ْنَم ،اَنِلاَمْعَأ ِتاَئِيَس ْنِمَو اَنِسُفْنَأ ِروُرُش ْنِم ِهللاِب ُذوُعَنَو ،ُهُرِفْغَتْسَنَو ُهُنْيِعَتْسَنَو ُهُدَمْحـَن ِهّلِل َدْمَحـلا َنِإ
ُدَه ْشَأَو ُهَل َكْيِرَش َل ُهَدْحَو هللا َلِإ َهَلِإ َل نَأ ُدَهْشَأَو ،ُهَل َيِداَه َلَف ْلِلْضُي ْنَمَو ،ُهَل َلِضُم َلَف ُهللا ِهِدْهَي .هُلوُسَرَو ُهُدْبَع ًادَمَحـُم َنَأ اوُنَمآ َنيِذَلا اَهُيَأ اَي
َنوُمِلْسُم ْمُتْنَأَو َلِإ َنُتوُمَت َلَو ِهِتاَقُت َقَح َهَللا اوُقَتا
ُساَنلا اَهُيَأ اَي اًريِثَك ًلاَجِر اَمُهْنِم َثَبَو اَهَجْوَز اَهْنِم َقَلَخَو ٍةَدِحاَو ٍسْفَن ْنِم ْمُكَقَلَخ يِذَلا ُمُكَبَر اوُقَتا
اًبيِقَر ْمُكْيَلَع َناَك َهَللا َنِإ َماَحْرَ ْلاَو ِهِب َنوُلَءاَسَت يِذَلا َهَللا اوُقَتاَو ًءاَسِنَو اوُنَمآ َنيِذَلا اَهُيَأ اَي
ْمُكَل ْرِفْغَيَو ْمُكَلاَمْعَأ ْمُكَل ْحِلْصُي اًديِدَس ًلْوَق اوُلوُقَو َهَللا اوُقَتا
ْمُكَبوُنُذ
ِعِطُي ْنَمَو
اًميِظَع اًزْوَف َزاَف ْدَقَف ُهَلوُسَرَو َهَللا ُدْعَب اَمَأ
،ِهَللا ُباَتِك ِثيِدَحْلا َقَدَصَأ َنِإف
ِروُمُ لا َرَشَو ،َمَلَسَو ِهْيَلَع ُهَللا ىَلَص ٍدَمَحُم ُيْدَه ِيْدَهْلا َنَسْحَأَو
ِراَنلا يِف ٍةَللَض َلُكَو ، ٌةَللَض ٍةَعْدِب َلُكَو ،ٌةَعْدِب ٍةَثَدْحُم َلُكَو ،اَهُتاَثَدْحُم Kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat karunia yang Allah berikan kepada kita semua.
اَهوُصْحُت َل ِهَللا َةَمْعِن اوُدُعَت نِإَو
…
Tidak akan mungkin kita menyebut satu persatu nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Kewajiban kita hanyalah mensyukuri nikmat-nikmat tersebut.
Kita bersyukur pada Allah yang masih memberikan kesempatan kepada kita semua untuk bisa bertemu lagi dengan Ramadhan. Mudah-mudahan kita dapat menyempurnakan Ramadhan ini, baik itu puasanya maupun qiyamnya dengan baik dan sempurna.
Kita bersyukur pada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang masih menjaga kita semua diatas agamaNya dan diatas sunnah NabiNya.
Shalawat beriring salam tidak lupa juga kita limpahkan untuk Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarga beliau, sahabat beliau dan umat beliau sampai hari kemudian.
Jamaah yang dimuliakan Allah..
Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Allah memilih Ramadhan sebagai bulan kita menjalankan rukun Islam yang keempat, yaitu ibadah puasa.
Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya dan Allah memilih. Tidak sama Ramadhan dengan bulan-bulan yang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan banyak keutamaan bagi bulan Ramadhan. Di antaranya adalah Allah pilih Ramadhan dari bulan-bulan lainnya sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an.
ُنآْرُقْلا ِهيِف َلِزن ُأ يِذَلا َناَضَمَر ُرْهَش
…
“Bulan Ramadhan yang pada bulan ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Al-Qur’an.” (QS. Al-Baqarah[2]: 185)
Tepatnya pada malam Lailatul qadar.
ِرْدَقْلا ِةَلْيَل يِف ُهاَنْلَزن َأ اَنِإ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatul qadar.” (QS. Al-Qadr[97]: 1\
ٍةَكَراَبُم ٍةَلْيَل يِف ُهاَنْلَزْنَأ اَنِإ
ۚ َنيِرِذْنُم اَنُك اَنِإ
⠀“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi Ad- Dukhan/44 : 3 Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Al-Qur’an secara utuh ke langit dunia di malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan. Kemudian menurunkan ayat pertama kepada NabiNya pada bulan Ramadhan, tepatnya di malam Lailatul qadar. Kemudian Al-Qur’an diturunkan berangsur-angsur menurut peristiwa.
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengistimewakan Ramadhan ini sebagai bulan Al-Qur’an. Maka disebut juga Syahrul Qur’an. Salah satu ibadah yang kita perbanyak di bulan Ramadhan adalah berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Baik membacanya, menghafalnya, maupun mentadabburinya.
Imam At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ْتَدِفُص َناَضَمَر ِرْه َش ْنِم ٍةَلْيَل ُلَو َأ َناَك اَذِإ
ِنِجْلا ُةَدَرَمَو ُنيِطاَي َشلا
Apabila malam pertama bulan Ramadhan tiba, maka setan-setan dan jin
jahat diikat ,
ٌباَب اَهْنِم ْحَتْفُي ْمَلَف ِراَنلا ُباَوْب َأ ْتَقِلُغَو
pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pun yang terbuka ,
ٌباَب اَهْنِم ْقَلْغُي ْمَلَف ِةَنَجْلا ُباَوْب َأ ْتَحِتُفَو
pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satu pun yang tertutup“ .
ْلِبْقَأ ِرْيَخْلا َيِغاَب اَي ٍداَنُم يِداَنُيَو
Kemudian ada malaikat yang menyeru, ‘Wahai yang menginginkan
kebaikan ,
ْرِصْقَأ ِر َشلا َيِغاَب اَيَو
kemarilah! Wahai yang menginginkan keburukan, tahanlah
!
ٍةَلْيَل ُلُك َكلَذَو ِراَنلا ْنِم ُءاَقَتُع ِهَلِلَو
’ Sesungguhnya Allah memerdekakan hamba-hambaNya dari api neraka.
Dan itu terjadi setiap malam bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi)
Kita berbuat baik di bulan Ramadhan itu biasa, seharusnya lebih dari biasa. Yaitu kita meningkatkan ibadah di bulan Ramadhan lebih daripada biasanya. Itulah keadaan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Nabi di bulan Ramadhan dalam berbuat kebaikan lebih cepat daripada hembusan angin.
Demikian juga di Ramadhan ini, Allah memerintahkan malaikat untuk berseru:
ْرِصْق َأ ِرَشلا َيِغاَب اَيَو ،ْلِبْقَأ ِرْيَخْلا َيِغاَب اَي
“Wahai orang-orang yang mengejar kebaikan, bangkitlah (yaitu jangan sia- siakan kesempatan). Dan wahai orang-orang yang ingin berbuat kejahatan, tahanlah.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Ini yang diserukan oleh malaikat di Ramadhan. Maka keinginan kita untuk beramal shalih meningkat. Bersedekah, membaca Al-Qur’an, menuntut ilmu, mengerjakan shalat, dan tentunya ibadah puasa yang wajib kita lakukan di bulan ini.
Maka sungguh terlalu hamba yang tidak meningkat ibadahnya di bulan Ramadhan. Dan sangat terlalu hamba yang tidak bisa menghentikan dirinya dari maksiat di bulan Ramadhan.
[ ْمُكَلَو ْيِل َمْيِظَعْلا هللا ُرِفْغَتْسَأَو اَذَه ْيِلْوَق ُلْوُقَأ[[
بنذ لك نِم َنْيِمِلْسُمْلا ِرِئاَسِلَو]
ُهْوُرِفْغَتْساَف ]
مْيِحّرلا ُرْوُفَغْلا َوُه ُهّنِإ ]
KHUTBAH JUMAT 2
ُهَلاَو ْنَمَو ِهِبْحَصَو ِهِلآ َىلَعَو هلل ِلْوُسَر َىلَع ُمَلَسلاَو ُةَلَصلاَو ِهلل ُدْمَحْلا
ُهَللا َلِإ َهَلِإ َل ْنَأ ُدَهْشَأ ،
ُهُلوسَرَو ُهُدْبَع اًدَمَحُم َنَأ ُدَهْشَأَو ، ُهَل َكيرَش َل ُهَدْحَو
ُدْعَب اَمَأ
،
Diantara perkara penting yang perlu diperhatikan pada bulan ramadhan adalah menjaga puasa kita. Puasa adalah kewajiban yang Allah wajibkan pada bulan ini. Dalam hal ini manusia bertingkat-tingkat dan berbeda-beda dalam puasa mereka. Mereka tidak berada pada tingkatan yang sama.
Walaupun mereka semua sama-sama menahan diri dari makan, minum dan pembatal-pembatal puasa yang lain mulai dari terbit fajar sampai
tenggelam matahari.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang siapa yang paling banyak pahala puasanya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “yang paling banyak berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala.”
Dan kita semua ketahui bahwa orang-orang yang berpuasa juga bertingkat- tingkat dalam dzikir mereka kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka juga berbeda-beda dalam membaca Al-Qur’an, melakukan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Banyak diantara manusia yang menyia-nyiakan waktunya dimalam hari kemudian apabila telah dilaksanakan shalat subuh, dia langsung tidur. Bahkan sampai ada yang meninggalkan shalat Dzuhur.
Oleh karena itu bagi setiap muslim, bersemangat menjaga dan
menyempurnakan puasanya serta memenuhi puasanya dengan dzikir
kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan ketaatan kepada Allah, membaca Al-Qur’an, menghadiri majelis ilmu, datang ke masjid dan berusaha sekuat tenaga menjaga puasanya dengan baik.
Diantara perkara penting yang harus kita perhatikan ketika kita sedang berpuasa adalah kita berusaha merealisasikan sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam:
َمَدَقَت اَم ُهَل َرِفُغ اًباَسِتْحاَو اًناَميِإ َناَضَمَر َماَص ْنَم
ِهِبْنَذ ْنِم
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka wajib bagi setiap muslim untuk berpuasan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala. Bukan sekedar kebiasaan, atau bukan karena saudara, keluarga dan teman-temannya
berpuasa. Bukan juga berpuasa agar tidak dikatakan, “kenapa engkau tidak berpuasa?” Bukan juga mengharapkan pujian kepada manusia. Yang
dimaksudkan dengan iman kepada Allah yaitu beriman kepada janji Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang-orang yang berpuasa. Allah akan memberikan ganjaran untuk orang-orang yang berpuasa tanpa hisab. Juga beriman bahwasannya Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan untuk hamba- hambaNya untuk berpuasa.
Kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar senantiasa membantu kita dan memberikan taufik untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.