• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESULITAN BELAJAR OPERASI HITUNG PEMBAGIAN PADA SISWA KELAS IV SDN 84 PEKANBARU

N/A
N/A
Ratih Rahmawati

Academic year: 2023

Membagikan "KESULITAN BELAJAR OPERASI HITUNG PEMBAGIAN PADA SISWA KELAS IV SDN 84 PEKANBARU"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KESULITAN BELAJAR OPERASI HITUNG PEMBAGIAN PADA SISWA KELAS IV SDN 84 PEKANBARU

Rika Amelia1, Dea Mustika2

1,2Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Riau

1rikaameliaa5@gmail.com, 2deamustika@edu.uir.ac.id

LEARNING DIFFICULTY IN THE ARITHMETIC OPERATIONS OF DIVISION AT GRADE IV STUDENTS OF SDN 84 PEKANBARU

ARTICLE HISTORY ABSTRACT

Submitted:

10 September 2022 10th September 2022

Accepted:

05 Oktober 2022 05th October 2022

Published:

20 Oktober 2022 20th October 2022

Abstract: This article discusses the learning difficulties in arithmetic operations of division for the fourth-grade students of SDN 84 Pekanbaru and finds out the solutions to overcome the difficulties in arithmetic operations of division for the fourth-grade students. The research method used was a descriptive qualitative research design. The source of data obtained in the research came from five fourth-grade students. The data collection techniques used were observation, interviews, and documentation. Based on the research, there were validity tests and triangulation data. The data were analyzed through data reduction, data presentation, and conclusion. The research was conducted at SDN 84 Pekanbaru. The results of the research conducted by the researchers showed that there were some students who did not understand enough the concept of division as repeated subtraction, students who did not master enough the arithmetical operation skills of downward division, and the difficulty of the arithmetic operation of division understanding about the story.

Keywords: learning difficulties, math, arithmetic operations, division

Abstrak: Artikel ini membahas kesulitan belajar operasi hitung pembagian pada siswa kelas IV SDN 84 Pekanbaru dan solusi untuk mengatasi kesulitan operasi hitung pembagian pada siswa kelas IV. Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data yang didapatkan pada penelitian berasal dari 5 orang siswa kelas IV.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Dalam penelitian ini, digunakan uji keabsahan data triangulasi. Data dianalisis dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Penelitian dilakukan di SDN 84 Pekanbaru. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa terdapat beberapa siswa yang kurang memahami konsep pembagian sebagai pengurangan berulang, kurang menguasai keterampilan berhitung pembagian bersusun kebawah, serta sulitnya memahami operasi hitung pembagian dalam bentuk soal cerita.

Kata Kunci: kesulitan belajar, matematika, operasi hitung, pembagian

CITATION

Rika, A., & Mustika, D. (2022). Kesulitan Belajar Operasi Hitung Pembagian Pada Siswa Kelas IV SDN 84 Pekanbaru. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11 (5), 1430-1441. DOI: http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i5.9193.

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan sebuah kebutuhan manusia. (Mustika, 2017) menyatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa, dimana guru sebagai pengajar dan siswa sebagai

pembelajar. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan (Pane & Darwis Dasopang, 2017) bahwa pembelajaran pada dasarnya adalah sebuah proses yang artinya, proses mengkoordinir dan mengorganisasikan lingkungan sekitar peserta didik agar mereka dapat terpacu untuk tumbuh dan melaksanakan

(2)

proses pembelajaran. Ada banyak perbedaan dalam belajar, seperti ada beberapa siswa dapat mencerna bahan pembelajaran, sementara yang lain mencernanya dengan lambat. Akibatnya, ada kesulitan belajar yang dihadapi selama proses pembelajaran, dan sebagai konsekuensinya, guru dapat menyesuaikan strategi belajar mereka dengan keadaan setiap peserta didik.

Sugihartono (dalam Magdalena et al, 2021) menyatakan bahwa “Kesulitan belajar sebagai gejala yang nampak pada peserta didik yang ditandai dengan hasil belajar yang kurang baik”. Menurut (M. Imamuddin et al., 2020) menyatakan bahwa “Kesulitan belajar bukan hanya semata-mata karena rendahnya intelegensi peserta didik. Namun, ada faktor non-intelegensi yang membuat peserta didik dimana sulit dalam pembelajaran”. Marlina (dalam Sisca et al, 2019) mengatakan bahwa banyak anak dengan ketidak mampuan belajar mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Pendapat Jamal (Putridayani &

Chotimah, 2018) “Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dikarenakan faktor internal serta eksternal. Faktor internal adalah faktor- faktor yang bersumber dari siswa. Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar.

Pembelajaran matematika adalah suatu mata pelajaran yang esensial dan sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagian besar kehidupan manusia sehari-hari membutuhkan penggunaan konsep matematika, misalnya ketika menghitung jumlah uang. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan penguasaan matematika yang baik. Namun, banyaknya siswa yang tidak menggemari mata pelajaran ini sebab matematika dipandang selaku mata pelajaran yang rumit. Hal tersebut membuat banyak siswa kesulitan dalam mempelajari matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV di SDN 84 Pekanbaru, mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran sering terjadi beberapa kesulitan salah satunya

adalah kesulitan dalam pembelajaran matematika, menurut guru permasalahan yang sering terjadi yaitu pada materi operasi hitung pembagian, dalam hal ini guru telah memberikan pemahaman materi dengan optimal serta menggunakan media yang tepat, namun masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar operasi hitung pembagian, kesulitan tersebut disebabkan karena siswa yang belum menguasai perkalian serta belum memahami konsep dari pembagian tersebut sehingga siswa akhirnya sulit untuk mengerjakan materi matematika dan juga dapat berakibat terhadap hasil belajar siswa.

Sejalan dengan yang dikemukakan (Indah et al., 2020) menyatakan bahwa Kesulitan belajar operasi hitung pembagian pada peserta didik disebabkan oleh kesalah pahaman konsep, keterampilan berhitung, dan pemecahan masalah. Serta (Magdalena et al, 2021) menyimpulkan bahwa Ada berbagai alasan mengapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami matematika. Secara khusus, kemampuan guru untuk mempresentasikan apa yang telah dipelajari dengan penggunaan metode serta media yang tidak tepat belum optimal.

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah diatas tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kesulitan Belajar Operasi Hitung Pembagian Pada Siswa Kelas IV SDN 84 Pekanbaru serta solusi untuk mengatasi kesulitan operasi hitung pembagian.

Pentingnya penelitian ini dilakukan karena dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa selama menyelesaikan operasi hitung pembagian, sehingga dapat ditemukan solusi lebih lanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut. Serta untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran terkait operasi hitung pembagian.

KAJIAN TEORI

Belajar ialah proses dimana mengubah perilaku, kepribadian, serta pandangan yang terlihat pada perluasan wawasan, kemampuan,

(3)

gagasan, sikap, serta kebiasaan selaku hasil dari pengalaman seseorang, motivasi, pembelajaran serta interaksi terhadap orang lain di lingkungan. (Suyono, 2014 ; Mustika, 2021) mengungkapkan dimana belajar merupakan kegiatan ataupun proses mendapatkan pengetahuan, peningkatan keterampilan, meningkatkan perilaku serta hubungan. Menurut (Djamaluddin & Wardana, 2019) ; Nurjan 2016) mengungkapkan dimana pengertian belajar di definisikan selaku suatu proses berubahnya kepribadian yang di dalamnya terjadi peningkatan kualitas pribadi.

Kesulitan belajar ialah ketidakmampuan yang dialami seseorang pada proses belajar yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab terjadinya prestasi belajar. Kesulitan belajar juga ditandai ketika seseorang tidak dapat belajar dengan baik dan sulit bagi seseorang untuk memahami materi pembelajaran.

(Abdullah & Amansyah, 2016 ; Fatah et al., 2021) mengatakan bahwa Kesulitan belajar umum terjadi pada anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, dan baik pria ataupun wanita. Secara umum, kesulitan belajar ialah ketidakmampuan belajar dimana tidak menghasilkan hasil pembelajaran seperti yang diharapkan.

Kesulitan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Anurrahman dalam (Wahyudi et al., 2018) mengatakan bahwa Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar muncul karena terdapat masalah belajar dari sudut pandang siswa, baik dari segi minat, keterampilan, ataupun pengetahuan. Menurut dalyono dalam (Hanik, 2013 ; Ismail, 2016 ; Rizky et al., 2018) menyatakan bahwa Penyebab kesulitan belajar dipengaruhi oleh dua faktor : internal serta eksternal. Faktor internal adalah faktor dimana berasal dari siswa, dan faktor eksternal adalah faktor dimana berasal dari luar siswa. Menurut Menurut (Taranita 2018 ; Budiyanto 2015) Cara mengatasi kesulitan belajar ialah diantaranya:

1. Tempat duduk siswa 2. Masalah Kesehatan 3. Program perbaikan

4. Dukungan media serta alat peraga 5. Lingkungan belajar yang menyenangkan

Matematika adalah bagian fundamental dari upaya meningkatkan mutu pendidikan sebagai salah satu mata pelajaran dimana diajarkan di lembaga formal. (Siagian, 2016 ; Kamarullah, 2017) mengatakan bahwa Matematika ialah suatu bidang ilmu dimana memegang peranan penting pada perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Menurut (Nabila, 2021 ;Yuliana et al., 2020) Matematika adalah suatu mata pelajaran di sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Matematika ialah ilmu dimana erat kaitannya dalam kehidupan manusia sehari-harinya..

Operasi hitung pembagian merupakan operasi aritmatika dasar dimana merupakan kebalikan dari operasi perkalian. (Yani & Tarigan, 2021 ; Wahyuningtyas 2016) mengatakan bahwa pembagian adalah operasi matematika dasar di mana bilangan bulat besar dibagi secara merata menjadi bilangan yang lebih kecil menggunakan bilangan pembagi. Oktaviani (dalam (Rosyadi, 2016 ; Wardani et al, 2021) juga mengatakan bahwa operasi hitung pembagian ialah membagi dengan bilangan dua angka serta bilangan satu angka, yakni satuan serta puluhan. Penyelesaiannya mempunyai aturan yakni dengan pengurangan secara berulang.

Karakteristik siswa kelas IV masih dalam tahap tumbuh kembang. Siswa kelas empat biasanya berusia 10-11 tahun. Sri Anitah (dalam Putro 2019 ; Rahayu, 2019) mengatakan bahwa Tingkat yang lebih tinggi, terutama pada siswa kelas IV, pembelajaran yang kelas tinggi yaitu mengkaji, menyelesaikan sendiri atau berkelompok materi yang akan dipelajari, mengerjakan, menyusun, mengklasifikasi, menemukan, mencari, berpedoman pada pembelajaran konstruktivis. Pendapat Piaget (dalam fina dan faisal , 2017 ; Mustika, 2022) anak SD (7 - 12 tahun) ada dalam tahap berpikir operasional konkret, dan aktivitas mentalnya terfokus pada

(4)

hal-hal nyata dan berbagai peristiwa yang dialaminya.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti menganggap masalah yang diteliti sangat kompleks dan dinamis, sehingga peneliti menggunakan metode kualitatif. Oleh karena itu, data yang diperoleh dari para informan dikumpulkan dengan cara yang lebih alami, yaitu dengan wawancara langsung

dengan nara sumber sehingga diperoleh jawaban yang alamiah. Subjek dalam penelitian ini adalah 5 orang siswa kelas IV SDN 84 Pekanbaru yang benar – benar mengalami kesulitan dalam operasi hitung pembagian. Tempat dan waktu yang dipilih oleh peneliti berada dilokasi SDN 84 Pekanbaru. Sumber data yang didapatkan berasal dari siswa. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Tabel 1. Indikator Kesulitan Belajar Operasi Hitung Pembagian

Aspek Indikator

Kesulitan Belajar Operasi

Hitung Pembagian

Konsep pembagian Keterampilan berhitung pembagian bersusun kebawah Kesulitan menyelesaikan soal

cerita Dalam penelitian ini keabsahan data

menggunakan uji triangulasi. Data dianalisis dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, kesulitan belajar operasi hitung pembagian matematika yang dialami oleh siswa kelas IV- A SDN 84 Pekanbaru diamati melalui soal yang berisikan pertanyaan-pertanyaan terkait operasi hitung pembagian matematika yang di jawab oleh siswa melalui soal yang telah dibagikan oleh peneliti. Pertanyaan mengenai operasi hitung pembagian berisikan 5

pertanyaan. Hasil penelitian ini mencakup tiga aspek kesulitan yaitu kurangnya pemahaman konsep pembagian, kurangnya keterampilan berhitung pembagian bersusun kebawah, dan kesulitan menyelesaikan soal cerita. Adapun hasil dari soal yang telah dijawab oleh responden adalah sebagai berikut :

1) Pemahaman konsep pembagian

Untuk mengetahui pemahaman konsep pembagian siswa peneliti memberikan soal tes agar dapat dikerjakan oleh siswa. Peneliti memberikan soal tes dengan pembagian dua angka dengan satu angka, dengan contoh soal adalah 36 : 9 berikut hasil jawaban dari soal tes yang peneliti dapatkan dari 5 orang siswa :

Gambar 1. Siswa SA

(5)

Gambar 2. Siswa KJZ

Gambar 3. Siswa MAF

Gambar 4. Siswa RP

Gambar 5. Siswa AHS Dalam pengamatan peneliti tentang

konsep pembagian dan pada siswa SA (gambar 1) dan siswa KJZ (gambar 2) dapat memahami konsep pembagian sebagai pengurangan berulang. Pada siswa MAF (gambar 3) terhadap soal 36 : 9 tidak dapat mengerjakan konsep pembagian sebagai pengurangan berulang dengan benar siswa MAF mengerjakan soal konsep pengurangan berulang dengan cara bersusun kebawah hal ini

dapat dinyatakan bahwa siswa MAF tidak paham akan konsep pembagian sebagai pengurangan berulang. Dan pada siswa RP (gambar 4) hasil pengamatan yang didapatkan peneliti tentang konsep pembagian dengan soal 36 : 9 ternyata siswa RP tidak dapat menyelesaikan konsep pembagian tersebut dengan benar siswa RP hanya menerka dan langsung menjawab bahwa 36 : 9 = 4 tanpa melakukan penyelesaian konsep pembagian

(6)

sebagai pengurangan berulang. Serta kurangnya pemahaman konsep pembagian sebagai pengurangan berulang juga dialami pada siswa (gambar 5) AHS pada soal 36 : 9 siswa AHS hanya melakukan pengurangan dalam satu kali dan tidak dilakukan berulang sampai hasil yang ditemukan habis.

Hasil pengerjaan siswa dapat diketahui bahwa siswa belum memahami konsep pembagian, meskipun jawaban ada yang benar tetapi dalam pemahaman konsep masih salah.

Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara serta telaah dokumen pada buku harian kepada 5 orang siswa terdapat bahwa dari 5 orang

siswa tersebut hanya 2 orang yang paham dan 3 orang kurang paham akan konsep pembagian sebagai pengurangan berulang.

2) Keterampilan berhitung pembagian bersusun kebawah

Agar dapat mengetahui keterampilan berhitung pembagian bersusun kebawah pada siswa, peneliti memberikan soal tes berupa perhitungan tiga angka dengan satu angka kepada siswa. Soal tersebut adalah 126 : 6 hasil jawaban siswa terhadap soal tes yang telah peneliti berikan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6. Siswa SA

Gambar 7. Siswa RP

Gambar 8. Siswa KJZ

(7)

Gambar 9. Siswa MAF

Gambar 10. Siswa AHS Pengamatan dari gambar diatas dapat

dilihat dari jawaban siswa SA (gambar 6) Ternyata siswa SA salah dalam berhitung perkalian seharusnya 126 : 6 = 21 namun SA menjawab 126 : 6 = 111. Kesalahan keterampilan berhitung juga terjadi pada siswa RP (gambar 7) dari hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti pada soal 126 : 6 terhadap siswa RP ditemukan kesalahan dalam keterampilan berhitung pembagian bersusun kebawah, siswa RP salah dalam mengalihkan pembagian seharusnya angka diletakkan dari kiri kekanan namun siswa RP meletakkan dari kanan ke kiri sehingga hasil yang didapatkan tidak benar. Hal ini juga dilakukan pada siswa KJZ (gambar 8) penemuan peneliti dengan memberikan soal pada siswa KJZ ditemukan bahwa ia tidak mampu dalam menjawab soal dikarenakan kurangnya pemahaman tentang keterampilan berhitung pembagian.

Seharusnya siswa KJZ dapat mengalihkan angka sesuai dengan yang telah dijabarkan oleh guru dengan mengalihkan dari kiri kekanan namun siswa KJZ mengalihkan dari kanan ke kiri sehingga hasil yang didapatkan salah.

Serta pada siswa MAF (gambar 9) dan siswa AHS (gambar 10) dapat menyelesaikan

operasi hitung pembagian bersusun kebawah dengan baik dan benar. Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa masih ada siswa yang kurang terampil dalam melakukan operasi pembagian bersusun kebawah dikarenakan tidak memahami konsep pembagian, tidak hafal perkalian serta salah dalam menempatkan angka yang seharusnya diletakkan dari kiri kekanan. Dalam memahami konsep pembagian siswa seharusnya memahami dasar dari penyelesaian soal pembagian sebagai pengurangan berulang.

Berdasarkan pada gambar tersebut peneliti dapat menjelaskan bahwa dari 5 orang siswa hanya 2 orang siswa yang paham akan keterampilan berhitung pembagian bersusun kebawah hal ini sejalan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 5 orang siswa tersebut serta hasil tealaah dokumen dari buku latihan siswa.

3) Penyelesaian soal cerita

Untuk mencari tahu kesulitan dalam penyelesaian soal cerita peneliti memberikan siswa berupa soal cerita, contoh soal yang peneliti berikan yaitu “Kelompok PKK Bu Wayan membuat 216 potong kue. Seluruh kue itu dibagikan kepada delapan anggotanya.

(8)

Setiap anggota mendapat bagian sama banyak.

Salah satu anggota yang menerima kue bernama Bu Itok. Sesampainya dirumah, kue Bu itok dibagikan kepada ketiga putranya sama

banyak. Berapa potong kue yang diterima setiap putra Bu Itok?”. Hasil jawaban siswa dipaparkan pada gambar berikut:

Gambar 11. Siswa SA

Gambar 12. Siswa MAF

Gambar 13. Siswa RP

Gambar 14. Siswa KJZ

(9)

Gambar 15. Siswa AHS Pada Kesalahan yang sering terjadi

saat pengerjaan soal cerita yaitu siswa belum mampu menganalisis soal yang diberikan. Hal ini dibuktikan dari jawaban siswa SA (gambar 11) pada saat mengerjakan soal cerita operasi hitung pembagian peneliti menemukan bahwa kurangnya ketelitian yang terdapat pada siswa SA dalam menganalisis soal cerita yang seharusnya pada soal tersebut harus dilakukan pembagian sebanyak dua kali tetapi siswa SA hanya melakukan pengurangan pada soal cerita. Sulitnya memahami soal cerita juga dialami pada siswa MAF (gambar 12) dan siswa RP (gambar 13) pada saat mengerjakan soal cerita siswa MAF dan siswa RP kurang teliti dalam menganalisis soal tersebut dimana siswa MAF dan siswa RP hanya melakukan sekali pembagian yaitu 216 : 3 yang seharusnya pembagian dilakukan sebanyak dua kali yaitu 216 : 8 : 3. Serta pada siswa AHS (gambar 14) dan siswa KJZ (gambar 15) yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal dari hasil pengamatan yang didapatkan peneliti yaitu kurang memahami keterampilan berhitung dan salah dalam melakukan analisa soal yang telah dikerjakan dan kurangnya ketelitian analisa soal yang dilakukan oleh siswa AHS pada soal cerita ia kurang paham dalam memahami soal cerita tersebut ini dibuktikan dari hasil pengerjaannya yang tidak dilakukan dengan benar.

Kesimpulan yang didapatkan peneliti dari paparan diatas yaitu siswa kesulitan karena salah dalam Analisa soal yang telah dikerjakan, kurangnya ketelitian, serta kurang memahami soal cerita Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara dan telaah dokumen yang

didapat bahwa dari 5 orang siswa sulit memahami soal yang berbentuk cerita.

Untuk mengatasi kesulitan operasi hitung pembagian peneliti mencari tahu lebih lanjut terkait dengan kondisi yang dapat dilakukan oleh guru meminimalisir kesulitan- kesulitan yang terjadi pada siswa. Solusi-solusi yang ditemukan telah dilakukan oleh guru diantara lain : pertama, pada konsep pembagian siswa harus lebih mempelajari dan mengingat materi yang telah dijelaskan oleh guru serta mengulang kembali pembelajaran tersebut ketika dirumah. Kedua pada keterampilan berhitung pembagian bersusun kebawah siswa diharuskan memahami terlebih dahulu konsep pembagian dan menghafal perkalian, dengan menggunakan media interaktif dengan kartu remi, dan stick es krim.

Dan melakukan permainan edukasi contohnya mencocokkan bilangan dengan tutup botol.

Ketiga pada soal cerita siswa diharapkan mampu menganalisis dan menjabarkan maksud dari pertanyaan pada soal tersebut.

Penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan Indah (2020) hasil penelitian ini menunjukkan kesulitan belajar operasi hitung pembagian pada peserta didik disebabkan oleh kesalah pahaman konsep, keterampilan berhitung, dan pemecahan masalah. Serta Magdalena (2021) menyimpulkan bahwa Ada berbagai alasan mengapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami matematika.

Secara khusus, kemampuan guru untuk mempresentasikan apa yang telah dipelajari dengan penggunaan metode serta media yang tidak tepat belum optimal. Penilitian yang dilakukan oleh Adyanti (2020) terdapat siswa di kelas IV MI Al Mursyidiyyah kesulitan

(10)

belajar operasi hitung pembagian meliputi: (1) Kesulitan memahami konsep pembagian, (2) Kesulitan dalam membedakan Simbol – simbol operasi hitung, (3) Kesulitan Penggunaan Prosedur yang Keliru, (4) Kesulitan Salah Menurunkan Angka, (5) Kesulitan Salah Mendapatkan Hasil Pembagian, (6) Kesulitan Kesalahan Penulisan.

Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian diatas adalah terletak pada indikator yang digunakan serta kebaharuan data yang didapatkan.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kesulitan belajar operasi hitung pembagian pada siswa kelas IV SDN 84 Pekanbaru, dapat disimpulkan bahwa kesulitan yang sering dialami oleh siswa meliputi : kesulitan memahami konsep pembagian, kesulitan dalam keterampilan berhitung pembagian bersusun kebawah, serta kesulitan menyelesaikan soal cerita. Solusi mengatasi kesulitan operasi hitung pembagian dapat dilakukan dengan mengulang kembali konsep pembagian, menggunakan alat peraga, menumbuhkan minat siswa dengan permainan edukasi. memberikan contoh situasi pembagian, mengenalkan konsep pembagian menumbuhkan perhatian dan minat belajar siswa dengan permainan edukasi. Alat peraga dapat benda nyata sesuai dengan soal atau dapat menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi operasi hitung pembagian.

Saran

Sebagai kunci dalam keberhasilan belajar dan tidak mengalami kesulitan belajar siswa harus meningkatkan motivasi, konsentrasi, reaksi, pemahaman materi, dan nilai ulangan yang maksimal. Siswa juga harus dapat memilih kegiatan apa saja yang lebih bermanfaat untuk dilakukan di rumah bersama teman-temannya. Kepada guru diharapkan agar lebih mengoptimalkan potensi siswa yang mengalami kesulitan belajar maupun tidak, dengan memperbanyak media atau

pembelajaran yang melibatkan kegiatan yang menarik. Kepada orang tua agar lebih tegas lagi dalam membimbing anaknya di rumah agar mau belajar dengan rutin dan melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih peneliti sampaikan kepada ibu Dea Mustika, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing atas dukungan dan arahannya terhadap peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah & Amansyah. (2016). Modul Guru Pembelajaran. Direktorat Jendral Guru danTenaga Kependidikan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Adyanti, Rizqia. (2020). Analisis Kesulitan Belajar Operasi Hitung Pembagian Pada Siswa Kelas IV MI Al- Mursyidiyyah. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Budiyanto, unggul. (2015). Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bibis Bangunjiwo Kasihan Bantul.

Djamamaluddin & Wardana. (2019). Belajar dan Pembelajaran. Sulawesi Selatan.

CV. Kaaffah Learning Center.

Fatah, dkk. (2021). Jenis-jenis Kesulitan Belajar Dan Faktor Penyebabnya Sebuah Kajian Komprehensif Pada Siswa SMK Muhammadiyah Tegal.

Jurnal Psycho Idea, 19(01).

DOI:10.30595/psychoidea.v19i1.6026 Fina & Faisal. (2017). Karakteristik Siswa

Kelas IV SD.

Hanik, A. N. (2015). Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Kelas Xi Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Wonosari. Skripsi. Program Studi

(11)

Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta.

Imamuddin, M, dkk. (2020). Analisis Faktor Internal dan Eksternal Kesulitan Belajar Siswa Madrasah dalam Belajar Mata Pelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika, 4(1).

Ismail. (2016). Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aktif Di Sekolah. Jurnal Edukasi, 2(1).

Kamarullah. (2017). Pendidikan Matematika Disekolah Kita. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika, 1(1).

Magdalena, I., dkk. (2021). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas 4 di SDN Bulak III Tangerang Selatan.

Jurnal Halaqah, 3(3), 75-83.

Mustika, D. (2017). Pembelajaran Menggunakan Model Learning Cycle 5E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Sekolah Dasar. Jurnal Handayani, 7, 1-10. DOI : https://doi.org/10.24114/jh.v7i2.7230 Mustika, D. (2022). Peran guru dalam

pembelajaran dikelas V sekolah dasar.

Jurnal Pendidikan dan konseling, 4

(4). DOI :

https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i4.519 7

Mustika, D. (2021). Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Siswa Belajar Peserta Didik Di Masa Pembelajaran Daring.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia, 1(2). DOI : https://doi.org/10.53299/jppi.v1i2.105 Nabila, N. (2021). Konsep Pembelajaran

Matematika SD Berdasarkan Teori Kognitif JeanPiaget. Jurnal Kajian Pendidikan Dasar, 6(1).

Nurjan, S. (2016). Psikologi Belajar.

Ponorogo. CV. Wade Group.

Pane, A., & M. Darwis, D. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, 03(02). DOI :

https://doi.org/10.24952/fitrah.v3i2.

945

Putro, R. E. (2019). Minat Peserta Didik Kelas Iv Sd Negeri Godean 1 Kabupaten Sleman. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahayu, T. (2019). Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran. Jurnal Instusi Misbahul Ulum, 1(2).

Rizky, A, dkk. (2018). Faktor-faktor Penyebab

Dan Upaya-upaya Untuk

Mengatasinya. Jurnal Bening, 2(2).

DOI :

http://dx.doi.org/10.36709/bening.v2i2 .10641

Rosyadi, W. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Operasi Hitung Pembagian pada Siswa Kelas IV SDN di Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Skripsi.

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang.

Siagian, M. D. (2016). Kemampuan Koneksi Matematika dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal MES, 2(1).

Sisca, dkk. (2020). Analisis Kesulitan Siswa Kelas II Sekolah Dasar dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Matematika Materi Perkalian dan Pembagian. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 5(2), 183-190. DOI :

https://doi.org/10.22437/gentala.v5i2.9 356

Sitanggang, N. K. (2019). Analisis Kesulitan Belajar Operasi Hitung Pembagian Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 068003 Simalingkar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Quality.

Medan.

(12)

Suyono & Hariyanto. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offset.

Taranita, R. (2018). Upaya Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa.

Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin. Jambi.

Wahyudi. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Siswa Di Kelas Viii Smp Negeri 14 Pontianak. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Wahyuningtyas & Ladamay. (2015).

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Dan Pembagian Bilangan Bulat Menggunakan Media Wayangmatika. Jurnal Pancaran, 5(3), 51-60.

Wardani, A. D., dkk. (2021). Analisis Kesalahan Konsep Dalam Penyelesaian Soal Pembagian Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Matematika, 1(2).

Yuliana, E., dkk. (2020). Analisis Kesulitan Belajar Pada Materi Operasi Hitung Pembagian Di SD. Jurnal Sinektik,3(1).

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 5 LEMBAR HASIL PENILAIAN SE.IAWAT SEBIOANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH ludul arya llmiah artikel : Rekonstruksi ledudukah Xetetapan MPR dalam Sastem