• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Kemiskinan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Konsep Dasar Kemiskinan "

Copied!
179
0
0

Teks penuh

Buku ini nantinya akan menjadi acuan bagi para pendidik dan siswa yang mempelajari Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Konsep Dasar Ilmu Sosial, Pendidikan IPS, dan Ekonomi dan Kewirausahaan. Sasaran kajian teori kemiskinan ini adalah komunitas ilmiah di semua perguruan tinggi yang terkait dengan esensi masalah ini di seluruh negeri serta pembuat dan aktor kebijakan.

KONSEP DAN TEORI KEMISKINAN

Konsep Dasar Kemiskinan

Secara absolut, kelompok ini memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan (umumnya tidak memiliki sumber pendapatan sama sekali) dan tidak memiliki akses terhadap berbagai pelayanan sosial. Kelompok ini memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan tetapi memiliki akses relatif terhadap pelayanan sosial dasar (misalnya memiliki sumber keuangan, berpendidikan dasar atau tidak buta huruf).

Dimensi dan Indikator Kemiskinan

Standar pengukuran menurut BPS dan Departemen Sosial (2002:4) “Kemiskinan adalah suatu keadaan yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan maupun bukan makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line). ) atau garis kemiskinan (poverty line). Dimensi kemiskinan dapat dilihat dari pendekatan keberfungsian sosial yang dapat menggambarkan karakteristik dan dinamika kemiskinan secara lebih realistis dan komprehensif.

Paradigma Kemiskinan

Beberapa peristiwa konflik di tanah air yang terjadi pada masa krisis ekonomi, misalnya, menunjukkan bahwa masalah kemiskinan tidak hanya mempengaruhi ketahanan ekonomi yang dibuktikan dengan rendahnya daya beli masyarakat, tetapi juga mempengaruhi jaminan sosial dan ketahanan nasional. Sistem pengukuran dan indikator yang digunakannya menitikberatkan pada kondisi atau keadaan kemiskinan berdasarkan faktor ekonomi yang dominan.

Kondisi Kemiskinan di Indonesia

Paradigma sosial demokrat dapat dijadikan landasan untuk mengubah konsep aksi sosial menjadi paradigma baru yang lebih sejalan dengan misi dan prinsip kerja sosial. Strategi penanggulangan kemiskinan pekerjaan sosial menitikberatkan pada peningkatan kemampuan masyarakat miskin untuk melakukan tugas-tugas kehidupan sesuai dengan statusnya.

Strategi Pemecahan Masalah Kemiskinan

Kementerian Sosial menyebut jenis sistem perlindungan sosial ini sebagai Forum Perlindungan Sosial Masyarakat (WKSBM). Banyak yang menilai perlindungan sosial yang diberikan oleh negara itu mahal, boros dan karenanya bertentangan dengan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, klaim bahwa kesejahteraan sosial negara tidak bermanfaat bagi pembangunan ekonomi adalah anggapan yang salah, karena tidak didasarkan pada landasan teori dan penelitian empiris.

Suharto, (2005) mengungkapkan bahwa strategi penanggulangan kemiskinan pekerjaan sosial difokuskan pada peningkatan kemampuan masyarakat miskin untuk melakukan tugas hidup sesuai dengan statusnya. Berdasarkan analogi ini, ada dua pendekatan terkait pekerjaan sosial.

Potret Pembangunan Asia

Banyak orang menilai perlindungan sosial dari negara itu mahal, boros dan karena bertentangan dengan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, pernyataan bahwa perlindungan sosial berbasis negara tidak bermanfaat bagi pembangunan ekonomi adalah anggapan yang salah karena tidak didasarkan pada landasan teori dan penelitian empiris. Tanggung jawab negara untuk membangun dan mengembangkan sistem perlindungan sosial juga didasarkan pada konstitusi, baik di tingkat internasional maupun nasional.

Setiap orang berhak atas taraf hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya.” Pasal 11 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (Eko-Budaya) menyatakan: “Negara-negara penandatangan Kovenan mengakui hak setiap orang atas standar hidup yang layak bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka, termasuk pangan, sandang, dan papan … . Amandemen II Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28H ayat 1 menyatakan bahwa “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan bermartabat.

PEMBANGUNAN EKONOMI KERAKYATAN

Konsep Dasar Pembangunan Ekonomi Kerakyatan Istilah pembangunan ekonomi (economic development)

Pernyataan sederhana (pertumbuhan ekonomi = . pembangunan ekonomi) juga mulai ditentang, karena peningkatan pendapatan nasional tidak identik dengan peningkatan kesejahteraan rata-rata penduduk; Apa yang disebut pembangunan ekonomi oleh sistem kapitalis dunia belum tentu cocok untuk kawasan dunia lain, tidak selamanya cara yang ditempuhnya mampu memperbaiki kondisi, perekonomian negara-negara yang melewatinya (Streeten, 1972, Toye; 1987; Lewis , 1989; Sen 1998; Syrquin, 1988). Tidak sulit menemukan referensi yang menempatkan pembangunan ekonomi sebagai kunci kemajuan manusia, uraian di bawah ini.

Diskusi terbuka tentang pembangunan ekonomi berarti kita mengakomodasi semua pendapat tanpa terburu-buru mengambil keputusan sepihak. Untuk menyempurnakannya lebih lanjut, mungkin kita harus selalu menghubungkan analisis pembangunan ekonomi dengan teori pertumbuhan yang mapan.

Strategi Pembangunan Ekonomi Kerakyatan

Berbeda dengan kasus beberapa dekade lalu, saat ini pengkategorian negara terbelakang dan negara berkembang berbeda berkat pembangunan ekonomi yang telah dilakukan selama ini. Sehubungan dengan alasan inilah mengapa sebagian besar negara terbelakang dan berkembang terlibat dalam apa yang dikenal sebagai "revolusi hijau" (revolusi hijau). Dalam buku ini disebutkan bahwa struktur ekonomi negara-negara terbelakang adalah agraris-sentris.

Yang dimaksud adalah bahwa tanah milik sendiri pada umumnya dipandang di negara-negara terbelakang dan berkembang sebagai bentuk kekayaan dan simbol status yang sangat penting. Seringkali di negara terbelakang dan berkembang, pemilik tanah menguasai lahan pertanian yang luas, sedangkan petani hanya sebagai penggarap.

Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi Kerakyatan

Fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam masyarakat nasional terdapat segelintir orang yang (sangat) kaya selain warga negara yang tergolong tidak mampu. Salah satu bentuk tanggung jawab sosial adalah menciptakan lapangan kerja bagi warga negara lain yang membutuhkan pekerjaan. Proses pengurangan ketimpangan sosial dapat dipercepat jika warga mampu menunjukkan kesadaran sosial yang tinggi.

Artinya, warga yang mampu akan dikenakan pajak yang semakin tinggi dan digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup warga yang kurang mampu. Dilihat secara eksklusif dari sudut pandang semakin banyak warga negara yang mampu mempertahankan tingkat dan kualitas hidup yang layak bagi orang-orang yang semakin berkurang gengsi dan martabatnya serta alasan untuk menunjukkan perilaku disfungsional.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

  • Konsep Dasar Pemberdayaan
  • Kelompok Lemah dan Ketidakberdayaan
  • Indikator Keberdayaan
  • Strategi Pemberdayaan

Sebagai proses, pemberdayaan adalah rangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuatan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu yang mengalami masalah kemiskinan. Tujuan utama pemberdayaan adalah untuk memperkuat kekuatan masyarakat, terutama kelompok lemah yang tidak berdaya, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri) maupun karena kondisi eksternal (misalnya tertindas oleh struktur sosial yang tidak adil). Untuk melengkapi pemahaman tentang pemberdayaan perlu diketahui konsep kelompok lemah dan ketidakberdayaan yang dialaminya.

Ketidakberdayaan dapat bersumber dari adanya sikap menghakimi negatif yang ada pada diri seseorang yang terbentuk sebagai akibat dari penilaian negatif yang dilakukan oleh orang lain. Lebih banyak solidaritas atau tindakan kolektif dengan orang lain untuk mengatasi sumber daya dan kendala di tingkat rumah tangga, komunitas, dan makro.

PENDIDIKAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF PENGENTASAN KEMISKINAN

Latar Kontekstual Potensi Kemiskinan

Untuk mengurangi luasnya permasalahan yang dihadapi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan, diperlukan intervensi pendidikan, termasuk intervensi pendidikan luar sekolah bagi masyarakat yang umumnya sudah dewasa, dengan menggunakan Pendekatan Pendidikan Mata Pencaharian (PMP) sebagai solusi alternatif untuk mendorong dan memicu tingkat kelayakan kesejahteraan sosial. Kehadiran pendidikan luar sekolah untuk menciptakan agen pembaharu dalam proses inovasi pembelajaran bagi masyarakat membutuhkan kemampuan. Dengan intervensi pendidikan ini, diharapkan akan timbul kesadaran internalisasi penciptaan pembelajaran sebagai kebutuhan, yang mengarah pada konseptualisasi dan pelaksanaan pembelajaran tanpa mengenal batas waktu (no limit to learning).

Dalam melaksanakan pembelajaran tanpa mengenal batas waktu, diharapkan sudah memasuki tahap zona pembelajaran inovatif. Setelah masyarakat dalam keadaan belajar inovatif, masyarakat akan diarahkan pada pembelajaran antisipatif dan pembelajaran partisipatif.

Gambar 5.1 Pola Belajar Inovatif Masyarakat
Gambar 5.1 Pola Belajar Inovatif Masyarakat

Konsep Belajar Pendidikan Mata Pencaharian bagi Orang Dewasa

Learning by self-control Self-directed learning, hal ini terjadi karena orang dewasa belajar dengan mengendalikan diri. Autonomous learning, yaitu orang dewasa belajar secara mandiri, juga berarti orang dewasa yang memutuskan kapan waktunya untuk belajar dan kapan waktunya untuk berhenti atau mengakhiri pembelajaran. Kemudian ada pendidikan mandiri, yaitu orang dewasa cenderung mendidik dirinya sendiri baik dari aspek keberhasilannya maupun dari aspek kegagalannya.

Dan yang terakhir adalah voluntary learning, dimana orang dewasa belajar secara sukarela dan tidak ada paksaan. Berdasarkan pemahaman tentang karakteristik pembelajaran orang dewasa tersebut, maka dalam proses pendidikan untuk mata pencaharian di luar pendidikan sekolah diperlukan kemampuan menganalisis kebutuhan belajar orang dewasa sebagai warga belajar, dan materi pembelajaran lebih mungkin untuk dipenuhi. kebutuhan. untuk mendukung atau menciptakan sumber lapangan kerja utama yang nantinya akan menjadi sumber pendapatan keluarga.

Gambar 5.2 Model Manajemen Pendidikan   Mata Pencaharian Warga Belajar PLS
Gambar 5.2 Model Manajemen Pendidikan Mata Pencaharian Warga Belajar PLS

Pendidikan Kewirausahaan

Tahapan Pelaksanaan: Memastikan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup bagi warga belajar PLS dikaitkan dengan sumber belajar, materi pembelajaran, media pembelajaran, lokasi belajar, waktu belajar dan biaya belajar sesuai dengan perencanaan program. Kesenjangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja perlu dipikirkan, terutama bagi pekerja yang tidak berpendidikan, tidak terampil, dan berpendidikan rendah. Jika mereka tidak dapat beradaptasi dengan pasar tenaga kerja formal, satu-satunya cara untuk membekali mereka dengan keterampilan kewirausahaan adalah memungkinkan mereka memperoleh penghasilan dan mencapai kesejahteraan.

Solusi untuk mengatasi hal tersebut tidak lain adalah bahwa setiap lulusan atau angkatan kerja baru, baik yang berasal dari pendidikan paling rendah (wajib sekolah menengah pertama sembilan tahun) hingga perguruan tinggi, dibekali dan diorientasikan bukan kepada pegawai, melainkan diorientasikan. menuju kewirausahaan. , menjadi pengusaha kecil. Dengan cara ini, mereka dapat menciptakan lapangan kerja untuk diri mereka sendiri dan, untungnya, untuk orang lain juga.

Motivasi Berwirausaha

Orang yang bekerja untuk memiliki bisnis sendiri empat kali lebih mungkin menjadi jutawan daripada orang yang bekerja untuk orang lain atau karyawan perusahaan lain. Jadi sementara orang atau karyawan "E" sering merespons rasa takut tidak punya uang dengan mencari "keamanan", orang "S" sering merespons secara berbeda. Di golongan “S” juga ada orang yang mengikuti jalur pendidikan di luar atau di samping sekolah adat.

Seorang "B" sejati suka mengelilingi dirinya dengan orang-orang pintar dari keempat kategori, "E, S, B, dan I". Berbeda dengan "S". Sedangkan "B" memiliki sistem dan kemudian mempekerjakan orang yang berkompeten untuk menjalankan sistem itu.

Praktek Berwirausaha

Investor pada umumnya setuju bahwa rencana perusahaan yang dikembangkan dengan baik dapat memberikan dukungan yang diperlukan untuk meningkatkan modal. Namun, banyak rencana perusahaan menekankan sudut pandang ini dan mengabaikan sudut pandang calon investor dan konsumen. Rencana bisnis menjelaskan kepada pemodal atau investor peristiwa apa pun yang dapat memengaruhi bisnis yang mereka jalankan.

Berikut ini adalah ringkasan dari isu-isu penting yang harus diperhatikan jika rencana perusahaan ingin berhasil. Mereka yang membaca rencana perusahaan (bankir, pemodal, investor) menyukai rencana ringkasan yang memprioritaskan bagian terpenting.

DAFTAR PUSTAKA

Knowles, Fare, 2019., Pelajar Dewasa: Klasik Definitif dalam Pendidikan Orang Dewasa dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Hak Cipta, Miami. Suharto Edi, 2009, Membangun masyarakat dengan memberdayakan masyarakat: kajian strategis pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial, PT Refika Aditama, Bandung.

Tentang Penulis

Gambar

Gambar 5.1 Pola Belajar Inovatif Masyarakat
Gambar 5.2 Model Manajemen Pendidikan   Mata Pencaharian Warga Belajar PLS

Referensi

Dokumen terkait

The authors found that in dealing with the oil spill case, the Mauritius government needs more than a contingency plan, maritime capacity building, and rapid coordination at