• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PENGGUNA GADGET AKTIF DALAM PERKEMBANGAN KARAKTER ANAK DI PEKANBARU

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PENGGUNA GADGET AKTIF DALAM PERKEMBANGAN KARAKTER ANAK DI PEKANBARU"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah Penelitian

Pola komunikasi orang tua tidak efektif dalam memastikan pemahaman dan penggunaan alat bantu yang baik.

Fokus Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi

Rogers menyatakan bahwa “komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari suatu sumber kepada satu atau lebih penerima dengan maksud untuk mengubah perilakunya. Tujuan komunikasi yang dilakukan manajer selanjutnya adalah agar pihak yang diajak berkomunikasi dapat memberikan tanggapan terhadap pesan yang disampaikan.

Pola Komunikasi Interpersonal

Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono juga menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berbentuk tatap muka, interaksi antar individu, dua arah, verbal dan non verbal, serta pertukaran informasi dan perasaan antar individu. dan individu atau antar individu dalam kelompok kecil. Komunikasi interpersonal secara umum merupakan komunikasi antar manusia secara tatap muka, setiap orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut saling mempengaruhi persepsi terhadap mitra komunikasinya. DeVito berpendapat bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang yang mempunyai hubungan yang jelas, yang terhubung satu sama lain dalam beberapa cara.

Jadi komunikasi interpersonal, misalnya komunikasi antara ibu dan anak, dokter dan pasien, dua orang saat wawancara, dan sebagainya. Deddy Mulyana (2005) mengatakan: “komunikasi interpersonal (komunikasi antarpribadi) adalah komunikasi tatap muka antar orang yang memungkinkan setiap pesertanya dapat langsung menangkap reaksi orang lain, baik secara verbal maupun non-verbal.” Arifin menjelaskan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikatif suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan gaya komunikasi yang lebih personal.

Komunikasi yang efektif: hubungan interpersonal dinyatakan efektif jika pertemuan antar pihak yang berkepentingan berkembang dalam situasi yang lucu, interaktif dan menyenangkan. Ciri-ciri komunikasi interpersonal adalah pihak-pihak yang memberi dan menerima pesan secara bersamaan dan spontan, baik secara verbal maupun non-verbal. Secara umum hubungan interpersonal antara suami istri atau dengan orang lain baik, sehingga menjadi modal berkembangnya komunikasi interpersonal yang efektif.

Keluarga

Ketertarikan: cara orang lain memandang seseorang terbentuk melalui cara berpikir, bahasa, dan perilaku yang unik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daya tarik seseorang, baik fisik maupun karakter, mempengaruhi reaksi dan penerimaan pribadi. Waltzlawick berpendapat bahwa komunikasi tidak hanya mengandung pesan, tetapi juga menekankan pada aspek relasional yang disebut metakomunikasi.

Lestari (2012:3) mengatakan keluarga adalah suatu kelompok sosial yang mempunyai ciri-ciri hidup bersama, berlangsungnya kerjasama ekonomi, dan berlangsungnya proses reproduksi. Keluarga didefinisikan oleh ada atau tidaknya anggota keluarga seperti orang tua, anak dan kerabat lainnya. Fungsi-fungsi tersebut meliputi pengasuhan, sosialisasi anak, dukungan emosional dan material, serta pemenuhan peran tertentu.

Keluarga diartikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku yang menciptakan rasa identitas sebagai sebuah keluarga (familyidentity), berupa ikatan emosional, pengalaman sejarah, dan cita-cita masa depan. Berdasarkan pengertian keluarga menurut para ahli di atas, dapat kita simpulkan bahwa keluarga adalah suatu kelompok sosial yang ditinggalinya. Dengan kata lain, setiap orang dalam kelompok terikat dan terhubung baik secara emosional maupun materi.

Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak

Pola komunikasi permisif (cenderung membebaskan) merupakan pola komunikasi dalam hubungan komunikasi dimana orang tua tidak memperdulikan apa yang terjadi pada anaknya. Banyak kasus anak tidak merasa diperhatikan oleh orang tuanya, bahkan ketika anak melakukan kesalahan orang tua tidak memberikan respon sehingga anak tidak mengetahui letak kesalahannya atau hal yang tidak seharusnya terjadi dapat terulang kembali. berkali-kali. Dengan tipe orang tua seperti ini, mereka cenderung berperan sebagai pengontrol atau pengawas, dalam hal pendapat anak sangat sulit menerima saran, cenderung memaksakan kehendak pada perbedaan, terlalu percaya diri sehingga menutup katup pertimbangan.

Pola komunikasi orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan adanya hubungan terbuka antara orang tua dan anak. Tipe ini merupakan tipe pola asuh yang tidak banyak memberikan kendali terhadap anak. Pola asuh permisif ini hendaknya diterapkan oleh orang tua ketika anak sudah dewasa, ketika anak sudah bisa berpikir sendiri, sudah mampu mempertanggungjawabkan perbuatan dan perbuatannya.

Terkadang orang tua harus berperan sebagai polisi yang selalu siap menegakkan keadilan dan kebenaran, dan terkadang orang tua juga berperan sebagai guru yang mampu mendidik dengan baik. Ketika orang tua berperan sebagai sahabat, maka orang tua harus menciptakan dialog yang sehat, wadah mengungkapkan perasaannya (Amin, 2007:47). Orang tua hendaknya memberikan teladan yang baik karena anak akan dengan mudah mentransfer perkataan dan tindakan orang tua.

Gadget

Josef (2017) mengatakan bahwa “Perangkat dan permainan teknologi dapat memberikan efek positif dalam menyelidiki keterampilan, pemikiran strategis dan potensi kreativitas individu” dengan kata lain, bahwa perangkat dan permainan teknologi dapat meningkatkan keterampilan investigasi individu, meningkatkan keterampilan berpikir dalam hal menentukan strategi dan kreativitas individu. Beliau juga mengatakan bahwa “Perangkat dan layanan teknologi ini merupakan sumber pembelajaran yang lebih baik bagi generasi muda dan merupakan sumber kesenangan dan hiburan yang membantu mereka mengalihkan perhatian dari stres sehari-hari” (Muduli dengan kata lain perangkat teknologi adalah media yang baik untuk belajar anak-anak. , dan merupakan media yang menyenangkan bagi anak untuk menghindari stres akibat rutinitas anak sehari-hari. Mempermudah anak dalam belajar Samson Maduli, 2014: 9) mengatakan bahwa “Ketika siswa menggunakan laptop dan perangkat teknologi lainnya setelah nasihat instruktur, mereka terhubung pembelajaran di kelas dan keterlibatan siswa muda dapat dipengaruhi secara positif oleh penggunaan perangkat digital ini,” dengan kata lain, penggunaan perangkat teknologi seperti laptop dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Tsitsika dan Jandikian (Josef, 2017) menyatakan bahwa “sekitar 32,7% populasi dunia memiliki akses ke situs jejaring sosial seperti Face book, Twitter, Linked-In, YouTube, Flicker, blog, wiki dan banyak lainnya, yang memungkinkan orang-orang segala usia untuk dengan cepat berbagi minat mereka saat ini dengan orang lain di mana pun". Hal ini menjelaskan bahwa orang-orang terhubung ke media sosial melalui Internet, dan Internet itu sendiri menjadi bagian dari teknologi dan gadget. a) Anak-anak lebih lemah dalam hal keterampilan praktis. Josef (2017) mengatakan bahwa “aktivitas digital membuat generasi muda kuat dalam keterampilan teknis namun melemahkan mereka dalam keterampilan praktis di kehidupan nyata. Hal ini menjelaskan bahwa aktivitas digital yang dilakukan anak lebih baik dari segi teknik dibandingkan kemampuan.

Akibat banyaknya waktu yang dihabiskan di depan gawai, remaja menahan diri untuk melakukan beberapa aktivitas luar ruangan bersama teman dan keluarga, hal ini menyebabkan anak menjadi apatis dan lebih memilih berdiam diri di dunia imajinasinya dibandingkan beraktivitas bersama teman dan keluarga di dunia nyata. Josef (2017) mengatakan bahwa “Menikmati permainan kekerasan dapat menciptakan lebih banyak kekerasan dalam pikiran mereka.” c) Membuat anak malas belajar. Josef (2017) mengatakan bahwa “Selama mereka bermain game ketika mereka tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan, hal tersebut dapat meningkatkan tingkat kecemasan mereka lebih tinggi.

Definisi Operasional

Lagipula kecanduan gawai, gaya hidup yang tidak sehat, manajemen waktu yang buruk, dan kebiasaan makan yang buruk dapat berkembang di kalangan remaja,” dikatakan bahwa ketika anak tidak dapat mencapai target tertentu dalam suatu permainan, maka kecemasan yang dialami anak semakin meningkat. kecanduan game maka akan menimbulkan kebiasaan hidup yang tidak sehat, manajemen waktu yang buruk dan pola makan yang buruk. Komunikasi orang tua-anak sangat penting bagi orang tua dalam upayanya mengontrol, memantau dan mendukung anaknya.

Tindakan orang tua dalam mengontrol, memantau dan memberikan dukungan dapat dirasakan positif atau negatif oleh anak, termasuk dipengaruhi oleh cara orang tua berkomunikasi.

Penelitian Terdahulu

Penggunaan gadget dalam hal ini meliputi dampak yang ditimbulkan oleh gadget terhadap keluarga khususnya pada anak, cara orang tua berkomunikasi dengan anak tentang pencegahan dampak negatif gadget, hambatan-hambatan yang dirasakan orang tua dalam mencegah hal tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di BTN Gowa Lestari Batangkaluku terdapat 2 pola komunikasi yang digunakan oleh orang tua yang bergantung pada internet yaitu pola komunikasi. Pola komunikasi antara orang tua dan remaja yang bergantung pada media internet diwakili oleh pola komunikasi yang berbeda-beda yaitu.

Hambatan komunikasi antara orang tua dan anak remaja adalah kurangnya waktu bertemu dengan anak, urusan dengan pekerjaan, kurangnya pengetahuan tentang internet, rasa kesal karena lelah sepulang kerja, dan sikap egois baik anak maupun orang tua. Hasil Penelitian Kesimpulan Penelitian: Remaja karena kurangnya waktu bertemu dengan anak, kesibukan orang tua. Sifat ego antara orang tua dan anak atau terkesan cuek terhadap sesama anggota keluarga juga menjadi kendala yang terjadi dalam komunikasi.

METODE PENELITIAN

Subjek dan Objek Penelitian

  • Subjek Penelitian
  • Objek Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

  • Lokasi Penelitian
  • Waktu Penelitian

Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

  • Wawancara
  • Dokumentasi
  • Observasi

Teknik Analisis Data

Teknik Keabsahan Data

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Profil Kecamatan Kota Pekanbaru
  • Letak Geografis

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, Kecamatan Tenayan Raya merupakan kecamatan terluas yaitu seluas 171,27 km2 dengan persentase 27,09% dari luas wilayah Kota Pekanbaru. Sedangkan kecamatan terkecil adalah Kabupaten Kota Pekanbaru yaitu seluas 2,26 km2 dengan persentase 0,36% luas wilayah Kota Pekanbaru.

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan yang Ada di Kota Pekanbaru
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan yang Ada di Kota Pekanbaru

Hasil Penelitian

  • Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Pengguna Gadget

Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa anak-anak pengguna gadget mengaku tidak adanya kontrol yang ketat dari orang tuanya dan menggunakan password pada gadgetnya untuk mencegah mereka mengetahui isi gadgetnya. Di sisi lain, orang tua yang memiliki anak yang menggunakan gadget juga diketahui tidak memberikan kesempatan kepada anaknya untuk memberikan alasan jika melakukan kesalahan. Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa orang tua kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk memberikan alasan atas kesalahan yang dilakukan anak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua yang mempunyai anak yang aktif menggunakan gadget, diketahui bahwa sebagian orang tua ada yang bebas. Orang tua yang mempunyai anak yang aktif menggunakan gadget memberikan rasa percaya diri dengan tidak melakukan kontrol terhadap anak yang menggunakan gadget. Di sisi lain, orang tua yang memiliki anak yang menggunakan gadget juga diketahui tidak memberikan kesempatan kepada anaknya untuk melakukan hal tersebut.

Orang tua tidak memberikan kesempatan pada anak untuk memberikan alasan atas kesalahan yang dilakukan anak. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan gadget oleh anak sebagai indikasi hukuman fisik, padahal tidak jarang orang tua melakukan hal tersebut kepada anak yang melakukan kesalahan. Berdasarkan hasil wawancara diketahui terdapat unsur demokratis dalam diri orang tua terhadap anak.

Hasil observasi penulis menunjukkan bahwa orang tua tidak memiliki kontrol yang ketat terhadap anaknya dalam menggunakan. Kebebasan anak dalam menggunakan gadget merupakan hasil izin orang tua dan adanya ruang gerak dalam penggunaan gadget oleh anak.

PENUTUP

Saran

Kepada orang tua yang mempunyai anak yang menggunakan gadget untuk mengontrol dan memberikan bimbingan terkait penggunaan gadget pada anak 2. Pola Komunikasi Orang Tua dan Remaja pada Internet Sehat Berselancar di Surabaya (Studi Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dan Remaja pada Berselancar Internet Sehat di Surabaya ).

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kota Pekanbaru…………………………… 7  Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………………………………................
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Pekanbaru
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu  No  Nama /
Tabel 3.1 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Peran orang tua dalam pembentukan karakter toleransi pada anak Berdasarkan wawancara di lapangan diperoleh informasi bahwa orang tua memberikan kesempatan untuk anak agar bisa

Anak usia dini akan lebih baik jika tidak menggunakan gadget atau ketika bermain gadget anak tidak dibiarkan, orang tua mendampingi anak, mengontrol penggunaanya dan orang tua tidak