JURNAL PEMBELAJARANKU
MODUL 2
Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
NAMA : RELLIANNA SINAGA, S.Pd BIDANG STUDI : SENI BROADCAST & FILM NO. UKG : 201500406650
UNIT KERJA : SMK NEGERI 1 RAYA
LPTK : UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PPG GURU TERTENTU
TAHUN 2024
Jurnal Pembelajaranku Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
A. Konsep Pendidikan Inklusif
1. Pengertian Pendidikan Inklusif
Pendidikan Inklusif adalah suatu sistem penyelenggara pendidikan yang terbuka bagi siapa saja, dengan latar belakang berbeda, serta kondisi yang berbeda. Jadi pendidikan inklusif ini juga bias diperuntukkan bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus atau keterbatasan.
Pendidikan khusus ini akan menempatkan siswa dengan kebutuhan khusus bersama dengan siswa didik umumnya di dalam satu kelas. Sehingga diharapkan dengan adanya pendidikan inklusif ini dapat mengembangkan potensi pada anak berkebutuhan khusus di dalam lingkungan umum. Pendidikan Inklusif adalah sebuah sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik tanpa terkecuali, untuk belajar bersama-sama disekolah regular. Ini termasuk anak-anak dengan berbagai macam kebutuhan khusus , seperti anak berkebutuhan khusus (ABK), anak dengan disabilitas atau anak dengan bakat istimewa dapat belajar dalam satu kelas tanpa harus dipisahkan.
2. Tujuan Pendidikan Khusus
Pendidikan inklusif sudah tercantum dalam Undang-undang terkait dengan system pendidikan nasional. Adapun tujan pendidikan inklusif adalah :
a. Memenuhi hak asasi manusia untuk mendapatkan pendidikan yang setara.
b. Meningkatkan kepercayaan diri anak-anak, baik itu berkebutuhan khusus ataupun tidak.
c. Menumbuhkan rasa teloransi terhadap perbedaan setiap anak.
d. Semua peserta didik dapat membaur menjadi satu sehingga tercipta interaksi aktif.
e. Bagi pendidik, para pendidik akan mendapatkan pengetahuan mengenai pembelajaran kepada siswa dengan latar belakang Indonesia.
f. Mampu memberikan pendidikan terhadap seluruh siswa dengan latar belakang berbeda
g. Dapat mengembangkan gagasan baru agar bisa diaplikasikan ke lingkungan masyarakat.
3. Prinsip Pendidikan Inklusif a. Hak untuk belajar
Setiap anak memiliki hak fundamental untuk mendapatkan pendidikan tanpa diskriminasi. Pendidikan inklusif menjamin bahwa hak ini dihormati dan dilaksanakan bagi semua peserta didik.
b. Keberagaman sebagai kekuatan
Keberagaman adalah aset berharga dalam proses pendidikan setiap pesera didik membawa keunikan dan potensi yang dapat menjadi kekuatan untuk meningkatkan lingkungan belajar.
c. Keterbukaan dan Akses
Memastikan aksesibilitas dan keterbukaan tidak hanya berfokus pada penyelenggaraan pendidikan di sekolah tetapi juga menghapus hambatan yang dapat menghalangi akses.
d. Pendekatan Induvidual
Mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda. Pendidikan inklusif mengadopsi pendekatan yang memperhatikan dan menyesuaikan pembelajaran.
e. Partisipasi dan kolaborasu
Menekankan partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Kolaborasi antara guru peserta didik, orang tua dianggap sebagai kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
f. Penghapusan diskriminasi
Mengecam keras segala bentuk diskriminasi dan upaya untuk menghapusnya dari lingkungan pendidikan. Setiap anak diperlakukan adil tanpa terkecuali.
g. Pemahaman dan keterlibatan
Melibatkan masyarakat secara luas untuk menciptakan dukungan yang lebih besar.
Peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung bagi semua pesera didik adalah merupakan dukungan dari masyarakat.
h. Evaluasi dan peningkatan berkelanjutan
Evaluasi terus menerus terhadap pendekatan inklusif dengan terus memberhatikan dan memperbaiki praktik-praktik pendidikan. System dapat menjadi lebih inklusif dari waktu ke waktu.
4. Sitem dukungan Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif tidak hanya membutuhkan pengakuan, namun dukungan dari berbagai pihak dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif. Adapun bentuk dukungan tersebut adalah :
a. Peran pemerintah
Salah satu peran pemerintah adalah pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) yang merupakan bagian dari satu institusi atau Lembaga yang berfungsi sebagai penyedia jasa layanan dan fasilitas untuk penyandang disabilitas b. Peran Pemerintah
Salah satu bentuk dukungan dari masyarakat yakni adanya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi profesi dan lainnya yang dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan pelaksanaan pendidikan inklusif antara lain, mitra pemerintah dalam mendukung terlaksananya pendidikan inklusif.
c. Peran orangtua
Partisipasi orangtua dalam proses pengambilan keputusan pendidikan bagi anak sangat penting dan memegang kunci keberhasilan anak.
d. Peran satuan Pendidikan
Dalam sistem inklusif, guru pendidikan luar biasa, guru Pendidikan umum dan tenaga kependidikan lainnya bekerja sama dan berkolaborasi untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, mendukung pembelajaran maupun partisipasi semua peserta didik. Kegiatan tersebut dimonitoring dan dievaluasi oleh pengawas sekolah untuk memastikan peningkatan mutu satuan pendidikan.
B. Refleksi
1. Alasan apa Bapak / Ibu memilih tugas tersebut sebagai pengalaman belajar yang bermakna?
Setiap anak adalah istimewa dan mereka berhak mendapatkan pelayanan dan pendidikan terbaik, tidak dibeda-bedakan antara peserta didik yang normal maupun yang memiliki kebutuhan khusus. Oleh karena itu saya sebagai pendidik memilih tugas ini sebagai pembelajaran yang bermakna dan harus di terapkan. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dalam menciptakan kelas yang inklusif merupakan hal baru dan cukup menantang untuk mencari tahu dan memahami kebutuhan apa yang mereka inginkan. Baik dari segi sarana maupun prasarana yang ada di sekolah untuk menunjang mereka belajar dengan nyaman.
Sebagai pendidik ini juga menjadi tantangan tersendiri untuk lebih meningkatkan lagi wawasan serta pengetahuan tentang betapa pentingnya pembelajaran inklusif khususnya bagi anak yang berkebutuhan khusus.
2. Apa tantangan yang Bapak / Ibu guru hadapi dalam melakukan tugas tersebut?
Tantangan yang dihadapi dalam melakukan tugas ini adalah belum memahami bagaimana menangani peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus, karena kurangnya sarana dan prasarana dan terbatasnya akses.
Seperti akses pelatihan pembimbing guru peserta didik berkebutuhan khusus, kesiapan sarana prasarana yang layak bagi mereka. Untuk hal itu perlu adanya kerjasama dengan SLB, guru pendamping profesional yang memang untuk mendampingi peserta didik berkebutuhan khusus. Begitu juga sekolah perlu bekerja sama dengan pihak-pihak terkait yang berhubungan dunia pendidikan inklusif agar pembelajaran berjalan dengan kondusif.
3. Hal apa yang menarik bagi Bapak / Ibu temukan saat mengerjakan tugas yang dipilih?
Untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan maka saya akan merancangan pembelajaran yang baik dan terstruktur diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak baik sekolah, pendidik, orang tua dan peserta didik lainnya..
Karena dengan dukungan dan dorongan yang positif dari berbagai pihak maka pembelajaran inklusif dapat berjalan dengan maksimal sehingga peserta didik akan merasakan kenyamanan dan ketenangan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian maka akan ditemukan minat dan bakat dan potensi peserta didik karena
mereka dapat penguatan, semangat, dan merasa dihargai sehingga pelaksanaan pendidikan inklusif dapat berhasil lebih optimal.
4. Apa saja perubahan yang dirasakan Bapak/Ibu Guru setelah mengerjakan tugas yang dipilih?
Saya sangat termotivasi dan bersemangat dalam menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bagaimana cara yang lebih baik dalam berinteraksi dengan peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus.
Selain itu saya akan berdiskusi dan bekerja sama dengan kepala sekolah, rekan sejawat, peserta didik, orang tua juga pelaksana pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran inklusif
Diharapkan dengan bekerja sama yang baik dari berbagai pihak akan memberikan hasil yang positif pada perkembangan pembelajaran peserta didik sehingga membantu mereka dalam mencapai potensi yang dimilikinya.
Mewujudkan pendidikan inklusif di sekolah juga tak lepas dari berbagai tantangan diantaranya, bagaimana cara mengatur waktu saat proses belajar seluruh kelas sembari memberikan perhatian khusus bagi peserta didik dengan gangguan belajar yang dimaksud.
Kadangkala aksi nyata yang didapat dari hasil diskusi dan sharing terhambat implementasinya dikarenakan terbatasnya waktu untuk memberikan perhatian khusus bagi peserta didik dengan gangguan belajar tersebut. Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan aman sehingga seluruh peserta didik merasa diterima, baik peserta didik dengan gangguan belajar atau yang normal.
Kedepannya, saya berkomitmen untuk terus mengembangkan metode pembelajaran inklusif ini, agar seluruh peserta didik termasuk mereka yang memiliki gangguan belajar bisa mencapai potensi penuh dalam diri mereka. Bagi saya, tujuan pendidikan inklusif bukan hanya bagaimana peserta didik berhasil secara akademis akan tetapi juga berhasil dalam hal peningkatan rasa percaya diri, dan bisa diterima/dihargai di lingkungan sekolah yang akan mendukung perkembangan mereka secara menyeluruh.
C. Penerapan pendidikan Inklusif
Dalam menerapkan pendidikan inklusif ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran inklusif diantaranya adalah :
1. Faktor Mobilitas
Faktor mobilitas merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan pendidikan inklusif. Hal-hal seperti mengatur tatanan meja dan kursi, menyediakan peralatan bantu merupakan beberapa cara untuk meningkatkan aksesibilitas bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus.
2. Penyusunan Universal Design for Learning (UDL)
UDL merupakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel dan menyediakan berbagai kebutuhan peserta didik dalam metode pembelajaran inklusif. Salah satu prinsip UDL yang bisa diterapkan adalah menyajikan materi pelajaran dalam berbagai format seperti teks, audio, video, gambar atau animasi untuk menjangkau kemampuan peserta didik yang mengalami gangguan belajar. Dalam merancang pembelajaran, implementasi prinsip UDL perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah :
a. Mengenali keberagaman peserta didik
b. Mengidentifikasi factor penghambat pembelajaran c. Menganalisis dan memanfaatkan potensi sekolah d. Menentukan tujuan pembelajaran
e. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
f. Memberi kesempatan bagi peserta didik dalam proses penilaian yang beragam g. Membantu peserta didik untuk menjadi pemelajaran yang mahir.
3. Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran yang inklusif menjadi salah satu langkah penting untuk memahami kebutuhan, kekuatan dan preperensi belajar setiap anak dikelas. Pendidik dapat membuat assesmen formatif dimana assesmen ini bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. Contoh assesmen formatif adalah assesmen yang dilakukan di awal pembelajaran dilakukan untuk mempelajari materi ajar dan capaian tujuan pembelajaran yang direncanakan.
4. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran harus mencakup proses pembelajaran yang berkaitan modifikasi antara isi (materi), soal, alat, waktu, tempat, dan cara.
Perlu mengedepankan pendekatan diferensiasi dalam proses pelaksanaan pembelajaran inklusif dengan memanfaatkan media dan metode yang mendukung peserta didik berkebutuhan khusus dengan menyiapkan berbagai media seperti video, gambar, dan lain sebagainya agar peserta didik yang mengalami gangguan belajar dapat mengikuti pembelajaran dengan cara yang lebih tervisualisasi dan interaktif.
5. Assesmen Pelaksanaan Pembelajaran
Assesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapian pembelajaran peseta didik. Assesmen dilaksanakan untuk mengukur dan mengambil keputusan tentang sejauh mana kemajuan yang dicapainya serta menentukan program tindak lanjut yang akan dilakukan.
D. Umpan Balik
M
onika Rumsari Sinaga, S.Pd Guru Bimbingan Konseling Menurut saya, Pendidikan Inkslusif tidak berfokus pada peserta didik pada mereka yang cacat fisik namun untuk peserta didik yang memang harus diperhatikan kebutuhan belajarnya dan dapatmengakomodasi rujuan belajarnya, seperti mereka yang suka
menyendiri atau pendiam, nakal, kurang pada pendengarannya dan lain sebagainya.
ROHMAULINA PURBA, SPd Guru Pendidikan Agama Kristen Pendidikan inklusif menciptakan lingkungan Pendidikan yang tidak diskriminatif dan menumbuhkan rasa toleransi terhadap perbedaan.
TERIMA KASIH