• Tidak ada hasil yang ditemukan

kompetensi pedagogik dan profesional guru pai

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "kompetensi pedagogik dan profesional guru pai"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Gurulah yang bertugas menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, karena ia berhadapan langsung dengan siswa di kelas melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, sangat diperlukan seorang guru yang memiliki kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas profesionalnya.4 Oleh karena itu, guru yang visioner dan mampu mengelola proses pembelajaran sedemikian rupa untuk memberikan perasaan yang menyenangkan bagi siswanya. . Regulasi yang diacu adalah UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU RI No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Oleh karena itu, pemerintah harus berani merancang dan melaksanakan program-program yang secara langsung maupun tidak langsung mampu meningkatkan mutu guru, antara lain (1) program studi lanjutan, (2) pendalaman ilmu, (3) peningkatan keterampilan, (4) mengadakan diskusi antar teman, dan (5) pertukaran lingkungan kerja 6 Program studi lanjutan diprioritaskan bagi guru yang belum mencapai kualifikasi akademik minimal yaitu guru yang tidak berpendidikan SMA, D-2 dan D-3 serta masih memiliki pendidikan dari baik guru SD, SMP dan SMA. yang belum mengenyam pendidikan sarjana (S-1) harus sudah mengikuti program pendidikan lanjutan, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 8 bahwa guru diharapkan memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, bersertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional”. Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, guru yang belum memenuhi standar kualifikasi akademik untuk bergelar sarjana harus segera mengikuti kegiatan pendidikan lanjutan ke jenjang sarjana, hal ini berkaitan erat dengan peningkatan kualitas intelektualnya. aspek. Tidak cukup berhenti sampai di situ, pemerintah juga harus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru melalui jenjang sertifikasi sebagai bagian dari hak-hak guru yang harus diperoleh.

Hubungan linear antara kemajuan intelektual guru harus berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan guru yang menandakan bahwa guru yang bersangkutan telah lulus sertifikasi. Menurut hemat penulis, menarik untuk diteliti lebih lanjut apakah ada korelasi antara cita-cita aturan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta yang ada di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wara Ambon.

Rumusan Masalah

Dalam praktiknya, ketika proses ini telah diselesaikan oleh seorang guru, ia sudah profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru dan sekaligus berhak atas imbalan berupa peningkatan kekayaan sebagai asimilasi dari profesinya. telah dieksekusi. Bagaimana upaya mengatasi hambatan kompetensi pedagogik dan profesional guru PAI serta solusinya di perguruan tinggi Muhammadiyah Wara Ambon.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

KAJIAN TEORI

  • Kajian Riset Sebelumnya
  • Kerangka Teori
  • Kompetensi Kinerja Profesi Keguruan
  • Peran Guru PAI dalam Kegiatan Pembelajaran
  • Ciri-Ciri Guru PAI Profesional

Para siswa diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dari konten pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa selama proses pembelajaran. Metode pengajaran adalah metode yang digunakan oleh guru pendidikan agama Islam dalam menjalin hubungan dengan siswa selama kegiatan mengajar. Interaksi edukatif adalah hubungan timbal balik antara guru pendidikan agama Islam sebagai guru dan siswa dalam sistem pembelajaran.

Pencapaian tujuan pembelajaran yang baik dalam kegiatan belajar mengajar memerlukan upaya untuk menciptakan interaksi yang baik antara guru pendidikan agama Islam yang mengajar dan siswa yang belajar. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik ketika siswa lebih berkomitmen untuk aktif daripada guru pendidikan agama Islam. Oleh karena itu, metode pengajaran yang baik adalah yang dapat mendorong kegiatan belajar bagi siswa.

Media pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa saat belajar, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang mereka capai. Terampil dalam menilai hasil belajar siswa. Demikian pentingnya penilaian, sehingga guru PAI harus mengetahui dengan baik prinsip-prinsip penilaian pembelajaran. melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu dalam kondisi tertentu, (2) mengukur sejauh mana keberhasilan sistem pembelajaran terwujud, (3) sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, (4) mengetahui tingkat kesiapan siswa untuk menjalani kehidupan.

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Lokasi Penelitian
  • Sumber Data Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Pengolahan dan Analisis Data
  • Pengecekan Keabsahan Data

Guru pendidikan agama Islam tidak boleh dikekang atau otoriter agar siswa mengikuti keinginannya. Pemahaman guru PAI terhadap karakteristik siswa agak berbeda satu sama lain. Guru pendidikan agama Islam tidak memposisikan siswa sebagai individu yang tidak memiliki potensi.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam di Universitas Muhammadiyah Ambon menggunakan media pembelajaran seperti komputer. Faktor Pendukung dan Penghambat Kompetensi Pedagogik dan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wara Ambon. Hal ini ditemukan pada salah satu guru pendidikan agama Islam sekolah dasar (Yahya Narahaubun).

Media pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru Pendidikan Agama Islam untuk menyampaikan materi kepada siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam tentunya tidak terlepas dari evaluasi itu sendiri. Bagaimanapun, pembatasan media pembelajaran di sekolah berdampak pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru pendidikan agama Islam di sekolah.

Pembahasan

Harus diakui bahwa pandangan Freire sepertinya masih dianut oleh beberapa guru Pendidikan Agama Islam di perguruan Muhammadiyah Wara Ambon, yang menurut penulis adalah guru menjadikan siswa sebagai objek kegiatan pembelajaran. Model ini juga belum sepenuhnya dipraktikkan oleh guru PAI di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wara Ambon karena masih ada guru PAI yang menempatkan siswa sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran. Lebih lanjut Janawi mengatakan, penguasaan karakteristik siswa berkaitan dengan kemampuan guru dalam memahami kondisi siswa.

Menurut Mulyas, pemahaman guru terhadap siswa merupakan kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru, tak terkecuali guru pendidikan agama Islam di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wara Ambon. Empat kategori yang disampaikan Mulyasa nampaknya telah dipraktikkan oleh para guru pendidikan agama Islam di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wara Ambon. Bahkan tidak hanya empat kategori tersebut di atas, para guru pendidikan agama Islam juga memperhatikan aspek ekonomi orang tua siswa, latar belakang sosial, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan hubungan persahabatan antar siswa.

Menarik juga untuk disimak bagaimana guru pendidikan agama Islam di perguruan tinggi Muhammadiyah Wara Ambon menumbuhkan aspek kematangan tingkat kecerdasan siswanya dengan memberikan ruang kepada siswa sebagai mata pelajaran. Dari sudut pandang ini, berdasarkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pendidikan agama Islam di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wara Ambon dalam kegiatan pembelajaran, sebenarnya untuk membimbing siswa pada kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik. Hal ini dapat ditransfer ke dalam kegiatan pembelajaran agar siswa menjadi lebih kreatif jika, (1) rasa percaya diri berkembang dan tidak ada rasa takut, (2) diberi kesempatan untuk berkomunikasi secara ilmiah secara bebas dan terarah, (3) dilibatkan. dalam menetapkan tujuan dan evaluasi pembelajaran, (4) diberikan supervisi yang tidak untuk.

Berdasarkan fakta lapangan menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi Muhammadiyah Wara Ambon melakukan desain dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wara Ambon adalah pembelajaran kooperatif yang mengacu pada prinsip pembelajaran yang melibatkan siswa dengan kemampuan yang berbeda untuk bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pemaparan teoretis di atas menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wara Ambon setelah melakukan kegiatan penilaian terhadap hasil belajar siswa sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, meskipun mereka menyadari bahwa teknik dan teknik yang ada sudah menjadi umum. . aturannya, bahwa kegiatan evaluasi bertujuan untuk dapat mensinkronisasikan hasil yang ditetapkan untuk dicapai dengan fakta di lapangan.

Oleh karena itu, dalam mengaktualisasikan potensi siswa, guru Pendidikan Agama Islam Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wara Ambon melakukan berbagai kegiatan yang membimbing siswa untuk terus berkembang, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Guru tingkat profesional mutlak harus menguasai mata pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Untuk tempat siswa tidak selalu dalam posisi menghadap guru atau tatap muka, namun sesekali untuk sekolah profesi Muhammadiyah, guru Pendidikan Agama Islam menggunakan sistem pola huruf u guna menampilkan suasana kelas yang terasa hidup.

PENUTUP

Kesimpulan

Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wara Ambon berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa secara teoretis guru Pendidikan Agama Islam sudah memiliki pemahaman yang baik, meskipun sebagian belum sepenuhnya memahaminya. Faktor pendukung kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wara Ambon antara lain forum KKG dan MGMP. Hambatan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam adalah masih adanya guru pendidikan agama Islam yang belum memiliki gelar dan diploma empat kualifikasi, media pengajaran yang terbatas dan jam pelajaran pendidikan agama Islam yang terbatas.

Adapun kendala kompetensi profesional guru yaitu masih adanya guru PAI yang belum menguasai media pembelajaran berbasis teknologi komputer dan masih kurangnya guru PAI yang mengikuti kegiatan diklat. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam yaitu kepala sekolah memberikan kesempatan kepada mereka untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau diploma empat. media pembelajaran, guru PAI membuat sendiri medianya. Untuk menambah jam, mereka menyiasatinya dengan memberikan pelajaran tambahan di luar jam sekolah, memberikan pekerjaan rumah dan remediasi di luar jam sekolah.

Untuk mengatasi hambatan kompetensi profesional, mereka belajar secara otodidak melalui teman dan KKG serta MGMP sebagai penunjang ilmu dan keterampilan untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya dengan baik. a) perlunya kerjasama lintas sektor yaitu pihak internal perguruan Muhammadiyah Wara Ambon dengan instansi terkait.

Rekomendasi

Guru pendidikan agama Islam harus memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan tugasnya secara profesional, karena pekerjaan sebagai guru adalah profesi yang sama dengan profesi lainnya, seperti dokter, konsultan, pengacara, hakim dan sebagainya. Forum KKG dan MGMP harus terus dihidupkan kembali sebagai wadah berkumpulnya para guru PAI untuk menyaring, berdiskusi, memuluskan persepsi terhadap rancangan pembelajaran atau hal-hal lain yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan dan pembelajaran, sehingga kompetensinya meningkat. Penerapan e-learning dalam pembelajaran merupakan langkah inovasi,” situs resmi Juri.http://re-searchengines.com/.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sebagaimana dijelaskan pada Pasal 10 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 bahwa guru harus memiliki empat macam kompetensi yakni mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi

14 tahun 2005 Guru dan Dosen penjelasan pasal 10, ada 4 (empat) kompetensi yang harus dimiliki seorang guru atau dosen, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, kemampuan mengelola