• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Persalinan dan Faktor Penyebabnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Konsep Dasar Persalinan dan Faktor Penyebabnya"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalannya proses persalinan adalah gaya, penumpang, jalan lahir, posisi dan respon psikologis. Nya adalah kontraksi otot rahim saat melahirkan, pada bulan terakhir kehamilan sebelum melahirkan terjadi kontraksi rahim yang disebut kontraksi pendahuluan atau kontraksi palsu. Sedangkan ciri-ciri persalinan menurut Sondakh (2013), sifat persalinan adalah pinggang terasa sakit dan melebar ke depan, teratur, selang waktu lebih pendek, dan kekuatan semakin besar, semakin banyak aktivitas (berjalan), maka semakin besar kemungkinan terjadinya persalinan. kekuatan akan tumbuh.

Semakin besar infiltrasi, semakin besar pula kemungkinan terjadinya disportasi. Presentasi kepala janin mula-mula memasuki pintu atas panggul dan berlanjut melalui jalan lahir ketika persalinan mencapai cukup bulan. Posisi janin ada dua macam, yaitu memanjang atau vertikal (sumbu panjang janin sejajar dengan sumbu memanjang ibu) dan melintang atau horizontal (sumbu memanjang janin membentuk sudut terhadap sumbu memanjang ibu). ). Jalan lahir atau jalan lahir dibedakan menjadi dua, yaitu bagian keras : tulang panggul dan bagian lunak : otot dan ligamen 1) Jalan lahir keras : tulang panggul.

Tulang ekor (tulang) berbentuk segitiga dengan 3-5 ruas dan menyatu, pada saat persalinan tulang belakang dapat terdorong ke belakang sehingga memperlebar jalan lahir. Menurut Sondakh (2013), bidang Hodge dipelajari untuk mengetahui seberapa jauh turunnya bagian terbawah janin ke dalam panggul pada saat proses kelahiran.

Tahapan persalinan

Sejumlah perubahan fisiologis yang normal akan terjadi pada saat persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis dengan tujuan untuk mengidentifikasi secara akurat dan cepat tanda-tanda, gejala-gejala tertentu serta ditemukannya perubahan-perubahan fisik dan laboratorium, apakah normal atau tidak pada saat persalinan. mampu mengartikan I. a) Perubahan pada leher rahim. Proses penipisan dan dilatasi serviks dapat melonggarkan membran ostium interna sehingga menyebabkan keluarnya lendir darah (display/bloody display) dari sumbatan (operkulum) (Sulistyawati, 2013). b) Perubahan sistem kardiovaskular (1) Tekanan darah. Penurunan denyut nadi secara drastis pada puncak kontraksi rahim tidak terjadi pada ibu yang berbaring miring ke kiri (Sulistyawati, 2013). c) Perubahan metabolisme.

Kontraksi rahim dimulai dari fundus uteri dan terus menjalar ke depan dan turun hingga ke perut. f) Perubahan ginjal. Proses penipisan dan pelebaran serviks dapat mengendurkan selaput os internal dan menimbulkan lendir darah (show/bloodyshow). 3) Perubahan psikologis kala I Ketika rahim terasa keras menyebabkan leher rahim terbuka dan janin terjatuh secara alami (Sulistyawati, 2013). b) Leher rahim.

Plasenta lepas dari bagian tengah (tengah) dengan tanda-tanda perpanjangan tali pusat terlihat di dalam vagina. Tanda-tanda klinis lepasnya plasenta a) Semburan darah. Tali pusat dikencangkan dan rahim diketuk, jika getaran sudah sampai ke tali pusat berarti plasenta belum lepas. Tangan kiri memegang rahim pada segmen bawah rahim, sedangkan tangan kanan memegang dan mengencangkan tali pusat.

Menurut Sondakh (2013), perubahan bentuk dan tinggi fundus (setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, rahim berbentuk bulat sempurna, dan tinggi fundus biasanya terletak di bawah tengah. Setelah rahim berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, bentuk rahim menjadi segitiga atau menyerupai buah pir atau alpukat, dan fundus berada di atas tengah dan sering mengarah ke sisi kanan), tali pusat memanjang ( tali pusar terlihat menonjol melalui vulva) dan.

Mekanisme persalinan

Dengan meningkatnya tekanan dan resistensi dasar panggul, kepala janin menekan dada dan bagian belakang kepala menjadi bagian bawah. Dengan fleksi maksimal, kepala janin dapat beradaptasi dengan ukuran panggul ibu, apalagi dengan area sempit berukuran 10 cm. Saat kepala janin turun ke jalan lahir, kepala janin akan berputar sehingga diameter rongga panggul terpanjang atau diameter anterior-posterior kepala janin akan sesuai dengan diameter anterior-posterior terkecil pintu masuk panggul.

Hal ini mungkin terjadi karena kepala janin bergerak secara spiral atau seperti sekrup saat turun ke jalan lahir. Setelah kepala janin mencapai dasar panggul dan ubun-ubun berada di bawah simfisis, terjadi pemanjangan kepala janin. Sebab, sumbu jalan lahir pada pintu keluar panggul mengarah ke depan dan ke atas, sehingga kepala harus ditekuk.

Sub-oksiput yang berada di tepi bawah simfisis menjadi pusat putaran, kemudian anak dilahirkan berturut-turut di tepi atas perineum: ubun-ubun, dahi, hidung, mulut, dan dagu. anak dengan gerakan ekstensi. Setelah ekstensi, dilanjutkan dengan rotasi eksternal sumbu, yang intinya menyelaraskan kepala janin dengan sumbu panjang bahu, sehingga sumbu memanjang kepala janin berada pada satu garis lurus. Setelah sumbu rotasi luar, bahu depan mencapai ke bawah simfisis dan menjadi hipomoklion untuk lahirnya bahu belakang, kemudian bahu depan menyusul dan kemudian seluruh tubuh anak lahir searah dengan sumbu tersebut. jalan lahir.

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan .1 Manajemen Kebidanan Kala I

G—P---Ab---- UK ---- minggu T/D/I presentasi kepala posterior dengan penyebut UUK pada persalinan kala 2 dengan kondisi ibu dan janin baik. Tangan lainnya memegang kepala bayi untuk menjaga bayi dalam posisi tertekuk agar tidak menyimpang dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk menelan perlahan atau mengambil napas cepat dan dangkal saat 1/3 kepala bayi berada di luar vagina.

Dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan pasang kembali tali pusat 2 cm dari klip pertama. Pastikan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dibandingkan puting atau areola ibu. Bayi sebaiknya hanya diberi ASI dari satu payudara. d) Biarkan anak menyusu pada payudara ibu selama 1 jam meskipun anak telah berhasil menyusu.

Manajemen Kebidanan Kala III

Menurut Sulistyawati (2013), potensi diagnosis yang mungkin muncul pada fase ketiga adalah: .. 1) Gangguan kontraksi pada fase ketiga. Jika plasenta belum keluar setelah 30-40 detik, hentikan pengencangan tali pusat dan tunggu hingga kontraksi berikutnya terjadi dan ulangi prosedur di atas. Jika rahim tidak segera berkontraksi, mintalah ibu, suami atau anggota keluarga untuk merangsang puting susu.

Pegang dan putar plasenta (searah jarum jam) hingga selaput ketuban menggulung, kemudian keluarkan dan letakkan plasenta pada wadah yang telah disediakan. Jika selaput ketuban pecah, kenakan DTT atau sarung tangan steril untuk menjelajahi sisa selaput, kemudian keluarkan sisa selaput dengan jari atau DTT atau tang steril.

Manajemen Kebidanan Kala IV

Pemeriksaan Bayi Baru Lahir .1 Pengertian

Adaptasi Fisiologis 1) Sistem Pernapasan

Adaptasi Gastrointestinal

Adaptasi Neurologis

Adaptasi Imun

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan dalam rangkaian pendataan dasar (pengkajian data) tentang bayi baru lahir sebagai dasar dalam menentukan asuhan obstetri pada bayi baru lahir. Saat pemeriksaan ini dilakukan, sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah cahaya terang, agar bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik umum bayi adalah untuk menilai keadaan umum bayi, menentukan status penyesuaian atau adaptasi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin, dan mencari kelainan/kelainan pada bayi.

Jaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan sehat - Gunakan lampu sorot untuk menghangatkan bayi (jarak lampu sorot ke bayi + 60 cm - AC dan kipas angin tidak boleh menyala. Letakkan bayi pada tempat/tempat tidur yang rata (pastikan tempat pemeriksaan aman, mencegah bayi terjatuh) dan letakkan bayi terlentang Kaji keadaan umum bayi secara keseluruhan - Bayi cukup bulan biasanya tertutup vernix caseosa - Apakah bibir dan kulit bayi berwarna merah muda/biru - Apakah ekstremitas bayi dapat bergerak bebas/membungkuk - Bayi bernapas/menangis tanpa mendengkur atau menarik-narik dada.

Memantau detak jantung bayi - Perhatikan keteraturan detak jantung bayi, hitung frekuensinya selama 1 menit penuh - Denyut jantung normal adalah 120-160 x/mt. Lakukan pemeriksaan kepala - Rasakan sepanjang garis sutura dan ubun-ubun apakah ukuran dan penampakannya normal - Ubun-ubun anterior harus diraba, ubun-ubun yang besar bisa terjadi karena prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan ubun-ubun yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali - Periksa apakah trauma lahir, misalnya; Lakukan pemeriksaan mata - Periksa jumlah, posisi atau letak mata - Periksa adanya strabismus, yaitu koordinasi mata yang buruk.

Periksa hidung - Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya sebaiknya lebih dari 2,5 cm - Bayi sebaiknya bernapas melalui hidung, jika melalui mulut, perhatikan kemungkinan adanya sumbatan jalan napas karena hingga atresia koana bilateral, patah tulang hidung, atau ensefalokel yang meluas ke nasofaring - Periksa adanya sekret mukopurulen yang kadang berdarah, mungkin sifilis kongenital - Periksa pernapasan lubang hidung, jika lubang hidung melebar, ini menandakan gangguan pernapasan. Periksa bibir dan mulut - Kaji bentuk bibir apakah simetris atau tidak - Perhatikan langit-langit mulut dan bibir jika terdapat bibir sumbing - Perhatikan bercak putih pada gusi atau langit-langit mulut - Kaji refleks rooting (mencari puting susu), refleks hisap, dan refleks menelan. Lakukan pemeriksaan leher - Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya - Gerakannya harus baik, bila gerakannya terbatas mungkin ada kelainan pada tulang belakang leher - Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan cedera pleksus brakialis - Lakukan.

Lakukan pemeriksaan dada - Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas, pernapasan normal, dada dan dinding perut bergerak bersamaan, perhatikan regangan tulang dada atau interkostal saat bernapas - Pada bayi cukup bulan, puting terbentuk dengan baik dan tampak simetris, periksa keluarnya cairan – Payudara mungkin tampak membesar, tetapi ini normal. Periksa jumlah jari, perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili - Telapak tangan harus terbuka, hanya satu garis tangan yang berhubungan dengan kelainan kromosom seperti trisomi 21 - Periksa adanya paronikia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut keluar, menimbulkan luka dan pendarahan Evaluasi refleks Morov dan kemungkinan patah tulang: bayi akan merentangkan lengannya ke samping dan merentangkan jari-jarinya, lalu dengan cepat menarik lengannya ke belakang seolah hendak memeluk seseorang - Kaji refleks menggenggam palmar: terjadi saat kita menggosok bagian dalam jari atau letakkan jari pada telapak tangan bayi, Jari-jari bayi akan melengkung ke dalam seolah-olah memegang benda tersebut dengan kuat. Pemeriksaan alat kelamin pada anak laki-laki : - Pada anak laki-laki, panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm - Periksa posisi bukaan uretra (biasanya di ujung penis), jangan tarik kulup karena akan menyebabkan fimosis - Skrotum harus dipalpasi, untuk memastikan ada dua buah zakar (bayi cukup bulan mempunyai buah zakar yang turun di dalam skrotum) Anak perempuan : - Pada bayi cukup bulan, labia mayora menutupi labia minora - Pastikan bukaan uretra terpisah dengan bukaan vagina - Terkadang keluar cairan putih dari vagina atau keluar cairan berdarah, hal ini disebabkan karena pengaruh hormon ibu (penarikan alas tidur).

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

communicantes yang berhubungan dengan saraf spinal T10-L1. Sensasi nyeri ini dominan dibawa oleh serabut C. Selama akhir kala satu persalinan dan dimulainya kala

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN FISIOLOGIS, PERSALINAN DENGAN KALA I LAMA, BAYI BARU LAHIR DENGAN.. MAKROSOMNIA, OBSTIPASI, DAN IKTERIK, NIFAS FISIOLOGIS, DAN KB

Kecemasan yang dialami ibu bersalin selama dalam proses persalinan khususnya pada kala I fase aktif akan menimbulkan berbagai komplikasi selama persalinan, seperti

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa lama persalinan kala II fisiologis dengan karakteristik his normal mempunyai presentasi yang lebih besar yaitu 80% dibandingkan dengan

Ada pengaruh antara konsumsi sari kurma secara teratur pada akhir kehamilan dengan kemajuan persalinan kala I dengan t hitung -3,234 dan jumlah perdarahan selama

Kala pertama dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam dua fase yaitu fase laten (8 jam) servik membuka sampai 3 cm dan fase aktif

menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam. 2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian dapat pula mendeteksi secara dini

Ibu yang sedang ada dalam proses persalinan biasanya mempunyai napas yang bau,bibir kering dan pecah-pecah,tenggorokan kering terutama jika dia dalam persalinan