• Tidak ada hasil yang ditemukan

klp 1 ETIKA PEMERINTAHAN DALAM MEWUJUDKAN BIROKRASI

N/A
N/A
Andi Besse Tenri Ajeng

Academic year: 2023

Membagikan "klp 1 ETIKA PEMERINTAHAN DALAM MEWUJUDKAN BIROKRASI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA PEMERINTAHAN DALAM PELAYANAN PUBLIK

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Etika Pemerintahan

Disusun Oleh:

A Besse Tenri Ajeng 220221086 Dwi Julianti 220221083 Wawan Dermawan 220221081

Dosen Pembimbing Adi Nawir, S.Ip.,M.Si.

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA ,sebagai pencipta atas segala kehidupan yang kita lihat, kita dengar dan kita rasa yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Akhir kata kami harap semoga isi dari makalah ini dapat memberikan kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini semoga Allah senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari teman-teman dan dosen mata etika pemerintahan serta semua pihak guna perbaikan di masa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Sinjai, 07 November 2023

Penulis

i

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Pengertian Etika Pemerintahan...2

B. Pengertian Pelayanan Publik...3

C. Etika Pemerintahan Dalam Pelayanan Publik...4

BAB III PENUTUP...5

A. Kesimpulan...5

B. Saran...5

DAFTAR PUSTAKA...6

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan tuntutan yang sangat mendasar bagi pemerintahan modern. Dimana setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan baik atas barang, jasa dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh pemerintah.

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 telah mengamanatkan bahwa negara harus memenuhi kebutuhan dasar bagi setiap warga negara demi kesejahteraan rakyat serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pelayanan publik dalam keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 63/KEP/M.PAN/2003 adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan publik sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Pada hakekatnya pemberian pelayanan merupakan proses sekaligus output yang menunjukan bagaimana fungsi pemerintahan dijalankan.

Kondisi obyektif menunjukan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada sistem pemerintahan yang belum efektif dan efisien serta kualitas sumber daya manusia aparatur yang belum memadai. Hal ini masih terlihat dari masih banyak keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik secara langsung maupun melalui media massa seperti ketidakpastian biaya, waktu dan cara pelayanan. Prosedur tidak pernah mengatur kewajiban dari penyelenggara pelayanan dan hak dari warga sebagai pengguna.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana fungsi etika birokrasi dalam pemerintahan?

2. Bagaimana penerapan nilai-nilai etika bagi birokrasi pemerintah?

C. Bagaimana pelaksanaan etika birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia?

D. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa fungsi etika birokrasi dalam pemerintahan

2. Untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai etika bagi pemerintah

1

(5)

3. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan etika birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah din Indonesia .

(6)

BAB II PEMBAHASAN 1. Fungsi Etika Birokrasi dalam Pemerintahan

Etika sangat erat fungsinya dan menyatu dengan kegiatan pembangunan. Apa saja yang dilakukan demi mencapai taraf hidup yang lebih baik, peranan etika sangat berfungsi. Sistem dan prosedur yang berlaku dalam pembangunan, sarat dengan nilai- nilai moral yang harus dipegang teguh oleh mereka yang terlibat dalam pembangunan.

Apa yang kita laksanakan dalam pembangunan pada hakekatnya adalah dari, oleh, dan untuk manusia atau 'people centered deuelopment' (Labolo, 2008). Dalam rumusan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) pada jamannya disebut pembangunan manusia se-utuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya.

Berdasarkan hal tersebut diatas, terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita :

1. Utititarian Approach, setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensi nya. Oleh karena itu dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar- besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.

2. Indiuiduat Rights Approach, setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.

3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik Secara perseorangan ataupun Secara kelompok.

Dengan demikian maka fungsi etika adalah untuk membina kehidupan yang baik berdasarkan nilai - nilai moral tertentu. Kehidupan manusia bersifat multi dimensi meliputi berbagai bidang sosial, ekonomi, politik, kebudayaan yang semuanya memerlukan etika, termasuk didalamnya kehidupan birokrasi di lingkungan pemerintahan diperlukan adanya kesadaran etika antara bawahan terhadap atasan, maupun sebaliknya antara atasan terhadap bawahan agar prosedur yang ada bisa berjalan dengan baik.

3

(7)

2. Penerapan Nilai-nilai Etika bagi Birokrasi Pemerintahan

Implementasi dari etika dan moral dalam praktek pelayanan dapat dilihat dari kode etik yang dimiliki oleh administrator publik. Hanya saja kode etik di negara kita baru terbatas pada beberapa kalangan. Ada yang berpendapat bahwa nilai-nilai agama, etika, moral pancasila sudah cukup menjadi rujukan dalam melaksanakan pelayanan, dalam bertingkah laku. Karena kehadiran kode etik tersebut lebih berfungsi sebagai kontrol dalam sikap dan perilaku, mengingat aspek dalam bekerja diatur secara lengkap melalui aturan atau tata tertib yang ada dalam suatu organisasi.

Selanjutnya untuk menilai baik buruknya suatu pelayanan publik yang diberikan oleh birokrasi publik dapat dilihat dari baik buruknya penerapan nilai-nilai yang dituliskan oleh Lina Marlina (2017) sebagai berikut :

1. Efisiensi, yaitu birokrat tidak boros dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat. Nilai efisiensi lebih mengarah pada penggunaan sumber daya yang dimiliki secara cepat dan tepat, tidak boros dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

2. Efektifitas, yaitu para birokrat dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan harus baik (etis) dalam mencapai tujuan publik, bukan tujuan pemberi pelayanan (birokrat publik).

3. Kualitas layanan, bahwa birokrat publik dalam memberikan pelayanan, masyarakat harus merasakan kepuasan. Dengan kata lain baik (etis) tidaknya pelayanan birokrat kepada publik ditentukan oleh kualitas pelayanan.

4. Responsivitas, berkaitan dengan tanggung jawab birokrat dalam merespon kebutuhan publik yang sangat mendesak. Birokrasi dalam menjalankan tugasnya dinilai baik (etis) jika responsif dan memiliki profesionalitas atau kompetensi yang tinggi.

5. Akuntabilitas, yaitu berkaitan dengan pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya. Dengan kata lain birokrat dinilai baik (etis) apabila dalam menjalankan tugas dan kewenangannya bertanggung jawab penuh

(8)

3. Pelaksanaan Etika Birokrasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia

Menurut Sundary ( 2013), Etika Birokrasi sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan dan penyelenggaraan pemerintahan yang efisien, tanggap, dan

akuntabel dengan alasan:

1. Masalah masalah yang dihadapi oleh birokrasi pemerintah yang semakin kompleks seiring dengan perkembangan masyarakat. Semakin meningkatnya modernitas masyarakat tersebut telah melahirkan berbaga masalah-masalah publik yang semakin banyak dan komplek yang menuntut birokrasi pemerintah dapat menyelesaikannya sesuai dengan harapan masyarakat. Dalam memecahkan masalah yang berkembang, birokrasi sering kali tidak dihadapkan pada pemahaman-pemahaman yang jelas seperti baik dan buruk, hitam atau putih. Tak jarang dalam penyelesaikan suatu permasalahan , para pejabat birokrasi dihadapkan pada pilihan yang sulit antara pilihan pertama baik denganp pilihan kedua yang baik juga.

2. Keberhasilan pembangunan yang telah meningkatkan dinamika dan kecepatan perubahan dalam lingkungan birokrasi. Dinamiki yang terjadi dalam lingkungan tentunya menuntut kemampuan birokrasi untuk melakukan penyesuaian- penyesuaian , agar tetap tanggap terhadap perubahan yang terjadi didalam lingkungannya. Kemampuan untuk bisa melakukan penyesuaian itu menuntut discretionary power yang besar. Penggunaan kewenangan untuk melakukan direksi ini hanya akan dapat dilakukan dengan baik kalau birokrasi memiliki kesadaran dan pemahaman mengenai besarnya kekuasaan yang dimiliki dan implikasi dari penggunaan kekuasaan itu bagi kepentingan masyarakatnya.

5

(9)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Etika merupakan penentu keberhasilan atau kegagalan suatu negara. Khususnya dalam kehidupan politik dan pemerintahan. Etika ini dimaksud untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien dan efektif. Etika pemerintahan mengamanatkan agar para pejabat memiliki rasa kepedulian yang tinggi dalam memberikan pelayanan kepada publik, siap mundur apabila telah melanggar kaidah dan sistem nilai ataupun dianggap tidak mampu memenuhi amanah masyarakat, bangsa, dan negara.

B. Saran

Kita sebagai mahasiswa yang nantinya akan bergelut dalam dunia pemerintahan harus memiliki etika dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari dan senantiasa terpanggil untuk menjaga kewibawaan pemerintah, menjalankan fungsinya dengan sebaik mungkin, dan menghindari penyimpangan yang mencoreng citra pemerintahan.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Labolo, M. (2008). Modul Etika Pemerintahan. http://eprints.ipdn.ac.id/23/2/ISI.pdf Lina Marliani. (2017). Penerapan nilai-nilai etika bagi birokrasi pemerintah dalam

mewujudkan Good Governance dan Clean Government. Jurnal Ilmiah Administrasi Negara, Vol 4, No, 542–547.

https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/dinamika/article/view/875/784

Sundary, R. (2013). Pelaksanaan Etika Birokrasi dalam Penyelanggaraan Pemerintah di Indonesia. In Scientica.

7

Referensi

Dokumen terkait

4 Menjelaskan tentang etika pofesi dan kode etik • Pengertian Etika Profesi • Prinsip Etika Profesi • Pengertian Kode Etik • Tujuan Kode Etik • Penetapan Kode Etik