• Tidak ada hasil yang ditemukan

kinerja badan permusyawaratan desa (bpd) dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kinerja badan permusyawaratan desa (bpd) dalam"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemerintah desa merupakan garda terdepan dalam memahami kondisi masyarakat yang menjadi subyek kebijakan pemerintah itu sendiri. Mekanisme dan sistematika penyelenggaraan pemerintahan daerah sangat didukung dan ditentukan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang merupakan bagian dari pemerintah daerah. Berdasarkan fenomena yang ada di lapangan, yaitu berdasarkan hasil observasi awal, maka hasil pertama menunjukkan bahwa Pemerintahan Desa Sawang Selatan dalam penyelenggaraan pemerintahannya mempunyai permasalahan dalam melaksanakan pemerintahan desa yang demokratis, kondisi ini didasari oleh kurangnya dukungan masyarakat. keterlibatannya dalam pengambilan kebijakan yang mengakibatkan beberapa konflik yang didasari kecemburuan sosial.

Hal ini menuntut kita untuk melihat upaya atau prestasi BPD dalam mendorong demokrasi desa dan mengupayakan pembangunan desa yang lebih baik. Oleh karena itu, penulis mencoba mengkaji kinerja BPD dalam melaksanakan pemerintahan desa demokratis pada tahun 2020.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Sawang Selatan merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan demokrasi di Desa Sawang Selatan. Penulis mewawancarai informan menanyakan Bagaimana proses pengambilan kebijakan yang dilakukan BPD di Desa Sawang Selatan. Penulis mewawancarai informan menanyakan bagaimana implementasi kebijakan BPD Desa Sawang Selatan di lapangan.

Penulis juga mewawancarai informan menanyakan apakah program atau kebijakan BPD Desa Sawang Selatan mampu menjawab permasalahan di masyarakat. Kinerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Demokratis (Studi Kasus di Desa Wedelan Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara).

KAJIAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

Namun dalam proses perancangannya, ia tidak mendapat dukungan yang memadai dari Desa Penaga sehingga pelaksanaannya kurang maksimal. Jurnal yang ditulis oleh Aang Kusnendar dari Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Ciamis tahun 2018 berjudul Kinerja Pemerintah Desa dalam Pelayanan Publik di Desa Cijulang Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kinerja aparatur pemerintah desa di Desa Chijulang Kecamatan Chijulang Kabupaten Pangandaran sudah cukup baik, namun dalam hal ini masih terdapat beberapa indikator kinerja yang kurang sesuai dengan kinerja aparatur pemerintah desa. .

Namun secara keseluruhan BPD berjalan dengan baik yang difasilitasi dengan komunikasi yang baik antara BPD dengan pemerintah kota dan masyarakat sangat puas dengan kinerja pemerintah kota. BPD terus meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah desa khususnya kepala desa agar dapat terjalin hubungan baik, dan diharapkan BPD mampu mengawal aspirasi masyarakat dengan mengadakan pertemuan dengan masyarakat.

Kerangka Teori

  • Kinerja
  • Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
  • Demokratisasi Desa

Badan Permusyawaratan Desa yang disebut juga dengan nama lain Badan Perwakilan Desa, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014, Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas melaksanakan ketertiban desa bersama-sama dengan kepala desa dan memperhatikan untuk dan mengarahkan aspirasi masyarakat. Senada dengan itu, Susiatik (2004) berpendapat bahwa desa adalah lembaga yang dikendalikan dan didominasi oleh kepala desa dan perangkat desa, yang lebih berorientasi ke luar desa. Ihsan Rizaldy, Sjuaib Hannan, Abdul Khalik (2021) Mewujudkan pemerintahan desa yang lebih profesional memerlukan hubungan dan kerjasama yang harmonis antara BPD dan kepala desa.

Pemilihan kepala desa juga penting, namun ada hal yang lebih penting dalam proses politik sehari-hari, yang mungkin menyangkut hubungan antara pemerintah desa, BPD, dan masyarakat. Partisipasi bukan hanya sekedar keterlibatan masyarakat dalam memilih kepala desa dan pemilihan BPD, namun juga partisipasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dan diarahkan pada pembangunan dan pengelolaan desa.

Gambar 2.1 Indikator Kinerja
Gambar 2.1 Indikator Kinerja

Kerangka Pemikiran

Definisi Konsep

Alasan peneliti meneliti BPD di Desa Sawang Selatan dilatarbelakangi oleh permasalahan yang muncul seperti yang telah dijelaskan di atas. Saat itu Desa Sawang Selatan juga menjadi lokasi penelitian, tepatnya Desa Sawang Selatan, Kecamatan Kundur Barat, Provinsi Kepulauan Riau. Pelaksanaan fungsi BPD di Desa Sawang Selatan mencakup beberapa peraturan perundang-undangan, antara lain UU No.

Penulis juga melakukan wawancara informan dengan pertanyaan apakah BPD telah mampu mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada di Desa Sawang Selatan dalam pengambilan kebijakan. Pernyataan ini juga sesuai dengan pernyataan Sekretaris Desa Sawang Selatan, BPD dan pemerintah desa yang cukup adil. Sehingga permasalahan terkait pengurus di Desa Sawang Selatan tidak pernah mengemuka, pasca ditangkapnya kepala desa yang terlibat kasus korupsi.

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam pendekatan penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif, yaitu mencoba menggambarkan dan menjelaskan objek sebagai suatu fenomena yang benar-benar terjadi di daerah atau tempat yang diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengumpulkan data, mengkaji dan mengetahui cara kerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam melaksanakan pemerintahan desa demokratis di Desa Sawang Selatan, Kundur Barat.

Objek dan Lokasi Penelitian

Fokus Penelitian

Sumber Data

Sumber data ini biasanya berupa data statistik atau data yang disiapkan untuk digunakan dalam statistik dan biasanya dipegang oleh lembaga pemerintah, biro layanan data, perusahaan swasta atau organisasi lain yang terlibat dalam penggunaan data tersebut. Data sekunder biasanya berupa bukti-bukti, catatan sejarah atau laporan yang dikumpulkan dari arsip-arsip yang diterbitkan dan tidak diterbitkan (data dokumenter). Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari pemerintah kota Savang Selatan dan/atau pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono, (2013) Dokumentasi adalah arsip peristiwa masa lalu, misalnya foto atau karya seseorang. Dokumen juga dapat berupa surat, cerita sehari-hari, tolok ukur, biografi, manual, dokumen visual seperti foto, cuplikan hidup (video), sketsa, studi dokumenter melengkapi pengguna metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Informan

Teknis Analisis Data

Jadwal Penelitian

Dimana Desa Sawang Selatan memiliki perbedaan suku dan agama, serta keanekaragaman dan potensi yang melimpah. Disampaikan Sekretaris Desa Sawang Selatan, BPD masih belum maksimal dalam menjaring aspirasi masyarakat. Kondisi inilah yang membuat Desa Sawang Selatan mampu memperbaiki dan membersihkan permasalahan yang ada di masa lalu.

PEMBAHASAN

Deskripsi Objek dan Lokasi Penelitian

  • Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Sawang Selatan
  • Gambaran Umum Desa Sawang selatan Kecamatan Kundur Barat

Badan Permusyawaratan Desa ini beranggotakan tujuh orang yang dipilih berdasarkan daerah pemilihan (Dapil) masing-masing dusun, dan mempunyai kantor yang letaknya cukup strategis. Selain dekat dengan Kantor Desa Sawang Selatan, kantor BPD juga terletak di pusat perekonomian desa dan tepat berada di tengah-tengah 4 dusun tersebut. Berdasarkan tabel diatas, struktur organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Sawang Selatan diketuai oleh Bapak Supriyanto, S.Pd, dengan satu orang Wakil Ketua dan satu orang Sekretaris serta empat bagian dengan bidang studi yang telah ditentukan.

Struktur keanggotaan BPD Desa Sawang Selatan mayoritas terdiri dari guru yang kesehariannya dihabiskan di sekolah. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun No. 7 Tahun 2016, Kabupaten Karimun kembali dimekarkan menjadi 12 (dua belas) kecamatan. Kecamatan Kundur Barat merupakan salah satu dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau yang mempunyai letak dan wilayah yang strategis ditinjau dari pendekatan ekonomi, luas wilayah Kecamatan Kundur Barat mencapai 2250,08 km2.

Desa Sawang Selatan terletak di Kecamatan Kundur Barat yang secara geografis Kecamatan Kundur Barat mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat besar. Kundur Barat termasuk dalam kawasan agraris strategis dan dijadikan salah satu sentra pertanian di kabupaten Karimun. Desa Sawang Selatan juga dihuni oleh 7 suku berbeda yang mayoritas adalah suku Jawa sebanyak 791 jiwa, Melayu 542 jiwa, Batak 47 jiwa, dan Bugis 32 jiwa.

Tabel 4.1 Keanggotaan BPD Desa Sawang Selatan
Tabel 4.1 Keanggotaan BPD Desa Sawang Selatan

Hasil penelitian

Penulis kemudian melakukan wawancara kepada informan dengan pertanyaan Bagaimana proses pengambilan kebijakan yang dilakukan BPD untuk mengatur permasalahan yang menjadi kewenangannya. Beberapa kebijakan yang diambil BPD telah memberikan dampak bagi masyarakat, meskipun secara keseluruhan belum mampu menjawab permasalahan yang ada di masyarakat. Pernyataan ini sekaligus menjawab mengenai belum efektifnya kebijakan yang diambil BPD sehingga dampak yang dihasilkan masih belum efektif.

Adapun kebijakan BPD sebenarnya masih belum sesuai dengan harapan masyarakat khususnya generasi muda. Kebijakan BPD di lapangan bisa dibilang cukup baik, karena menurut saya BPD sudah melakukan yang terbaik dalam perencanaan kebijakan yang merupakan tugas terpenting BPD. Pernyataan ini sekaligus menegaskan kebenaran pernyataan sebelumnya tentang tidak efektifnya kebijakan BPD.

Padahal kebijakan yang dihasilkan BPD merupakan hasil musyawarah yang menjadi media untuk memenuhi keinginan masyarakat. Penulis juga melakukan wawancara kepada informan dengan pertanyaan bagaimana kebijakan BPD Sawang Selatan diterapkan di lapangan. Penulis melakukan wawancara kepada informan dengan pertanyaan: Bagaimana pandangan anda terhadap penetapan tujuan/topik politik yang dilakukan BPD di masyarakat.

Penulis melakukan wawancara informan dengan pertanyaan: Bagaimana pendapat anda mengenai penetapan tujuan/objek politik yang dilakukan BPD Sawang Selatan di masyarakat. Penulis juga melakukan wawancara terhadap informan dengan pertanyaan: Bagaimana pendapat anda mengenai penetapan tujuan/objek politik yang dilaksanakan BPD di masyarakat. Implementasi kebijakan BPD di lapangan masih belum optimal, hal ini disebabkan tingkat efektivitas kebijakan yang diambil BPD masih sangat rendah.

Gambar 4.3 Pembangunan Lapangan Futsal yang Terbengkalai
Gambar 4.3 Pembangunan Lapangan Futsal yang Terbengkalai

PENUTUP

Kesimpulan

Proses pembuatan kebijakan atau program yang dibuat oleh BPD masih belum efisien dalam implementasinya sehingga harus mengeluarkan banyak anggaran dan memakan banyak waktu. Peran masyarakat dalam perumusan kebijakan masih sangat minim sehingga kebijakan seringkali menimbulkan konflik. Kapasitas BPD cukup baik dalam memberikan jawaban atas permasalahan yang ada di masyarakat, namun seringkali BPD tidak mampu memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.

Oleh karena itu, perlu adanya efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada di desa. Efektivitas kebijakan juga merupakan hal terpenting dalam kebijakan, agar kebijakan tersebut dapat menjadi jawaban terhadap permasalahan sosial.

Saran

Untuk mendapatkan respon yang baik dari masyarakat, yang kemudian juga dapat menimbulkan harapan yang baik. Analisis Kinerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa Empaka Kebiau Raya Kecamatan Binjai Hulu Kabupaten Sintang. Evaluasi Kinerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam menjalankan fungsi dan perannya di masa pandemi Covid-19 (Studi di Desa Subergando, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur).

Analisis Peran Badan Permusyawaratan Desa dalam Demokratisasi Pemerintahan Desa Penaga Kecamatan Teluk Binta Kabupaten Bintan Tahun 2014. Jurnal Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji. Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Pengelolaan Anggaran Desa Tahun 2018 (Studi Kasus di Desa Wonodoyo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali).

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Manajemen dan Pendidikan, Universitas Widya Dharma, Klaten. Kinerja BPD dalam implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 110 Tahun 2016 di Desa Salarri, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar. Optimalisasi fungsi dan peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam meningkatkan kinerja BPD (studi kasus di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan, Kecamatan Pangururuan, Kabupaten Samosir).

Analisis Kinerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan di Desa Golo Mori Komodo Kabupaten Manggarai Barat.

Gambar

Gambar 2.1 Indikator Kinerja
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 3.1 Informan
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

iii PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Noferi Nomor Induk Mahasiswa : 170574201072 Program Studi : Ilmu Hukum Fakultas : Ilmu Sosial