• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK PSIKOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KODE ETIK PSIKOLOGI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTAR PROFESI dan KASUS PELANGGARAN

KODE ETIK PSIKOLOGI

(2)

Hubungan Professional Antar Profesi

A. Hubungan Antar Rekan Profesi

1. Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menghargai, menghormati dan menjaga hak-hak serta nama baik rekan profesinya, yaitu sejawat akademisi Keilmuan Psikologi/Psikolog.

2. Ilmuwan Psikologi dan Psikolog seyogianya saling memberikan umpan balik untuk peningkatan keahlian profesinya.

3. Ilmuwan psikologi dan psikolog wajib mengingatkan rekan profesinya dalam rangka mencegah terjadinya pelanggaran kode etik psikolog

4. Apabila terjadi pelanggaran kode etik psikologi yang diluar batas kompetensi dan kewenangan maka wajib melaporkan kepada organisasi profesi

1. Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menghargai, menghormati dan menjaga hak-hak serta nama baik rekan profesinya, yaitu sejawat akademisi Keilmuan Psikologi/Psikolog.

2. Ilmuwan Psikologi dan Psikolog seyogianya saling memberikan umpan balik untuk peningkatan keahlian profesinya.

3. Ilmuwan psikologi dan psikolog wajib mengingatkan rekan profesinya dalam rangka mencegah terjadinya pelanggaran kode etik psikolog

4. Apabila terjadi pelanggaran kode etik psikologi yang diluar batas kompetensi dan kewenangan maka wajib melaporkan kepada organisasi profesi

(3)

B. Hubungan dengan Profesi Lain

1.

Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menghargai, menghormati kompetensi dan kewenangan rekan dari profesi lain.

2.

Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib mencegah dilakukannya pemberian jasa atau praktikpsikologi oleh orang atau pihak lain yang tidak memiliki

kompetensi dan kewenangan.

1.

Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menghargai, menghormati kompetensi dan kewenangan rekan dari profesi lain.

2.

Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib mencegah dilakukannya pemberian jasa atau praktikpsikologi oleh orang atau pihak lain yang tidak memiliki

kompetensi dan kewenangan.

(4)

Penyalahgunaan di Bidang Psikologi

Ada 4 aspek penyalagunaan dibidang psikologi:

pelanggaran wewenang di bidang keahlian psikologi dan pelanggaran terhadap kode etik psikologi Indonesia.

wajib mengambil langkah-langkah yang masuk akal sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memperbaiki atau mengurangi pelanggaran atau kesalahan.

Pelanggaran kode etik psikologi adalah segala tindakan Psikolog dan/ atau Ilmuwan Psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang telah dirumuskan dalam Kode Etik Psikologi Indonesia.

pelanggaran yang dimaksud dia atas yaitu:

a)

Pelanggaran ringan

b)

Pelanggaran sedang

c)

Pelanggaran berat

Penjelasan tentang jenis pelanggaran dan sanksi akan diatur

dalam aturan tersendiri.

(5)

Pengalihan dan Penghentian Layanan Psikologi

1.Pengalihan layanan

1.Pengalihan layanan

2. Penghentian layanan

2. Penghentian

layanan

(6)

Batasan Kewenangan dan Tanggung Jawab

1. Batasan Kewenangan 

2. Tanggung Jawab

2. Tanggung

Jawab

(7)

Contoh Kasus Pelangggaran Kode Etik Indonesia

A. Kasus Kode Etik Psikologi

Seorang psikolog laki-laki yang sudah cukup lama bekerja dibidangnya melakukan psikotes untuk penerimaan

karyawan pada suatu perusahaan Furniture terkemuka tempatnya bekerja. Ia tertarik dengan salah seorang

perempuan cantik yang menjadi calon karyawan tersebut, namun ternyata ia gagal dalam tes. Psikolog tersebut melihat bahwa perempuan tersebut sangat membutuhkan uang

untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Calon karyawan itu kemudian menawarkan bahwa ia mau melakukan

hubungan seksual dengan psikolog itu, dengan syarat ia

dapat diterima di perusahaan itu. Dan akhirnya psikolog itu

tergiur dan menyepakati syarat karyawan tersebut.

(8)

B. Analisis

C. Penyelesaian

Pasal-pasal yang dilanggar, sebagai berikut:

Pasal 4 Ayat 3

Penyalagunaan di bidang Psikologi

Pasal 13 Sikap Profesional

Pasal 14 Ayat 1 Pelecehan Seksual

Pasal 18 ayat 1 Eksploitasi

Pasal 19 ayat 2 Hubungan dengan Profesi lain

Menurut kami

penyelesaian kasus pelanggaran kode etik psikologi yaitu

melaporkan kasus

pelanggaran ini terhadap pihak yg berwenang

HIMPSI. Setelah itu majelis psikologi wilayah atau

pusat melakukan prosedur

dalam pemrosesan kasus

pelanggaran.

Referensi

Dokumen terkait

Understanding consumer acceptance of mobile payment services: An empirical analysis.. Factors influence consumers’ adoption of mobile payment devices in

For South African Learners, Teachers and the General Public Essential facts about The disease, the responses and an uncertain future Commissioned by the Academy of Science of South