• Tidak ada hasil yang ditemukan

kiat mempersiapkan kematian dalam film “100 hari”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kiat mempersiapkan kematian dalam film “100 hari”"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Dan atas restunya, penulis akhirnya berhasil menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Makna Kehidupan Sebelum Mati dalam Film 100 Hari (Analisis Semiotik Roland Barthes)”. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak sekali pelanggan yang memberikan dukungan baik moril maupun materil. Beliau juga selaku pembimbing skripsi, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala waktu, tenaga, kesabaran dan ketelitian dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi di tengah kesibukan ibundanya yang sangat padat.

Seluruh pengajar Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan ikhlas dan ikhlas mengajarkan segala ilmunya. Mas Arif Nur Aziz dan Mbk Rika Nur Aini yang selalu memberikan semangat baik lahir maupun batin. Sahabat istimewa, Blana Radetya dan Choirul Umam yang selalu membantu dan menyemangati saya selama mengerjakan disertasi saya.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan penulis pada khususnya. Film “100 Hari” yang disutradarai oleh Afiza Kamarulzaman menceritakan tentang nasehat mempersiapkan kematian dengan memaknai kehidupan agar bermanfaat dan bermakna melalui tokoh utama yaitu Zul Huzaimi (Akbar). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mempersiapkan kematian melalui tokoh Akbar dalam film 100 hari.

Hasil penelitian “Tips Mempersiapkan Kematian dalam Film 100 Hari (Analisis Semiotik Tokoh Akbar)” peneliti menemukan tips mempersiapkan kematian melalui tokoh Akbar yaitu: 1) Percaya hanya kepada Allah, 2) Berbuat Amal yang baik dengan amal yang sempurna, 3) Selalu mengingat Allah, 4) Menghiasi amal dengan keikhlasan, 5) Menebarkan kasih sayang, 6) Hidup bersahaja.

Penegasan Judul

Pentingnya nasehat persiapan kematian sebagaimana yang dicita-citakan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan nasehat atas kehidupan yang dijalani saat ini agar bisa lebih bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Film ini menceritakan tentang tanda-tanda kematian orang yang dipilih Allah SWT untuk mati. Selain bercerita tentang tanda-tanda kematian, film ini juga bercerita tentang persiapan hidup menjelang kematian yang disertai dengan proses dimana seseorang selama hidup di dunia tidak menyia-nyiakan nikmat yang diberikan Tuhan kepadanya, dan selama hidup, dia selalu berusaha memanfaatkan dirinya sendiri. dan lain-lain.

Berdasarkan penegasan judul di atas, maka makna keseluruhan Tips Mempersiapkan Kematian dalam Film “100 Hari” adalah bagaimana menjalani hidup agar lebih bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, agar kehidupan yang kita jalani bisa menjadi modal. atau bekal bagi kita di akhirat sebelum kematian datang. Hal ini tertuang dalam film “100 Hari” bagaimana kisah tokoh Zul Huzaimi atau Akbar secara tidak langsung memberikan kita modal atau bekal untuk kehidupan selanjutnya.

Latar Belakang Masalah

Pesan komunikasi tersebut tercermin dalam cerita dan misi film dan terangkum dalam bentuk drama, aksi, komedi, dan horor. Secara umum film mampu menggugah perasaan penontonnya untuk menafsirkan pesan-pesan yang tersirat sehingga film tersebut memberikan dampak fisik secara tidak langsung kepada penontonnya. Ibarat menonton film komedi, mempunyai pengaruh psikologis yang membuat Anda tertawa terbahak-bahak, atau film drama dapat memberikan pengaruh kesedihan yang mendalam.

Film “100 Days” merupakan film yang diproduksi oleh rumah produksi asal Malaysia yaitu Keris Motion Production. Disutradarai oleh Afiza Kamarulzaman, film ini tayang di saluran televisi ternama di Malaysia yaitu TV1 dan memiliki viewership yang besar. 7 Enjang As, “Tabligh Melalui Film”, dalam Aep Kusnawan, dkk. ed), Komunikasi dan Penyiaran Islam: Mengembangkan Tabligh Melalui Mimbar Media Cetak, Radio, Televisi, Film dan Digital, (Bandung: Benang Merah Press, 2004 ), P.

Film yang berdurasi 87 menit ini mengingatkan kita pada proses 100 hari sebelum kematian dan ibu kota hidup di dunia sebelum kematian mendekat. Skenario film yang mengharukan dan menarik untuk diteliti oleh peneliti adalah film yang bertema kematian yang diperankan oleh dua orang pria sebagai pemeran utama. Cerita yang diberikan kepada tokoh utama adalah bagaimana modal kita bisa berguna ketika kita hidup di dunia sebelum kematian mendekat.

Alasan peneliti membuat film ini dengan mengangkat tema kematian karena film ini menceritakan atau bercerita tentang proses manusia menuju kematian atau kematian, dan disertai dengan bekal hidup menuju kematian, sehingga film tersebut menginspirasi dan dapat memberikan motivasi untuk mendapatkan kehidupan. mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan mengingatkan kita bahwa kematian akan datang selalu dan dimana saja, kematian akan dialami oleh semua orang, baik pejabat maupun rakyat, baik atasan maupun bawahan, tidak peduli kaya atau miskin, tentu kita akan mengalaminya. Yaitu masa dimana kita akan melupakan segalanya dan dibayangi hanya dengan menghitung amal kita dihadapan Allah.

Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam pesan yang terkandung dalam film “100 Hari”. Kemudian penulis akan mengembangkannya kembali guna menemukan penafsiran baru yang muncul dari penafsiran denotatif yaitu tingkat konotasi. Pada tingkat konotasi ini, peneliti lebih menitik beratkan pada subjektivitas pengarangnya, sehingga menimbulkan penafsiran makna yang lebih luas.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya pustaka referensi dalam dunia komunikasi dan penyiaran khususnya bagi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman siswa dalam memahami pesan-pesan yang terkandung dalam sebuah film, melalui tanda-tanda dan simbol-simbol yang terdapat dalam film tersebut. Hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi kepada produser film untuk menghasilkan karya bagus yang sarat pesan baik.

Kajian Pustaka

Muhammad Siradj".8 Penelitian yang dilakukan oleh Yusyik Wazan membahas tentang bagaimana kematian digambarkan menurut kitab karya K.H. Muhammad Siradj, dalam penelitian yang dilakukan oleh Yusyik Wazan ditemukan bahwa kematian dalam Irang-Irang Sekar Panjang artinya kematian dapat diartikan sebagai suatu keberkahan, namun dapat juga diartikan sebagai musibah yang artinya kematian, yang disebut dengan kematian. berkah, meninggalnya orang yang berbuat baik dalam hidupnya, dan mati dalam musibah adalah meninggalnya orang yang berbuat buruk dalam hidupnya. Perbedaan penelitian Yuszik Wazan dengan penelitian penulis antara lain penelitian Yuszik Wazan menggunakan metode deskriptif-interpretatif, sedangkan penelitian penulis menggunakan metode analisis semiotika tokoh Akbar, perbedaan lainnya terletak pada subjek yang diteliti, Yuszik Wazan meneliti buku-buku sedangkan penelitian Yuszik Wazan meneliti tokoh Akbar. penulis meneliti karya film tersebut.

Kedua, penelitian Siti Aminah Ulfah, mahasiswa Fakultas Ushuludin Jurusan Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Psikologi Kematian (resensi buku Psikologi Kematian karya Komarudin Hidayat)”. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aminah Ulfah membahas bagaimana kematian menurut Komarudin Hidayat menggunakan teori-teori dari psikologi agama tentang agama dan kesehatan jiwa, dan penelitian yang dilakukan. 8Yusyik Wazan, “Kematian di Irang-Irang Sekar Panjang Karya KH Muhammad Siradj”, Skripsi, Fakultas Ushuludin, Jurusan Aqidah dan Filsafat, UIN Sunan Kalijaga, 2008, hal.vii.

Siti Aminah Ulfah menjelaskan bagaimana agama mempengaruhi kehidupan manusia. Hanna Djumhana menekankan kesehatan mental pada empat aspek, yaitu pola sistemik, pola adaptif, pola pengembangan diri, dan pola keagamaan. Perbedaan penelitian terletak pada teori dan objek yang diteliti, seperti Siti Aminah Ulfah mengupas buku Psikologi Kematian karya Komarudin Hidayat, sedangkan penulis mengupas tips menghadapi kematian menurut film 100 Hari dan perbedaan lainnya terletak pada teori. yang digunakan, teori yang digunakan Siti Aminah Ulfah menggunakan teori psikologi agama tentang agama dan kesehatan jiwa, sedangkan penulis meneliti dengan teori semiotika Roland Barthes.9. Ketiga, penelitian Mathin Kusuma Wijaya, mahasiswa Fakultas Ushuludin Jurusan Aqidah dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Makna Kematian Dalam Penglihatan Jalaludin Rakhmat”.

Penelitian yang dilakukan Mathin Kusuma Wijaya adalah membahas tentang makna kematian menurut Jalaludin Rakhmat. 9 Siti Aminah Ulfah, “Psikologi Kematian (Resensi Buku Psikologi Kematian Karya Komarudin Hidayat)”, Skripsi, Fakultas Ushuludin Jurusan Agama dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2013, hal.xii.

Kerangka Teori

Sistematika Pembahasan

Bab II, akan membahas tentang deskripsi film “100 hari”, sinopsis film “100 hari”, karakter para pemeran utamanya.

KESIMPULAN

Nilai beramal dengan amal yang sempurna dalam film “100 hari” adalah beribadah dengan niat ikhlas karena Allah SWT, karena jika kita beribadah kepada Allah dengan niat ikhlas maka akan tercapai keikhlasan. Film “100 Hari” menyuguhkan sedekah dengan amal sempurna melalui tokoh Akbar dengan adegan Akbar berdoa dengan niat ikhlas kepada Allah, bukan untuk menyombongkan diri atau pamer melainkan dengan ikhlas. Film “100 Hari” menyuguhkan cara untuk selalu mengingat Allah melalui tokoh Akbar dengan adegan Akbar sedang berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT.

Nilai bersedekah dengan jujur ​​dalam film "100 Days" adalah tersenyum saat bersedekah. Nilai menebar kasih sayang yang terdapat dalam film “100 Days” adalah menebar kasih sayang kepada keluarga dan sesama umat beriman. Film 100 Hari menghadirkan kehidupan sederhana melalui karakter Akbar dengan adegan Akbar makan nasi dan lauk pauk sederhana.

SARAN

PENUTUP

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

Gambar

Gambar 1.1. Peta tanda Roland Barthes

Referensi

Dokumen terkait

Table 3 – Indicators of live weight of calves according to economic accounting at 6 and 9 months of age Date of birth Live weight Age at the time of weighing, days Number of days