• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI USTAD DAN SANTRI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL MUHSIN DESA PURWOSARI KECAMATAN METRO UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KOMUNIKASI ANTARPRIBADI USTAD DAN SANTRI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL MUHSIN DESA PURWOSARI KECAMATAN METRO UTARA"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hunian Islam merupakan lembaga pendidikan Islam dengan sistem tempat tinggal, ustadz sebagai tokoh sentral dan masjid sebagai titik sentral yang menjiwainya. Sistem pendidikan di Wisma Islam Al Muhsin, Kecamatan Metro Utara mengajarkan siswa untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan belajar kedisiplinan dalam beribadah. Para santri melakukan aktivitas komunikasi satu sama lain pada saat melakukan aktivitas rutin di Pondok, seperti saat belajar Al-Qur’an bersama dan lain sebagainya.

Komunikasi sangat penting untuk mengembangkan karakter santri karena pada program ini mengajarkan ilmu agama di kediaman Islam. Selain sebagai guru, peran ustadz di pesantren juga sebagai pembimbing bagi santri yang melanggar peraturan pesantren. , baik dari segi kedisiplinan dalam beribadah maupun dalam lingkungan pesantren. Pesantren Al-Muhsin 5 diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai moral pada seluruh santrinya, yaitu dengan memberikan keteladanan yang baik kepada seluruh santri. Jika dilihat dari fenomena yang terjadi maka interaksi ustadz dengan santri di Pondok Pesantren Al-muhsin wilayah metro Utara merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal, karena komunikasi yang dilakukan bersifat dialogis yaitu pertukaran. informasi dan memungkinkan umpan balik. antara ustadz dan santri.

Perlu diketahui, karakter manusia sangatlah berbeda-beda, termasuk para santri di Pondok Pesantren Al-Muhsin, Kecamatan Metro Utara. Seperti yang disampaikan oleh Ustad Edo Tanjung yang merupakan salah satu Ustad Pondok Pesantren Al-Muhsin bahwa karakter santri sangat berbeda-beda, ada yang mempunyai sifat pemarah, tidak sopan kepada guru, ada yang malas dalam berbuat. beribadah, tidak taat aturan, tidak peduli dengan lingkungan sekitar khususnya di Pondok Pesantren Al-Muhsin, acuh tak acuh terhadap Ustadz di Pondok Pesantren, dan masih banyak permasalahan yang sering terjadi di Pondok Pesantren Al-Muhsin. Pesantren ketika menghadapi santri yang baru masuk Pesantren dan masih perlu penyesuaian.7. Dari latar belakang di atas, penulis tertarik bagaimana komunikasi interpersonal antara Ustad dan santri di Pondok Pesantren Al-Muhsin mengubah kebiasaan buruk dan karakter santri menjadi lebih baik sesuai kaidah Islam.

Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa penelitian ini merupakan penelitian yang sangat menarik untuk diteliti dan diangkat lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul “Komunikasi Interpersonal Ustad dan Santri dalam Pembentukan Karakter Santri di Pondok Pesantren Al-Muhsin Kota Metro .".

Fokus Penelitian

Di sinilah komunikasi interpersonal mempunyai peranan penting bagi ustadz dalam menyampaikan pesan-pesan yang baik kepada para santri, sehingga menjadi kebiasaan para santri menjadi disiplin dalam menjalankan kewajiban ibadah, berkata jujur, santun dan mandiri. Peran yang harus dilakukan dalam melaksanakan tugas sebagai ustadz yang merupakan orang tua kedua bagi santri yang dapat memberikan contoh yang baik agar santri berperilaku baik sesuai dengan petunjuk ustadz yang menjadi teladan. Dengan adanya motivasi, nasehat dan teguran maka proses komunikasi interpersonal antara ustadz dan santri dapat berjalan lebih baik sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Rumusan Masalah

7 Komunikasi Interpersonal Ustad dan Santri Dalam Membentuk Karakter Santri, penulis merumuskan masalah: Bagaimana Komunikasi Interpersonal Ustad dan Santri dalam Membentuk Karakter Santri di Pondok Pesantren Al Muhsin Desa Purwosari Kecamatan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan

8 Santri merasa nyaman tinggal di pesantren, Model Lingkungan merupakan keterlibatan lingkungan dan orang tua dalam pembentukan kepribadian, Model Kesadaran merupakan hasil kesadaran orang tua terhadap kepribadian santri, dan Model Kebutuhan Emosional yaitu pemenuhan kebutuhan emosional melalui hubungan orang tua dan guru. Tesis: Pola Komunikasi Interpersonal Ustadz dan Santri Terhadap Pembentukan Karakter Santri (Studi di Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Depok), 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan komunikasi yang dilakukan seorang Ustadz terhadap santri adalah sesuai dengan materi yang disampaikan. agar dapat diterima dan diserap oleh siswa, siswa harus mengetahui dan memahami psikologi setiap siswa yang diajar.

Hasil penelitian ini adalah pendekatan sosiologi melalui keteladanan, adapun metode yang digunakan adalah dengan memberikan pesan berupa kepemimpinan, melibatkan siswa dalam kegiatan yang dapat membentuk karakter kepemimpinan, memberikan insentif/penghargaan kepada siswa, memberikan hukuman/fisik kepada siswa, sedangkan faktor pendukungnya adalah latar belakang pelatihan komunikator, fasilitas dan terakhir keterbukaan guru dan ustadz dan faktor penghambatnya adalah kurangnya santri berdialog mengenai permasalahan yang dihadapi, kepribadian dan perilaku santri di pondok pesantren tersebut bermacam-macam.

Metode Penelitian

  • Sistematika Pembahasan

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data itu diperoleh. 11 Sumber data adalah unsur utama yang dijadikan sasaran dalam penelitian untuk memperoleh data yang konkrit dan yang dapat memberikan keterangan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini 12 . 12e.Kristi Purwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi (Jakarta: Lembaga Pengembangan Alat Ukur dan Pendidikan Psikologi, 1983). Jumlah masing-masing ustadz yang sudah mengajar lebih dari lima tahun dan tinggal di pesantren sebanyak 12 orang.

Pengambilan sampel dari kriteria tersebut dikarenakan merekalah yang paling banyak terlibat dalam proses komunikasi di lingkungan pesantren. 12 mengambil sampel santri dengan kriteria tersebut karena karakter santri yang baru masuk di Pondok Pesantren Al Muhsin masih memerlukan pembinaan terhadap karakter atau kebiasaan santri yang kurang disiplin dalam kewajiban beribadah karena buruknya lingkungan rumah. menjadikan siswa mempunyai kebiasaan yang perlu diperbaiki. Sehingga untuk mendapatkan data dan informasi dari ustadz dan santri dalam pembentukan karakter di Pondok Pesantren Al-Muhsin.

Dalam praktiknya, penulis mengamati kegiatan di pesantren untuk melihat bagaimana komunikasi interpersonal antara ustadz dan santri, untuk mendapatkan gambaran data dan informasi dari ustadz dan santri dalam pembentukan karakter di Pondok Pesantren Al-Muhsin. Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam analisis data kualitatif yang menghasilkan data yaitu analisis dimana angka-angka tidak dijadikan sebagai bahan untuk menarik kesimpulan, namun kesimpulan diambil berdasarkan kualitas data yang masuk yang dapat diandalkan 19 Pada tahap ini peneliti sampai pada kesimpulan dimana Peneliti menggunakan pemikiran deduktif yaitu penarikan kesimpulan yang bersifat umum ke khusus, ilmu khusus yang dimaksud disini adalah kaitannya dengan komunikasi interpersonal antara ustad dan santri dalam pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren Al-Muhsin. . Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memilih, membuat rangkuman atau uraian singkat, mengklasifikasikan untuk lebih dipertajam, dipertegas, diperpendek, menghilangkan bagian-bagian yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik kesimpulan yang tepat.

Dan yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif.

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN

Komunikasi Antarpribadi

  • Pengertian Komunikasi Antarpribadi
  • Faktor yang Menimbulkan Hubungan
  • Proses Komunikasi Antarpribadi
  • Teori Devito (Pendekatan Humanistik)

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung berupa percakapan. Komunikasi jenis ini bisa dilakukan secara tatap muka, bisa juga melalui telepon, surat, telegram, dan lain-lain. 6 Komunikasi interpersonal merupakan interaksi tatap muka antara dua orang atau lebih, dimana pengirim dapat langsung menyampaikan pesannya. . dan Penerima pesan juga dapat menerima dan membalas secara langsung.7. Dalam Hidayat, Rogers mengartikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa individu.8 Komunikasi interpersonal yang terus-menerus dapat membina hubungan yang erat antara guru dan siswa, sehingga memenuhi kebutuhan emosional siswa. atas perhatian dari guru dapat terpenuhi.

Menurut Jalaluddin Rakhmat, ada beberapa faktor yang membuat komunikasi interpersonal berjalan baik, yaitu kepercayaan, sikap suportif, dan sikap terbuka.9. 11 Siswanta, Indah Sarwosri, Buddy Riyanto, “Komunikasi Interpersonal Guru BK dan Bimbingan Dalam Menangani Siswa yang Melanggar Tata Tertib Sekolah di SMK Negeri 1 Nogosari,” Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 4, no. Komunikasi interpersonal bisa menjadi komunikasi yang sangat efektif dan bisa juga menjadi sangat tidak efektif, hal ini terjadi ketika terjadi konflik dalam suatu hubungan, seperti hubungan rumah tangga yang membuat komunikasi interpersonal menjadi tidak efektif.

Devito Efektivitas komunikasi interpersonal diawali dari lima kualitas umum yang menjadi pertimbangan komunikasi interpersonal efektif, yaitu keterbukaan, empati, dukungan, positif, dan kesetaraan. Keterbukaan mempunyai arti bahwa dalam komunikasi interpersonal yang efektif, individu harus terbuka terhadap mitra yang diajak berkomunikasi atau berkomunikasi. Agar komunikasi interpersonal dapat menciptakan hubungan interpersonal yang efektif dan meningkatkan kerjasama maka kita harus bersikap terbuka.

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam berkomunikasi, yang dapat terjadi karena faktor pribadi seperti ketakutan, kecemasan, dan lain-lain yang menyebabkan gagalnya komunikasi antarpribadi, karena orang yang defensif lebih cenderung melindungi dirinya dari ancaman yang dihadapi dalam komunikasi tersebut. ditanggapi daripada ancaman yang ditanggapi dalam komunikasi. pengertian bagi orang lain.

Pembentukan Karakter

  • Pengertian Karakter
  • Bentuk Karakter Islami
  • Dasar Karakter Islami
  • Proses Pembentukan Karakter

26 komunikasi yang tepat sasaran, karena pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh penerima pesan dan menghasilkan feedback yang baik dari penerima pesan. Pembentukan karakter dalam Islam atau akhlak Islam pada dasarnya didasarkan pada dua sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Melalui kedua sumber tersebut seseorang dapat memahami dan mengimani bahwa sifat-sifat sabar, qanah, amanah, bersyukur, memaafkan, ikhlas, kedermawanan, dan kemurahan hati merupakan sifat-sifat yang baik dan mulia.

Apapun yang diperintahkan Allah SWT (dalam Alquran) dan Rasulullah SAW (dalam hadis/sunnah) pasti patut dilakukan. 22 Rosyadi Rahmat, Pendidikan Islam dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini (Konsep dan Praktek PAUD Islam) (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 41. Pembentukan karakter yang baik dapat dilakukan melalui pendidikan atau pelatihan berkelanjutan yang dimulai dari keluarga.

Proses pembentukan karakter anak merupakan eksplorasi nilai-nilai universal yang berlaku dimana, kapan, oleh siapa dan kepada siapapun tanpa membedakan suku, sosial, budaya, warna kulit, politik dan agama yang mengacu pada tujuan dasar hidup. Oleh karena itu, budi pekerti yang baik adalah budi pekerti yang didasari oleh nilai-nilai agama sebagai kunci keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup manusia. Sikap positif diutamakan dalam membentuk karakter siswa dengan memberikan contoh perilaku yang baik dan yakin bahwa siswa dapat berubah.

Dalam hal ini penulis merasa perlu memberikan saran untuk selalu meningkatkan pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren Al-Muhsin agar menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN AL-

Komunikasi Antarpribadi Ustad dan Santri

ANALISIS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

PENUTUP

Saran

Dengan mengetahui aktivitas positif santri di lingkungan pesantren, maka mereka mampu mengikuti kegiatan akademik dan non-akademik lainnya. Oleh karena itu, disarankan agar Pondok Pesantren Al-Muhsin lebih terprogram dengan kegiatan-kegiatan yang menunjang keterampilan dan bakat mereka. Efektivitas komunikasi interpersonal antara guru dan siswa dalam pencegahan kenakalan siswa di SMA Negeri 1 Kota Bontang.” EJurnal Ilmu Komunikasi 2, no.

Referensi

Dokumen terkait

Changes in American Farmer Application ~~~4 Approved Exploitation of National FFA Organization and/or Emblem - 7 - It was moved by Richard Black, seconded by Keith Simmons