• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPOSISI OPHIUROIDEA (BINTANG MENGULAR) DI PANTAI NIRWANA KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KOMPOSISI OPHIUROIDEA (BINTANG MENGULAR) DI PANTAI NIRWANA KOTA PADANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPOSISI OPHIUROIDEA (BINTANG MENGULAR) DI PANTAI NIRWANA KOTA PADANG

Fadil1, Rina Widiana2, Indra Junaidi Zakaria3

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

3Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas Sumatera Barat Email : fadil.dwiputra@yahoo.com

ABSTRACT

Ophiuroidea are benthic biota that life is cryptic and negative fototaksis. Ophiuroidea commonly found in association with algae or life hiding behind a coral reef. Ophiuroidea can be found on the Nirwana beach Padang City which is one of the tourist area. This research aims to determine the composition of Ophiuroidea well as physical and chemical factors in the Nirwana beach Padang City. This research was conducted in January 2015, which is done by purposive sampling method with quadratic transects in the area averaging dead coral and algae. From the research that has been done, get found Ophiuroidea composition consists of 1 order, 3 families, 3 genera and 5 species, namely: Acrocnida brachiata, Macrophiothrix longipeda, Ophiocoma erinaceus, Ophiocoma aethiops and Ophiocoma scolopendrina. Ophiuroidea total density in the waters of 0,94 individuals/m2and the frequency of the presence of 0,35. Density and frequency of the highest kind found in Ophiocoma scolopendrina (0,62 individuals/m2 and 0,15). Diversity indices including medium category is 1,12. 32-32,7º C water temperature range (relatively high) and low salinity waters (from 17,8-19‰) for Ophiuroidea life.

Key word: Composition, Density, Frequency, Ophiuroidea, Nirwana Beach.

PENDAHULUAN

Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari daratan. Jika ditinjau dari daratan menuju laut lepas, tipologi umum dari perairan laut tropis diawali oleh hutan mangrove, kemudian diikuti padang lamun dan bentang terumbu karang.

Disamping itu, pesisir pantai juga dipengaruhi oleh pasang surut (zona intertidal). Ekosistem terumbu karang dan padang lamun merupakan mata rantai yang sangat penting bagi kelangsungan hidup serta pelestraian berbagai biota laut (BTNB, 2010). Salah satu kelompok hewan yang hidup bersimbiosis dengan terumbu karang adalah Ophiuroidea (Phylum Echinoder- mata). Kelompok hewan ini memanfaatkan beberapa jenis alga sebagai tempat pemijahan, perbesaran dan perlindungan dari berbagai predator yang memangsanya (Jasin, 1992).

Ophiuroidea dapat ditemukan pada lautan dengan batas kedalaman 0-6.720 m.

Ophiuroidea juga banyak ditemukan berasosiasi dengan alga atau bersembunyi di

balik terumbu karang. Hal ini disebabkan karena Ophiuroidea hidup kriptik (bersem- bunyi) dan bersifat fototaksis negatif, serta merupakan biota pemakan endapan dan materi tersuspensi (Aziz, 1991; Soetisono, 1998 dan Yusron 2010).

Penelitian yang telah dilakukan tentang Ophiuroidea saat ini masih tergolong sedikit diantaranya adalah Yusron (2010) Keanekaragaman Jenis Ophiuroidea (Bintang Mengular) di Perairan Wori, Minahasa Utara, Sulawesi Utara; Supono dan Ucu (2012) Kelimpahan dan Keaneka- ragaman Echinodermata di Pulau Pari, Kepulauan Seribu; Aziz (1991) Beberapa Catatan Tentang Bintang Mengular (Ophiuroidea) sebagai Biota Bentik; Aziz (1996) Habitat dan Zonasi Fauna Echinoder- mata di Ekosistem Terumbu Karang; Aziz dan Soesetiono (1998) Asosiasi Bintang Mengular (Ophiuroidea) dengan Algae.

Untuk menambah informasi tentang Ophiuroidea, maka telah dilakukan pene- litian tentang “Komposisi Ophiuroidea (Bin- tang Mengular) di Pantai Nirwana Kota

(2)

Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi Ophiuroidea serta faktor fisika dan kimia air perairan pantai Nirwana Kota Padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di pantai Nirwana Kota Padang pada bulan Januari 2015. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan transek kuadrat. Pantai Nirwana Kota Padang terletak di kecamatan Bungus Teluk Kabung, yang terletak + 14 km arah selatan Kota Padang dan juga berada dekat dengan pelabuhan Teluk Bayur. Secara astronomis berada di 0,540 -1800 LS dan 1000. 34 BT. Penelitian ini dilakukan pada 3 Stasiun dengan pertimbangan masing- masing stasiun memiliki kondisi berbeda- beda. Untuk pengambilan sampel pada masing-masing stasiun, pengamatan dilaku- kan pada 2 Strata, Strata 1 terletak di daerah karang mati dan Strata 2 di daerah pertumbuhan alga.

Stasiun I terletak disekitar pemuki- man warga, di sekitar daerah ini terdapat sebuah aliran air kecil yang menuju ke laut dan banyak kapal-kapal nelayan yang ter- tambat jika tidak melaut. Substrat yang mendominasi pada stasiun ini adalah karang mati. Stasiun II terletak di tempat objek wisata pantai Nirwana, pada daerah ini jika air laut surut banyak masyarakat yang

berkunjung dan bermain di laut. Substrat yang mendominasi adalah alga. Stasiun III terletak paling selatan dari pantai Nirwana, aktivitas manusia pada daerah ini dapat dikatakan berkurang, karena daerah ini terletak paling ujung dari objek wisata.

Substrat yang mendominasi adalah alga.

Pengambilan sampel pada masing- masing strata di setiap stasiun menggunakan kerangka besi berukuran 1x1 m sebagai plot pengamatan yang disebar sesuai dengan metode purposive sampling, dikarenakan sebaran substrat pada masing-masing strata tidak merata. Sampel diambil saat surut terendah.Identifikasi sampel dilakukan menggunakan buku acuan Clark and Rowe (1971), Word Ophiuroidea Database (2007), Word Register of Marine Spesies (WRoMS) (2007) dan Bold System Echinodermata (2014). Analisis data dilakukan dengan menghitung frekuensi kehadiran (F), frekuensi relatif (FR), kepadatan populasi (K), kepadatan relatif (KR), indeks keaneka- ragaman Shannon-Wiener, indeks keseraga- man Simpson dan indeks dominansi meng- gunakan rumus menurut Suin (2002) dan Odum (1998).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 3 stasiun di pantai Nirwana Kota Padang, ditemukan Ophiuroidea yang terdiri atas 1 ordo, 3 famili, 3 genus dan 5 species. Seperti yang tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi dan Jumlah Individu Ophiuroidea yang Terdapat pada Stasiun Penelitian.

Ordo Famili

Species

Stasiun I Stasiun II Stasiun III

Total Individu

1 2 1 2 1 2

1. Ophiurida a. Amphiuridae

1) Acrocnida brachiata ( Montagu)

- - - - 1 8 9

b. Ophiothricidae 2) Macrophiothrix

longipeda (Lamarck)

- - - 2 2

c. Ophiocomidae 3) Ophiocoma

erinaceus Muller &

Troschel

4) O. aethiops Lutken 5) O. scolopendrina

(Lamarck)

-

- -

-

- -

-

- 7

-

- -

-

- 1

4

4 29

4

4 37

Total individu - - 7 - 2 47 56

(3)

Tabel 2. Komposisi Ophiuroidea di Pantai Nirwana Kota Padang

F FR K KR H′ E C

Stasiun I - - - -

Stasiun II 0,2 100% 0,35 100% 0,26 0,16 0,02

Stasiun III 0,85 100% 2,45 100% 1,12 0,69 0,324

Total Perairan 0,35 100,1 % 0,94 100% - - -

Tabel 3. Faktor Fisika dan Kimia Pantai Nirwana Kota Padang

No Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III

1 Suhu (ºC) Pagi 28 28 28

Siang 38 38 38

Malam 30 32 31

Rata-rata 32 32,7 32,3

2 Salinitas (‰) Permukaan 17,5 18 19

Dasar 18 18,5 19

Rata-rata 17,8 18,3 19

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat, bahwa total individu Ophiuroidea yang ditemukan sebanyak 56 individu, yang terdiri dari 5 species yaitu Acrocnida brachiata (9 individu), Macrophiothrix longipeda (2 individu), Ophiocoma erinaceus (4 individu), Ophiocoma aetiops (4 individu) dan Ophiocoma scolopendrina (37 individu), dengan kepadatan total 0,94 individu/m2. Jenis yang didapat lebih rendah dari yang ditemukan oleh Yusron (2010) di perairan Wori, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Yusron (2010) menemukan Ophiuroi- dea sebanyak 105 individu yang terdiri atas 10 species yaitu: Ophiocoma erinaceus, Ophiothrix hybrida, Ophioarthrum pictum, Ophiarthrum elegans, Ophiarachna incrassata, Ophiomastix annulosa, Ophiomastix variabilis, Ophiarachna affinis, Ophiolepis superba dan Ophioplocus imbricatus. Hal ini disebabkan karena substrat di pantai Nirwana terdiri atas karang mati dan karang yang ditutupi alga kurang sesuai untuk kehidupan Ophiuroidea, serta penyebaran substratpun tidak merata, sedangkan perairan Wori mempunyai substrat pasir halus yang relatif sama, dimulai dengan zona pasir, diikuti dengan zona pertumbuhan lamun, rumput laut, dan terumbu karang. Sesuai dengan pendapat Aziz (1996) bahwa, Ophiuroidea lebih banyak ditemukan menempati zona rataan pasir, lamun, pertumbuhan alga, pecahan karang (beting karang), tubir dan lereng terumbu. Selanjutnya Aziz dan Soesetiono (1998) menambahkan, kelompok Ophiuroi- dea sering ditemukan berasosiasi dengan

koloni alga karena kerimbunan thalusnya, untuk memfasilitasi tempat berlindung bagi Ophiuroidea.

Rendahnya kepadatan dan sedikitnya jenis Ophiuroidea yang ditemukan di pantai Nirwana Kota Padang, juga disebabkan oleh suhu di perairan yang tinggi yaitu berkisar 32-32,7º C, sehingga tidak sesuai untuk kehidupan Ophiuroidea. Selain itu, salinitas perairan juga rendah yaitu 17,8-9 ‰. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehadiran Ophiuroidea. Sesuai dengan pernyataan Aziz (1991), kisaran suhu yang sesuai untuk kehidupan Ophiuroidea adalah 27-30º C dan kisaran toleransi Ophiuroidea terhadap salinitas perairan adalah 20-40 ‰.

Frekuensi total Ophiuroidea di pantai Nirwana Kota Padang adalah 0,35. Hal ini menggambarkan bahwa kehadiran jenis Ophiuroidea pada plot pengamatan masih tergolong rendah. Sesuai dengan pernyataan Suin (2002), frekuensi kehadiran antara 0,21-0,4 termasuk dalam kriteria kadang- kadang ada. Dilihat dari habitatnya, Ophiuroidea dapat menempati ekosistem terumbu karang atau hidup bebas di dasar perairan pantai. Penyebaran dan jenis substrat, faktor suhu dan salinitas akan mempengaruhi kehadiran Ophiuroidea.

Menurut Aziz (1996), Ophiuroidea dapat hidup pada substrat rataan pasir, lamun, alga, beting karang, tubir dan lereng terumbu. Aziz (1991) menambahkan, ada kecenderungan suku tertentu dari Ophiuroidea yang berdominasi pada macam- macam substrat tertentu. Substrat di pantai Nirwana hanya terdiri atas karang mati dan

31

(4)

karang yang ditutupi oleh alga, penyebaran substrat di pantai ini juga tidak merata. Aziz (1991) juga mengatakan bahwa, kisaran suhu kehidupan Ophiuroidea di daerah tropis adalah 27-30º C, sedangkan kisaran toleransi Ophiuroidea terhadap salinitas adalah 20-40

‰. Kisaran rata-rata suhu perairan pantai Nirwana adalah 32-32,7º C dan kisaran rata- rata salinitas perairan adalah 17,8-19 ‰.

Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa suhu perairan tergolong tinggi dan salinitas perairan tergolong rendah untuk kehidupan Ophiuroidea, hal ini dapat menyebabkan frekuensi total kehadiran Ophiuroidea di pantai Nirwana rendah.

Kepadatan populasi dan frekuensi tertinggi ditemukan pada Stasiun III. Hal ini disebabkan karena substrat pada Stasiun ini banyak ditumbuhi alga dan lamun, sehingga sesuai untuk kehidupan Ophiuroidea. Sesuai dengan pernyataan Aziz dan Soesetiono (1998), koloni alga sering ditempati oleh kelompok Ophiuroidea karena kerimbunan thalusnya, untuk memfasilitasi tempat berlindung Ophiuroidea dan sesuai dengan sifat Ophiuroidea yang umumnya hidup bersem-bunyi dan fototaksis negatif, serta upaya untuk berlindung dari serangan predator. Selain substrat, tingginya kepadatan populasi dan frekuensi kehadiran Ophiuroidea pada Stasiun III, juga disebabkan karena salinitas Stasiun III sudah mendekati kisaran salinitas normal untuk kehidupan Ophiuroidea, sesuai dengan pernyataan Aziz (1991) bahwa kisaran normal untuk kehidupan Ophiuroidea adalah 20-40 ‰. Kisaran suhu pada Stasiun III rata- rata mencapai 32,3º C, dibandingkan dengan suhu pada Stasiun I dan II, suhu pada stasiun ini tidak terlalu tinggi. Salinitas perairan pada Stasiun III rata-rata mencapai 19 ‰, dibandingkan dengan salinitas pada Stasiun I dan II, Stasiun ini memiliki kadar salinitas tertinggi. Hal ini dapat mempengaruhi dan memfasilitasi keberadaan jenis Ophiuroidea.

Sesuai dengan pernyataan Aziz (1991), bahwa Ophiuroidea dapat bertahan hidup dengan daya toleransi salinitas 20-40 ‰, sedangkan suhu perairan berkisar antara 27- 30º C. Berdasarkan hal ini, dapat dilihat bahwa Stasiun III adalah daerah yang sesuai untuk kehidupan Ophiuroidea.

Struktur komunitas Ophiuroidea yang terdapat di pantai Nirwana Kota Padang, dapat dilihat dari nilai indeks keaneka-

ragaman (H′), indeks keseragaman (E) dan indeks dominansi (C). Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa indeks keanekaragaman Ophiuroidea termasuk sedang yaitu 1,12.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Odum (1996) dalam Patang (2010), jika 1 < H′< 3 termasuk kedalam keanekaragaman sedang.

Indeks keseragaman Ophiuroidea adalah 0,69 dimana keseragaman species di perairan tersebut dapat dikatakan dalam komunitas sedang. Menurut Suin (2002), nilai indeks keseragaman berkisar antara 0- 1. Indeks dominansi Ophiuroidea adalah 0,324, yang termasuk ke dalam dominansi rendah. Sesuai dengan kriteria dari dominansi yaitu 0,00< E < 0,50 termasuk ke dalam dominansi rendah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa komposisi Ophiuroidea yang diperoleh meliputi 1 ordo (Ophiurida), 3 famili (Amphiuridae, Ophiothricidae dan Ophiocomidae), 3 genus (Acrocnida, Macrophiothrix dan Ophiocoma) dan 5 species yaitu Acrocnida brachiata, Macrophiothrix longipeda, Ophiochoma erinaceus, Ophiocoma aetiops dan Ophiocoma scolopendrina. Kepadatan total perairan Ophiuroidea di pantai Nirwana Kota Padang adalah 0,94 individu/m2 dan Frekuensi total perairan Ophiuroidea adalah 0,35. Kepadatan dan frekuensi jenis Ophiuroidea tertinggi terdapat pada Ophiocoma scolopendrina (0,62 individu/m2 dan 0,15) Kepadatan jenis dan frekuensi tertinggi terdapat pada Stasiun III yaitu 2,45 individu/m2 dan 0,85. Indeks keaneka- ragaman Ophiuroidea di pantai Nirwana Kota Padang adalah 1,12 yang termasuk dalam kategori keanekaragaman sedang.

Kualitas suhu perairan tergolong tinggi dan salinitas perairan tergolong rendah untuk kehidupan Ophiuroidea.

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui jenis alga dan lamun yang terdapat di pantai Nirwana Kota Padang yang berasosiasi dengan Ophiuroidea.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A. 1991. Beberapa Catatan Tentang Bintang Mengular (Ophiuroi-dea) sebagai Biota Bentik. Jurnal Oseana. XVI (1). Hlm. 13-22 (Online). Diakses 2 Maret 2014.

______. 1996. Habitat dan Zonasi Fauna Echinodermata di Ekosistem Terumbu Karang. Jurnal Oseana.

XXI (2). Hlm. 33-43 (Online).

Diakses 2 Maret 2014.

Aziz, A dan Soesetiono. 1998. Asosiasi Bintang Mengular (Ophiuroi-dea) dengan Algae (Online). Pusat Penelitian dan Pengembanagan Oseanologi-LIPI, Jakarta. Diakses 19 Juni 2012.

Badan Pusat Statistik. 2013. Bungus Teluk Kabung Dalam Angka. BPS Kota Padang.

Bold System Echinodermata. 2014.

http://www.boldsystems.org/index.ph p/. Diakses 8 Februari 2015.

BTNB (Balai Taman Nasional Baluran).

2010. Pengamatan Invertebrata (Echinodermata) di Pantai Bama, STPNW I Bengkol (Online). Balai Taman nasional Baluran, Baluran.

Diakses 12 Juni 2012.

Clark, A. M and F. W. E, Rowe. 1971.

Monograph of Shallow-Water Indo West Pasific Ecinoderm. London, Trustees of the British Museum (Natural History).

Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata.

Surabaya : Sinar Wijaya.

Odum, P. E. 1998. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ke-3. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Patang, F. 2010. Keanekaragaman Takson Serangga Dalam Tanah Pada Areal Hutan Bekas Tangbang Batubara PT.

Mahakam Sumber Jaya Desa Sapari Kutai Kartanegara-Kalimantan Timur. Jurnal Bioprospek VII (1) (Online). Diakses 1 Maret 2015.

Suin, N.M. 2002. Metoda Ekologi. Padang : Universitas Andalas.

Supono, dan U. Y. Arbi. 2012. Kelimpahan dan Keanekaragaman Echino- dermata di Pulau Pari, kepulau-an Seribu. Jurnal Ilmu Kelautan dan Teknologi kelautan Tropis. IV (1).

Hlm 114-120 (Online). Diakses 2 Maret 2014.

Word Ophiuroidea Database. 2007.

http://www.marinespecies.org/ophiur oidea/ aphia.php. Diakses 8 Februari 2015.

Word Register of Marine Spesies (WRoMS).

2007.http://www.marinespecies.

org/aphia.php. Diakses 8 Februari 2015.

Yusron. 2010b. Keanekaragaman Jenis Ophiuroidea (Bintang Meng-ular) di Perairan Wori, Mina-hasa Utara, Sulawesi Utara. Jurnal Sains. XIV (1). Hlm. 75-78 (Online). Balai Penelitian Sumber Daya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI. Diakses 13 Juni 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan karang batu di perairan Tanjung Gosongseng secara umum dipengaruhi oleh substrat dasar yang berupa karang mati beralgae DCA yang menyebar di seluruh lokasi dan patahan karang