar dan tanpa pengetahuan yang cukup memadai tentang jenis bahasa yang dituturkannya. Dikatakan demikian, karena masih sering ditemukan penutur yang beranggapan bahwa ketika sudah mampu bercakap atau menuturkan bahasa indonesia dengan lancar, maka sudah berarti bahwa bahasa indonesia sudah dikuasai dengan baik. Padahal di dalam cakupan bahasa indonesia terdapat satuan- satuan bahasa yang harus diketahui. Salah satu dari beberapa satuan bahasa indonesia, yaitu pragmatik, lebih khususnya lagi yaitu tindak tutur.

Bahasa sebagai wahana komunikasi. Sedangkan ujar atau tutur sebagai penggunaan wahana itu oleh pada suatu kejadian tertentu. Bahasa bisa dicapai dengan melalui tuturan. Tuturan didapatkan secara langsung maupun tidak langsung. Tuturan tidak langsung dapat ditemukan dalam sebuah tulisan atau dala sebuah karya sastra. Salah satu karya sastra yang sering ditemukan tuturan di dalamnya, yaitu novel. Maka dengan menganalisis ujaran atau tuturan dalam wacana novel pelayaran terselubung karya linda howard, seseorang boleh berharap untuk mengidentifikasi satuan-satuan bahasa.

Dengan memperhatikan uraian pada tinjauan pustaka, maka pada bagian ini akan diuraikan beberapa hal yang dijadikan penulis sebagai landasan berpikir.

Selanjutnya, landasan berpikir yang dimaksud tersebut akan mengarahkan penulis untuk menemukan data dan informasi dalam penelitian ini.

(44)

Berikut ini merupakan penguraian secara rinci landasan berpikir yang dijadikan pegangan oleh penulis dalam penelitian ini:

a. Novel pelayaran terselubung merupakan novel terjemahan karya Linda Howard yang diterbitkan oleh gramedia pada tahun 2013 dengan ketebalan 560 halaman.

b. Pragmatik merupakan satuan bahasa indonesia yang mengkaji tentang tindak tutur.

c. Tindak tutur merupakan tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan.

d. Tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif merupakan dua di antara beberapa jenis tindak tutur. Tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur eveluatif yang digunakan oleh penutur untuk mengungkapkan ekspresinya. Adapun tipe tindak tutur ekspresif terdiri dari tipe tindak tutur mengeluh, mengkritik, memuji, menyanung, berterima kasih, menyalahkan, menyampaikan ucapan selamat, meminta maaf dan mengkritik. Sedangkan tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melakukan sesuatu yang telah dituturkannnya. Adapun tipe tindak tutur komisif terdiri dari tipe tindak tutur berjanji/kesanggupan, bersumpah, bernadzar, dan mengancam.

Penelitian pragmatik, dalam upaya menganalisis tindak tutur khususnya tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif dalam wacana novel Pelayaran Terselubung karya Linda Howard, maka dapat membantu menafsirkan segala

(45)

makna dan bentuk bahasa khususnya jenis tindak tutur yang digunakan oleh penulis sebagai sarana komunikasi kepada pembaca di dalam wacana novel tersebut.

Bagan Kerangka Pikir

Pragmatik

Tindak Tutur

Tindak Tutur Ekspresif Tindak Tutur Komisif

Mengeluh Mengkritik Memuji

Menyampai kan ucapan

selamat

Berterima Kasih

Meminta Maaf

Mengkritik

Menyanjung

menyalahkan

Berjanji/kesanggupan Bersumpah

Mengancam m

bernadzar Memuji

Analisis

Temuan

Novel Pelayaran Terselubung (BURN) Karya Linda Howard

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriftif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berkaitan mengenai data yang bukan berupa angka tetapi berupa kualitas bentuk-bentuk variabel yang berwujud tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif dalam tuturan yang digunakan oleh para tokoh di dalam novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard, sehingga data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan.

2. Desain Penelitian

Penyusunan desain harus dirancang berdasarkan pada prinsip penelitian deskriptif dan penelitian kualitatif, yang meliputi;

mengumpulkan, mengolah, mereduksi, menganalisis dan menyajikan data secara objektif atau menggambarkan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang menyertainya sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan untuk memperoleh data.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini yaitu tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif yang diujarkan oleh para tokoh dalam wacana novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard.

33

(47)

C. Batasan Istilah

Untuk memeperoleh pemaknaan yang sama terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis perlu mengemukakan batasan istilah, yaitu:

1. Analisis merupakan pegamatan yang dilakukan untuk memperoleh data yang lebih akurat terhadap satu pokok permasalahan.

2. Tindak tutur merupakan tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan. Tindak tutur digunakan karena pada dasarnya seseorang dalam mengungkapkan ekspresi itu, ia tidak hanya berekspresi tetapi ia juga menindakkan sesuatu yang dimaksudnya.

3. Tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang dipahami penutur untuk mengikat dirinya terhadap tindakan-tindakan atau menindakkan sesuatu di masa yang akan datang.

4. Tindak tutur ekspresif merupakan jenis tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk menyatakan apa yang dirasakan ataupun dilihatnya.

D. Data dan Sumber Data 1. Data

Data penelitian ini berupa tuturan-tuturan yang dituturkan oleh para tokoh dalam novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard.

Tuturan-tuturan tersebut tidak semuanya digunakan sebagai data tetapi yang digunakan hanyalah tuturan-tuturan yang mengandung daya tindak tutur.

(48)

Adapun tuturan-tuturan yang dijadikan sebagai data terdiri atas tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif.

2. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah sebuah novel berjudul Pelayaran Terselubung karya Linda Howard, tebal keseluruhan berjumlah 560 halaman yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu teknik observasi, pencatatan dan dokumentasi dengan jalan mengumpulkan data melalui sumber tertulis. Hal ini dilakukan dengan cara penelitian pustaka yaitu:

1. Membaca berulang-ulang novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard.

2. Mencatat data yang termasuk tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif yang digunakan oleh para tokoh dalam mengungkpkan ekspresinya yang terdapat di dalam novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard.

3. Mengklasifikasi data yang termasuk tindak tutur ekpresif dan tindak tutur komisif.

F. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis pragmatis yaitu analisis bahasa berdasarkan pada sudut pandang pramatik. Teknik yang digunakan yaitu teknik identifikasi. Teknik tersebut adalah teknik yang

(49)

dilakukan dengan cara menetapkan suatu jenis tindak tutur. Tindak tutur yang mempunyai kesamaan karakteristik diklasifikasi ke dalam satu jenis tindak tutur.

Adapun kegiatan analisis data dilakukan dalam tiga tahap, yaitu 1. Transkrip data

Pada tahap transkrip data, penulis menganalisis data dengan mentranskripsi data dari tuturan para tokoh. Dalam menentukan data (tuturan) yang akan dianalisis diperlukan kriteria sebuah tuturan untuk memudahkan dalam penentuannya.

Adapun kriteria tuturan itu adalah sebagai berikut:

a. Berupa tuturan langsung tokoh cerita

Tuturan yang dimaksud yakni tuturan yang mengandung jenis tindak tutur ekspresif maupun jenis tindak tutur komisif.

b. Mengandung satu gagasan yang tertuang dalam sebuah tuturan Mengandung satu gagasan yang tertuang yakni hanya mengandung satu unsur atau maksud si penutur. Hal tersebut agar penulis mudah menentukan jenis tindak tutur yang digunakan oleh tokoh di dalam novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard tersebut.

c. Tuturan itu dinyatakan dengan tanda petik awal dan akhir

Untuk menemukan data atau tuturan tokoh di dalam novel Pelayarran Terselubung Karya Linda Howard, penulis hanya melihat kalimat yang disertai dengan tanda petik awal dan akhir.

(50)

2. Mereduksi

Setelah data ditemukan, selanjutnya peneliti mereduksi tuturan yang telah ditemukan untuk diseleksi kutipan atau data yang mana lebih spesifik itulah yang akan diambil.

3. Klasifikasi data

Klasifikasi data atau bisa juga disebut sebagai pengelompokkan data. Klasifikasi atau pengelompokan ini dilakukan dengan tujuan untuk memilah tuturan berdasarkan jenis tindak tutur (tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif). Klasifikasi data yang dilakukan ini guna untuk memudahkan penulis dalam memaparkan atau mendeskripsikan data.

2. Teknik pemaparan/pendeskripsian hasil analisis data

Pada tahap ini penulis mendeskripsikan data (tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif) dalam novel tersebut. Teknik pemaparan atau pendeskripsian ini guna untuk memberikan pemahaman kepada pembaca tentang hal yang di maksud di dalam penelitian yang dilakukan.

3. Mengadakan pemeriksaan kebahasaan data berupa tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif di dalam wacana novel Pelayaran Terselubung (BURN) karyaLinda Howard yang telah diamati sebagai hasil penelitian.

Pemeriksaan keabsahan tersebut dilakukan untuk meninjau ulang hasil penelitian hal tersebut dimaksudkan oleh peneliti untuk menghindari terjadinya makna ambigu di dalam hasil penelitian.

(51)

4. Bila hasil penelitian sudah dianggap sesuai, maka hasil tersebut dianggap sebagai hasil akhir.

Analisis data dilakukan secara sistematis, dilakukan dengan teliti agar hasil data penelitian sesuai dengan objek penelitian. Oleh karena itu dibutuhkan teknik-teknik seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Hal tersebut mengacu kepada pendapat Miles & Huberman (1984), agar dapat menfasirkan dan menginterpretasi data secara baik dibutuhkan ketekunan, ketelitian, kesabaran, dan kreativitas yang tinggi peneliti sehingga mampu memberikan makna pada setiap fenomena atau data yang ada.

(52)

BAB IV

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini berupa uraian-uraian secara rinci data penelitian atau analisis data tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif dalam wacana novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard. Dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif, data yang akan disajikan pada bagian ini adalah data yang memuat tipe-tipe tindak tutur ekpresif dan tindak tutur komisif yang terbagi dalam 2 bagian. Bagian pertama mengemukakan hasil analisis data yang merupakan hasil penelitian, sedangkan bagian kedua memuat pandangan peneliti dengan hasil penelitian yang merupakan pembahasan.

A. Hasil Analisis Data

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa di dalam penelitian ini, peneliti menganalisis dua jenis tindak tutur, yaitu tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif. Oleh karena itu, hasil penelitian keduanya diklasifikasikan berdasarkan tipe tindak tutur ekspresif dan tipe tindak tutur komisif. Adapun hasil penelitian atau analisis data dari kedua jenis tindak tutur (tindak tutur ekspresif dan tindak tutur komisif) tersebut dipaparkan sebagai berikut:

1. Ansalisis Data Tipe Tindak Tutur Ekspresif dalam Wacana Novel Pelayaran Terselubung Karya Linda Howard

Telah diuraikan sebelumnya bahwa data yang dianalisis di dalam wacana novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard ini

39

(53)

meliputi tindak tutur ekspresif. Adapun tindak tutur ekspresif memiliki beberapa tipe, meliputi: tindak tutur meminta maaf, berterima kasih, menyampaikan ucapan selamat, memuji, mengkritik, mengeluh, menyanjung dan menyalahkan.

Berikut hasil penelitian atau analisis data tindak tutur ekspresif berdasarkan beberapa tipe tindak tutur ekspresif yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu:

a. Tindak Tutur Meminta Maaf

Tindak tutur meminta maaf merupakan jenis tindak tutur yang diungkapkan oleh penutur karena adanya penyesalan dan mengakui kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan. Berikut data tindak tutur ekspresif tipe meminta maaf ditemukan di dalam novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard, yaitu:

Tindak tutur meminta maaf terdapat pada halaman 50 Asisten Ms. Smith :“Jenner Redwine?”

Jenner : “Ya.”Berdiri mencengkeram tasnya

Asisten Ms. Smith :Maaf telah membuat Anda menunggu. Saya asisten M.sSmith. Bisakah Anda kesini?”

Kutipan dialog di atas termasuk tindak tutur ekspresif tipe tindak tutur meminta maaf. Dikatakan demikian, karena lewat tuturan itu diekspresikan oleh seorang wanita kepada Jenner tentang penyesalannya karena membuat Jenner menunggu lama untuk menerima pelayanan di kantor tersebut.

Permintaan maaf ditandai dengan adanya pernyataan asisten Ms. Smith

Maaf telah membuat Anda menuggu” kepada Jenner. Kata “Maaf”di dalam kutipan kalimat tersebut merupakan sebuah penyesalan dari penutur kepada

(54)

lawan tutur. Kata “ Maaf” dituturkan merupakan sebuah ungkapan apa yang dirasakan si penutur dan merupakan evaluasi bagi si lawan tutur. Evaluasi maksudnya bahwa dengan kata “ Maaf”, memberikan kesempatan kepada lawan tutur untuk berpikir apakah kesalahan yang dibuat oleh si penutur berhak untuk dimaafkan atau tidak. Ketika seseorang telah melakukan kesalahan dan menyadari akan kesalahannya tersebut maka hal yang dilakukannya adalah meminta maaf. Hal demikianlah juga yang dirasakan oleh Mrs. Smith kepada Jenner.

Tindak tutur ekspresif meminta maaf juga terdapat pada kutipan dialog di bawah ini:

Tindak tutur meminta maaf terdapat pada halaman 288 Pelayan : “Maaf.”Anak itu menyembur

Larkin : “Yah, Ampun! Teriak Larkin mengatasi keberisikan.

Pelayan : “Ya, Sir. Maaf, Aku minta maaf.” jawab pelayan restoran

Kutipan dialog di atas mengandung tindak tutur ekspresif tipe meminta maaf. Hal tersebut ditandai dengan adanya pernyataan “Ya, Sir.

Maaf, Aku minta maaf”. Dari kalimat tersbeut terdapat kata “Maaf” kata tersebutlah yang mempertegas sehingga kutipan kalimat di atas disebut sebagai tindak meminta maaf. Permintaan maaf dilontarkan oleh pelayan karena dengan tidak sengaja telah menjatuhkan baki disekitar pelanggan.

Kemudian pelanggan merasa terganggu dan menegurnya sehingga pelayan tersebut menyatakan permintaan maaf. Kata “Maaf” yang dituturkan oleh si penutur merupakan ungkapan ekspresi yang dirasakannya yakni karena si penutur merasa bersalah telah menganggu si lawan tutur ditempat mereka

(55)

keduanya berada. Ungkapan ekspresi si penutur tersebut juga merupakan evaluasi bagi si lawan tutur. Evaluasi maksudnya apakh dengan permintaan maaf atau kesalahan Pelayan tersebut berhak untuk dimaafkan atau tidak

Tindak tutur ekspresif meminta maaf juga terdapat pada kutipan dialog di bawah ini:

Tindak tutur meminta maaf terdapat pada halaman 407

Tiffany : “Sekali lagi, aku sangat menyesal sudah menyeretmu ke dalam drama ini. Apakah dimaafkan?” kata Tiffany.

Jenner :“ Tentu saja”. Jawab Jenner.

Kutipan dialog di atas merupakan jenis tindak tutur tipe meminta maaf. Hal tersebut ditandai dengan adanya pernyataan di dalam tuturan Tiffany “Aku sangat menyesal sudah menyeretmu ke dalam drama ini, Apakah dimaafkan?”.Di dalam kutipan kalimat yang dituturkan oleh Tiffany tersebut terdapat kata “Apakah dimaafkan?”. Tuturan tersebut merupakan pernyataan yang mempertegas bahwa kutipan diatas termasuk tindak tutur meminta maaf dan diungkapkan oleh Tiffany karena merasa bersalah kepada Jenner. Seperti halnya yang telah diuraikan sebelumnya bahwa seseorang akan meminta maaf karena adanya penyesalan dan mengakui kesalahan atau kekeliruan yang telah dilakukan terhadap orang lain.

b. Tindak Tutur Berterima Kasih

Berterima kasih, merupakan jenis tindak tutur yang diungkapakn oleh penutur ketika si penutur telah menerima kebaikan atau sesuatu yang membuat si penutur merasa senang dan merasa bersyukur. Berikut merupakan

(56)

hasil analisis data tindak tutur ekspresif berterima kasih yang ditemukan di dalam novel Pelayaran Terselubung (BURN) karya Linda Howard.

Tindak tutur berterima kasih terdapat pada halaman 44

Jenner : “Aku melihat iklanmu, apa maksudnya layanan penuh?”

Perempuan: “ Itu berarti kami menawarkan perencanaan keuangan dan layanan investasi, juga permbiyaan untuk rumah, mobil, kapal, pinjaman pribadi tanpa agunan, dan berbagaia rencana rekeniing tabungann yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda”.

Jenner :“Terima kasih”. Jenner memutus telepon.

Kutipan dialog di atas merupakan jenis tindak tutur ekspresif dengan tipe mengucapkan terima kasih. Hal tersebut ditandai dengan adanya ungkapan kata “ Terima kasih” yang diucapkan oleh Jenner kepada seorang wanita.

Tuturan yang diungkapakn oleh Jenner tersebut merupakan ungkapan ekspresi rasa senang karena telah menerima kebaikan dari seorang perempuan.

Kebaikan yang dimaksud yakni si perempuan tersebut menjawab dengan sempurna dari pertanyaan yang diajukan oleh Jenner dan pertanyaan yang diajukan tersebut memang sangat dibutuhkan jawabannya untuk mendapatkan sebuah informasi oleh Jenner. Seseorang akan mengucapkan terima kasih ketika sedang mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dan membuat hati merasa senang. Seperti itulah dirasakan oleh Jenner sehingga menuturkan kata

“Terima kasih”kepada si perempuan tersebut.

Selanjutnya, tindak tutur ekspresif berterima kasih juga terdapat pada kutipan dialog di bawah ini:

Tindak tutur berterima kasih pada terdapat halaman 200

(57)

Ryan : “Ada kekacauan dalam ruangan kami. Dan kami punya ruangan dengan dua ruangan. Kau boleh memakai yang lainnya kalau mau”.

Jenner :“Terima kasih banyak. Tetapi pertama-tama aku akan memeriksa apakah ada kabin lain yang tersedia”.

Kutipan dialog di atas merupakan jenis tindak tutur tipe berterima kasih. Hal tersebut ditandai dengan adanya tuturan yang dituturkan oleh Jenner pada saat ditawarkan oleh Ryankamar tidur “Terima kasih banyak”.Ungkapan kata “Terima kasih” tersebut merupakan gambaran ekspresi yang dirasakan oleh Jenner karena merasa telah menerima kebaikan dari Ryan. Sama halnya dengan uraian yang dipaparkan sebelumnya, bahwa seseorang akan menuturkan kata “Terima kasih” ketika dirinya sedang dalam keadaan senang dan kesenangannya tersebut disebabkan oleh orang lain atau lawan tutur.

Selanjutnya, tindak tutur ekspresif berterima kasih juga terdapat pada kutipan dialog di bawah ini:

Tindak tutur berterima kasih terdapat pada halaman 215 Bridget :“Ini es yangkau minta, Sir”.

Chael :“Terima kasih. Letakkan di atas meja, tolong”.

Bridget : “Ya, sir”

Kutipan dialog di atas merupakan jenis tindak tutur ekspresif dengan tipe berterima kasih. Dikatakan demikian, karena Chael mengungkapkan kalimat “Terima kasih. Letakkan di atas meja tolont” . Di dalam kutipan kalimat tersebut terdapat kata “Terima kasih” yang dituturkan oleh Chael.

Kata “Terima Kasih” tersebut merupakan gambaran ekspresi rasa syukur atau ekspresi senang karena telah menerima kebaikan atau telah diberikan es oleh Bridget. Chael merasa senang dengan pemberian Bridget tersebut sehingga dia mengucapkan kata “Terima kasih” kepada Bridget. Tindakan (tuturan

Referensi

Dokumen terkait

Searle (dalam Rahardi, 2003:72) menggolongkan tindak tutur ilokusi dalam aktivitas bertutur ke dalam lima macam bentuk tuturan yaitu (1) tindak tutur asertif, (2) tindak tutur