6
Kinerja Guru Penjaskesrek MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam
Syahrial
1*
, Edi Azwar
2
, Hendri Fadli
3
1,2,3
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Serambi Mekkah
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian yang berjudul “Kinerja Guru Penjaskesrek MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam” ini mengangkat bagaimanakah kinerja guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam. Jenis penelitian deskriptif dengan menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam yang berjumlah 184 siswa yang terdiri dari 75 laki-laki dan 109 perempuan. Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 20% dari jumlah populasi dengan teknik random sampling yang berjumlah 37 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan skala Likert. Pengolahan data menggunakan kategori jenjang dengan menghitung rata-rata dan persentase. Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat kinerja guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam sebesar 89,62 (berada pada kategori sedang) dengan rincian sebagai berikut: (1) sebanyak 9 orang responden (24,32%) memberi jawaban berada pada kategori rendah, (2) sebanyak 23 orang responden (62,16%) memberi jawaban berada pada kategori sedang, dan (3) sisanya sebanyak 5 responden (13,51%) memberi jawaban berada pada kategori tinggi..
Kata kunci: Budaya Organisasi; Etika Kerja; Kinerja Pegawai
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalaian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang RI No. 20, 2005).
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam ungkapan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling mempengaruhi antara pendidik dengan peserta didik. Guru sebagai seorang pendidik memiliki peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pembelajaran efektif, guru hendaknya dapat menerapkan strategi di antaranya adalah memprioritaskan pada tujuan pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran, dan melalui perencanaan, motivasi serta pengendalian, guru dapat menentukan sikap sehingga dapat menghasilkan siswa yang berwawasan positif terhadap perkembangan dirinya. Selaras dengan hal tersebut di dalam
7 Undang-Undang tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa “guru memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional di dalam bidang pendidikan” (Undang-Undang RI No. 14, 2005).
Hal tersebut juga berlaku bagi guru pendidikan jasmani dan olahraga sekolah menengah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan disekolah, pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan manusia seutuhnya. Pendidikan jasmani dan olahraga tidak hanya berdampak positif pada pertumbuhan fisik anak, melainkan juga perkembangan mental, intelektual, emosional, dan sosialnya (Mutohir, 2014:33). Dalam Undang-Undang tentang Sistem Keolahragaan Nasional khususnya pasal 1 ayat (11) dinyatakan bahwa: “Olahraga Pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai suatu proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, dan kebugaran jasmani” (Undang-Undang RI No. 3, 2005).
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam, dalam penerapannya di lapangan masih banyak guru yang mengabaikan prinsip pengajaran pendidikan jasmani dan olahraga, tidak memperhatikan tingkat dan perkembangan anak. Guru terfokus kepada kecabangan olahraga sehingga tugas yang diberikan kepada anak jauh melebihi kemampuannya, sehingga proses pembelajaran menjadi membosankan, tidak menyenangkan, siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, siswa menjadi jenuh dan mudah lelah, hubungan kerjasama antar siswa rendah, kreativitas siswa kurang, serta siswa kurang menikmati saat melaksanakan tugas gerak. Akibatnya tugas gerak yang seharusnya sederhana dan mudah dilakukan menjadi lebih sulit (kompleks). Hal tersebut jika terjadi terus-menerus akan menyebabkan pertumbuhan dan kompetensi yang direncanakan tidak akan tercapai.
Dengan berbagai permasalahan di atas, dan juga besarnya peranan guru pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, maka penulis ingin meniliti permasalahan tersebut dengan judul: “Kinerja Guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam”.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam.
TINJAUAN PUSTAKAN Pengertian Kinerja
Secara konseptual, kinerja merupakan terjemahan yang paling sesuai dengan perfomance, juga dapat diartikan sebagai unjuk kerja atau prestasi kerja. Dalam mengartikan suatu kinerja, berbagai ahli memiliki pendapat yang berbeda, tergantung dari sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Namun rumusan mereka pada hakikatnya memiliki kesamaan arti dalam kaitan ini, secara sederhana kinerja dapat diartikan unjuk kerja sebagai hasil dari suatu proses. Menurut Prawirosentono (2017:2) performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing, dalam rangka mencapai tujuan. LAN dalam Mulyasa (2003) kinerja atau
8 performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pencapaian kerja, pelaksanaan kerja, hasil kerja dan unjuk kerja.
Hakikat Guru
Menurut Syah (2016:17) bahwa guru, sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Oleh karena itu, setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikannya posisi guru dalam dunia pendidikan saat ini. Selanjutnya, Supriadi (2015:12) menjelaskan bahwa guru merupakan kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan dan guru berada di titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diaralikan pada perubahan-perubahan kualitatif. Setiap usaha peningkatan mutu pendidikan, seperti pembaruan kurikulum, pengembangan metode-metode mengajar, dan penyediaan sarana dan prasarana hanya akan berarti jika melibatkan guru.
Kinerja Guru Penjaskesrek
Kinerja guru dapat diartikan sebagai penampilan yang ditujukan atau hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompokguru pada periode tertentu dalam melaksanaka tugas pendidikan dan pengaran yang telah menjadi wewenang dan tanggung jawab guru berdasarkan prosedur dan aturan yang berlaku untuk kepentingan pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, Mangkunegara (2015:114) mengatakan:”kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Selanjutnya, tugas paedagogis seorang guru adalah tugas membantu, membimbing, dan memimpin, Suryosubroto (2002:4) menyatakan bahwa: “Didalam situasi pengajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggung jawab penuh atas kepemimpinan yang dilakukan itu. Ia tidak melakukan intruksi-intruksi dan tidak berdiri dibawah intruksi manusia lain selain dirinya sendiri, setelah masuk dalam situasi kelas”. Setelah masuk kelas tugas guru adalah sebagai pemimpin dan bukan semata-mata memantau atau mengkritik. Bedasarkan pendapat-pendapat yang telah diuraikan diatas, Suryosubroto (2002:9) menyatakan bahwa tugas guru dalam proses belajar mengajar dapat dikelompokkan kedalam tiga kegiatan yaitu:
1. Menyusun program pengajaran: program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester, program persatuan pelajaran, perencanaan program mengajar.
2. Menyajikan atau melaksanakan pengajaran: menyampaikan materi (dalam GBPP), menggunakan metode mengajar, menggunakan media atau sumber, mengelola kelas atau mengelola interaksi belajar mengajar.
3. Melaksankan evaluasi belajar yang meliputi: menganalisis hasil evaluasi belajar, melaporkan hasil evakuasi belajar, dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
Hipotesis
Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran di atas dan untuk menjawab identifikasi masalah, maka peneliti dapat merumuskan suatu hipotesis sebagai berikut:
9 Guru memiliki peranan yang sangat menentukan dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah. Betapapun canggih dan pesatnya perkembangan teknologi modern dewasa ini, ternyata belum mampu menggantikan kinerja guru dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran pada MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian diskriptif, yaitu jenis penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya.
Arikunto (2004:234) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini siswa kelas IX MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam yang berjumlah 184 siswa yang terdiri dari 75 laki-laki dan 109 perempuan. Sedangkan sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Arikunto (1991:41) mengatakan bahwa, “apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penilitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 %”. Mengacu pada pendapat tersebut di atas, sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 20% dari jumlah populasi dengan teknik random sampling yang berjumlah 37 siswa..
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan angket dengan skala Likert. Angket adalah suatu alat pengumpulan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden. Angket tersebut disusun oleh peneliti dengan mengacu pada kajian teori dari berbagai para ahli, kemudian dituangkan dalam kisi-kisi instrumen peneliti yang dijabarkan dalam bentuk pernyataan–pernyataan dengan menggunakan skala likert. Alternatif jawaban dengan menggunakan lima alternatif jawaban atau skala lima, yaitu: (1) selalu dengan nilai 5, (2) sering dengan nilai 4, (3) kadang-kadang dengan nilai 3, (4) jarang dengan nilai 2, dan (5) tidak pernah dengan nilai 1. Selanjutnya, data kinerja guru Penjasorkes dianalisis dengan menggunakan kategorisasi jenjang untuk mendapatkan kategori tingkat kinerja (Azwar, 2010:106).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Pada Bab ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan penelitian tentang kinerja guru Penjasorkes. Data penelitian tentang kinerja guru Penjasorkes dikumpulkan melalui angket yang diisi oleh siswa (responden) MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam.
10 Setelah dilakukan pengumpulan data melalui angket, selanjutnya pada bagian berikut ini dikemukakan rekapitulasi dari hasil penelitian seperti yang pada Tabel dibawah ini:
Tabel Rekapitulasi Hasil Penelitian Kinerja Guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam
No Nama L/P Data
1 Ananda Putra Perdana L 118
2 Arief Ramadhana L 87
3 Chairul Rifal L 91
4 Farizatullah L 70
5 Ferdian Saputra L 82
6 Ikhsan Restu Ramadana L 73
7 M. Aulia Al Faresi L 94
8 M. Furqan Rani L 103
9 Wahyu Hidayat L 69
10 Reza Kurniawan L 74
11 Rizki Munandar L 83
12 Muhammad Farhan Tias L 105
13 Muhammad Faried Al-furqan L 54
14 Muhammad Musyarif L 80
15 Reza Syuhada L 124
16 Sri Intan P 88
17 Dini Mardiah P 65
18 Mira Maulidar P 96
19 Fitri Eka Yanti P 81
20 Cut Farah Savira P 89
21 Desi Fitriyanti Amelia P 119
22 Manda Muliana P 84
23 Maqvirah P 81
24 Maulida Rahmanita P 111
25 Ervina P 67
26 Raiyanda Novita Sari P 71
27 Indriyani P 84
28 Zuhra Nur Qadri P 98
29 Sisca Aryanti P 89
30 Siti Mariam M P 121
31 Syarifah Riska Y P 69
32 Widya Syahrani P 83
33 Latifah Arhama P 97
34 Siti Ayyuwa Indana P 102
35 Suci Ulan Dari P 97
36 Ulva Nadia P 91
37 Zakia Amali P 126
Jumlah - 3316
11
No Nama L/P Data
Rata-rata - 89,62
Instrumen penelitian kinerja guru yang digunakan berbentuk angket dengan skala Likert. Jumlah pernyataan sebanyak 32 item dengan menggunakan lima alternatif jawaban atau skala lima, yaitu: (1) selalu dengan nilai 5, (2) sering dengan nilai 4, (3) kadang-kadang dengan nilai 3, (4) jarang dengan nilai 2, dan (5) tidak pernah dengan nilai 1. Selanjutnya, data kinerja guru Penjasorkes dianalisis dengan menggunakan kategorisasi jenjang untuk mendapatkan kategori tingkat kinerja (Azwar, 2010:106).
Tabel Klasifikasi/Kategori Kinerja Guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam
No Nama L/P Data Klasifikasi
1 Ananda Putra Perdana L 118 Tinggi
2 Arief Ramadhana L 87 Sedang
3 Chairul Rifal L 91 Sedang
4 Farizatullah L 70 Rendah
5 Ferdian Saputra L 82 Sedang
6 Ikhsan Restu Ramadana L 73 Rendah
7 M. Aulia Al Faresi L 94 Sedang
8 M. Furqan Rani L 103 Sedang
9 Wahyu Hidayat L 69 Rendah
10 Reza Kurniawan L 74 Rendah
11 Rizki Munandar L 83 Sedang
12 Muhammad Farhan Tias L 105 Sedang
13 Muhammad Faried Al-furqan L 54 Rendah
14 Muhammad Musyarif L 80 Sedang
15 Reza Syuhada L 124 Tinggi
16 Sri Intan P 88 Sedang
17 Dini Mardiah P 65 Rendah
18 Mira Maulidar P 96 Sedang
19 Fitri Eka Yanti P 81 Sedang
20 Cut Farah Savira P 89 Sedang
21 Desi Fitriyanti Amelia P 119 Tinggi
22 Manda Muliana P 84 Sedang
23 Maqvirah P 81 Sedang
24 Maulida Rahmanita P 111 Sedang
25 Ervina P 67 Rendah
26 Raiyanda Novita Sari P 71 Rendah
27 Indriyani P 84 Sedang
28 Zuhra Nur Qadri P 98 Sedang
29 Sisca Aryanti P 89 Sedang
30 Siti Mariam M P 121 Tinggi
31 Syarifah Riska Y P 69 Rendah
32 Widya Syahrani P 83 Sedang
12
No Nama L/P Data Klasifikasi
33 Latifah Arhama P 97 Sedang
34 Siti Ayyuwa Indana P 102 Sedang
35 Suci Ulan Dari P 97 Sedang
36 Ulva Nadia P 91 Sedang
37 Zakia Amali P 126 Tinggi
Jumlah - 3316 -
Rata-rata - 89,62 Sedang
Berdasarkan hasil perhitungan maka, diperoleh nilai rata-rata kinerja guru penjasorkes sebesar 89,62.
Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Persentase Kinerja Guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam
Kategori Frekwensi Persentase
Rendah 9 24,32 %
Sedang 23 62,16 %
Tinggi 5 13,51 %
Jumlah 32 100 %
Hasil rekapitulasi pada Tabel di atas, bila dibuat dalam bentuk diagram lingkaran adalah sebagai berikut:
Gambar Diagram Persentase Kinerja Guru Penjasorkes
Hasil perhitungan di atas, dapat dikemukakan bahwa persentase kinerja guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam dengan rata-rata sebesar 89,62 berada pada kategori sedang, dengan rincian sebagai berikut; (1) kategori rendah dengan tingkat persentase 24,32%, (2) kategori sedang dengan tingkat persentase 62,16%, dan kategori tinggi dengan tingkat persentase 13,51%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang kinerja guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam, menggunakan skala jenjang dengan kategorisasi yaitu rendah, sedang, dan tinggi dengan rentang nilai: (1) skor kurang dari 74,67 kategori kinerja rendah, (2) skor 74,67 – 117,33 kategori kinerja sedang, dan (3) skor 117,33 ke atas dikategori kinerja tinggi.
Rendah 24,32%
Sedang 62,16%
Sedang 13,51%
13 Berdasarkan rentang nilai tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rata- rata tingkat kinerja guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam sebesar 89,62 (berada pada kategori sedang) dengan rincian sebagai berikut: (1) sebanyak 9 orang responden (24,32%) memberi jawaban berada pada kategori rendah, (2) sebanyak 23 orang responden (62,16%) memberi jawaban berada pada kategori sedang, dan (3) sisanya sebanyak 5 responden (13,51%) memberi jawaban berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan kesimpulan tersebut dia atas, maka tingkat kinerja guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam masih berada pada kategori sedang, bahkan angka rata-rata tersebut hampir menyentuh kategori rendah. Hal ini harus menjadi perhatian pihak sekolah untuk dapat meningkatkan kinerja guru Penjasorkes.
Tolak ukur kinerja guru adalah keberhasilan dalam mengajar dan mendidik peserta didik, adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan belajar yang menyenangkan agar dapat membangkitkan gairah peserta didik dalam mengajar baik melalui penciptaan metode belajar yang bervariasi, penggunaan media mengajar dan dapat menciptakan komunikasi yang baik. Disiplin juga sangat mempengaruhi kinerja guru, termasuk dalam penggunaan waktu belajar mengajar baik disekolah maupun diluar sekolah sesuai dengan yang direncanakan akan membawa dampak terhadap kinerja guru.
Kinerja dalam proses belajar mengajar meliputi penggunaan media atau sumber, meliputi tugas paedagogis dan tugas administrasi.
Pada dasarnya guru Penjasorkes memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi dan meningkatkan kinerjanya, tetapi banyak faktor yang menghambat dalam mengembangkan potensinya. Mengingat hal tersebut, sangat dirasakan perlunya ditingkatkan kinerja yang bersinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap guru Penjasorkes. Pembinaan kemampuan profesional guru Penjasorkes dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah melalui berbagai kegiatan antara lain pelaksanaan supervisi secara terprogram, kontinu, pendidikan dan latihan, MGMP, pemanfaatan berbagai media dan sumber-sumber belajar yang ada baik di sekolah maupun luar sekolah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Usman (2007:123) yang menyatakan: “Strategi pengembagan mutu profesional guru dapat dilakukan melalui dua cara yaitu pendidikan dalam pekerjaan (on the job training) dan pendidikan diluar pekerjaan (off the job training).” Strategi pergembangan on the job training dapat berupa induksi, penyesuaian kedudukan, penataran dan pelatihan. Sedangkan of the job training dapat berupa kerja lapangan, kursus atau pendidikan/pengembangan individual. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Dengan meningkatnya kompetensi profesional guru, diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan berimplikasi terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Upaya pemberdayaan guru Penjasorkes juga dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah secara baik dan benar melalui supervisi pengajaran, pendidikan dan latihan, penyediaan buku referensi dan kegiatan MGMP sehingga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan kemampuan profesional guru sehingga para guru memiliki komitmen yang tinggi dan dapat melaksanakan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab.
14 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data peneltian, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat kinerja guru Penjasorkes MTsN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam sebesar 89,62 (berada pada kategori sedang) dengan rincian sebagai berikut: (1) sebanyak 9 orang responden (24,32%) memberi jawaban berada pada kategori rendah, (2) sebanyak 23 orang responden (62,16%) memberi jawaban berada pada kategori sedang, dan (3) sisanya sebanyak 5 responden (13,51%) memberi jawaban berada pada kategori tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2004. Manajemen Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mangkunegara. 2000. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bandung: aditama
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosda Karya.
Mutohir TC. Daya tahan aerobik. Direktorat Jenderal Olahraga; 2003. p. 87.
Prawirosentoro. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Supriadi, Dedi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adi Cipta Karya.
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta.