• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI "

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI

DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS VII

DI MTsN 3 MATARAM

Oleh : Nur Mayang Sari

170101009

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021

(2)

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI

DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS VII

DI MTsN 3 MATARAM

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh : Nur Mayang Sari

170101009

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021

(3)

(4)

(5)
(6)

MOTTO

اريخ ىت دقف م حلا ي نم ء شي نم م حلا ىت ي َ رك ذي ام اريثك

ببلأا ول

Artinya :

Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat” (Q.S Al-Baqarah: 269)1

1Yayasan Penyelenggara Penterjemahan Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006), hlm. 35.

(7)

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan Skripsi ini untuk Mama dan Papa tercinta (Salmi, Aminah, dan Abdul Munir), Almamaterku, Keluargaku yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan, Sahabatku, dan Teman- teman semua yang sudah membantu dan memotivasi saya dalam proses penulisan skripsi.”

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta kepada keluarga, sahabat dan semua pengikutnya.

Peneliti menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan pada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:

1. Dr. Saparunddin, M.Ag selaku Pembimbing I dan Ahmad Zohdi, M.Ag selaku Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi dan koreksi mendetail selama bimbingan, yang selalu meluangkan waktu di tengah kesibukannya sehingga skripsi ini lebih sempurna dan cepat selesai.

2. Dr.Saparudin, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam, dan H.Muhammad Taisir, M.Ag selaku sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Dr. Hj. Lubna, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.

4. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi peneliti untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

5. Keluarga MTsN 3 Mataram yang senantiasa memberikan kemudahan kepada ananda dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi.

(9)

6. Kedua orang tua, beserta keluarga yang telah berjuang, berkorban, memberikan motivasi, selalu ada disetiap suka dan duka serta menjadi seseorang yang amat sangat berharga dalam hidup ananda.

7. Keluarga besar PAI-A angkatan 2017, Anggota HMJ angkatan 2019, teman- teman KKP Rasabou, teman-teman PPL MTsN 3 Mataram, dan sahabat- sahabat yang membantu memotivasi serta memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi.

8. Untuk almamater tercinta UIN Mataram, semoga selalu jaya.

9. Untuk diri sendiri yang sudah berjuang dan bertahan sampai detik ini.

10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Mataram, Penulis,

Nur Mayang Sari NIM. 170101009

(10)

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 8

E. Telaah Pustaka ... 9

F. Kerangka Teori... 15

G. Metode Penelitian... 34

H. Sistematika Pembahasan ... 44

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 46

A. Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian ... 46

B. Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru Aqidah Akhlak Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VII Di MTsN 3 Mataram 55 BAB III PEMBAHASAN ... 70

A. Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru Aqidah Akhlak Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VII Di MTsN 3 Mataram 70

(11)

BAB VI PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar nama Guru di MTsN 3 Mataram, 49.

Tabel 2.2 Jumlah siswa/siswi MTsN 3 Mataram, 53.

Tabel 2.3 Daftar ruangan, 54.

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi KBM dan wawancara, 90.

Lampiran 2 Pedoman wawancara, 95.

Lampiran 3 RPP, 109.

(14)

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI

DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS VII

DI MTsN 3 MATARAM Oleh:

Nur Mayang Sari NIM: 170101009

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi pedagogik guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII di MTsN 3 Mataram. Guru dituntut agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Salah satunya yaitu dengan memiliki kompetensi pedagogik sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap guru.

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif.

Data penelitian ini diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yakni reduksi data, penyajian data, dan verifikasi (menarik kesimpulan). Sedangkan teknik keabsahan data yang digunakan yakni perpanjangan kehadiran peneliti, ketekunan pengamatan, dan triangulasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Implementasi kompetensi pedagogik guru Aqidah Akhlak dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII di MTsN 3 Mataram, yaitu: (1) Guru mampu memahami dan menguasai karakter peserta didiknya, baik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, maupun aspek emosional. (2) Guru mampu menyusun dan menyiapkan RPP untuk menunjukkan prosedur pembelajaran sehingga mempermudah proses pembelajaran. (3) Guru mampu menyampaikan materi dengan gaya bahasa yang mudah dipahami sehingga melibatkan siswa secara aktif baik secara mental maupun fisiknya. (4) Guru mampu melakukan evaluasi hasil belajar untuk mengukur keberhasilan serta pemahaman peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. (5) Guru mampu mengembangkan potensi peserta didik, disesuaikan berdasarkan gaya belajarnya guna mempermudah peserta didik dalam menerima pelajaran sehingga terciptalah pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

Kata Kunci : Kompetensi pedagogik guru, Keaktifan belajar

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah sesuatu yang sangat urgen dalam kehidupan manusia.

Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

Bahkan Islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar.

Dalam Islam pendidikan tidak hanya dilaksanakan dalam batasan waktu tertentu saja, melainkan dilakukan sepanjang usia.2

Ini sesuai dengan salah satu sabda yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW,

دحللا ىل د مل ا نم ملعلا بل ا

Carila ilmu sejak dalam bualan hingga ke liang lahat”.3

Untuk itu, kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam proses pendidikan di sekolah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan, bimbingan, maupun latihan untuk mengembangkan dirinya agar mampu menghadapi semua perubahan yang terjadi.4 Karena dengan pendidikan pulalah akan terciptanya manusia yang berkompetensi. Perwujudan

2Oktrigana Wirian, “Kewajiban Belajar Dalam Hadis Rasulullah SAW”, Vol 2, Nomor 2 Juli-Desember 2017, hlm. 120.

3Abdul Majid, Hadis Tarbawi, Hadis-hadis Pendidikan, (Jakarta: KENCANA, 2012), hlm. 145.

4Zaidan Azhari, “Implementasi Kurikulum PAI Di Sekolah”, Jurnal STIT Lingga, Vol.1, No. 1, 2020, hlm. 12.

(16)

kompetensi tersebut merupakan tanggung jawab pendidikan, terutama mempersiapkan anak didik menjadi subjek yang cerdas dan kreatif dalam rangka pencapaian keaktifan belajar secara maksimal.

Oleh karena itu, salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah ialah memberikan pelayanan kepada siswa agar mereka menjadi siswa atau anak didik yang selaras dengan tujuan sekolah itu. Melalui bidang pendidikan, guru mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik sosial, budaya, maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebagai seorang guru. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Karenanya guru harus menguasai prinsip- prinsip belajar disamping menguasai materi yang akan diajarkan. Dengan kata lain guru harus mampu menciptakan suatu situasi kondisi belajar yang sebaik- baiknya.5

Pengertian guru menurut Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang tercantum dalam Bab 1 ketentuan umum Pasal 1 Ayat 1 sebagai berikut:

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.6

5Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), hlm. 32-33.

6Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, hlm. 2.

(17)

Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Karena guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal disekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Proses pembelajaran merupakan perpaduan antara dua konsep belajar dan mengajar, dimana belajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh pembelajar, sedangkan kegiatan mengajar adalah kegiatan yang mengacu kepada pengajar. Oleh karena itu, ketika adanya timbal balik antara belajar dan mengajar maka sudah pasti ada pembelajaran didalamnya.7

Kompetensi merupakan kemampuan yang layak dan melekat pada diri seorang pendidik untuk menghasilkan profesionalitas kerjanya secara tepat, efektif, dan efisien. Kompetensi guru tersebut terdiri dari 4 kompetensi, yaitu:

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. (1)Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru dalam melihat kepribadian maupun karakter anak didiknya melalui berbagai macam aspek dalam kehidupan, baik itu moral, emosional, maupun intelektualnya. (2)Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi yang dinilai dari kepribadian, baik itu dilihat dari kepribadian yang baik, dewasa, wibawa, serta berakhlak mulia yang kepribadian tersebut, akan menjadi penentu apakah guru tersebut akan

7Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hlm. 34.

(18)

menjadi yang mendidik terhadap anak didiknya atau sebaliknya.

(3)Kompetensi sosial merupakan kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru dalam berkomunikasi dan bergaul baik dengan anak didiknya, sesama guru, maupun pegawai lainnya. (4)Kompetensi profesional merupakan kompetensi guru yang mempunyai potensi pendidik yang cukup dan mumpuni, baik itu terlihat pada tahap menerapkan asas kerja sebagai guru, mampu memahami pendekatan pengajaran menarik, maupun menerapkan konsep keilmuan.8 Dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan satu dari empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi pedagogik. Guru yang berkompetensi adalah guru yang mampu memahami seluk beluk pendidikan dan pengajaran yakni seluruh komponen yang berkaitan dengan masalah pembelajaran diantaranya adalah penguasaan materi ajar, pengelolaan, program belajar mengajar dan mampu mengolah kelas. Oleh karena demikian, Sudarman Danim mengatakan bahwa, kompetensi pedagogik guru meliputi memahami peserta didik secara mendalam, merancang pembelajaran termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pendidikan, melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya.9

Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang harus dikuasai guru karena kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru

8Hairuddin Cikaa, “Peranan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Meningkatkan Interaksi Pembelajaran Di Sekolah”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 3, Nomor 1, Mei 2020, hlm. 48-49.

9Sudarman Danim, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 35.

(19)

mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, juga merupakan kompetensi yang khas, yang akan membedakan guru dengan profesi yang lainnya.10 Melalui kompetensi pedagogik tersebut, maka guru dapat menciptakan kreatifitas dalam mengelola pembelajaran.

Misalnya mengajar dengan memberikan bimbingan yang tepat, dan membantu siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

Sebagai sebuah profesi, guru mempunyai tugas yang sangat kompleks.

Seorang guru akan menghadapi banyak peserta didik yang memiliki karakter beragam. Ketika berinteraksi dengan peserta didik di kelas, adakalanya ia menemukan hal baik dan hal buruk, menemukan peserta didik yang rajin dan yang malas, yang aktif dan tidak aktif, serta menemukan peserta didik yang pandai dan juga kurang pandai. Oleh karena itu, guru dituntut agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Salah satunya yaitu dengan memiliki kompetensi pedagogik sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap guru.

Berdasarkan hasil observasi awal di MTsN 3 Mataram pada bulan September 2020, peneliti menemukan salah seorang guru mata pelajaran Aqidah Akhlak pada saat proses pembelajaran dimana terlihat guru kurang memperhatikan peserta didik yang tidak fokus ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, seperti ketika siswa sedang berbicara dengan temannya guru hanya menegur sekedarnya saja tanpa memberikan motivasi agar siswa tersebut memperhatikan materi. Dengan berkurangnya guru tersebut dalam

10Daryanto, dkk, Pengembangan Karir Profesi Guru, (Yogyakarta: Gava Media, 2015), hlm. 16.

(20)

memahami peserta didiknya, maka sudah jelas suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif serta kurang efektif. Dengan demikian, kompetensi guru tersebut belum sepenuhnya menjadi bagian dari dirinya sehingga belum bisa dikatakan sudah melakukan atau menerapkan perilaku-perilaku kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang menunjukkan sebagai seseorang yang telah memiliki kompetensi. Terkait hal tersebut, menurut peneliti perannya sebagai guru yang harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap peserta didik masih kurang dinilai sebagai guru yang profesional dalam pembelajaran.

Karena guru selain dituntut harus menguasai bahan ajar yang akan diajarkan, guru juga harus menguasai strategi yang tepat, agar pencapaian peserta didik menempuh mata pelajaran sesuai hasil belajar yang telah ditargetkan. Untuk keaktifan siswa pada saat proses kegiatan belajar mengajar juga belum sepenuhnya optimal. Hal tersebut dilihat pada saat proses pembelajaran, siswa/sisiwi kebanyakan hanya mengangguk dan diam ketika guru melontarkan beberapa pertanyaan.11

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Kompetensi Pedagogik Guru PAI Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII Di MTsN 3 Mataram”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana implementasi kompetensi pedagogik guru Aqidah Akhlak dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VII di MTsN 3 Mataram?

11Obsvervasi, MTsN 3 Mataram, 10 September 2020.

(21)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui implementasi kompetensi pedagogik guru Aqidah Akhlak dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VII di MTsN 3 Mataram

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah wawasan dan memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan terkait dengan kemampuan kompetensi pedagogik guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada materi aqidah akhlak bagi siswa kelas VII di MTsN 3 Mataram.

b. Manfaat Praktis : 1) Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada guru agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengajar, sehingga mampu meningkatkan keaktifan belajar bagi siswa kelas VII di MTsN 3 Mataram.

2) Bagi Siswa

Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan keaktifan belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak.

3) Bagi Sekolah

(22)

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan untuk kepala sekolah agar melakukan kebijakan dalam meningkatkan tenaga pengajar yang baik dan meningkatkan kompetensi pedagogik guru-guru di sekolah terebut.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini untuk menghindari pembahasan yang keluar dari fokus penelitian, ruang lingkup yang dibahas dalam penelitian ini hanya sebatas kompetensi pedagogik guru, agar keaktifan siswa yang ada di MTsN 3 Mataram semakin meningkat ketika pembelajaran sedang berlangsung.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 3 Mataram jalan Lingkar Selatan No. 191 Jempong Baru, Kec. Sekarbela, Kota Mataram. Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di MTsN 3 Mataram, karena peneliti sedang PPL disana dan ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana kompetensi yang dimiliki oleh guru khususnya kompetensi pedagogik itu dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Selain itu juga, letak geografis MTsN 3 Mataram yang mudah ditempuh oleh peneliti, sehingga mempermudah peneliti untuk meneliti, mendapatkan data-data dan informasi yang diperlukan dalam melakukan penelitian di MTsN 3 Mataram.

(23)

Karena alasan tersebut peneliti mengambil MTsN 3 Mataram sebagai tempat penelitian untuk mengetahui bagaimana kompetensi pedagogik guru dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

E. Telaah Pustaka

Tidak dapat dipungkiri bahwa umumnya kebanyakan masalah-masalah dalam dunia pendidikan sudah pernah dikaji secara mendalam dalam sebuah penelitian. Tetapi dalam sebuah penelitian tentu memiliki titik letak yang berbeda-beda dalam mengkaji sebuah masalah walaupun konteks penelitian sama. Begitu juga dengan konteks penelitian ini, walaupun banyak yang sudah melakukan kegiatan penelitian yang terkait dengan kompetensi pedagogik guru, akan tetapi setiap penelitian memiliki fokus penelitian yang berbeda- beda dan beragam, begitu pula dalam penelitian ini.

Sebagai gambaran dan bahan perbandingan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka berikut akan diuraikan beberapa penelitian- penelitian yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Haerunnisa yang berjudul “Penerapan Kompetensi Pedagogik Guru Pada Mata Pelajaran Fiqh Di Kelas X MA Nurul Jannah NW Ampenan Tahun Pelajaran 2017/2018”

Penelitian ini membahas tentang bentuk-bentuk kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru pada mata pelajaran fiqih kelas X serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru di MA Nurul Jannah NW Ampenan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

(24)

kompetensi pedagogik yang dimiliki guru fiqih yaitu kemampuan dalam menguasai karakter siswa, menguasai teori dan prinsip pembelajaran, pengembangan kurikulum, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, pengembangan potensi peserta didik, dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan upaya guru dalam meningkatkan kompetensi tersebut adalah dengan lebih memahami karakter siswa, menguasai teori, dan prinsip pembelajaran dengan benar, mengembangkan kurikulum dengan baik, menyelenggarakan pembelajaran lebih mendidik, pengembangan potensi peserta didik, mengupayakan berkomunikasi lebih efektif, empatik, dan santun dengan siswa, serta melakukan evaluasi pembelajaran yang tepat.12

Persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas ialah sama-sama membahas tentang kompetensi pedagogik guru, serta jenis penelitian yang digunakan menggunakan jenis pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Sementara perbedaannya terletak pada objek penelitian yang akan dilakukan yakni di MTsN 3 Mataram, sedangkan penelitian diatas di Madrasah Aliyah Nurul Jannah NW Ampenan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Arba’in Sri Widia yang berjudul

“Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Kelas VII Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 21 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017”

12Haerunnisa, “Penerapan Kompetensi Pedagogik Guru Pada Mata Pelajaran Fiqh Di Kelas X MA Nurul Jannah NW Ampenan Tahun Pelajaran 2017/2018”, (Skripsi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram, Mataram 2018), hlm. 16.

(25)

Penelitian ini menekankan pada kompetensi pedagogik dalam pelaksanaan pembelajaran. Dan hanya memfokuskan pada pelaksaan pembelajaran dimana komponen-komponen dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah kegiatan membuka, kegiatan inti, dan kegiatan menutup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kompetensi pedagogik guru dalam pelaksanaan pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMPN 21 Mataram tahun 2016/2017.

Berdasarkan analisis data, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

“ada pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa

kelas VII pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMPN 21 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapat nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (Fhitung

> Ftabel) dimana nilai Fhitung 4,846 dan nilai Ftabel 4,32 dengan taraf signifikan 5%. Jadi, kompetensi pedagogik dalam pelaksanaan pembelajaran berperan penting terhadap hasil belajar siswa.13

Persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas ialah sama-sama membahas tentang kompetensi pedagogik guru, serta subyeknya sama- sama fokus pada kelas VII. Sementara perbedaannya terletak pada penelitian yang digunakan yakni penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, sedangkan

13Arba’in Sri Widia, “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 21 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017”, (Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Mataram, Mataram 2017), hlm. 17.

(26)

penelitian di atas menggunakan jenis penelitian penelitian kuantitatif. Serta objek penelitian yang akan dilakukan yakni di MTsN 3 Mataram, sedangkan penelitian diatas dilakukan di SMPN 21 Mataram.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Kiki Mundia Sari, dan Heru Setiawan, yang berjudul “Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Melaksanakan

Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini”

Penelitian ini membahas bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini di TK al- Muttaqin Sungai Duren. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Adapun hasil penelitiannya, yaitu: 1) kompetensi pedagogik guru belum mampu melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini secara berkesinambungan; 2) penilaian pembelajaran belum terlaksana dengan baik sesuai prosedur penilaian; dan 3) guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran tidak sistematis dan menyeluruh. Artinya, kompetensi pedagogik guru belum mampu melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian.14

Persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas ialah sama-sama membahas tentang kompetensi pedagogik guru, serta jenis penelitian yang digunakan menggunakan jenis pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Sementara perbedaannya terletak pada subyeknya, yakni

14Kiki Mundia Sari, dkk, “Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Melaksanakan Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 4, Nomor 2, 2020, hlm.

900.

(27)

penelitian ini fokus pada siswa/siswi MTs kelas VII, sedangkan penelitian diatas fokus pada anak usia dini.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Roy wahyuningsih, yang berjudul

“Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di MAN 5 Jombang”

Penelitian ini membahas seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa di MAN 5 Jombang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Berdasarkan uji regresi liner berganda diketahui motivasi belajar 0,229, koefisien regresi variabel kompetensi pedagogik (X1) sebesar 0,321 dan koefisien regresi variabel kompetensi profesional (X2) sebesar 0,391. Adapun hasil penelitian diatas adalah 1) uji determinasi ganda (R square) sebesar 0,326 atau 32,6% artinya persentase sumbangan pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar sebesar 32,6%; 2) secara parsial, variabel kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa dengan tingkat nilai thitung > ttabel

(2.059>1.693) pada variabel kompetensi pedagogik (X1) dan (2.508>1.693) pada variabel kompetensi profesional (X2); 3) secara simultan, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa dengan nilai sig sebesar 0,003 dibawah tingkat signifikan 0,05. Artinya

(28)

ada pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di man 5 jombang.15

Persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas ialah sama-sama membahas tentang kompetensi pedagogik guru. Sementara perbedaannya terletak pada jenis penelitian yang digunakan, yakni penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif sedangkan penelitian diatas menggunakan pendekatan kuantitatif. Selain itu, penelitian diatas fokus pada motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi sedangkan penelitian ini fokus pada keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Okta Puspitaningdyah dan Eko Purwanti, yang berjudul “Pengaruh Keterampilan Mengelola Kelas Dan Keaktifan Belajar Terhadap hasil Belajar IPS SD”

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keterampilan guru mengelola kelas dan keaktifan belajar siswa secara bersama-sama terhadap hasil belajar IPS kelas IV. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh keterampilan guru mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS SD sebesar 0,726 yaitu terdapat pengaruh keaktifan belajar siswa terhadap hasil belajar IPS SD sebesar 0,764 serta terdapat pengaruh keterampilan guru mengelola kelas dan keaktifan belajar siswa secara

15Roy Wahyuningsih, “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di MAN 5 Jombang”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Kewirausahaan, Bisnis, Dan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Juli 2017, hlm. 19.

(29)

bersama-sama terhadap hasil belajar IPS SD sebesar 0,843. Artinya, penelitian ini terdapat pengaruh keterampilan guru mengelola kelas dan keaktifan belajar siswa secara bersama-sama terhadap hasil belajar IPS kelas IV SDN Kesamatan Gunungpati Kota Semarang.16

Persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas ialah sama-sama membahas tentang keaktifan belajar. Sementara perbedaannya terletak pada penelitian yang digunakan yakni penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, sedangkan penelitian di atas menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Selain itu, penelitian diatas subyeknya siswa kelas IV SD, sedangkan penelitian ini subyeknya siswa kelas VII MTs.

Berbeda dengan penelitian-penelitian yang dipaparkan diatas, maka penelitian ini membahas tentang kompetensi pedagogik guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VII di MTsN 3 Mataram. Jadi, masalah yang diteliti dalam penelitian ini merupakan masalah yang belum pernah diangkat oleh peneliti lain dalam lokasi dan masalah yang sama, sehingga dapat dikatakan bahwa masalah penelitian ini baru dan layak untuk diajukan sebagai bahan penelitian.

F. KERANGKA TEORI 1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi berasal dari Bahasa Inggris “competence” yang berarti kecakapan dan kemampuan. Menurut KBBI, kompetensi adalah

16Dwi Okta Puspitaningdyah, dkk, “Pengaruh Keterampilan Mengelola Kelas Dan Keaktifan Belajar Terhadap hasil Belajar IPS SD”, Jurnal Learning Journal, Vol. 7, Nomor 1, Maret 2018, hlm. 56.

(30)

kewenangan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keterampilan, pengetahuan, maupun kewenangan untuk memutuskan sesuatu dalam bidang tertentu yang harus dimiliki oleh seorang guru.17 Menurut Mulyasa, yang dikutip dalam buku Akmal Hawi, menyatakan bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan, dalam hal ini guru juga harus memiliki kemampuan tersendiri, guna mencapai harapan yang di cita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Agar guru memiliki kemampuan, ia perlu membina diri secara baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara profesional dalam proses belajar mengajar.18

Makna kompetensi pada dasarnya adalah kemampuan jika merujuk pada SK Mendiknas NO. 048/U 2002, yang dikutip dalam buku Akmal Hawi, merupakan seperangkat tindakan cerdas yang penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang tertentu, di dalam pembelajaran kompetensi merupakan kemampuan dasar, sikap dan nilai

17Syarifuddin, “Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Kelas Di SD IT Ihsanul Amal”, Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal AKSARA, Vol. 6, Nomor 2, Maret 2020, hlm. 170.

18Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 1.

(31)

penting yang dimiliki siswa setelah mengalami pendidikan dan latihan sebagai pengalaman belajar yang dilakukan secara berkesinambungan.19 Beberapa makna dari istilah kompetensi, yaitu :

1. Kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan.

2. Kompetensi menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang baik kualitatif maupun kuantitatif.

3. Kompetensi merupakan suatu tugas yang memadai atas kepemilikan pengetauan, keteranpilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.

4. Kompetensi juga berarti sebagai nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.20

5. Kompetensi merupakan penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan aspirasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan, hal tersebut menunjukkan bahwa komptensi mencakup tugas, keterampilan, sikap, dan aspirasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.21

Dari beberapa makna mengenai kompetensi tersebut, peneliti dapat memberikan gambaran tentang makna kompetensi, yaitu kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu

19Ibid…., hlm.2.

20Muhammad Hambali, “Manajemen Pengembangan Kompetensi Guru PAI”, Jurnal MPI, Vol.1, 2016, hlm. 72.

21Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam…, hlm 3.

(32)

pekerjaan yang dimana pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki kemampuan tersebut.

Selain beberapa pernyataan mengenai makna kompetensi yang telah dipaparkan tersebut, di dalam buku Sutadipura, Gordon juga mengemukakan ada beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi, yaitu sebagai berikut :

1. Pengetahuan, yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhan.

2. Pemahaman, yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakterisitk dan kondisi peserta didik agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

3. Kemampuan, yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya misalnya kemampuan guru dalam memilih dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar pada peserta didik.

4. Nilai, yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang, misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran (jujur, terbuka, demokratis, dan lain-lain).

5. Sikap, yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang dating dari luar misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji dan sebagainya.

6. Minat, yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan perbuatan misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.22

Sedangkan istilah pedagogik merupakan ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar

22Sutadupura Baldandi, Kompetensi Guru dan Kesehatan Mental, (Bandung: Angkasa, 1986), hlm. 10-12.

(33)

siswa. Secara sederhana kompetensi pedagogik berarti kemampuan guru dalam mengelola kelas sedemikian rupa agar tujuan pendidikan dapat tercapai, yang didalamnya terdapat banyak hal cakupannya.23 Pengertian kompetensi pedagogik dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat (3) butir a adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai jenis potensi yang dimilikinya.24

Kompetensi pedagogik ialah kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran, dimana pendidik tersebut harus memiliki kemampuan mengelola peserta didiknya meliputi :

1. Kemampuan dalam memahami peserta didik

2. Kemampuan dalam membuat perancangan pembelajaran 3. Kemampuan melaksanakan pembelajaran

4. Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar.25

Kompetensi pedagogik guru PAI menurut Ismail antara lain : 1. Menguasai karakteristik peserta didik dalam pembelajaran PAI 2. Menguasai teori belajar dan pembelajaran

3. Mengembangkan kurikulum PAI

23Syaiful Anam, “Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri Se-Kecamatan Mranggen”, Jurnal Inspirasi, Vol. 4, Nomor 1, Januari 2020, hlm. 9.

24Rahmaini, Jurnal Manajemen pendidikan Islam, Vol. 3, Nomor 1, Januari-Juni 2019, hlm.60.

25Syarifuddin, Peningkatan Kompetensi Pedagogik…., hlm 172-173.

(34)

4. Menyelenggarakan pembelajaran PAI yang mendidik 5. Memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran 6. Berkomunikasi secara efektif

7. Santun dan empatik terhadap peserta didik 8. Melakukan penilaian pembelajaran PAI

9. Memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan evaluasi pembelajaran

10.Melakukan tindakan reflektif dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran PAI.26

Dari beberapa pernyataan mengenai definisi kompetensi pedagogik tersebut, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik dalam mengelola pembelajaran, karena selain guru dituntut harus menguasai materi yang akan diajarkan, guru juga dituntut untuk memahami berbagai karakter dari peserta didik, agar ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru akan lebih mudah menjelaskan materi pelajaran dengan menyesuaikan beberapa metode berdasarkan karakter dari masing-masing peserta didik tersebut.

1. Guru

a. Pengertian Guru

Guru merupakan profesi atau jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat

26Andi Muhammad Abrar, “Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Interaksi Pembelajaran Peserta Didik SD Integral Rahmatullah Tolitoli”, Jurnal Kajian Islam & Pendidikan, Vol. 2. Nomor 1, 2020, hlm 31.

(35)

dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup atau kepribadian. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan kepada peserta didik.27

Dari pengertian guru tersebut dapat dikatakan bahwa guru dalam melaksanakan pendidikan baik dilingkungan formal maupun non formal dituntut untuk mendidik, mengajar, dan melatih.

Dengan memiliki ketiga peranan tersebut dalam proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan ideal pendidikan. Karena dengan mendidik, mengajar, dan melatih anak selain menjadi orang yang pandai tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga agar memiliki jiwa dan watak yang baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

b. Peran Guru

Beberapa peran seorang guru, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Guru sebagai pengajar, yaitu guru disekolah memberikan pelayanan kepada para peserta didik yang selaras dengan tujuan

27Hamid Darmadi, ”Tugas, Peran, Kompetensi, Dan Tanggung Jawab Menjadi Guru Profesional”, Jurnal Edukasi, Vol. 13, Nomor 2, Desember 2015, hlm. 163-164.

(36)

sekolah yang bersangkutan, karena guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar.28

2. Guru sebagai pendidik, artinya menjadi panutan, uswatun hasanah, maupun idola bagi peerta didiknya.

3. Guru sebagai pembimbing, artinya membantu mengarahkan proses pembelajaran yang berupa perkembangan perjalanan fisik dan mental spiritual peserta didik.

4. Guru sebagai pelatih, artinya memberikan pengulangan keterampilan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.

5. Guru sebagai penasehat, artinya memberikan layanan kepada peserta didik agar mereka dapat memahami dirinya.

6. Guru sebagai inovator, artinya pengalaman masa lalu yang dialami guru akan membawa makna yang sangat berarti bagi peserta didik.

7. Guru sebagai model dan teladan, artinya guru dijadikan sebagai teladan bagi peserta didik.

8. Guru sebagai pribadi, artinya memiliki kepribadian yang baik yang tercermin dalam tingkah lakunya sehari-hari.29

Dari beberapa peran guru tersebut, dapat dikatakan bahwa peran guru tidak hanya focus mengajar saja. Seperti yang kita ketahui guru masuk kelas memberikan materi sesuai jadwalnya

28Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar.…, hlm. 33.

29Zainal Asri, Micro Teaching, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 10-11.

(37)

kemudian pulang setelah selesai jam pelajarannya. Akan tetapi, guru memiliki banyak sekali peran yang mesti diterapkan baik itu dalam kegiatan belajar mengajar maupun diluar jam pelajaran seperti yang telah dipaparkan tersebut diatas.

c. Tanggung Jawab Guru

Guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap mencerdaskan kehidupan anak didik, untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Karena besarnya tanggung jawab guru terhadap anak didiknya setiap hari guru meluangkan waktu demi kepentingan anak didiknya meskipun suatu ketika ada anak didiknya yang berbuat tidak sopan kepada orang lain, bahkan dengan sabar dan bijaksana guru memberikan nasehat bagaimana cara bertingkah laku yang sopan pada orang lain.30

Dapat dikatakan bahwa tanggung jawab seorang guru adalah melaksanakan pengajaran dengan baik, mentransfer ilmu pengetahuannya, serta melakukan suatu kegiatan yang dimana kegiatan tersebut dapat menumbuh kembangkan peserta didik, baik kegiatan yang dapat mengubah kepribadiannya lebih-lebih prestasi belajarnya.

30Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam…., hlm. 12-13.

(38)

d. Kepribadian Guru

Kepribadian guru merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Sebagai teladan guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola bagi anak didik. Dengan demikian, segala gerak gerik dari seorang guru itu menjadi pusat perhatian peserta didik. Karena pribadi guru yang santun, simpatik, respek teradap siswa, jujur, dan dapat diteladani mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Untuk itu, keteladanan menjadi faktor penting dalam pembelajaran karena termasuk sorotan utama yang dapat menciptakan suasana yang tenang dan menyenangkan yang dibutuhkan oleh siswa yang akhirnya akan memberikan dorongan kesenangan siswa pada mata pelajaran guru tersebut.31

Dari pengertian kepribadian guru tersebut, dapat dikatakan bahwa segala gerak geriknya seorang guru merupakan perilaku yang akan di tiru oleh peserta didiknya. Untuk itu, selain sebagai tenaga pendidik, guru juga harus menghindari perbuatan yang tercela dalam perilakunya sehari-hari. Karena kepribadian gurunya dapat mempengaruhi bagaimana kepribadian peserta didiknya.

31Budi Agus Sumantri, dkk, ”Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di MTS Ar-Riyadh 13 ULU Palembang”, Jurnal PAI Raden Fatah, Vol. 1, Nomor 3, Agusutus 2019, hlm. 296.

(39)

e. Kode Etik Guru

Kode etik terdiri dari dua kata yaitu kode dan etik. Kata etik berasal dari bahasa Yunani, dan ethos yang berarti watak atau cara hidup. Etik biasanya dipakai untuk pengkajian system nilai- nilai yang disebut kode sehingga muncul yang disebut kode etik atau secara harafiah berarti sumber etik. Etika artinya tata susila atau hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan yang dapat diartikan sebagai ukuran tata susila keguruan.32

Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa kode etik merupakan sikap dan perilaku yang melekat pada pribadi seorang guru yang mesti dijunjung dan menjadi pedomannya dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan.

2. Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan Belajar

Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk. Aktif mendapat awalan ke- dan an-, sehingga keaktifan mempunyai arti kegiatan atau kesibukan. Jadi, keaktifan adalah segala kegiatan perubahan tingkah laku individu dengan melakukan interaksi dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan, yang mana keaktifan belajar siswa tersebut dapat ditempuh dengan upaya kegiatan belajar kelompok maupun belajar secara

32Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Renika Cipta, 2002), hlm. 49.

(40)

perseorangan. Sedangkan keaktifan belajar adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat melakukan berbagai kegiatan aktif dalam proses pembelajaran guna membantu pemahaman terkait materi yang dibahas oleh Bapak maupun Ibu guru.33

Dari pengertian keaktifan belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa keaktifan dalam belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar. Keaktifan yang dimaksud disini penekannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.

b. Jenis-jenis Keaktifan Belajar

Menurut Paul D. Dierch dalam Marah Doly jenis keaktifan belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Kegiatan visual (visual activities), merupakan kegiatan membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati pekerjaan orang lain.

2. Kegiatan lisan (oral activities), merupakan kegiatan mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

33Erlis Nurhayati, “Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Melalui Media GameEdukasi Quiziz Pada Masa Pencegahan Penyebaran Covid-19”, Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, Vol. 7, Nomot 3, Juli 2020, hlm. 147.

(41)

3. Kegiatan mendengarkan (listening activites), merupakan kegiatan mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan.

4. Kegiatan menulis (writing activities), merupakan kegiatan menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5. Kegiatan menggambar (drawing activities), merupakan kegiatan menggambar, membuat grafik, diagram peta, dan pola.34

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dirangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih untuk berfikir kritis serta dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Faktor yang mempengaruhi keaktifan dalam belajar untuk menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa, masing-masing diantaranya yaitu : 1. Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga

mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran 2. Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada

siswa)

3. Mengingat kompetensi belajar kepada siswa

34Marah Doly Nst, “Penerapan Strategi Instant Assessment Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa SMP Al Hidayah Medan T.P 2013/2014”, Jurnal Edutech, Vol. 1, Nomor 1, Maret 2015, hlm. 3.

(42)

4. Memberikan stimulus (masalah, topic dan konsep yang akan dipelajari)

5. Memberikan petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya 6. Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran

7. Memberi umpan balik

8. Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur

9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pelajaran.35

3. Aqidah Akhlak

a. Pengertian Aqidah

Aqidah dalam bahasa Arab (dalam bahasa Indonesia ditulis aqidah), menurut etimologi adalah ikatan, sangkutan. Disebut demikian, karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu.36 Sedangkan Aqidah secara bahasa berasal dari kata ‘aqoda, ya’qidu, ‘aqdan, ‘itiqodan, yang berarti kepercayaan hati atau keyakinan. Sementara secara teminologi atau istilah menurut Abdulla Azzam, Aqidah adalah iman dengan semuan rukun-rukunnya. Maksudnya adala keyakinan atau kepercayaan adanya Allah SWT, Malaikat-malaikatNya, Kitab-

35Marah Doly Nst, “Penerapan Strategi Instant”…, hlm. 3-4.

36Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm 199.

(43)

kitabNya, Nabi-nabiNya, hari kebangkitan serta qada dan qadhar- Nya.37

Dapat dikatakan bahwa Aqidah adalah dasar kepercayaan seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dianut oleh umat muslim.

b. Tujuan Aqidah Islam

Menurut Toto Suryama, yang dikutip pada Rosihon Anwar, tujuan aqidah Islam adalah sebagai berikut :

1. Menuntun dan mengembangkan dasar Ketuhanan yang dimiliki manusia. Sejak lahir, manusia telah memiliki potensi keberagaman (fitrah) sehingga sepanjang hidupnya membutuhkan agama untuk mencari keyakinan terhadap Tuhan. Aqidah Islam berperan memenuhi kebutuhan fitrah manusia, menuntun dan mengarahkan manusia kepada keyakinan yang benar tentang Tuhan, tidak menduga-duga atau mengira-ngira, tetapi menunjukkan Tuhan yang sebenarnya.

2. Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa. Agama sebagai kebutuhan fitrah manusia akan senantiasa menuntut dan mendorongnya untuk terus mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang pasti sehingga kebutuhan rohaninya dapat terpenuhi sehingga memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa yang diperlukannya, dan terhindar dari kecemasan. Selain

37Fitri Fatimatuzahroh, ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Melalui Metode Lectures Vary”, Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 7, Nomor 1, 2019, hlm . 38.

(44)

itu, aqidah akan menghubungkan orang mukmin dengan penciptanya.

3. Memberikan pedoman hidup yang pasti. Keyakinan terhadap Tuhan memberikan arahan dan pedoman yang pasti sebab aqidah menunjukkan kebenaran dan keyakinan yang sesungguhnya. Aqidah memberikan pengetahuan tentang asal manusia datanf, untuk apa hidup dan arah manusia akan pergi sehingga kehidupan manusia akan lebih jelas dan bermanfaat.

4. Membebaskan akal dan pikiran dari kekeliruannya yangtimbul karena jiwa yang kosong dari aqidah.orang yang jiwanya kosong dari Aqidah kadang-kadang terjatuh pada berbagai kesesatan dan khurafat.38

c. Pengertian Akhlak

Menurut istilah etimology (bahasa) perkataan Akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu akhlaq yang bentuk jamaknya yaitu kholaq, ini mengandung arti “budi pekerti, tingkah lau, perangai, dan tabiat”. Kata Akhlak ini berakar dari kata kholaq, yang artinya

menciptakan. Kata Akhlak merupakan satu akar kata dengan khaliq (Pencipta), makholaq (yang diciptakan) dan kholaq (pencipta).

Disini memberi makna bahwa antara kehendak Allah sebagai khaliq dan perlakuan seorang makholaq perlu adanya sebuah keterpaduan. Manusia harus menjalani kehidupan ini sebagaimana

38Rosihon Anwar, Aqidah Akhlak, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2016), hlm 13-17.

(45)

diinginkan oleh Allah (khaliq), segala perilaku, tindak tanduk, budi pekerti, tabiat manusia harus sesuai dengan apa yang disukai Allah.

Jika tidak sesuai dengan perintah Allah itu berarti manusia menunjukkan kecongkakan, kesombongan, dan melawan kehendak.

Ada beberapa definisi tentang Akhlak menurut istilah yang diutarakan oleh para ahli dalam bidangnya masing-masing, yang dikutip dalam Muhammad Abdurrahman, antara lain:

1) Menurut Miqdad Yaljan

Akhlak adalah setiap tingkah laku yang mulia, yang dilakukan oleh manusia dengan kemauan yang mulia dan untuk tujuan yang mulia pula. Sedangkan manusia yang memiliki akhlak adalah seorang manusia yang mulia dalam kehidupannya secara lahir dan bathin, sesuai dengan dirinya sendiri dan juga sesuai dengan orang lain.

2) Menurut Ahmad bin Mohd Salleh

Akhlak bukanlah tindakan yang lahir (nyata), akan tetapi meliputi pemikiran, perasaan, dan niat baik secara individu maupun kelompok masyarakat. Apakah berhubungan dengan sesame manusia atau yang berhubungan dengan makhluk Allah yang lain. Semua itu mempunyai nilai etika dan prinsip- prinsipnya masing-masing sebagaimana yang telah ditetapkan Allah terhadap manusia melalui wahyu yang dibawa oleh Rasulullah Saw.

3) Menurut Ahmad Khamis

Akhlak adalah ajaran, sekumpulan peraturan dan ketetapan, bak secara lisan ataupun tulisan yang berkenaan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak sehingga dengan setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan itu menjadikannya sebagai manusia yang baik.

4) Menurut Al-Ghazali

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dilakukan tanpa perlu kepadapemikiran dan pertimbangan).

5) Menurut Abdul Karim Zaidan

Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai apakah perbuatannya baik atau buruk, selanjutnya

(46)

dia dapat memilih baik untuk melakukannya atau meninggalkannya.39

d. Materi Pembelajaran Aqidah Akhlak

Adapun materi-materi pembelajaran Aqidah Akhlak kelas VII semester genap, di MTsN 3 sebagai berikut :

1. Asmaul Husna

Secara bahasa arti dari asma’ yaitu nama-nama, sedangkan

al-husna adalah terbaik. Jadi, asmaul husna adalah nama-nama terbaik yang mencerminkan kebesaran Allah serta keagunganNya yang mesti menyatu dalam diriNya.

2. Iman Kepada Para Malaikat

Iman kepada malaikat merupakan bagian dari rukun iman.

Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah.

Adapun tugas-tugas yang dilaksanakan oleh 10 malaikat, yaitu:

a. Jibril, bertugas menyampaikan wahyu dan mengajarkannya kepada para nabi dan rasul.

b. Mikail, bertugas membagi rezeki kepada seluruh makhluk, menimbang hujan, angin dan juga bintang-bintang.

c. Israfil, bertugas meniup sangkakala.

39Muhammad Abdurrahman, Akhlak: Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hlm 6-8.

(47)

d. Izrail (malƗkul maut), bertugas mencabut nyawa.

e. Munkar dan Nakir, bertugas memeriksa amal manusia di alam barzakh.

f. Raqib dan Atid, bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia.

g. Malik, bertugas menjaga dan mengendalikan api neraka.

h. Ridwan, bertugas menjaga pintu surga.

3. Akhlak Tercela Kepada Allah SWT

Akhlak tercela merupakan perbuatan yang menyimpang dari ajaran Allah Swt yang nantinya akan berdampak negatif, baik bagi pelaku maupun bagi orang lain. Diantara Akhlak tercela, yaitu: riya’( pamer), nifaq (ketidaksamaan antara lahir

dan bathin).

a. Riya’, dalam Bahasa Arab artinya memperlihatkan atau memarkan, secara istilah berarti memperlihatkan sesuatu kepada orang lain, baik barang maupun perbuatan baik yang dilakukannya dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan memujinya.

b. Nifaq adalah perbuatan menyembunyikan kekafiran dalam hatinya dan menampakkan keimanannya dengan ucapan dan tindakan.

(48)

4. Adab Berdo’a Dan Membaca Al-qur’an

Adab membaca Al-qur’an diantaranya: 1) Membaca dalam keadaan suci, 2) Membacanya dengan pelan, 3) Membaca dengan khusyu’, 4) Membaguskan suara. Sedangkan adab berdo’a diantaranya: 1) Dengan penu menghadirkan hati, 2)

Dengan rasa takut dan penuh pengharapan, 3) Dengan suara yang lembut, dll.

5. Ashabul Kahfi merupakan tujuh pemuda yang mendapat petunjuk dan beriman kepada Allah Swt, mereka menyelamatkan iman dan tauhid pada Allah Swt dengan cara melarikan diri dari kekejaman raja Dikyanus yang memaksanya untuk menyembahnya dan menyembah berhala-berhala di lingkungan istananya.40

G. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun deskripsi tentang suatu fenomena, fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik. mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif. Dari sisi lain dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif

40Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku Siswa Aqidah Akhlak Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), hlm. 16-109.

(49)

adalah untuk menemukan jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan menggunakan pendekatan kulitatif.41

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi atau kejadian- kejadian, yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat.42 Dan alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif adalah karena fenomena yang dikaji adalah realitas sosial yang bersifat interaktif dengan kompetensi pedagogik guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII di MTsN 3 Mataram.

1. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan merupakan salah satu langkah penting dan mutlak dalam penelitian kualitatif, karena kehadiran peneliti merupakan upaya untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan peneliti sesuai dengan tujuan peneliti. Dalam kajian ini peneliti langsung pada objek sebagai instrument sekaligus pengumpulan data dan juga sebagai pengamat partisipan penuh untuk mendapatkan informasi dalam pembelajaran.43

41A Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: KENCANA, 2014), hlm 329.

42Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hlm 75-76.

43Ibid…., hlm 330 .

(50)

Kehadiran peneliti bertujuan untuk mengetahui implementasi kompetensi pedagogik guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII di MTsN 3 Mataram. Penelitian dilakukan dengan cara mengamati peristiwa yang terjadi, objek penelitiannya hanya di satu tempat dan kegiatannya berlangsung di MTsN 3 Mataram.

2. Sumber Data

Sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata- kata dan tindakan, selebihnya adalah data-data tambahan seperti dokumen dan literature lain. Pada pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan cara. Dilihat dari sumber data, maka peneliti mengumpulkan datanya menggunakan dua data yaitu : a. Sumber Data Primer, yaitu data yang diambil dari sumber data

primer atau sumber pertama di lapangan baik dari individu maupun kelompok seperti hasil wawancara atau pengisian kuesioner.

b. Sumber Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak lain atau data pendukung yang sangat diperlukan dalam penelitian ini, yang diperoleh dengan cara melakukan pencatatan terhadap dokumen-dokumen, misalnya artikel-artikel yang berkaitan dengan sistem sekolah.44

44Abdul Manab, Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, (Yogyakarta:

KALIMEDIA, 2015), hlm 202.

(51)

Untuk mendukung penelitian ini, maka yang menjadi sumber data penelitian adalah :

1. Kepala Sekolah 2. Waka Kurikulum 3. Guru Aqidah Akhlak 4. Siswa/siswi Kelas VII

Adapun tujuan dan kegunaannya adalah untuk mengumpulkan data-data yang relevan tentang kompetensi pedagogik guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VII di MTsN 3 Mataram.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan.45 Dalam penelitian ini, ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu, observasi (pengamatan), wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi (pengamatan)

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Dalam tradisi kualitatif, data tidak akan diperoleh dibelakang meja, tetapi harus

45Sugiyono, Metode Penelitian Evaluasi (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi), (Bandung: ALFABETA CV, 2018), hlm 270.

Gambar

Tabel 2.1 Daftar nama Guru di MTsN 3 Mataram, 49.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penilitian ini adalah bahwasannya Kompetensi Pedagogik guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran PAI di SD Islam Sunan Kalijaga Program Khusus Di

Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen guru PAI di MA NU wahid Hasyim Salafiyah, peneliti dapat menganalisis bahwa proses evaluasi manajemen guru PAI dalam

pembelajaran. 11) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 12) Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler

Sebelum USBN PAI berlangsung, MGMP mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh semua anggota MGMP PAI Kota Semarang. Pertemuan di mulai dari jam 13.00 sampai selesai,

Pelaksanaan Kompetensi pedagogik dalam mewujudkan strategi pembelajaran guru PAI An-nizam Medan dalam hal kesulitan belajar, semua peserta didik memiliki itu semua dan di

Hasil angket menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran PAI, dalam soal angket lima tentang metode pembelajaran yang digunakan guru, para responden

Mendiskusikan secara perorangan dengan guru PAI tentang pelaksanaan pembelajaran. h) Mengadakan penilaian pelaksanaan pembelajaran (supevisi) yang dilakukan guru PAI

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan program lima hari sekolah memberikan dampak positif terhadap kompetensi pedagogik guru PAI, yakni meningkatkan kreativitas guru dalam