• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students PENDAHULUAN Proses belajar peserta didik tunarungu di sekolah membutuhkan dukungan sosial sebagai acuan agar peserta didik tunarungu mampu menjalani proses belajar dengan efektif

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Keyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students PENDAHULUAN Proses belajar peserta didik tunarungu di sekolah membutuhkan dukungan sosial sebagai acuan agar peserta didik tunarungu mampu menjalani proses belajar dengan efektif"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DUKUNGAN SOSIAL GURU BK PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SMK NEGERI 6 PADANG

Okta Wilda1, Rahma Wira Nita2, Triyono2

1Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat wildaokta17@gmail.com

ABSTRACT

The background of this research is by the existence of counselor school who still have not provided social support to the deaf student. The purpose of this study was to describe the social support of counselor school in deaf student in terms of: 1) Emotional, 2) rewards, 3) instrumental, and 4) information. This research was conducted by qualitative method of descriptive type. Key informant from this research were two of counselor school, additional informants partner of counselor school, Companion teachers, and friends of deaf student. The instruments of this research are interview, observation, and documentation study.

Techniques data processing through data reduction, data presentation, and conclusion. The results revealed that the form of social support that counselor school gave to the student deaf in SMK Negeri 6 Padang viewed from the aspects:

1) Emotional that is by giving affection and attention if experiencing problems in learning, 2) reward it was done by given praises and motivation when the students did a great job 3) instrumental by giving time and opportunity to be able to understand the service material provided, and 4) the information by giving advice and direction if deaf students experience problems in learning and also the problem of hearing. This research is recommended to the counselor school to always provide social support to the deaf student.

Keyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students

PENDAHULUAN

Proses belajar peserta didik tunarungu di sekolah membutuhkan dukungan sosial sebagai acuan agar peserta didik tunarungu mampu menjalani proses belajar dengan efektif. Proses belajar siswa sangat membutuhkan dukungan sosial, seperti dukungan dari keluarga khususnya orangtua kepada anaknya,

dukungan sosial guru dalam proses belajar di sekolah, dan dukungan sosial teman dalam motivasi belajar kelompok. Permasalahan yang timbul dari dukungan sosial yakni orangtua kurang memperhatikan anak dalam belajar, guru yang kurang memberikan perhatian ter- hadap peserta didik dalam proses belajar di sekolah.

1

(2)

Menurut Rook (Kumalasari, 2012: 25) pengertian dukungan sosial sebagai berikut: dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan interpersonal. Saat seseorang di- dukung oleh lingkungan maka segalanya akan terasa lebih mudah.

Dukungan sosial menunjukkan pada hubungan interpersonal yang melindungi individu terhadap konsekuensi negatif dari stres.

Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri dan kompeten.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan hubungan interpersonal atau dorongan dari orang lain di lingkungannya yang di dalamnya terdapat pemberian bantuan yang melibatkan aspek-aspek yang terdiri dari perhatian, penghargaan, informasi, emosi, penilaian dan bantuan instrumental yang diperoleh individu melalui interaksi dengan lingkungan dan memiliki manfaat emosional atau efek perilaku bagi

penerima, sehingga dapat membantu individu. Di sekolah dukungan sosial dapat diperoleh dari guru, kepala sekolah, dan teman sebaya. Maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian tentang dukungan sosial yang diberikan oleh Guru BK kepada peserta didik khususnya peserta didik tunarungu.

Berdasarkan pengamatan (observasi) yang peneliti lakukan di SMK Negeri 6 Padang pada tanggal 07 November 2016 bahwa Guru BK masih kurang memberikan dukungan sosial kepada peserta didik khususnya peserta didik tunarungu seperti: Guru BK kurang mem- berikan perhatian kepada peserta didik, Guru BK kurang meng- ekspresikan rasa empati kepada peserta didik, Guru BK kurang mem- berikan penghargaan seperti pujian kepada peserta didik, Guru BK kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk me- mahami materi, Guru BK kurang memberikan respon yang baik kepada peserta didik, dan Guru BK kurang memberikan informasi atau arahan kepada peserta didik dalam memecahkan masalah.

(3)

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Guru BK di SMK Negeri 6 Padang pada tanggal 10 November 2016 bahwa Guru BK masih kurang memberikan dukungan sosial kepada peserta didik tunarungu dikarenakan masih mengalami kesulitan untuk ber- komunikasi dengan peserta didik tunarungu. Namun Guru BK tetap berusaha untuk bisa berkomunikasi dengan peserta didik tunarungu.

Walau kadang Guru BK meminta tolong kepada guru pen-dampingnya menyampaikan pesan yang ingin ia berikan kepada peserta didik tunarungu.

Hasil penelitian Dianto (2015: 21) menunjukkan bahwa tingkat capaian rata-rata dukungan sosial secara umum adalah berada pada kategori cukup. Ini berarti bahwa secara umum dapat dikatakan peserta didik mempunyai dukungan sosial yang termasuk kategori cukup.

Dukungan sosial yang termasuk pada tingkat capaian cukup ini perlu ditingkatkan lagi karena dengan dukungan sosial yang lebih baik maka kemampuan peserta didik

dalam melakukan aktivitas dalam belajar akan baik.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan data penelitian yang telah diuraikan di atas, peneliti melihat bahwa dukungan sosial Guru BK yang diberikan kepada peserta didik tunarungu perlu dikaji dan diteliti lebih lanjut. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Dukungan sosial Guru BK pada peserta didik tunarungu di SMK Negeri 6 Padang”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yang meng- hasilkan data deskriptif. Dalam penelitian ini yang akan diungkap oleh peneliti adalah deskripsi mengenai dukungan sosial Guru BK

pada peserta didik

tunarungu.Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 6 Padang. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 05 Juni 2017 sampai dengan 17 Juni 2017. SMK Negeri 6 ini dijadikan lokasi penelitian mengingat bahwa peneliti menemukan ada

(4)

peserta didik yang kurang mendapatkan dukungan sosial khususnya peserta didik tunarungu.Informan kunci dari penelitian ini adalah 2 orang Guru BK, informan tambahan yaitu rekan kerja Guru BK, Guru Pendamping, dan teman peserta didik tunarungu.

Instrumen penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam pengolahan data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASILDAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, adapun hasil dan pembahasan dalam penelitian ter- sebut adalah:

1. Dukungan sosial Guru BK pada peserta didik tunarungu dilihat dari aspek emosional

Berdasarkan hasil penelitian dari temuan peneliti, terungkap bahwa bentuk dukungan emosional dalam meng- ungkapkan rasa kasih sayang yang Guru BK berikan pada peserta didik tunarungu atas kondisi dirinya yaitu dengan melakukan

pendekatan secara pribadi, memberikan sentuhan psikologis, dan juga memberikan pe- mahaman agar peserta didik tunarungu mau menerima kondisi dirinya dengan baik. Saat peserta didik tunarungu murung dan suka menutup diri di dalam kelas Guru BK juga melakukan pendekatan pada peserta didik tunarungu serta membantu peserta didik tuna- rungu untuk mau mendekatkan dirinya pada teman-temannya di dalam kelas. Apabila peserta didik tunarungu mendapatkan prestasi yang baik di sekolah Guru BK memberikan ucapan selamat dan mem-berikan pelukan.

Berdasarkan hasil pene- litian dari temuan peneliti, bahwa pada saat peserta didik tunarungu dibeda-bedakan oleh teman- temannya bentuk perhatian yang Guru BK berikan yaitu meng- hampiriatau mengem-balikan ke Guru Pendampingnya untuk mengatakan apa yang Ibu katakan bahwa teman-temanya tidak bermaksud untuk membeda- bedakannya dan menngatakan pada teman-temannya bahwa

(5)

setiap manusia itu sama kita harus saling menghargai, bentuk per- hatian yang Guru BK berikan jika peserta didik tunarungu merasa sedih dengan kondisi dirinya dengan mem-berikan pelukan atau sentuhan dan mengingatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki seperti membacakan puisi waktu memperingati hari Guru di depan Guru-Guru dan juga mengatakan bahwa dibalik kekurangan ada kelebihan.

Bentuk dukungan emosi- onal yang telah Guru BK berikan di atas sudah bisa dikatakan baik karena Guru BK telah memberikan rasa kasih sayang, kepedulian dan per-hatiannya pada peserta didik tunarungu agar mereka merasa diakui, di- perhatikan dan di-sayangi.

Sebagaimana yang di kemukakan oleh Sarafino (Kumalasari, 2012:

25) dukungan emosional me- libatkan ekspresi rasa kasih sayang, empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan.

Dukungan ini meliputi perilaku

seperti memberikan perhatian serta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain agar dapat menentaskan masalah yang di- alami.

Sesuai dengan pendapat para ahli dan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa dukungan emosional sangat penting diberikan pada peserta didik khususnya peserta didik tunarungu agar mereka merasa diperhatikan, disayangi, dihargai dan merasa nyaman.

2. Dukungan sosial Guru BK pada peserta didik tunarungu dilihat dari aspek penghargaan

Berdasarkan hasil pe- nelitian dari temuan peneliti, bentuk dukungan penghargaan yang Guru BK berikan pada peserta didik tunarungu ketika men-dapatkan prestasi yang bagus dan mampu menampilkan bakat yang dimiliki di sekolah yaitu dengan memberikan pujian dan tepuk tangan serta melakukan sentuhan secara fisik seperti mengusap punggung peserta didik tunarungu agar peserta didik

(6)

tunarungu merasa dihargai dan diakui keberadaannya.

Berdasarkan hasil pene- litian dari temuan peneliti, bahwa bentuk pem-berian motivasi yang Guru BK berikan pada peserta didik tunarungu ketika merasa takut dan minder atas kondisi dirinya yaitu dengan memberikan dorongan seperti menyampaikan kata-kata motivasi dan memberikan senyuman yang bisa membuat peserta didik tunarungu merasa percaya diri dan mau menerima kondisi dirinya dengan baik.

Dari penjelasan di atas bentuk dukungan penghargaan yang Guru BK berikan mampu meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan yang positif yang memberi dampak yang positif bagi peserta didik tunarungu walaupun Guru BK tidak memberikan penghargaan dalam segi materil atau berupa hadiah barang namunn Guru BK tetap mem-berikan yang terbaik untuk peserta didik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hause (Sara, 2016: 25) dukungan penghargaan

adalah dukungan yang diperoleh dari orang lain melalui ungkapan hormat (penghargaan) positif, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan yang mampu membuat individu memiliki rasa percaya diri yang baik.

Dari hasil penelitian dan pen-dapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan penghargaanmampumening- katkan rasa percaya diri peserta didik dan mampu meningkatkan prestasi peserta didik di sekolah.

Dukungan penghargaan juga membuat peserta didik merasa dihargai dan diakui ke- beradaannya.

3. Dukungan sosial Guru BK pada peserta didik tunarungu dilihat dari aspek instrumental

Berdasarkan hasil pene- litian dari temuan peneliti, terungkap bahwa bentuk dukungan instrumental yang Guru BK berikan pada peserta didik tunarungu dalam pemberian waktu dan jasa ketika peserta didik mengalami masalah pribadi yaitu dengan mem-berikan

(7)

konseling pada peserta didik tunarungu dan memberikan kesempatan pada peserta didik tunarungu untuk memutuskan solusi masalah yang dialaminya dengan baik.

Dari penjelasan di atas bentuk dukungan instrumental yang Guru BK berikan dengan memberikan waktu atau kesempatan pada peserta didik tunarungu agar mampu mema- hami materi pelajaran yang diberikan serta memberikan ke- sempatan pada peserta didik untuk bisa menceritakan masalah yang dialaminya, agar peserta didik tunarungu mampu mengatasi masalah yang dialaminya.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sarafino (Kumalasari, 2012:

25) dukungan instrumental meru- pakan dukungan yang melibatkan bantuan langsung, misalnya yang berupa bantuan finansial atau bantuan dalam me-ngerjakan tugas-tugas tertentu, dan men- dapatkan waktu yang cukup untuk memahami setiap materi yang diberikan oleh guru. Agar

individu mampu mening-katkan perkembangan dirinya.

Dari hasil peneltian dan pendapat para ahli di atas dapat di-simpulkan bahwa dukungan instrumental yang Guru BK berikan dengan mem-berikan waktu luangnya dan tenaganya dalam melayani peserta didik yang memiliki masalah dan membantu peserta didik me- mahami materi layanan yang diberikan. Walaupun bantuannya tidak dalam bentuk finansial (uang), Guru BK tetap mem- berikan dukungan dengan baik agar peserta didik mampu meningkatkan perkembangan diri- nya.

4. Dukungan sosial Guru BK pada peserta didik tunarungu dilihat dari aspek informasi

Berdasarkan hasil pene- litian dari temuan peneliti, terungkap bahwa bentuk dukungan informasi berupa pem- berian nasehat yang Guru BK berikan pada peserta didik tunarungu ketika mengalami masalah pribadinya yaitu dengan memberikan isyarat semangat,

(8)

memberikan saran dan masukan yang mampu mencari solusi dari masalah yang dialaminya. Dan juga ketika peserta didik tunarungu mendapatkan prestasi yang rendah, Guru BK mem- berikan masukan agar peserta didik tunarungu lebih rajin dan giat lagi dalam belajar.

Berdasarkan hasil pene- litian dari temuan peneliti, terungkap bahwa bentuk pengarahan yang Guru BK berikan pada peserta didik tunarungu ketika ingin me- lanjutkan pendidikannya setelah tamat sekolah yaitu dengan memperlihatkan brosur atau informasi tentang perguruan tinggi dan mengarahkan pilihan peserta didik tunarungu sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Berdasarkan pernyataan di atas dukungan informasi yang Guru BK berikan pada peserta didik tunarungu berupa saran, masukan atau arahan dan juga berbagai informasi yang di- butuhkan. Bisa mencegah dari ancaman kesehatan mental atau menghindari keterpurukan bagi

peserta didik yang mengalami masalah. Dan juga agar peserta didik mampu menentaskan masalah yang dialaminya dengan baik dan tepat. Sebagaimana dikemukakan oleh Hause (Sara, 2016: 25) dukungan informasi adalah dukungan yang men-cakup pemberian nasehat, saran, petunjuk-petunjuk atau umpan balik yang diberikan kepada individu agar memperoleh rasa dihargai, disayangi, dan di- perhatikan. Serta membuat individu mampu menyelesaikan masalah yang dialami dengan memperoleh saran, nasehat, dan arahan dari orang lain.

Terkait dari penjelasan di atas pada dasarnya menurut Cutrona dan Gardner (Dianto, 2015: 24), terdapat empat bentuk dukungan sosial yaitu: dukungan emosional (dukungan dalam bentuk kasih sayang, peng- hargaan, perasaan didengarkan, perhatian dan kepercayaan), dukungan penghargaan (dukungan dalam bentuk penilaian, pe- nguatan dan umpan balik), dukungan informasi (dukungan

(9)

dalam bentuk informasi, nasehat, dan saran), dukungan instrumental (dukungan dalam bentuk sarana yang tersedia untuk menolong individu melalui waktu, uang, alat, bantuan, dan pekerjaan).

Berdasarkan hasil pene- litian dan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial yang Guru BK berikan sangat berperan penting dalam perkembangan peserta didik di sekolah. Serta mampu meningkatkan rasa percaya diri peserta didik dalam menampilkan bakat yang dimilikinya.

Dukungan sosial yang Guru BK berikan mampu membuat peserta didik merasa dihargai, diakui, disayangi, dan merasa nyaman terhadap lingkungan sekitarnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang dukungan sosial Guru BK pada peserta didik tunarungu di SMK Negeri 6 Padang dilihat dari aspek emosional, penghargaan, ins- trumental, dan informasi maka dapat disimpulkan bahwa bisa dikatakan Guru BK telah memberikan

dukungan sosial pada peserta didik tunarungu dengan baik.Sesuai dengan hasil penelitian yang peneliti lakukan bahwa:

1. Dukungan emosional yang Guru BK berikan pada peserta didik tunarungu yaitu dengan memberikan rasa sayang, perhatian, menunjukkan rasa gembira, menunjukkan rasa saling menghargai, dan menerima kondisi peserta didik tunarungu dengan baik. Dukungan emosional yang Guru BK berikan bisa dikatakan baik, karena Guru BK berusaha memberikan stimulus yang mampu me- numbuhkan rasa percaya diri peserta didik dan juga agar peserta didik tunarungu merasa dihargai, disayangi, dan diakui.

2. Dukungan penghargaan yang Guru BK berikan pada peserta didik tunarungu yaitu dengan memberikan penghargaan, pujian, ucapan selamat, motivasi atau dorongan, memberikan per- lakukan yang baik pada peserta didik tunarungu, menunjukkan rasa saling menghargai, dan menerima kondisi peserta didik

(10)

tunarungu dengan baik. Dukungan penghargaan yang Guru BK berikan bisa dikatakan baik, karena Guru BK berusaha memberikan penghargaan dan dorongan yang mampu menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.

3. Dukungan instrumental yang Guru BK berikan pada peserta didik tunarungu yaitu dengan memberikan bantuan jika mengalami masalah, memberikan ke-sempatan dan waktu untuk memahami materi layanan, memberikan waktu luang untuk melakukan konseling, mem- berikan pertolongan agar peserta didik tunarungu mampu memahami diri dan me- nyesuaikan diri dengan teman- temannya. Dukungan instru- mentasi yang Guru BK berikan bisa dikatakan baik, karena Guru BK berusaha memberikan waktu luang dan jasa agar mampu menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik dalam menye- lesaikan masalah dan juga agar peserta didik tunarungu merasa dihargai, disayangi, dan diakui.

4. Dukungan informasi yang Guru BK berikan pada peserta didik tunarungu yaitu dengan memberikan nasehat, saran, masukan, petunjuk, dan peng- arahan. Dukungan informasi yang Guru BK berikan bisa dikatakan baik, karena Guru BK berusaha memberikan nasehat dan pengarahan yang mampu me- numbuhkan rasa percaya diri peserta didik, mampu dalam mengambil keputusan dan juga agar peserta didik tunarungu merasa dihargai, disayangi, dan diperhatikan.

KEPUSTAKAAN

Dianto, Mori. 2015. “Kontribusi Dukungan Sosial dan Konsep Diri terhadap Motivasi Berprestasi pada Siswa SMP Negeri Kecamatan Batang Kapas Pesisir Selatan”. Tesis tidak diterbitkan. PPs-UNP.

Kumalasari, Fani. 2012. Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan.Jurnal Psikologi Pitutur. (Nomor 1 Vol 1).

Hlm. 26-26.

Sara, Yuni. 2016. Hubungan Dukungan Sosial Teman

(11)

Sebaya dengan Penyesuaian Diri Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri IV Koto Kampung dalam Kabupaten Padang Pariaman.Laporan Penelitian. STKIP.

Referensi

Dokumen terkait

Didukung oleh penelitian Euis, Suhartini, 2013 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga yang ditinjau dari empat dimensi dukungan emosional, penghargaan,