• Tidak ada hasil yang ditemukan

kondisi sosial pemulung di lokasi tempat pembuangan akhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kondisi sosial pemulung di lokasi tempat pembuangan akhir"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KONDISI SOSIAL PEMULUNG DI LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DI KELURAHAN BALAI GADANG KECAMATAN KOTO

TANGAH KOTA PADANG

Oleh:

Ilham Mahyuni* Drs. Bakaruddin, M.S ** Nefilinda. SE.M.S.i **

Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat*

Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRACT

Ilham Wahyuni (NIM: 10,030,254), Scavenger Conditions On-site Landfill (Landfill) Waste Koto Village Hall Tower Tangah District of the city of Padang, Geography Education Program STKIP PGRI West Sumatra, Padang in 2015.

This study aims to get the data, process and analyze on Social Conditions Scavengers on location Final Disposal (TPA) Rubbish Kelurahaan Hall Tower District of Koto Tangah Padang City as seen from: 1) The condition of cleanliness 2) Conditions of work ethic, 3) The condition of the settlement,

This type of research is descriptive, the respondents, namely throughout the entire scavengers are taken in total Sampling.

The results showed: 1. scavengers hygiene conditions at the location the final disposal (landfill) of waste in the Village Hall Tower location Subdistrict Koto Tangah Padang city total score was 2,080 with an average score of 32.45 which is the criterion Enough. 2) Conditions of work ethic scavengers at the site of the final disposal (landfill) of waste in the Village Hall Tower location Subdistrict Koto Padang city Tangah total score was 2,262 with an average score of 35.29 which is the criterion Neither) settlement conditions scavengers on site Disposal (TPA) of waste in the Village Hall Tower location Subdistrict Koto Tangah Padang city total score was 2,230 with an average score of 34.78 which is the criterion Good.

Key word: Sustainable social conditions Scavenger

s

PENDAHULUAN

Masalah perekonomian yang di hadapi oleh Indonesia di tandai dengan menurunnya nilai tukar rupiah, berkurangnya pendapatan dalam negeri, pengangguran yang besar akibat pekerja yang di PHK dan angkatan kerja baru yang tidak mampu terserap lagi oleh perusahaan.

Menurut Soerjono Sukanto, (2009).

keadaan kaya dan miskin secara

berdampingan tidak

merupakan masalah social sampai saatnya perdagangan berkembang dengan pesat dan timbulnya nilai social yang baru. Dengan berkembangnya perdagangan keseluruh dunia dan ditetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial.

Kemiskinan ternyata lekat dengan bangsa ini, sedangkan Machendrawaty dan Ahmad Safei menyatakan

(3)

kemiskinan yang ada di Indonesia adalah kebanyakan kemiskinan intelektual maupun material, dimana ketidak siapan ini biasa diketahui tingkat daya saing yang dimiliki bangsa Indonesia di banding bangsa-bangsa lain di dunia, salah satu ketidaksiapa itu adalah meng hadapi Asean Free Trade Area (AFTA) tahun 2003 yang lalu. Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa ketidaksiapan tadi disebabkan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih jauh dari kualitas untuk beradaptasi dengan tuntutan zaman globalisasi, dengan ciri utama persaingan dan pasar bebas. Ketidak siapan itu akan berujung pada kegagalan dalam persaingan di atas yang akan menjatuhkan umat kepada kemiskinan intelektual atau tidak mau menyiasati kemajuan sainstifik dan perkembangan teknologi, kemiskinan social yang semakin terpinggirkan dan kritis, kemiskinan moral semakin meninggalkan basis tradisional terutama agama, kemiskinan metodologi selalu terlambat dalam belajar dan mengakses informasi di masa yang serba cepat dan akhirnya kemiskinan ekonomi serba tidak kebagian peluang.

Kondisi diatas terdapat di Sumatra Barat, yaitu kondisi pemulung yang ber profesi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Blai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

Yang merupakan sekelompok orang yang bekerja mengumpulkan samapah dilokasi pembuangan akhir sampah.

Sebagian besar sampah yang dikumpulkan oleh pemulung di pisahkan untuk dapat di sleksi dan di klasifikasikan berdasarkan jenisnya seperti karung, karah, timah, besi, palastik, aluminium, dan nasi busuk.

Pemulung yang ada di Tempat Pembuanagan Akhir (TPA) Sampah Balai Gadang umumnya merupakan sebgian besar pendududuk asli, tetapi ada juga dari daerah lain. Para pemulung berasal dari lubuk buaya, Sungai

Bangeh, dan Padang Sarai. Pemulung dari tiga daerah ini menghabiskan waktu untuk mencari barang bekas dan bahkan mereka sampai malam di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Balai Gadang kecamatan Koto Tangah Kota Padang. (wawancara langsung dengan bapak Tanjung salah satu bos penjualan barang bekas yang ada di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Balai Gadang).

Pada walnya masyarakat Padang khususnya yang berada di sekitar kelurahan balai gadang tidak mengenal pekerjaan sebagai memulung. Mata pencaharian mereka dulunya adalah pencari kayu di hutan, ada yang bertani namun sawah mereka banyak yang di serang hama seperti hama babi, tikus dan sebagainya. Akan tetapi semakin sempitnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya biaya kebutuhan hidup dan pada akhir tahun 1998 dengan di tunjuknya kelurahan Balai gadang oleh pemerintah sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah dari seluruh kota Padang, maka masyarakat. Balai gadang dan sekitarnya melihat itu merupakan sebuah lapangan pekerjaan yaitu memulung samapah yang di kumpulkan mobil-mobil pada lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Balai Gadang kota Padang.

Nesa (2014)

Berdasarkan Observasi, pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Balai Gadang, dari 64 keluarga yang bekerja di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Balai Gadang, rata-rata pemulung di sana tidak memperhatikan akan kebersihan baik diri maupun lingkungannya, karena kurangnya minat untuk bersih, juga karna kebersihan dalam keluarganyapun kurang diterapkan, dan mereka sudah terbiasa dengan kehidupan sehari-hari berlimang dengan sampah dan ditambah lagi dengan bau yang menyengat dalam

(4)

mencari kebutuhan hidupnya, wawancara langsung dengan bapak Amrin salah satu pemulung yang tinggal di lokasi Tempat Pembuangan Akhir pada tanggal 22 mei 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang : Kondisi kebersihan pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

Kondisi Etos kerja pemulung di lokasi Tempat pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Kondisi pemukiman pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah.

Hasil observasi yang dilakukan adalah supaya dapat mengetahui bahwa kurangnya skills (keahlian) dan pengalaman kerja dapat di kategorikan sebagai masyarakat “miskin” oleh sebab itu si peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang. “Kondisi sosial pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah kota Padang.”

METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan pembatasan masalah dan tujuan penelitian yang di jelaskan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini tergolong jenis penelitian

“Deskriptif” yang berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal: misal keadan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Dengan demikian yang dimaksud penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan, yang hasilnya di paparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian deskeriptif merupakan penelitian yang paling sederhana dengan penelitian-penelitian yang lain, karena dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa tentang objek atau wilayah yang di teliti, menurut Arikunto, (2010).

Menurut Arikunto (2006). Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.

Dengan kata lain populasi merupakan sekumpulan unsur-unsur elemen yang menjadi objek penelitian. Populasi penelitian yang di teliti adalah semua orang yang bekerja sebagai pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, yang berjumlah 64 orang.

Penelitian ini dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Pemilihan sampel ini menggunakan metode secara total sampling.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan deskriptif data di atas, maka dapat dijelaskan bahwa :

Pertama. Kondisi kebersihan pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di lokasi Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang skor total ialah 2.080 dengan skor rata-rata 32,45 yang berada pada criteria Baik. Hal ini memperlihatkan bahwa kondisi kebersihan pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di lokasi Kelurahan Balai Gadang berada pada kriteria Cukup.

Hal ini sesuai dengan pencanangan Gerakan Indonesia Bersih (GIB), sejak di deklarasikan secara nasional oleh Wakil Presiden Boediono pada Desember 2012 lalu. Pelaksanaan Gerakan Indonesia Bersih (GIB) di Kota Padang merupakan cermin integritas dan kecintaan masyarakat dan Pemerintah Kota Padang terhadap lingkungan.

Dipastikan, kecintaan terhadap lingkungan akan membawa dampak yang baik terhadap kualitas kehidupan dan kesehatan masyarakatnya. Demikian dikatakan Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya usai mencanangkan Gerakan Indonesia Bersih (GIB) di Kota

(5)

Padang. Pencanangan itu ditandai dengan pelepasan balon dan penanaman pohon di komplek GOR H. Agus Salim

Kedua. Kondisi Etos Kerja pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Di lokasi Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang skor total ialah 2.262 dengan skor rata-rata 35,29 yang berada pada criteria Baik. Hal ini memperlihatkan bahwa etos kerja pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di lokasi Kelurahan Balai Gadang Baik.

Hal ini sesusai dengan Toto Tasmara (2002) mendefinisikan makan dan bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya sungguh-sungguh dengan mengerahkan seluruh asset dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa dengan bekerja manusia memanusiakan dirinya.

Ketiga Kondisi pemukiman pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Di lokasi Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang skor total ialah 2.230 dengan skor rata-rata 34,78%

yang berada pada criteria Baik. Hal ini memperlihatkan bahwa kondisi pemukiman pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di lokasi Kelurahan Balai Gadang Baik.

Seiring dengan bertambahnya penduduk bermunculan pemukiman kumuh dan bertambah pula volume sampah dari kegiatan sehari-hari yang dapat menimbulkan permasalahan lingkungan. Terjadinya pencemaran lingkungan, selain disebabkan oleh kondisi alam juga pengaruh kepadatan penduduk, kondisi sosial ekonomi penduduk, prasarana kota dan kondisi sosial budaya. Disamping itu dengan meningkatnya jumlah penduduk akan

menambah banyaknya limbah yang dibuang yang berujud sampah, baik sampah rumah tangga, sampah pertokoan, sampah industri dan sampah pasar. Dengan semakin meningkatnya jumlah sampah di kota Padang maka muncul kelompok tenaga kerja (pemulung) yang memanfaatkan sampah sebagai sumber pendapatan demi kelangsungan hidup keluarganya.

http://veronicakumurur.

blogspot.com/2006/08/saranapermukima n.html. (di akses tanggal 26 maret 2015).

KESIMPULAN DAN SARAN Dari data deskiptif maka dapat dikemukakan kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Kondisi kebersihan pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Di lokasi Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang skor total ialah 2080 dengan skor rata-rata 32,45 yang berada pada criteria Cukup.

2. Etos Kerja pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Di lokasi Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang skor total ialah 2.262 dengan skor rata-rata 35,29 yang berada pada kriterian Baik.

3. Kondisi pemukiman pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Di lokasi Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang skor total ialah 2.230 dengan skor rata-rata 34,78 yang berada pada kriteria Baik.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah setempat untuk lebih memperhatikan keberadaan pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Di lokasi Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

(6)

2. Bagi pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Di lokasi Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang untuk lebih dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kondisi pemukimannnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan rujukan dan pedoman yang bermanfaat serta menambah pengetahuan para pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Arikunto, Suharsimi .2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

Dasri, Alfi, 2014. Drs. Ridwan Ahmad**, M.pd, Nefilinda.

SE.M.Si ** Kondisi sosial ekonomi petani padi sawah di Nagari garagahan kecamatan lubuk basung Kabupaten agam

.

Skripsi STKIP PGRI SUMATRA BARAT

Machendrawaty.Safei Ahamad, 2006.

Pengembangan

Masyarakat Islamdari Ideologi, Strategi sampai

Tradisi, Bandung: Rosda Nesa.2014. strategi dalam memenuhi

kebutuhan hidup pada rumah tangga pemulung.

Skripsi STKIP PGRI SUMATRA BARAT Nora, Mesi Elfia. 2013. Erna juita, S,pd,

M.Si **, Nefilinda. SE.M.Si

** kondisi masyarakat yang mengkonversi lahan pertanian di nagari sungai nanam kecamatan

lembah gumanti

kabupaten solok. Skripsi STKIP PGRI SUMATRA BARAT

Soekanto, Soerjono 2009. Sosiologi Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta

Suriati, Afrina. 2013. Slamet rianto**, M.pd, Nefilinda. SE.M.Si **

kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah berdirinya pt. bina pratama sakato jaya solok selatan 1 (bpsj-ss1) di kanagarian abai

kecamatan sangir batang hari kabupaten solok selatan. Skripsi STKIP PGRI SUMATRA BARAT Tasmara, Toto 2002 Membudayakan

Etos Kerja Islami. Jakarta:

Gema Insani Press.

23 April 2013. Menteri Lingkungan Hidup Canangkan Gerakan Indonesia Bersih. Kota Padang.

http://veronicakumurur.blogspot.com/20 06/08/saranapermukiman.html (di akses

tanggal 26 maret 201

(7)

Referensi

Dokumen terkait

PERENCANAAN ULANG TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH PADA TOPOGRAFI EKSTRIM DI DESA NGAGLIK - KOTA BATU.. TUGAS AKHIR