160 Kompetensi Pegawai Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara
ANGELINE WEALTHY PATRICIA PANGEMANAN JOYCE J RARES
RULLY MAMBO
Email: [email protected]
Abstrak: Aparatur Sipil Negara dalam penyelenggaraan kerja diharapkan dapat menjalankan tugas secara professional. Untuk dapat mewujudkan profesionalisme kerja maka perlu adanya penguatan kompetensi bagi setiap pegawai. Pemerintah Kecamatan Talawaan merupakan satuan kerja pemerintah yang berada dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Minahasa Utara yang memiliki tangungjawab dalam koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pelayanan dan keamanan serta ketertiban. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan kompetensi pegawai yang ada di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara dalam kajian ilmu administrasi public. Dengan menggunakan desian kualitatif ditemukan bahwa kompetensi pegawai yang ada di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara baik dalam hal keterampilan dan pengalaman kerja akan tetapi belum sepenuhnya baik dalam hal pengetahuan. Guna perbaikan dan peningkatan kompetensi pegawai maka melalui penelitian ini disarankan untuk diperkuat keterampilan dalam menjalankan fungsi koordinasi dengan instansi terkait kepada semua pegawai seperti membuat kegiatan kerja yang melibatkan semua unit kerja pemerintah daerah di tingkat kecamatan. Pegawai unsur pelaksana perlu diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan sesuai bidang kerja secara bertahap dan terjadwal. Hubungan kerja dan kerjasama yang baik antara pimpinan dan sesama pegawai harus terus dilakukan.
Kata Kunci; Kompetensi Kerja; Pegawai; Pemerintah Kecamatan.
161 PENDAHULUAN
Mewujudkan penyelenggaraan pelayanan public yang berkaulitas maka diperlukan aparat atau pegawai yang memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas secara baik dan benar. Aparat sebagai salah satu unsur dan dipandang sebagai unsur yang sangat penting dalam organisasi public. Sebab melalui proses kerja dari aparatlah maka penyelenggaran pelayanan kepada masyarakat dilakukan. Sehingga tujuan dari organisasi dapat tercapai.
Undang – Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan bahwa Aparatur Sipil Negara dalam penyelenggaraan kerja diharapkan dapat menjalankan tugas secara professional.
Untuk mewujudkan aparat yang professional maka aparat tersebut harus memiliki kompetensi yang tinggi. Kompetensi pegawai yang tingga akan dapat menjadikannya mampu melaksanakan tugas secara baik dan membantu organisasi publik dalam mencapai tujuan secara efisien dan efektif.
Sampai dengan saat ini masih banyak dijumlai keluhan masyarakat atas kerja dan pelayanan yang dilakukan oleh organisasi public. Keluhan tersebut banyak disebabkan oleh ketidamampuan dan ketidaktepatan serta tidak profesionalnya pegawai dalam bekerja. Keluhan masyarakat atas ketidaktepatan proses pelayanan, waktu tunggu pelayanan yang lama serta kurang ramahnya pegawai melayani masyarakat menjadi bagian dari indikas lemahnya kompetensi kerja pegawai. Sumendap, dkk (2015) mengungkapkan bahwa kompetensi pegawai yang tinggi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja pegawai.
Sebaliknya pegawai yang tidak memiliki kopmetensi yang tinggi menjadikan yang
bersangkutan kesulitan mencapai prestasi kerja.
Pemerintah kecamatan melalui camat yang berada dalam wilayah pemerintahan kota/kabupaten menjalankan fungsi koordinasi, pembinaan dan pelaksanaan pelayanan masyarakat. serta juga memiliki tugas dalam membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa/Kelurahan. Memperhatikan fungsi camat dalam penyelenggaraan pemerintahan kecamatan maka sangat diperlukan pimpinan pemerintahan kecamatan yang memiliki kompetensi yang tinggi. Sebab fungsi koordinasi yang dibebankan kepada Camat dan jajarannya adalah untuk memperlancar proses pembangunan, pemerintahan, pemberdayaan dan layanan administrasi dari secretariat daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya. Melalui fungsi koordinasi ini maka masyarakat yang ada di desa/kelurahan mendapatkan pelayanan yang baik. Dengan koordinasi yang baik pula maka program kerja pemerintah yang ada di Satuan Kerja Perangkat Daerah dapat terealisasi. Demikian pula halmnya dalam menjalankan fungsi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah Desa/Kelurahan. Akan menjadi sulit dan tidak dapat melakukan pengawasan dan pembinaan ketikan apparat kecamatan tidak memiliki kompetensi yang baik dalam bekerja.
Pemerintah Kecamatan Talawaan merupakan satuan kerja pemerintah yang berada dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Minahasa Utara. Kecamatan Talawaan secara administrasif mencakup Kecamatan Talawaan terdiri dari 12 wilayah desa, luas masing-masing desa, yaitu:
Talawaan (18,59 km2), Tumbohon (16,94 km2), Kolongan (1,4 km2), Mapanget (7,5 km2), Winetin (2,94 km2), (7 km2), Patokaan (10,27 km2), Wusa (8,3 km2), Warisa (6 km2),
162 Teep Warisa (6,3 km2), Paniki Atas ( km2),
Warisa Kampung Baru (4 km2), Paniki Baru (0,12 km2). Sementara pegawai yang ditempatkan di Kantor Camat Talawaan berjumlah 12 orang pegawai termasuk camat.
https://minutkab.bps.go.id/
Dengan memperhatikan wilayah kerja yang besar (12 desa) serta berada pada daerah pinggiran kota dengan penduduk yang heterogen maka diperlukanlah apparat pemerintah kecamatan yang memiliki kompetensi kerja yang baik dan tinggi. Sebab akan sangat sulit menjalankan fungsi kordinasi, pembinaan dan pengawasan yang hanya dengan 12 orang pegawai. Sementara secara struktur dan penempatan dalam jabatan selain Camat dan Sekretaris kecamatan terdapat Seksi Ekonomi Pembangunan, Seksi Kesejahtraan Sosial, Seksi Pemerintahan dan Ketertiban serta juga terdapat Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan dengan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Dilihat dari kepangkatan terdapat 5 orang pegawai dengan pangkat/golongan II, 6 orang pegawai dengan pangkat/golongan III serta 1 orang pegawai dengan pangkat/golongan IV. Dari latar belakang pendidikan terdapat 7 orang pegawai dengan pendidikan akhir sarjana/Strata 1 dan 5 orang pegawai dengan pendidikan akhir SLTA.
Berbagai fenomena yang menjelaskan gambaran kompetensi, tangggungjawab kerja serta masalah dalam menjalankan tugas dan fungsi pemerintah kecamatan diatas, maka menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan pengkajian secara ilmiah terkait dengan kompetensi kerja pegawai. Atas asumsi ini maka akan dilakukan penelitian dengan Batasan topik kompetensi kerja pegawai di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara.
TINJAUAN PUSTAKA
Sani, dkk (2017) menjelaskan bahwa Sumberdaya manusia merupakan faktor yang paling penting dan paling menentukan dalam setiap organisasi. Tanpa didukung oleh keberadaan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan yang memadai, maka berbagai kelengkapan tersebut tidak akan berarti banyak bagi keberadaan organisasi. Sumendap, dkk (2015) menjelaskan bahwa setiap organisasi baik pemerintah maupun swasta dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan apabila tercapai barulah dapat dikatakan berhasil.
Untuk mencapai keberhasilan, diperlukan landasan yang kuat berupa kompetensi.
Awala, dkk (2018) menjelaskan bahwa Dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan umum maka perlu didukung dengan sumberdaya aparatur yang kompeten. Persoalan kompetensi aparatur memang merupakan determinan penting mengingat dipundak aparatur memiliki tugas ganda, selain dituntut harus mampu memberikan layanan pada masyarakat secara adil dan transparan, dan juga harus mampu menunjukkan loyalitas, dedikasi dan ethos kerja serta integritas yang tinggi.
Kata kompetensi berasal dari bahasa Inggris, yakni competence atau competency yang mempunyai arti kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Kompetensi menurut Spencer Dan Spencer dalam Palan (2007) adalah sebagai karakteristik dasar yang dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan secara kausal dalam memenuhi kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu jabatan.
Pengertian kompetensi ini merupakan gabungan antara pengetahuan, keterampilan, dan atribut kepribadian seseorang sehingga mampu meningkatkan kinerjanya dan memberikan kontribusi untuk keberhasilan organisasi.
163 Kompetensi menurut Michael
Amstrong (1994:92) merupakan apa yang orang bawa pada suatu pekerjaan dalam bentuk tipe dan tingkat perilaku yang berbeda- beda. Sedangkan menurut McClelland (Prihadi, 2004:89) kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan sikap yang saling terkait mempengaruhi sebagian besar jabatan dan berkorelasi dengan kinerja pada jabatan tersebut serta dapat diukur dengan standar-standar yang telah ditentukan.
Kompetensi yang lebih spesifik dipahami sebagai kemampuan aparat menurut Winardi (2002), yaitu:
1. Keterampilan (skill) Adalah ketrampilan dan kecakapan dari bakat dan kepribadian yang dimilikinya. Indikator skill meliputi: Kreatif, inovatif, dan memiliki kemampuan dalam pelaksanakan kerja.
2. Pengetahuan (knowledge) Adalah pengetahuan yang dimiliki sebagai hasil pendidikan, pengalaman, dan pelatihan dibidang kerjanya. Indikator knowledge meliputi: Berlatar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang kerjanya dan sering mengikuti pelatihan dibidangnya.
3. Pengalaman kerja(work experience) Adalah pengalaman kerja yang dimiliki oleh aparat atau pegawai. Indikator pengalaman kerja meliputi: Menguasai pekerjaan dengan baik, serta mampu melaksanakan tugas atau kerja sesuai dengan tangungjawab.
METODE PENELITIAN
Untuk dapat melaksanakan suatu penelitian ilmiah maka diperlukan kejelasan mengenai objek dan lokasi penelitian. Terkait dengan tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk menjelaskan kompetensi pegawai yang ada di Kantor Camat Talawaan
Kabupaten Minahasa Utara dalam kajian ilmu administrasi public. Maka yang menjadi objek dalam penelitian ini kompetensi kerja pegawai. Sementara itu yang merupakan lokasi penelitian dari pelasanaan penelitian ini yaitu Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara.
Didalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif, (Sugiono, 2020). Pendekatan kualitatif dicirikan oleh tujuan penelitian yang berupaya menjelaskan kompetensi kerja pegawai yang ada di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara dalam kajian ilmu administrasi publik. Melalui desain kualitatif maka dapat diperoleh gambaran fenomena, fakta, maupun sifat yang terkait dengan menjelaskan kompetensi pegawai yang ada di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara dalam kajian ilmu administrasi publik secara utuh sehingga dapat dilakukan kategorisasi dan jawaban atas rumusan masalah sebagai temuan penelitian.
Informan dalam penelitian berjumlah 7 orang yang terdiri dari unsur pimpinan, unsur Sub Bagian/Seksi dan unsur pelaksana. Untuk terarahnya penelitian ini serta dapat menjawab rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi fokus dalam menjelaskan menjelaskan kompetensi pegawai yang ada di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara dalam kajian ilmu administrasi publik didasarkan pada konsep yang dikemukakan oleh Winardi (2002) yang meliputi unsur kemampuan keterampilan, pengetahuan dan pengalaman kerja yang dideskripsikan sebagai berikut :
1. Keterampilan (skill) Adalah ketrampilan dan kecakapan dari bakat dan kepribadian yang dimilikinya. Indikator skill meliputi: Kreatif, inovatif, dan
164 memiliki kemampuan dalam
pelaksanakan kerja.
2. Pengetahuan (knowledge) Adalah pengetahuan yang dimiliki sebagai hasil pendidikan, pengalaman, dan pelatihan dibidang kerjanya. Indikator knowledge meliputi: Berlatar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang kerjanya dan sering mengikuti pelatihan dibidangnya.
3. Pengalaman kerja (work experience) Adalah pengalaman kerja yang dimiliki oleh aparat atau pegawai. Indikator pengalaman kerja meliputi: Menguasai pekerjaan dengan baik, serta mampu melaksanakan tugas atau kerja sesuai dengan tangungjawab.
Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode yang umumnya digunakan pada pendekatan kualitatif (Sugiyono. 2020) dimana peneliti sendiri sebagai instrumen dalam penelitian dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Proses analisis data dilakukan sejak memasuki lapangan penelitian. Meliputi memahami latar penelitian dan persiapan peneliti, memasuki lokasi dan obyek penelitian terkait dengan kompetensi pegawai yang ada di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara dalam kajian ilmu administrasi publik.
Melakukan pengamatan secara mendalam, melakukan wawancara mendalam dengan informan. Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis (Bungin, 2007;
Moleong, 2012; Sugiono, 2020) melalui tahap-tahap kategorisasi dan mereduksi data.
Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga data berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan fokue penelitian.
Melakukan interpretasi pada data, melakukan
pengambilan kesimpulan dan melakukan verifikasi hasil analisis data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecamatan Talawaan merupakan satu dari sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Minahasa Utara. Kecamatan Talawaan memiliki 12 Desa dan memiliki luas wilayah 9897,68 Ha. Adapun data penduduk yang ada di Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara berjumlah 18.599 jiwa yang terdiri dari 9383 laki – laki dan 9216 perempuan dengan 5574 kepala keluarga.
Penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara berpedoman pada Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara memiliki 12 orang pegawai.
Secara struktur dan penempatan dalam jabatan selain Camat dan Sekretaris kecamatan terdapat Seksi Ekonomi Pembangunan, Seksi Kesejahtraan Sosial, Seksi Pemerintahan dan Ketertiban serta juga terdapat Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan dengan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Dilihat dari kepangkatan terdapat 5 orang pegawai dengan pangkat/golongan II, 6 orang pegawai dengan pangkat/golongan III serta 1 orang pegawai dengan pangkat/golongan IV. Dari latar belakang pendidikan terdapat 7 orang pegawai dengan pendidikan akhir sarjana/Strata 1 dan 5 orang pegawai dengan pendidikan akhir SLTA.
Pegawai yang ada di Kantor Camat Talawaan Kabupaten mInahasa Utara berjumlah 12 orang pegawai. Berdasarkan struktur jabatan yang ada maka terdapat dua kelompok pegawai yaitu pegawai dalam kelompok pimpinan dan pegawai dalam kelompok pelaksana. Pemerintah kecamatan sebagaimana Undang-Undang No.23 Tahun
165 2014 tentang Pemerintahan Daerah
menyelenggarakan fungsi koordinasi dalam upaya penyelenggaraan pelerintahan, pelayanan, pemberdayaan, kesejahtraan sosial serta keamanan dan ketertiban. Sehingga koordinasi dengan instansi terkait baik dinas, badan, kantor dalam lingkup pemerintah kabupaten dengan desa dalam berjalan dengan baik. Selain itu pula koodinasi dengan institusi kepolisian dan TNI juga dilakukan oleh pemerintah kecamatan dalam mewujudkan lingkungan yang aman dan tertib serta terkendali.
Sumber daya manusia yang berada pada suatu organisasi akan sangat menentukan kinerja organisasi. Oleh karenanya maka setiap organisasi menginginkan para pegawainya memiliki kemampuan untuk berpretasi dengan baik, memiliki kinerja yang baik dan memiliki kompetensi didalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu maka diperlukan adanya penuingkatan kemampuan pegawai.
Pegawai sebagai sumber daya yang sangat menentukan keberhasilan organisasi.
Oleh karenanya maka tenaga kerja atau pegawai di dalam suatu organisasi diharapkan mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan dan keberhasilan organisasi. Sebab pegawai yang adalah sumber daya manusia sebagai potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/non financial) di dalam organisasi untuk dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Dua belas orang pegawai yang berstatus sebagai PNS yang ada di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara diharapkan memiliki pengetahuan, keahlian dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya setiap hari.
Sehingga kompetensi yang diharapkan dari dua belas orang pegawai ini harus juga spesifikasi terarah pada perilaku-perilaku yang ditunjukkan untuk berkinerja secara lebih konsisten dan lebih efektif. Pegawai yang ada di Kantor Camat Talawaan Kabupaten MInahas Utara harus memiliki sikap, keterampilan dan pengetahuan pribadi:
ketrampilan mengelola tugas, cara bersikap dan berorganisasi dan pencapaian tingkat standar hasil akhir yang merupakan apa yang telah dicapai oleh tiap individu.
Kompetensi aparatur di Kantor Camat Talawaan harus dapat memiliki kemampuan dan karakteristik sebagai Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang dapat dilihat dari adanya kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi etika.
Kompetensi sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya mengandung makna kompetensi adalah bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diperdiksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan.
Terkait dengan aspek keterampilan dalam bekerja ditemukan bahwa aparatur di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara terdapat perbedaan keterampilan kerja antara pegawai unsur pimpinan dan pelaksana.
Pegawai unsur pimpinan memiliki keterampilan dalam hal mempengaruhi staf untuk bekerja. Keterampilan dalam mempengaruhi staf dilakukan melalui pemberian contoh disimpin waktu kerja.
Pegawai unsur pimpinan juga memiliki keterampilan dalam hal berkomunikasi dengan instansi terkait serta dengan pemerintah desa. Pegawai unsur staf selalu berupaya kreatif dalam bekerja agar pekerjaan
166 dalat diselesaikan dengan baik dan
menghindari kejenuhan kerja.
Terdapatnya perbedaan kompetensi dalam hal keterampilan kerja yangat sesuai dengan jabatan yang diemban oleh setiap pegawai. Kemampuan seseorang pegawai sering dikaitkan dengan kompetensi. Scale (1975:9) mengemukakan engemukakan bahwa secara harafiah kompetensi berasal dari kata competence yang artinya kecakapan, kemampuan dan wewenang. Adapu secara etimologi kompetensi diartikan sebagai dimensi perilaku keahlian keunggulan seseorang pemimpin atau staf mempunyai ketrampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baik. Dreher, (2001 : 27) mengemukakan kata kompetensi sering dipergunakan untuk merefleksikan kemampuan seseorang pada bidang-bidang atau ketrampilan tertentu seperti komunikasi verbal, keterampilan presentasi, pengetahuan teknis, pengendalian stress, kemampuan perencanaan serta ketrampilan pengambilan keputusan.
Kusmana (1989:43) yang menjelaskan kompetensi sebagai kemampuan umum yang diperlukan atau dituntut untuk mendukung penampilan dalam suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mencakup sejumlah tingkah laku yang amat penting dan menjadi syarat utama bagi penampilan yang memuaskan dalam menjalankan suatu jabatan pekerjaan. Terkait dengan keterampilan dalam bekerja dikemukakan oleh Mangkuprawira dan Hubeis (2007:35) mengungkapkan ciri- ciri kompetensi pegawai melalui keterampilan dan sikap dalam hal:
1. Mensolusikan masalah yang berorientasi pada efisiensi dan produktifitas, mutu dan kepedulian terhadap dampak lingkungan.
2. Berkomunikasi horizontal dan vertical serta membangun jejaring kerja internal;
3. Mengendalikan emosi diri, membangun persahabatan dan obyektifitas perpsepsi;
4. Mau belajar secara berkelanjutan;
5. Pengembangan diri untuk mengaitkan kompetensi pekerjaan dengan kompetensi individu;
6. Mencari cara-cara baru dalam mengoptimalkan pelayanan mutu kepada pelanggan;
7. Saling memperkuat (sinerginitas) antar pegawai untuk selalu meningkatkan mutu produk dan mutu pelayanan pada masyarakat.
Unsur kedua yang dikaji dalam kiatan dengan kompetensi dalam penelitian ini adalah pengetahuan. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Kinerja Sumber Daya Manusia karena skor tersebut tidak berhasil mengukur pengetahuan dan keahlian seperti apa seharusnya dilakukan dalam pekerjaan. Pengetahuan pegawai turut menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya, pegawai yang mempunyai pengetahuan yang cukup akan meningkatkan efisiensi instansi. Namun bagi pegawai yang belum mempunyai pengetahuan cukup, maka akan bekerja tersendat-sendat. Pemborosan bahan, waktu dan tenaga serta faktor produksi yang lain akan diperbuat oleh pegawai berpengetahuan kurang. Pemborosan ini akan mempertinggi biaya dalam pencapaian tujuan organisasi.
Data penelitian yang diperoleh di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara bahwa Dengan latar belakang pendidikan sebagai sarjana memudahkan para pimpinan dalam menjalankan pekerjaan. Staf pelaksana dengan latar belakang pendidikan SMA dipandang baik untuk bekerja. Semua pegawai telah mengikuti pendidikan dalam jabatan sebagai PNS sesuai dengan aturan (Prajabatan). Semua unsur pimpinan telah
167 mengikuti pelatihan dalam jabatan
(diklat/sosialisasi) dalam upaya penguatan kemampuan kerja. Tidak semua staf pelaksana telah diikusertakan dalam pelatihan dalam jabatan sebagaimana bidang kerja yang dilaksanakan saat ini.
Pengetahuan aparat tidak dapat dilepaskan dari pendidikan yang dimilikinya.
Salah satu unsur kualitas sumber daya aparat adalah pendidikan. Pendidikan disini menyangkut pendidikan formal dan pendidikan non formal yang dimiliki oleh pegawai yang ada di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Pendidikan disini sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan kerja aparat. Berapapun besarnya sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu daerah, tanpa di barengi dengan penyiapan sumber daya aparat (pegawai) maka akan sia- sia, dalam arti akan menjadi bumerang bagi pemerintahan lokal. Karena bisa jadi daerah tersebut hanya menjadi penonton dalam mengelola semua sumber daya alam yang dimiliki. Pada sisi lain pendidikan menjadi sangat penting karena akan menentukan kemampuan aparat guna memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Zainun (1986 : 63) tingkat dan jenis pendidikan merupakan factor yang menentukan kemampuan pegawai. Kaho (1997 :72-73) mengatakan pendidikan itu sangat penting karena dapat memberikan pengetahuan luas dan mendalam tentang bidang yang dipilih atau dipelajari seseorang, melatih manusia berfikir secara rasional dan menggunakan kecerdasan kearah yang tepat, melatih manusia menggerakkan akalnya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam berfikir, menyatakan pendapat, maupun dalam bertindak, memberikan kemampuan dan ketrampilan pada manusia untuk merumuskan pikiran, pendapat yang hendak disampaikan kepada orang lain secara logis dan sistematis
sehingga mudah dimengerti. Telaah tentang pendidikan meliputi pendidikan formal, pendidikan non formal, latihan pekerjaan dan lain-lain (Kaliski dalam Gani, 1986:45).
Sehingga Gimin (1997:5) menekakan penting pentingnya faktor pendidikan dan latihan dalam pembentukan dan pengembangan tingkat kompetensi sumber daya manusia.
Aspek yang ketiga yang dikaji terkait dengan kompetensi pegawai dalam penelitian di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara yaitu pengalaman kerja. Data penelitian terkait dengan pengalaman kerja yang diperoleh bahwa terkait dengan waktu kerja pegawai baik pimpinan maupun staf yang semuanya sudah lebih dari sepuluh tahun dinasi merupakan modal dalam pembengtukan pengalaman kerja. Pekerjaan/jabatan saat ini bukanlah pekerjaan/jabatan yang pertama akan tetapi telah bekerja pada bidang/unit kerja lainnya sehingga memiliki pengalaman yang baik dalam bekerja. Hubungan kerja dan kerjasama yang baik dengan pimpinan dan sesama pegawai merupakan media yang dapat memperkuat pengalaman kerja pegawai.
Hal yang juga tidak kalah pentingnya dan memiliki keterkaitan dengan kompetensi pegawai yaitu pengalaman yang dimilikinya.
Menurut Agustian (2002 :202 ) mengartikan pengalaman yaitu merupakan hasil dari kebiasaan rutin yang diciptakan dari kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang yang berujung pada karakter. Kementerian PAN (2002 :1) menyatakan pengalaman kerja adalah uraian penugasan-penugasan yang dialami oleh pegawai dan kesesuainnya dengan jabatan yang akan diemban oleh pegawai. Maros (2000 : 202 ) memberikan batasan pengalaman merupakan potensi yang besar untuk melakukan pekerjaan secara efektif, karena seseorang tidaklah cukup berlatar belakang pendidikan saja, atau
168 ketrampilan yang dimilikinya melainkan juga
faktor pengalaman yang tidak kalah pentingnya. Pengalaman merupakan kemampuan setiap orang untuk beradaptasi terhadap perbedaan dan perubahan lingkungan, baik internal dan eksternal.
Menurut Siagian (1992 : 60) yang dimaksud dengan pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dilakukannya dalam perjalanan hidupnya.
Pengalaman yang dimiliki oleh aparat sangat berbeda-beda, hal ini tercermin dari kapan pegawai yang bersangkutan mulai bekerja, baik pengalaman akan lamanya bekerja, maupun pengalaman untuk menduduki suatu jabatan, maka dengan sendirinya pegawai yang lama bekerja dan lama menduduki suatu jabatan, maka kemampuan serta pengetahuan yang dimiliki akan berbeda, dan lebih siap dalam mengambil suatu kebijakan, yang nantinya kebijakan itu tidak merugikan masyarakat banyak. Menurut Widodo (2001 : 243) mengatakan pengalaman dapat memberikan kemampuan, pemberian pengalaman dapat dilakukan melalui suatu terkait dengan bidang kerjanya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi pegawai yang ada di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara baik dalam hal keterampilan dan pengalaman kerja akan tetapi belum sepenuhnya baik dalam hal pengetahuan. Hal ini terkait dengan:
1. Terdapat perbedaan keterampilan kerja antara pegawai unsur pimpinan dan pelaksana yang menjadikan proses pelaksanaan kerja berjalan secara baik dan benar berdasarkan tangungjawab.
2. Latar belakang pendidikan pegawai sangat membantu dalam pelaksanaan kerja, akan tetapi latar belakang keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan dalam jebatan yang belum merata sangat mengganggu kompetensi dalam hal pengetahuan bidang kerja.
3. Waktu kerja / masa kerja yang lama telah membentuk pegawai memiliki pengalaman kerja yang baik. Akan tetapi juga ternyata hubungan kerja dan kerjasama yang baik dengan pimpinan dan sesama pegawai memperkuat pengalaman kerja pegawai.
Guna perbaikan dan peningkatan kompetensi pegawai di Kantor Camat Talawaan Kabupaten Minahasa Utara maka melalui penelitian ini disarankan beberapa hal yaitu:
1. Perlu diperkuat keterampilan dalam menjalankan fungsi koordinasi dengan instansi terkait kepada semua pegawai seperti membuat kegiatan kerja yang melibatkan semua unit kerja pemerintah daerah di tingkat kecamatan.
2. Pegawai unsur pelaksana perlu diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan sesuai bidang kerja secara bertahap dan terjadwal.
3. Hubungan kerja dan kerjasama yang baik antara pimpinan dan sesama pegawai harus terus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, M. (1994). Manajemen Sumber Daya Manusia: A Handbook Of Human Resource Management.
Jakarta: PT Elex Mediakomputindo.
Awala.E, Tulusan. F.M.G dan Laloma.A, (2018). Pengembangan Kompetensi ASN di Kantor BKD Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal Administrasi Publik. Volume 4 (56).
169 Badan Kepegawaian Negara.2003.Badan
Kepegawaian Negara.Jakarta: Badan Kepegawaian Negara.
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Kencana.
Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., & Donnely, J.
H. (2012). Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. (Terjemahan) Edisi Delapan. Jakarta: Binarupa Aksara.
Maarif, M., Syamsul, 2003. Strategi Peningkatan Kompetensi aparatur Guna Mengantisipasi kebutuhan Sektor pelayanan Publik, Orasi Ilmiah, Bandung: STIA LAN.
Mc Clelland, David. C. 1988. Human Motivation. New York : Cambridge.
University Press.
Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja.
Rosdakarya.
Muins, S.M. 2000. Standar Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia, dalam Manajemen Pembangunan, Nomor 31 Tahun IX, September. LAN
Moeheriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi: Competency
Based Human Resource
Management. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Palan, R. (2007) Competency Management:
Teknis Mengimplementasikan.
Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing. Organisasi. Jakarta:
PPM.
Prihadi, S. F., 2004. Assessment Centre:
Identifikasi, pengukuran dan.
Pengembangan Kompetensi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Sani. T, Rares. J.J dan Ogotan. M. (2017) Pengembangan kompetensi aparatur sipil negara di Dinas Pendidikan Kabupaten Intan Jaya Propinsi Papua.
Jurnal Administrasi Publik. Volume 4 (49).
Suprapto, 2002. Standarisasi Kompetensi PNS Menuju Era Global, dalam seri kertas kerja Volume II Nomor 05.
Spencer, 1993, Competence at Work Models for Superior performance, New York, John Willey & Sons, Ic.
Sriwidodo, U dan A. Budhi. (2010). Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi dan Kesejahteraan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia Vol.4 No.1 47-57.
STIA LAN Makasar. (2012). Analisis Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia. Makasar: STIA LAN.
Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono, 2020. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Sumendap. J, Mandey. J dan Mambo.R (2015). Pentingnya Kompetensi Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja PegawaiNegeri Sipil di Biro Umum dan Keuangan Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal Administrasi Publik. Volume 4 (32).
Winardi. (2002). Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan