• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: bond rating, binary logistic regression, corporate financial performance, profitability, leverage, liquidity, firm growth Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor keuangan apa saja yang mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Keywords: bond rating, binary logistic regression, corporate financial performance, profitability, leverage, liquidity, firm growth Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor keuangan apa saja yang mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kinerja Keuangan Untuk Memprediksi Peringkat Obligasi (Studi Pada Perusahaan Properti dan Konstruksi Bangunan Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2012-2016)

Oleh:

Indah Permata Sari

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Dosen Pembimbing:

Toto Rahardjo, SE., MS

Abstract : The objective of this research is to identify financial factors that affect the rating of corporate bonds. The population of this study is fifteen property and construction companies listed in the Indonesia Stock Exchange in the period of 20122016. Using purposive sampling, nine companies whose Return on Investment is above industrial average were selected as the sample. This study uses binary logistic regression analysis, while its variables are profitability, leverage, liquidity, and firm growth.

The results show that profitability ratio proxied by Return on Investment (ROI) and liquidity ratio proxied by Cash Ratio (CAR) have a significant effect on bond rating.

However, leverage ratio proxied by Debt to Equity Ratio (DER) and firm growth do not have any significant effect on bond rating. In addition, liquidity is the most dominant ratio that affect bond rating. Therefore, bond issuers must observe their profitability and liquidity level to avoid risk of default.

Keywords: bond rating, binary logistic regression, corporate financial performance, profitability, leverage, liquidity, firm growth

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor keuangan apa saja yang mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016 yang berjumlah 15 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu dengan cara mengambil perusahaan yang nilai Return on Investment nya diatas rata-rata industri, sehingga sampel yang diperoleh berjumlah 9 perusahaan. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi logistik biner, adapun variabel yang digunakan dalam model ini meliputi variabel antara lain rasio profitabilitas, leverage, likuiditas dan pertumbuhan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Investment (ROI) dan rasio likuiditas yang diproksikan dengan Cash Ratio (CAR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi. Sedangkan, rasio leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan Pertumbuhan Perusahaan (Growth) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi. Sedangkan, rasio yang paling dominan berpengaruh terhadap peringkat obligasi adalah rasio likuiditas. Perusahaan penerbit harus mengamati tingkat profitabilitas dan likuiditas nya agar tidak terjadinya risiko gagal bayar.

Kata kunci : Peringkat Obligasi, Regresi Logistik Biner, Kinerja Keuangan Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan.

(2)

1. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk ke-empat terbesar di dunia hal ini ditunjukkan dengan jumlah penduduk yang mencapai 257.912.349 (Badan Pusat Statistik, 2016). Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat, mendorong terjadinya kenaikan akan permintaan akan tempat tinggal. Keadaan tersebut mendorong terjadinya peningkatan pembangunan properti yang tinggi. Tidak hanya pertumbuhan penduduk, arus urbanisasi yang cepat di Indonesia menunjang tingginya permintaan akan tempat tinggal. Dengan semakin banyaknya kebutuhan akan properti, maka hal tersebut akan mempengaruhi kebutuhan pendanaan perusahaan properti yang semakin tinggi.

Selain biaya pembangunan yang tinggi, waktu pembangunan juga terbilang lama sehingga perusahaan perlu mendapatkan pendanaan untuk menunjang pembangunan tersebut melalui Pasar Modal.

Obligasi merupakan salah satu jenis produk pada sektor keuangan yang ditawarkan oleh Pasar Modal. Menurut (Bursa Efek Indonesia atau BEI, 2016) Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Melihat adanya pendapat tetap yang ditawarkan oleh obligasi, banyak investor mulai untuk melakukan keputusan investasi nya dengan membeli surat utang yang ada di pasar modal.

Obligasi merupakan salah satu jenis produk pada sektor keuangan yang ditawarkan oleh pasar modal. Menurut (Bursa Efek Indonesia atau BEI, 2016) Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat

dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Namun, sama seperti efek lainnya, obligasi pun memiliki risiko yaitu adanya (default risk) yang merupakan kondisi dimana emiten tidak memenuhi kewajibannya yakni tidak terbayarnya bunga dan pokok utang. Contoh nya seperti yang terjadi pada 21 Juni 2017 di PT Bima Multi Finance (BIMF), yang peringkat nya diturunkan ke level idD oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT PEFINDO) lantaran gagal bayar kewajiban finansial yang jatuh tempo (Bisnis Market, 2017).

Agar investor dapat memiliki gambaran terkait seberapa besar default risk yang ada, maka diperlukan suatu alat yang dapat mengantisipasi hal tersebut yakni peringkat obligasi.

Peringkat obligasi menyatakan tinggi rendahnya tingkat risiko dan keamanan dari obligasi tersebut. Menurut (Raharja dan Sari, 2008 dalam Ermi, 2010) mengungkapkan bahwa peringkat obligasi ini penting karena peringkat tersebut memberikan pernyataan yang informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan. Peringkat tersebut diberikan oleh lembaga pemeringkat obligasi yang independen dan dapat dipercaya. Lembaga pemeringkat yang dipercaya oleh Otoritas Jasa Keuangan adalah PT PEFINDO dan Fitch Indonesia. Penelitian ini menggunakan PT PEFINDO sebagai perusahaan pemeringkat. Menurut PT PEFINDO, peringkat obligasi dibedakan menjadi dua kategori yakni investment grade (AAA,AA,A dan BBB) dan non

investment grade (BB,B,CCC dan D)

(3)

Kemudian muncul masalah terkait bias informasi yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat yaitu kejadian yang dialami oleh peringkat obligasi Bank Global di tahun 2004 yang mana agen pemeringkat nya adalah Kasnic. Saat itu, Kasnic memberikan rating A- pada obligasi Bank Global, namun kemudian BI mengeluarkan pengumuman bahwa izin Bank Global dibekukan dan peringkat obligasinya turun menjadi D (Retno, 2016) salah satu penyebab hal tersebut yakni biasnya informasi yang dilakukan oleh agen pemeringkat dikarenakan monitor kinerja perusahaan yang tidak dilakukan secara rutin. Agen pemeringkat hanya dapat menilai suatu perusahaan setelah terjadinya peristiwa yang menyebabkan perubahan peringkat.

Maka dari itu perlunya suatu penilaian kinerja keuangan dengan melihat laporan keuangan perusahaan yang ingin menjual surat utang obligasi nya, agar gagal bayar dapat diminimalisir. Laporan keuangan merupakan informasi yang dianggap akurat oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi. Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2013) adalah memberikan informasi terkait aktiva, kewajiban, pendapatan, biaya dan informasi keuangan lainnya. Dengan adanya laporan keuangan, perusahaan dapat meminimalisir terjadinya risiko investasi sehingga investor tertarik untuk berinvestasi pada suatu perusahaan.

Dalam laporan keuangan, terdapat rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kinerja keuangan perusahaan dan menjelaskan posisi keuangan suatu perusahaan.

Pada realitanya, sudah banyak penlitian yang mengui terkait kinerja keuangan apa saja yang mempengaruhi peringkat obligasi. Namun, masih banyak ketidakseragaman hasil yang didapatkan terkait variabel kinerja keuangan apa saja yang mempengaruhi

peringkat obligasi. Sehingga, perlu diadakan penelitian lebih lanjut terkait variabel apa saja yang mempengaruhi peringkat obligasi.

2. Tinjauan Pustaka 2.1 Peringkat Obligasi

Peringkat merupakan sebuah pernyataan terkait keadaan dari penghutang dan kemungkinan apa yang bisa dan dapat dilakukan sehubungan dengan hutang yang dimiliki tersebut. Menurut (Rosten 2005 dalam Ninis, 2015) mengatakan bahwa peringkat mencoba mengukur risiko kegagalan, yaitu peluang emiten atau peminjam akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan.

Peringkat obligasi dinilai penting karena dengan memiliki obligasi peringkat yang rendah biasanya memiliki biaya bunga yang lebih tinggi (Indah, 2014).

Peringkat tertinggi dalam pemeringkatan obligasi adalah AAA yang berarti menunjukkan bahwa obligasi memiliki kualitas terbaik atau memiliki risiko gagal bayar (default) yang paling rendah. Sedangkan peringkat D merupakan peringkat paling rendah yang menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal bayar (default). PT PEFINDO membagi peringkat tersebut menjadi dua bagian yakni:

1. Investment Grade Investment Grade yang berarti obligasi tersebut layak untuk dilakukannya investasi. Yakni terdapat pada peringkat AAA sampai dengan BBB.

2. Non Investment Grade Non Investment Grade yang berarti obligasi tersebut bernilai spekulatif untuk dilakukannya

(4)

investasi. Yakni terdapat pada peringkat BB sampai dengan D.

Manfaat umum dari pemeringkatan obligasi menurut (Rahardjo, 2006:100) adalah:

1. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan yang mneyangkut berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan transparan juga.

2. Efisiensi biaya. Hasil dari pemeringkatan obligasi yang bagus biasanya memberikan keuntungan, yaitu menghindari kewajiban persyaratan keuangan yang biasanya memberatkan perusahaan seperti penyediaan singking fund dan jaminan aset.

3. Menentukan besarnya coupon rate, semakin bagus peringkatnya cenderung semakin rendah nilai coupon rate dan sebaliknya.

4. Memberikan informasi yang obyektif dan independen menyangkut kemampuan pembayaran utang, tingkat risiko investasi yang mungkin timbul, serta jenis dan tingkat utang tersebut.

5. Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi ekonomi pada umumnya.

2.2 Profitabilitas

Rasio Profitablitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Rasio ini akan menunjukkan efektivitas operasional perusahaan secara keseluruhan (Horne dan Wachowicz, 2009:222).

Profitabilitas akan menunjukkan posisi laba perusahaan. Menurut (Soesetio, 2008) Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan

aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi, kemungkinan besar memiliki tingkat laba yang tinggi pula. Dari hal tersebut, investor tentu akan mempertimbangkan profiitablilitas perusahaan sebelum melakukan investasi. Hal ini, akan menjaga rasa aman dari investor dari adanya kerugian atau gagal bayar (default risk).

2.3 Leverage

Rasio Leverage atau yang sering dikenal dengan Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

Menurut (Kasmir, 2008:151) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi. Perusahaan yang tidak memiliki leverage menandakan bahwa seluruh operasional perusahaan dibiayai oleh modal sendiri. Namun, jika perusahaan terlalu banyak menggunakan sumber pendanaan dari luar atau hutang, hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan akan lebih besar memiliki risiko gagal bayar dan mengalami kebangkrutan.

2.4 Likuiditas

Menurut Sartono (2002), Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendek. Ketika suatu perusahaan dapat melunasi utang jangka pendeknya maka dapat dikatakan perusahaan tersebut berada dalam kategori likuid. Hal ini mempertegas bahwa kondisi keuangan perusahaan tersebut kuat.

(5)

2.5 Pertumbuhan Perusahaan

Menurut Burton et al (dalam Indah, 2015) menyatakan bahwa pertumbuhan yang positif dalam annual surplus dapat mengindikasikan atas berbagai kondisi finansial. Para pemegang obligasi yang memiliki pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun dalam bisnis adalah lebih besar kemungkinan secara sukarela untuk kredit rating dari para insurer yang memiliki pertumbuhan lebih rendah.

Dengan kata lain, insurer yang mempunyai pengalaman growth dalam pelaporan annual surplus akan mendapat risiko penjaminan yang lebih tinggi.

2.6 Peringkat Obligasi

Peringkat merupakan sebuah pernyataan terkait keadaan dari penghutang dan kemungkinan apa yang bisa dan dapat dilakukan sehubungan dengan hutang yang dimiliki tersebut.

Menurut (Rosten 2005 dalam Ninis, 2015) mengatakan bahwa peringkat mencoba mengukur risiko kegagalan, yaitu peluang emiten atau peminjam akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan.

Peringkat obligasi dinilai penting karena dengan memiliki obligasi peringkat yang rendah biasanya memiliki biaya bunga yang lebih tinggi (Indah, 2014). Di Indonesia, lembaga yang melakukan peringkat obligasi ada dua yakni Fitch Indonesia dan PT PEFINDO. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan PT PEFINDO sebagai pemeringkat efek yang diteliti.

2.7 Hipotesis

Hipotesis yang disusun dalam penelitian ini adalah:

H1: Terdapat pengaruh signifikan profitabilitas dalam memprediksi peringkat obligasi.

H2: Terdapat pengaruh signifikan leverage dalam memprediksi peringkat obligasi.

H3: Terdapat pengaruh signifikan likuiditas dalam memprediksi peringkat obligasi.

H4: Terdapat pengaruh signifikan pertumbuhan perusahaan dalam memprediksi peringkat obligasi.

H5: Terdapat pengaruh signifikan profitabilitas, leverage, likuiditas dan pertumbuhan perusahaan dalam memprediksi peringkat obligasi.

3. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam kategori properti dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI dan mengeluarkan obligasi yang terdafar pada agen pemeringkat PT PEFINDO selama periode pengamatan tahun 2012-2016. Sampel yang digunakan sejumlah 9 perusahaan properti dan konstruksi bangunan. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu teknik purposive sampling.

Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Penelitian ini menggunakan kriteria pemilihan sampel dengan melihat perusahaan yang termasuk dalam kategori high investment grade dikarenakan perusahaan tersebut memiliki nilai investasi yang tinggi dan dinilai memiliki risiko yang paling rendah. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder (secondary data). Data berupa laporan keuangan pada penelitian ini didapat dari Galeri Investasi BEI Universitas

(6)

Brawijaya, website BEI yaitu (www.idx.co.id), serta website PT PEFINDO (www.pefindo.com).

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data berupa teknik dokumentasi atau metode dokumentasi.

3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel untuk penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen yang terdiri dari : 3.1.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi. Peringkat Obligasi yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO terbagi atas kategori investment grade (AAA, AA, A, BBB) dan non investment grade (BB, B, CCC, D). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan termasuk kedalam kategori investment grade. Sehingga kemudian peneliti membagi lagi kedalam dua kategori yakni high grade (AAA, AA+, AA-, AA) dan upper medium grade (A+, A, A-) (Retno, 2016). Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala dummy. Dengan memberi nilai 0 pada kategori upper medium grade dan nilai 1 untuk high grade.

Tabel 3.1 Variabel Dependen

Peringkat Obligasi Skala

AAA 1

AA+ 1

AA- 1

AA 1

A+ 0

A- 0

A 0

Sumber : Retno, 2016

3.1.2 Variabel Independen (X) Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas, leverage, likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan. Keempat variabel tersebut dihitung berdasarkan laporan keuangan.

3.1.2.1 Rasio Profitabilitas (X1) Rasio Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam meghasilkan keuntungan dari penjualan, total aktiva tertentu dan laba dari modal sendiri. Profitabilitas juga memberikan gambaran terkait sejauh mana keefektivan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.

Semakin tinggi rasio profitabilitas, maka perusahaan dinilai semakin efektif dalam menghasilkan laba, sehingga kemampuan perusahaan dalam melunasi pokok pinjaman dan membayar bunga semakin baik dan peringkat obligasinya akan tinggi (Bringham dan Houston, 2014).

Dalam penelitian ini ROI digunakan sebagai alat ukur untuk penghitungan rasio profitablitas. ROI menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikan dengan mengabaikan sumber pendanaan.

Dengan adanya ROI perusahaan dapat mengetahui seberapa efisien perusahaannya guna memanfaatkan aktiva untuk kegiatan operasional dan dapat memberikan informasi ukuran profitabilitas perusahaan. Berikut adalah rumus ROI:

(7)

(Bringham dan Houston, 2014:148) 3.1.2.2 Rasio Leverage (X2)

Rasio Leverage mengukur seberapa besar utang yang digunakan untuk membiayai perusahaan. Menurut (Dewi, 2014) semakin tinggi leverage maka sebagian besar modal yang dimiliki perusahaan didanai oleh

hutang, sehingga akan

mengakibatkan semakin sulitnya perusahaan untuk memperoleh pinjaman dikarenakan oerusahaan berada dalam default risk, karena kemungkinan besar perusahaan tidak dapat mengembalikan pokok pinjaman dan bunga secara berkala dikarenakan besarnya hutang yang dimiliki perusahaan tersebut.

Penelitian ini menggunakan DER sebagai alat ukur dalam menghitung rasio leverage. DER digunakan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah dana yang disediakan kreditur kepada pemilik perusahaan. Berikut adalah rumus DER:

(Kasmir, 2009)

3.1.2.3 Rasio Likuiditas (X3) Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka

pendeknya. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin baik (Bringham dan Houston, 2014). Penelitian ini

menggunakan Cash Ratio (CAR) sebagai alat untuk mengukur rasio likuiditas.

Rasio likuiditas yang paling menjamin pembayaran utang jangka pendek adalah CAR , sebab yang menjadi penjaminnya hanyalah kas. Berikut adalah rumus CAR:

(Bringham dan Houston, 2014:134) 3.1.2.4Pertumbuhan Perusahaan (X4)

Pertumbuhan perusahaan yang baik akan memberikan peringkat obligasi yang investment grade.

Investor didalam memilih investasi terhadap obligasi akan melihat pengaruh growth atau pertumbuhan perusahaan apabila pertumbuhan perusahaan dinilai baik maka perusahaan penerbit obligasi akan memiliki peringkat obligasi investment grade (Indah, 2014). Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan membandingkan tingkat penjualan perusahaan sekarang dengan tahun sebelumnya. Berikut rumus dari Growth

:

Keterangan :

tahun sekarang.

adalah Penjualan tahun sebelum.

(Weston dan Thomas, 2010)

3.2 Metode Analisis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan alat statistik sebagai berikut:

3.2.1 Regresi Logistik Penelitian ini

menggunakan regresi logistik untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas, leverage, likuiditas dan pertumbuhan perusahaan terhadap peringkat obligasi. Analisis regresi logistik adalah metode regresi yang

menggambarkan hubungan antara beberapa variabel independen

adalah Penjualan

(8)

(explanatory) dengan sebuah variabel respon dikotomus atau biner. Variabel respon (Y) pada metode regresi logistik dikatakan biner karena terdiri atas dua kategori yaitu 0 dan 1 (Ghozali, 2015).

Model umum regresi logistik menurut Ghozali, 2015:228 adalah sebagai berikut:

Keterangan:

p = probabilitas variabel dependen e = logaritma natural (2,71)

= konstanta regresi

= koefisien regresi = variabel independen 3.2.2 Langkah-Langkah Analisis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik sehingga teknik analisis tidak

menggunakan uji hipotesis dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Berikut adalah tahapan dalam melakukan uji hipotesis menurut

Ghozali (2015):

1. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data terkait penelitian yang telah dikumpulkan dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum, dan minimum. Dengan demikian, analisis ini berguna untuk memberi gambaran tentang peringkat obligasi, profitabilitas, leverage, likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum, dan minimum. 2. Menguji Kelayakan Model

Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dinilai dengan menggunakan Hosmer Lemeshow’s Goodness of Fit Test Goodness yang dilakukan dengan nilai Chi-square.

Hosmer Lemeshow’s Goodness of Fit Test Goodness menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer Lemeshow’s Goodness of Fit Test Goodness sama dengan atau kurang dari 0,05,maka hipotesis nol ditolak yang berarti, ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit Test tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer Lemeshow’s Goodness of Fit Test Goodness lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol diterima dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

3. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likehood (-2LL) pada awal (block number = 0) dengan nilai - 2LL pada akhir (block number = 1).

Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL function) dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya (- 2LL akhir) menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data.

4. Menilai Ketepatan Prediksi

Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan obligasi memperoleh high

(9)

investment grade dan upper medium investment grade, tabel klasifikasi digunakan untuk menghitung nilai estimasi yang benar dan yang salah.

5. Koefisien Determinasi (

Pengujian koefisien determinasi pada regresi logistik dengan menggunakan Negelkerke’s R square. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel independen yaitu profitabilitas, leverage, likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan mampu menjelaskan variabilitas variabel dependen yaitu peringkat obligasi.

3.3 Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan model regresi logistik untuk mengetahui pengaruh dari masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen (secara parsial) dan pengaruh secara bersama-sama dari variabel independen terhadap variabel dependen (secara simultan) (Ghozali, 2015). 1. Uji Simultan (Omnibus Test of Model Coefficient)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen yang terdiri dari profitabilitas, leverage , likuiditas dan pertumbuhan perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu peringkat obligasi. Adapun hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai Omnibus Test of Model

Coefficients yaitu nilai peluang chi square hitung dengan nilai alpha 5% (0,05). Jika diperoleh hasil nilai peluang chi square hitung yang lebih kecil daripada 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen. 2. Uji Parsial (Uji Wald)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah masing-masing variabel independen yang terdiri dari

profitabilitas, leverage , likuiditas dan pertumbuhan perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu peringkat obligasi.

Adapun hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji wald yakni melihat nilai signifikansi. Jika signifikansi dari masing-masing variabel < 0,05 maka dapat dikatakan variabel independen tersebut secara parsial mempengaruhi variabel dependen.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Analisis Data

4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan aplikasi ilmu statistik yang berusaha untuk menjelaskan atau menggambarkan karakteristik data, seperti berapa rataratanya, seberapa jauh data-data bervariasi, dan sebagainya (Ghozali, 2015).

Pengukuran statistik ini digunakan untuk mempermudah pengamatan, yaitu dengan penghitungan nilai tendensi sentral maka dapat diperoleh gambaran sampel penelitian secara garis besar sehingga dapat mendekati kebenaran populasinya. Pengukuran statistik deskriptif ini dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 22.00 untuk Microsoft Windows. Hasil perhitungan statistik deskriptif disajikan pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.1

(10)

Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

Sumber : Lampiran 3, Statistik Deskriptif

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, jumlah data yang dinyatakan valid observasi sebanyak 45, yang merupakan total sampel yaitu perusahaan properti dan konstruksi bangunan selama periode 2012-2016. Berikut adalah gambaran data dari masing-masing variabel penelitian.

1. Profitabilitas

Profitabilitas yang diproksikan dengan menggunakan ROI memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dan maksimum sebesar 0,25. Rata-rata ROI perusahaan properti dan konstruksi bangunan adalah sebesar 0,0595.

Standar deviasi adalah sebesar 0,04348.

Dimana penyebaran data terkecil diperoleh ROI yakni sebesar 0,073 yang diperoleh melalui pengurangan antara standar deviasi dengan nilai rata-rata.

2. Leverage

Leverage yang diproksikan dengan menggunakan DER memiliki nilai minimum sebesar 0,52 dan maksimum sebesar 5,67. Rata-rata DER perusahaan properti dan konstruksi bangunan adalah sebesar 2,1873. Standar deviasi adalah sebesar 0,04348. Dimana penyebaran data untuk DER merupakan penyebaran terbesar kedua yaitu sebesar 0,646.

3. Likuiditas

Likuiditas yang diproksikan dengan menggunakan CAR memiliki nilai minimum sebesar 0,11 dan

maksimum sebesar 1,36. Rata-rata CAR perusahaan properti dan konstruksi bangunan adalah sebesar 0,4573. Standar deviasi adalah sebesar 0,29443. Dimana penyebaran data untuk CAR merupakan penyebaran terbesar ketiga yaitu sebesar 0,643.

4. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan Perusahaan yang diproksikan dengan

menggunakan GROWTH memiliki nilai minimum sebesar -0,22 dan maksimum sebesar 1,10. Perusahaan yang memiliki nilai GROWTH terendah adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk dengan nilai GROWTH sebesar -0,22. Sedangkan perusahaan dengan nilai GROWTH terbesar adalah PT Modernland Realty Tbk dengan nilai GRWOTH sebesar 1,096095.

Rata-rata GROWTH perusahaan properti dan konstruksi bangunan adalah sebesar 0,2133.

Standar deviasi adalah sebesar 0,25926.

Dimana penyebaran data untuk GROWTH merupakan penyebaran terbesar pertama yaitu sebesar 1,215.

4.2 Menilai Kelayakan Model Regresi

Hasil pengujian dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow Test ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Hosmer and Lemeshow Test

Hosmer and Lemeshow Test

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.2 di atas, pengujian menunjukkan nilai Chi-

N

Mini mum

Maxim

um Mean

Std.

Deviation ROI

DER

45 .01 .25 .0595 .04348 45 .52 5.67 2.1873 1.41466 CAR

GROWT H Valid N (listwise)

45 .11 1.36 .4573 .29443 45 -.22 1.10 .2133 .25926

45

4.327 7 .741

Step 1

Chi-square df Sig.

(11)

square sebesar 4,327 dengan

signifikansi (p) sebesar 0,741.

Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya.

4.3 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Tabel berikut menunjukkan hasil perbandingan antara -2LL awal dengan 2LL akhir.

Tabel 4.3 Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan Nilai -2LL Akhir

-2LL Nilai

1. Awal (blok 0)

2. Akhir (blok 1)

42,121 15,300 Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, nilai 2LL awal adalah sebesar 42,121. Setelah dimasukkan keempat variabel independen maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 15,300.

Penurunan likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

4.4 Menilai Ketepatan Prediksi Adapun hasil probabilitas masing-masing sampel dan distribusi hasil peluang untuk menunjukan kecenderungan variabel sebagai berikut :

Tabel 4.4

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 45 obligasi yang diteliti, terdapat 37 obligasi yang termasuk dalam kategori Upper Medium Grade, setelah diprediksi dengan analisis regresi logistik terdapat 1 obligasi yang berpindah menjadi High Grade atau dengan kata lain sebesar 97,3% dari 37 obligasi yang memiliki peringkat Medium Grade.

Kemudian dari 8 obligasi yang termasuk dalam kategori High Grade setelah diprediksi terdapat 2 obligasi yang berubah menjadi Medium Grade atau sebesar 75%

dari 8 obligasi yang memiliki peringkat High Grade. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka secara umum model yang diperoleh dapat diandalkan dalam memprediksi sampel sebesar 93,3%.

4.5 Koefisien Determinasi (R2) Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda.

Classification Table a

Observed

Predicted

Y Percentage

Correct

0 1

Step 1 Y

Overall Percentage 0 1

2 1

6

97.3 75.0 93.3 a. The cut value is .500

(12)

Tabel 4.5 Nagelkerke R Square

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 15.300a .449 .739

a. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.

Berdasarkan hasil Tabel 4.5 uji regresi logistik (lihat lampiran) diperoleh nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,739 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 73,9%, sedangkan sisanya sebesar 26,1%

dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa rasio profitabilitas, leverage, likuiditas dan pertumbuhan perusahaan memberikan pengaruh sebesar 73,9% terhadap Peringkat

Obligasi.

4.6 Uji Hipotesis

1. Uji Simultan (Omnibus Test of Model Coefficients)

Hipotesis penelitian yaitu variabel rasio profitabilitas, leverage, likuiditas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Peringkat Obligasi. Untuk menguji hipotesis ini maka digunakan uji signifikansi. Adapun hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai Omnibus Test of

Model Coefficients yaitu nilai peluang chi square hitung dengan nilai alpha 5%

(0,05).

Tabel 4.6 Hasil Uji Simultan

Omnibus Tests of Model Coefficients

Sumber: Data diolah,2018

Pada tabel tersebut diperoleh nilai peluang chi square 0,000 ≤ α 0,05 perhitungan ini menunjukkan bahwa variabel rasio profitabilitas, leverage, likuiditas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Peringkat Obligasi atau H5 dalam hipotesis dapat diterima.

2. Uji Parsial (Uji Wald)

Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Berdasarkan Tabel 4.7, hasil pengujian wald adalah sebagai berikut:

Variabel

bebas B Wald df Sig.

X1 -92.803 4.435 1 0.035 X2 -1.325 0.657 1 0.418 X3 13.142 5.470 1 0.019 X4 2.603 0.620 1 0.431 Constant -3.050 0.633 1 0.426

1. H1: Profitabilitas (Return On Investment) berpengaruh signifikan dalam memprediksi peringkat obligasi.

26.821 4 .000

26.821 4 .000

26.821 4 .000

Step Block Model Step 1

Chi-square df Sig.

(13)

Hasil uji wald antara variabel rasio profitabilitas (X1) memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,035. Selain itu, variabel profitabilitas memiliki koefisien regresi yang negatif (-92,803), maka pengaruh variabel profitabilitas yang diproksikan dengan return on investment terhadap peringkat obligasi adalah berpengaruh secara signifikan dengan arah negatif. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel profitabilitas terhadap peringkat obligasi pada perusahaan properti dan konstruksi bangunan. 2. H2: Leverage (Debt to Equity Ratio) berpengaruh signifikan dalam memprediksi peringkat obligasi.

Hasil uji wald antara variabel rasio leverage (X2) memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,418.

Selain itu, variabel leverage memiliki koefisien regresi yang negatif (-1,325), maka pengaruh variabel leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio terhadap peringkat obligasi adalah berpengaruh secara tidak signifikan dengan arah negatif. Hal ini berarti H0

diterima dan H2 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tidak signifikan antara variabel leverage terhadap peringkat obligasi pada perusahaan properti dan konstruksi bangunan.

3. H3: Likuiditas (Cash ratio) berpengaruh signifikan dalam memprediksi peringkat obligasi.

Hasil uji wald antara variabel rasio likuiditas (X3) memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,019. Selain itu, variabel likuiditas memiliki koefisien regresi yang positif 13.142, maka pengaruh variabel likuiditas yang diproksikan dengan cash ratio terhadap peringkat

obligasi adalah berpengaruh secara signifikan dengan arah positif. Hal ini berarti H0 ditolak dan H3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel likuiditas terhadap peringkat obligasi pada perusahaan properti dan konstruksi bangunan.

Kemudian, dengan memperoleh nilai Wald sebesar 5.470 menandakan bahwa variabel likuiditas merupakan variabel yang paling dominan dalam memprediksi peringkat obligasi.

4. H4: Pertumbuhan Perusahaan (Growth) berpengaruh signifikan dalam memprediksi peringkat obligasi.

Hasil uji wald antara variabel rasio pertumbuhan perusahaan (X4) memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0.431. Selain itu, variabel pertumbuhan perusahaan memiliki koefisien regresi yang positif 2.603, maka pengaruh variabel pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan growth terhadap peringkat obligasi adalah berpengaruh secara tidak signifikan dengan arah positif. Hal ini berarti H0 diterima dan H4 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tidak signifikan antara variabel pertumbuhan perusahaan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan properti dan konstruksi bangunan.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Peringkat Obligasi

Hasil pengujian statistik dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang diproksikan oleh ROI memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap obligasi suatu perusahaan.

Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa ROI memiliki nilai koefisien negatif

(14)

sebesar 92,803 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,035 dan nilai statistik wald sebesar 4,435. Dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka ROI berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi dan dengan nilai koefisien negatif 92,803 berarti setiap terjadi kenaikan ROI sebesar satu satuan maka akan menurunkan peringkat obligasi sebesar 92,803 begitu juga sebaliknya.Hasil ini sesuai dengan hipotesis pertama yaitu rasio profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi, sehingga dapat dikatakan bahwa H1 diterima.

Alasan diterimanya H1 adalah karena profitabilitas yang diproksikan dengan menggunakan ROI memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Karena dapat dikatakan ROI atau tingkat pengembalian atas investasi mampu untuk mempengaruhi peringkat obligasi. Hal ini berkaitan dengan laba perusahaan, obligor akan lebih memilih untuk berinvestasi kepada perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi dan risiko gagal bayar kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas rendah namun risiko gagal bayar besar.

4.7.2 Pengaruh Rasio Leverage terhadap Peringkat Obligasi

Hasil pengujian statistik dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa rasio leverage yang diproksikan oleh DER memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap obligasi suatu perusahaan. Hasil

pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa DER memiliki nilai koefisien negatif sebesar 1,325 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,418 dan nilai statistik wald sebesar 0,657. Dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maka DER berpengaruh tidak signifikan terhadap peringkat obligasi dan dengan

nilai koefisien negatif 1,325 berarti setiap terjadi kenaikan DER sebesar satu satuan maka akan menurunkan peringkat obligasi sebesar 1,325 begitu juga sebaliknya. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis kedua yaitu rasio leverage berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi, sehingga dapat dikatakan bahwa H2 ditolak.

Hasil penelitian ini tidak relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayyu Pertiwi (2013) yang mengatakan bahwa DER berpengaruh terhadap peringkat obligasi, hal ini dikarenakan bagi perusahaan khususnya industri properti dan konstruksi bangunan memiliki hutang yang besar pada struktur pendanaan perusahaan dapat menjadi risiko yang besar pada industri tersebut.

Alasan ditolaknya H2 adalah karena secara parsial leverage tidak diperhitungkan dalam menentukan peringkat obligasi perusahaan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kebijakan terkait utang jangka panjang tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi sehingga tidak terdapat perbedaan perusahaan yang termasuk dalam kategori high investment grade dengan medium upper investment grade.

4.7.3 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi

Hasil pengujian statistik dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang diproksikan oleh CAR memberikan pengaruh yang signifikan terhadap obligasi suatu perusahaan. Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa CAR memiliki nilai koefisien positif sebesar 13,142 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,019 dan nilai statistik wald sebesar 5,470. Dengan nilai

(15)

signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka CAR berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi dan dengan nilai koefisien positif 13,142 berarti setiap terjadi kenaikan CAR sebesar satu satuan maka akan meningkatkan peringkat obligasi sebesar 13,142 begitu juga sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan hipotesis ketiga yaitu rasio likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi, sehingga dapat dikatakan bahwa H3 diterima.

CAR menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek nya hanya dengan menggunakan nilai kas. Dengan demikian, apabila kas perusahaan dalam kondisi likuid yang baik maka perusahaan dapat membayar utang yang akan segera jatuh tempo hanya dengan menggunakan kas yang dimilikinya. Semakin baik rasio likuiditas suatu perusahaan, maka akan semakin rendah risiko perusahaan terkait gagal bayar pokok pinjaman atau bunga yang akan jatuh tempo. Selain itu, CAR juga memiliki nilai dominan pada uji wald sehingga dapat dikatakan bahwa likuiditas sangat berpengaruh dominan dalam memprediksi peringkat obligasi. Sehingga perusahaan perlu untuk memperhatikan tingkat likuiditasnya.

Alasan diterimanya H3 adalah jika likuiditas perusahaan tinggi, maka semakin baik peringkat obligasi perusahaan sehingga obligasi memungkinkan untuk masuk pada peringkat obligasi kategori high investment grade, karena hanya dengan kas perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendek nya kepada investor . Kondisi tersebut akan lebih menarik investor untuk melakukan investasi.

4.7.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Peringkat

Obligasi

Hasil pengujian statistik dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap obligasi suatu perusahaan. Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa Growth memiliki nilai koefisien positif sebesar 2,603 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,431 dan nilai statistik wald sebesar 0,620. Dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maka Growth berpengaruh tidak signifikan terhadap peringkat obligasi dan dengan nilai koefisien positif 2,603 berarti setiap terjadi kenaikan Growth sebesar satu satuan maka akan meningkatkan peringkat obligasi sebesar 2,603 begitu juga sebaliknya.

Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis keempat yaitu pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi, sehingga dapat dikatakan bahwa H4 ditolak.

Hasil penelitian ini tidak relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indah Wijayanti (2014) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Hal ini dimungkinkan karena penelitian dilakukan pada seluruh perusahaan non keuangan dengan jangka waktu penelitian yang singkat.

Alasan ditolaknya H4 adalah karena pertumbuhan perusahaan tidak mampu memprediksi peringkat obligasi baik secara high investment grade maupun upper medium grade. Hal ini bisa terjadi karena pengukuran yang digunakan untuk melihat pertumbuhan perusahaan hanya melihat sebatas penjualan perusahaan yang mana dirasa kurang berpengaruh

(16)

untuk melihat kinerja perusahaan dan melihat risiko bisnis perusahaan.

5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengujian variabel independen (ROI, DER, CAR dan Growth) dalam memprediksi peringkat obligasi perusahaan properti dan konstruksi bangunan di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016 dengan menggunakan regresi logistik, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang diproksikan dengan ROI berpengaruh secara signifikan positif terhadap probabilitas peringkat obligasi.

2. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa rasio leverage yang diproksikan dengan DER berpengaruh tidak signifikan terhadap probabilitas peringkat obligasi.

3. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang diproksikan dengan CAR berpengaruh secara signifikan positif dan dominan berpengaruh terhadap probabilitas peringkat obligasi.

4. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik

menunjukkan bahwa

pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan Growth berpengaruh tidak signifikan terhadap probabilitas peringkat obligasi.

5.2 Saran Adapun saran-saran yang dapat digunakan bagi pihak

yang ingin melanjutkan penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya mengambil sampel

dengan melakukan

pengklasifikasian sesuai dengan jenis atau kategori perusahaan tersebut.

2. Bagi perusahaan penerbit obligasi dapat dijadikan sebagai informasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan khususnya kinerja keuanagan perusahaan agar risiko gagal bayar dapat diminimalisir.

3. Untuk investor agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan saat melakukan investasi obligasi.

Daftar Pustaka

Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010.

Manajemen Keuangan. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Anto Dajan, 2004, Pengantar Metode Statistik Jilid II, cetakan ke-18, Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.

Ayyu Pertiwi. 2013. ‘Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi (Studi pada obligasi sektor non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008- 2011)’.

Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,

Jakarta.

Badan Pusat Statistik, 2016 https://www.bps.go.id/. Diakses tanggal 15 Februari 2018.

Bursa Efek Indonesia, 2016 http://www.idx.co.id/. Diakses tanggal 12 Desember 2017. Bloomberg,

(17)

2016

https://www.bloomberg.com/ma rkets.

Diakses tanggal 13 Februari 2018.

Bringham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2013. Dasar-dasar

Manajemen Keuangan Edisi 11 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Desak Nyoman Sri Werastuti. 2015.

Analisis Prediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Dengan Pendekatan Faktor Keuangan dan Non Keuangan. Jurnal Dinamika Akuntansi (JDA), Vol. 7 No 1, Hal 63-74

Dewi Utari, Ari Purwanti dan Darsono Prawironegoro. 2014.

Manajemen Keuangan Edisi Revisi . Jakarta : Mitra Wacana Media.

Dewi Widowati. 2013. Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan Yang Berpengaruh Pada Prediksi Peringkat Obligasi di Indonesia (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di BEI dan di Peringkat PT Pefindo 20092011). Jurnal Manajemen (JM), Vol. 13 No 1, Hal 35-53

Ermi Linandarini. 2010. ‘Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan di Indonesia,. Skripsi.

Universitas

Diponegoro, Semarang.

Fransiskus Paulus. 2016. Semakin Dekat Dengan Pasar Modal Indonesia. Deepublish, Jogjakarta.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS.

Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Hanafi, Mamduh M, 2013, Manajemen Keuangan, Edisi 1, Yogyakarta: BPFE.

Husein Umar, 2013, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka.

Horne, James C. Van dan John M Wachowicz, Jr. 2012.

Prinsipprinsip Manajemen Keuangan. Edisi ke 13.

Jakarta: Salemba Empat Ikatan Akuntan Indonesia,

2015. Standar Akuntansi Keuangan.

PSAK. Cetakan Keempat, Buku Satu, Jakarta: Penerbit Salemba

Empat

Indah Wijayanti. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA), Vol. 3 No 3,

Hal 1-15

Indonesia-Investments, 2015

https://www.indonesiainvestments.co m/id/. Diakses tanggal 15 Februari 2018.

Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan.

Edisi Revisi. Cetakan ke-6.

Jakarta: Rajawali Pers.

Keown, et al. 2011. Financial Management, 10th ed, New Jersey: Pearson Education Inc.

Manurung, Adler, Silitonga, Desmon dan Tobing, Wilson.

(18)

2009. Hubungan Rasio- rasio Keuangan dengan Rating Obligasi. Paper.

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat.

Liberty, Yogyakarta

Ninis Kurniasih. 2015. Determinan Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM), Vol. 4 No 2, Hal 1-16

Pemeringkat Efek Indonesia, 2015. Pefindo Rating Criteria &

Methodology. www.pefindo.com (diakses pada

2 Januari 2018)

Raharja dan M. P. Sari. 2008. Kemampuan Rasio Keuangan dalam memprediksi Peringkat Obligasi (PT Kasnic Credit

Rating). Jurnal Maksi. 8(2).

Rahman. 2013. Pengantar Akuntansi I.

Jakarta : Erlangga

Ratih Umroh. 2014. ‘Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi’. Skripsi.

Universitas Diponegoro, Semarang.

Retno. 2016. ‘Analisis Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Ukuran

Perusahaan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan dan Perbankan di Bursa Efek

Indonesia Periode 2009- 2014)’. Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang.

Sapto, Raharjo, 2006. Panduan Investasi Obligasi, Cetakan

kedua, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Sartono, A. 2002. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi,

Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE.

Sekaran, U, and Bougie, R. 2010.

Research Methods for Business: a Skill Bulding Approach. 5th Edition. John Wiley & Sons Ltd, West Sussex.

Singgih Santoso. 2000. Latihan SPSS Statistik Parmetik. Jakarta: Gramedia

Sugiarto, 2009, Struktur Modal ,Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan Keagenan dan Informasi Asimetri, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

D, Bandung : Alfabeta

Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek., Jakarta: Rineka Cipta

Susana Aprillia. 2011. ‘Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi’, Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta.

Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi.

Yogyakarta: EKONISIA.

(19)

Syehni Rizky Putra Abadi. 2015.

‘Perlindungan Hukum Bagi Investor Pemegang Obligasi Perusahaan yang Diterbitkan Oleh Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Terhadap Risiko Gagal Bayar’. Skripsi.

Universitas Negeri Surabaya.

Tim Jurusan Manajemen. 2016.

Pedoman Penulisan

Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.

Weston, J. Jared dan Thomas E. Compeland.

2010. Manajemen Keuangan Edisi Revisi Jilid 2.

Tangerang : Binarupa Aksara

Yuli Soesetio. (2008). Kepemilikan Manajerial dan Institusional, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Keuangan dan Perbankan,

12(3), 384-398

Referensi

Dokumen terkait

Insentif 3.019 .004 Pengembangan Karir 3.805 .000 Sumber: data diolah 2022 Berdasarkan hasil tabel 1.8 di atas dapat diketahui untuk variabel insentif X1 diperoleh nilai