• Tidak ada hasil yang ditemukan

keterampilan berwawancara

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "keterampilan berwawancara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KETERAMPILAN BERWAWANCARA

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SOLOK SELATAN

ARTIKEL ILMIAH

untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

(Strata I)

WIDIA AFRI WULANDARI NPM 10080333

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)
(3)
(4)

SKILL LEVEL USING MODELING TECHNIQUES EIGHT GRADE STUDENT OF SMP NEGERI 4 SOUTH SOLOK

Widia Afri Wulandari1, Upit Yulianti DN, M.Pd2, Adrias, M.Pd.3

1) Student STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Lecturer program Study Education Of Languange and art Indonesian Of STKIP PGRI West Sumatera

Abstract

The problem of this research is interview skills eighth grade students of SMP N 4 South Solok still low. The low student interview skills are caused by the application of learning techniques are less precise in the interview study that resulted in a practice interview fewer This study aimed to get an overview of the interview skill level using modeling techniques eighth grade students of SMP Negeri 4 Solok Selatan are limited to the following: (1) aspects of language, namely: greeting accuracy and effectiveness of the sentence, and (2) non language aspects, namely: the smooth and attitude.

This research is quantitative research using descriptive method. The population was eighth grade students of SMP Negeri 4 South Solok academic year 2013/2014. The number of eighth grade students of SMP Negeri 4 South Solok 2013/2014 school year is 185 people scattered in six classes. This research sample taken by using randomly find were the (proportional random sampling), ie 10% of the population, so that the sample totaling 18 students. The study concluded that: First, greeting relatively good accuracy indicator (B), with a mean of 80. Second, relatively good indicator of the effectiveness of the sentence (B), with a mean of 85. Third, once a relatively good indicator of smoothness (BS), with a mean of 94. Fourth, the attitude indicator classified either once (B), with a mean of 93. Thus, it can be concluded that interview skills using modeling techniques eighth grade students of SMP Negeri 4 Solok Selatan to four indicators are classified as good (BS), with a mean of 88.

Key words: skills, interview, modeling techniques

(5)

KETERAMPILAN BERWAWANCARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SOLOK SELATAN Widia Afri Wulandari1, Upit Yulianti DN, M.Pd2, Adrias, M.Pd.3

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Abstrak

Permasalahan penelitian ini adalah keterampilan berwawancara siswa kelas VIII SMP N 4 Solok Selatan masih rendah. Rendahnya keterampilan berwawancara siswa tersebut disebabkan oleh penerapan teknik pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran berwawancara yang mengakibatkan waktu praktik berwawancara lebih sedikit Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan yang dibatasi pada berikut: (1) aspek kebahasaan, yaitu:

ketepatan ucapan dan keefektifan kalimat, dan (2) aspek nonkebahasaan, yaitu: kelancaran dan sikap.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan tahun pelajaran 2013/2014 adalah 185 orang yang tersebar dalam enam kelas. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik penyampelan secara acak (propotional random sampling), yaitu 10% dari populasi, sehingga sampel berjumlah 18 orang siswa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: Pertama, indikator ketepatan ucapan tergolong baik (B), dengan mean 80. Kedua, indikator keefektifan kalimat tergolong baik (B), dengan mean 85.

Ketiga, indikator kelancaran tergolong baik sekali (BS), dengan mean 94. Keempat, indikator sikap tergolong baik sekali (B), dengan mean 93. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk keempat indikator tergolong baik (BS), dengan mean 88.

Kata kunci: keterampilan, berwawancara, teknik pemodelan

(6)

PENDAHULUAN

Pembelajaran berwawancara tercantum dalam standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP/MTs kelas VIII semester 1. Standar Kompetensi (SK) 2, yaitu mengungkapkan berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan. Kompetensi Dasar (KD) 2.1, yaitu berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara.

Berdasarkan wawancara secara informal dengan salah seorang guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas VIII dan beberapa orang siswa SMP Negeri 4 Solok Selatan pada tanggal 17 Desember 2013, diperoleh informasi bahwa pada umumnya siswa kurang terampil berbicara, khususnya berwawancara karena tidak percaya diri saat tampil di depan kelas. Siswa kurang berminat dalam pembelajaran berwawancara karena kurang bervariasinya teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran. Siswa juga tidak memperhatikan etika dan sikap saat pembelajaran berwawancara.

Selain itu, kalimat yang disampaikan siswa saat berwawancara tidak komunikatif, sehingga kegiatan berwawancara berjalan tidak lancar.

Menurut Arsjad dan Mukti (1991:23−24), kemampuan berbicara adalah mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Sehubungan dengan pendapat tersebut, menurut Tarigan (2008:16), berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah keterampilan seseorang mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui rangkaian huruf demi huruf menjadi sebuah rangkaian kata yang kemudian disempurnakan dalam bentuk kalimat-kalimat melalui bahasa lisan dan bertujuan untuk menyampaikan pesan, gagasan, atau perasaannya kepada orang lain.

Menurut Tarigan (2008:16), tujuan utama dari berbicara adalah berkomunikasi. Tarigan (2008:16) menambahkan bahwa sebagai alat sosial, alat perusahaan, atau pun sebagai profesional, pada dasarnya berbicara memiliki tiga maksud umum, yakni: (1) memberitahukan dan melaporkan (to inform), (2) menjamu dan menghibur (to entertain), dan (3) membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).

Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk keefektifan berbicara, yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan. Menurut Arsjad dan Mukti (1991:17−19), beberapa faktor kebahasaan yang dapat menunjang keefektifan berbicara adalah sebagai berikut: (1) ketepatan ucapan, (2) penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, (3) pilihan kata (diksi), (4) ketepatan sasaran pembicaraan, (5) penekanan, (6) variasi, (7) paralelisme, dan (8) penalaran atau logika. Selanjutnya, Arsjad dan Mukti (1991:20−22) menambahkan bahwa ada beberapa faktor nonkebahasaan yang dapat menunjang keefektifan berbicara adalah sebagai berikut:

(1) sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, (2) pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara, (3) kesediaan menghargai pendapat orang lain, (4) gerak-gerik dan mimik yang tepat, (5) kenyaringan suara, (6) kelancaran, (7) relevansi atau penalaran, dan (8) penguasaan topik.

Salah satu bentuk kegiatan berbicara secara langsung adalah berwawancara. Menurut Arief dan Yarni Munaf (2003:192), wawancara merupakan suatu alat yang digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan informasi tentang suatu hal dari seseorang yang dilakukan dengan cara bertanya jawab secara lisan. Dalam wawancara, ada dua pihak yang masing-masing pihak mempunyai kedudukan yang berlainan yang satu sebagai pengejar informasi dan yang lain sebagai pemberi informasi.

Selanjutnya, Yurnaldi (dalam Nursaid dan Yarni Munaf 2009:102) menjelaskan bahwa kegiatan wawancara bertujuan menggali sebanyak mungkin informasi untuk mendapatkan jawaban yang bernilai penting, menarik, dalam, dan secara psikologis berkaitan dengan manusia. Secara lebih khusus, kegiatan wawancara dilakukan oleh wartawan bertujuan mengumpulkan data dan fakta bahan berita yang berupa informasi. Opini, pendapat, wawasan, gagasan, motivasi, pemikiran, ide-ide, tanggapan, atau suatu kisah pengalaman. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu alat yang digunakan oleh seseorang dalam memperoleh informasi dari

(7)

narasumber, yang berbentuk tanya jawab secara lisan. Kegiatan wawancara telah direncanakan sebelumnya dengan melibatkan dua pihak atau lebih yang secara bergantian menjawab dan memberi pertanyaan.

Salah satu teknik pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengarahkan siswa untuk lebih aktif dan praktik langsung pada keterampilan berbicara melalui kegiatan bertelepon adalah teknik pemodelan. Berdasarkan Depdiknas (2002:16), salah satu teknik pembelajaran keterampilan berbahasa adalah teknik pemodelan. Teknik pemodelan dalam pembelajaran adalah dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olahraga, contoh karya tulis, dan cara melafalkan sesuatu. Dengan demikian, guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar”. Selanjutnya, menurut Sanjaya (2008:267−268), pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa teknik pemodelan adalah teknik yang bertujuan agar siswa dapat mengetahui, melihat, meniru, dan bisa melakukan suatu keterampilan dengan baik, sehingga siswa tidak menjadi susah untuk melakukan tugas yang diberikan guru.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa kelas VIII yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014 adalah 185 siswa yang tersebar dalam enam kelas. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik penyampelan secara acak (propotional random sampling), yaitu 10% dari populasi, sehingga sampel berjumlah 18 orang siswa.

Pada penelitian ini terdapat satu variabel, yaitu keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan yang dibatasi pada: (1) aspek kebahasaan (ketepatan ucapan dan keefektifan kalimat), (2) aspek nonkebahasaan (kelancaran dan sikap). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja tentang keterampilan berwawancara. Instrumen penunjang yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kamera digital dan format penilaian.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) guru menjelaskan materi tentang berwawancara dan menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) guru dibantu rekan kerja memodelkan cara berwawancara dengan kalimat yang efektif dan etika yang santun, (3) membagi siswa menjadi kelompok kecil (sepasang dalam satu kelompok) dan membuat dialog berwawancara yang sesuai dengan konteks pembicara (siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan orang lain), sehingga siswa dapat berlatih terlebih dahulu dengan bantuan dialog berwawancara yang telah ditulis. Adapun tema percakapan berwawancara yang ditentukan, yaitu:

Kenakalan Remaja dan Kebersihan Lingkungan, (4) masing-masing kelompok menampilkan cara berwawancara tanpa bantuan dialog berwawancara yang telah dipersiapkan di depan kelas dengan waktu maksimal 10 menit (penampilan siswa akan dinilai berdasarkan alat ukur kebahasaan dan nonkebahasaan), (5) kegiatan berwawancara siswa direkam dengan menggunakan kamera digital, dan (6) pemberian skor dan nilai kemampuan berwawancara siswa dilakukan dengan dua cara, yaitu: (a) mengamati dan menilai setiap tampilan siswa berdasarkan lembar pengamatan yang sudah disediakan, (b) melihat hasil rekaman video berwawancara siswa dari aspek kebahasaan dan nonkebahasaan.

Setelah itu, guru mendeskripsikan hasil tampilan siswa sebelum dianalisis sesuai teknik analisis data.

Setelah itu, peneliti mendeskripsikan hasil tampilan siswa sebelum dianalisis sesuai teknik analisis data.

Teknik menganalisis data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: (1) menentukan skor keterampilan berwawancara dengan menggunakan format yang telah disusun, (2) mengubah skor mentah keterampilan berwawancara siswa menjadi nilai, (3) nilai tersebut dimasukkan dalam format distribusi frekuensi keterampilan berwawancara siswa, (4) mencari nilai rata-rata (M) keterampilan berwawancara, (5) mengklasifikasikan nilai keterampilan berwawancara berdasarkan konvensi skala

(8)

10, (6) pembuatan diagram keterampilan berwawancara siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan, dan (7) membuat simpulan analisis data.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator ketepatan ucapan tergolong baik (B), dengan mean 80, yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 76−85%, (2) keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator keefektifan kalimat tergolong baik (B), dengan mean 85 terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 76−85%, (3) keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator kelancaran tergolong baik sekali (BS), dengan mean 94, yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 86−95%, (4) keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator sikap tergolong baik sekali (B), dengan mean 93, yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 86−95%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk keempat indikator tergolong baik (BS), dengan mean 88, yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 86−95%.

PEMBAHASAN

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator ketepatan ucapan tergolong baik (B), dengan means 79,63 dibulatkan menjadi 80, yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 76−85%. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator ketepatan ucapan secara lengkap yang dapat dikelompokkan atas 3 kelompok, yaitu sebagai berikut.

Pertama, sempurna (S) sebanyak 8 orang (44,44%). Kedua, lebih dari cukup (LDC) sebanyak 9 orang (50%). Ketiga, kurang sekali (KS) sebanyak 1 orang (5,56%).

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator keefektifan kalimat tergolong baik (B) dengan rata-rata 85,18 dibulatkan 85 terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 76−85%,. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator keefektifan kalimat secara lengkap yang dapat dikelompokkan atas 2 kelompok, yaitu sebagai berikut.

Pertama, sempurna (S) sebanyak 10 orang (55,56%). Kedua, lebih dari cukup (LDC) sebanyak 8 orang (44,44%).

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator kelancaran tergolong baik sekali (BS) dengan rata-rata hitung 94,445 dibulatkan menjadi 94 dengan tingkat penguasaan 86−95%. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator kelancaran secara lengkap yang dapat dikelompokkan atas 2 kelompok, yaitu sebagai berikut.

Pertama, sempurna (S) sebanyak 15 orang (83,33%). Kedua, lebih dari cukup (LDC) sebanyak 3 orang (16,67%).

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator sikap tergolong baik sekali (BS) dengan rata-rata hitung 92,59 dibulatkan menjadi 93 dengan tingkat penguasaan 86−95%. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indicator sikap secara lengkap yang dapat dikelompokkan atas 2 kelompok, yaitu sebagai berikut. Pertama, sempurna (S) sebanyak 14 orang (77,78%). Kedua, lebih dari cukup (LDC) sebanyak 3 orang (22,22%).

(9)

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk keempat indikator yang diteliti tergolong baik sekali (BS) dengan rata-rata 87,96 dibulatkan menjadi 88, yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 86−95%. Gambaran tingkat keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk keempat indikator yang diteliti secara lengkap yang dapat dikelompokkan atas 5 kelompok, yaitu sebagai berikut. Pertama, sempurna (S) sebanyak 4 orang (22,22%). Kedua, baik sekali (BS) sebanyak 6 orang (33,33%). Ketiga, baik (B) sebanyak 6 orang (33,33%). Keempat, lebih dari cukup (LDC) sebanyak 1 orang (5,56%). Kelima, cukup (C) sebanyak 1 orang (5,56%).

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari analisis data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator ketepatan ucapan tergolong baik (B), dengan mean 80. Kedua, keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator keefektifan kalimat tergolong baik (B), dengan mean 85. Ketiga, keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator kelancaran tergolong baik sekali (BS), dengan mean 94. Keempat, keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator sikap tergolong baik sekali (B), dengan mean 93. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berwawancara dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk keempat indikator tergolong baik (BS), dengan mean 88.

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa saran, antara lain: (1) siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan diharapkan sering berlatih berbicara, khususnya pembelajaran berwawancara, sehingga siswa menjadi percaya diri dalam mengungkapkan gagasan atau ide kepada orang lain, (2) guru bidang studi Bahasa Indonesia SMP Negeri 4 Solok Selatan diharapkan dapat memperkaya wawasan mengenai pembelajaran berwawancara. Guru tidak hanya sebatas menyampaikan materi keterampilan berbicara, tetapi guru dapat menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang efektif, sehingga siswa dapat lebih antusias dan tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran berwawancara, (3) peneliti lain diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai penelitian relevan dan dapat melanjutkan peneliti yang berkaitan dengan penelitian ini dari sudut pandang yang berbeda, dan (4) peneliti sendiri diharapkan dapat menambah wawasan, bekal pengetahuan lapangan, dan dasar dalam melakukan penelitian ilmiah agar dapat melanjutkan penelitian pada tingkat berikutnya.

KEPUSTAKAAN

Arief, Ermawati dan Yarni Munaf. 2003. “Pengajaran Keterampilan Berbicara”. (Buku Ajar). Padang:

FBSS UNP.

Arsjad, Maidar G dan Mukti U. S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Nursaid dan Munaf. 2009. “Rancangan Perkuliahan Pengajaran Keterampilan Menyimak.” (Buku Ajar). Padang: FBSS.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: PT Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF EDUCATION LEVELS, TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP, AND SELF-EFFICACY ON THE PERFORMANCE OF VILLAGE GOVERNMENT APPARATUS IN PURWOJATI DISTRICT, BANYUMAS