Untuk mencapai konsep kebahagiaan dari perspektif Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar, kata kunci dalam Al-Quran yang saling berkaitan tentang kebahagiaan adalah perlu. Oleh sebab itu, penelitian ini bertajuk KONSEP KEBAHAGIAAN DARI PERSPEKTIF BUYA HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR.
Rumusan Masalah
Berdasarkan keterangan di atas, maka pembahasan tentang kebahagiaan sudut pandang Buy Hamka dalam tafsir Al-Azhar merupakan kajian menarik yang perlu dibahas secara mendalam dengan alasan sebagai berikut: pertama, topik kebahagiaan merupakan topik yang mempunyai banyak manfaat. sudah banyak dibicarakan di berbagai era, khususnya era modern seperti saat ini, sehingga hampir sebagian besar masyarakat belum menyadari pentingnya kebahagiaan sebagai tujuan akhir hidup. Keempat, Tafsir Al-Azhar merupakan produk monumental10 yang masih penting dijadikan sumber rujukan hingga saat ini, sehingga kitab ini masih sering dikaji oleh berbagai kalangan.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Menjadi asas pembinaan kebahagiaan berdasarkan perspektif Al-Quran Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar. Sebagai penambahbaikan dan penghayatan serta pemerhatian terhadap ajaran dan nilai yang terkandung dalam Al-Quran.
Telaah Pustaka
Penelusuran penelitian difokuskan pada pembahasan konsep kebahagiaan dalam Al-Quran perspektif Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar. 12Nur Hadi Ihsan & Iqbal Maulana, “Konsep Kebahagiaan dalam Kitab Tasawuf Modern Karya Hamka.”, 2 Analisis: Jurnal Kajian Islam 279-298.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah pendapat Buja Hamka mengenai termas-sa'a>dah dalam Surat: QS. Dalam penelitian ini sumber utama diambil dari Al-Quran Al-Karim dan Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka.
Sistematika Pembahasan
Pengertian Kebahagiaan
Hal ini ditujukan kepada orang-orang yang selalu mengingat Allah dengan lisan, pikiran, hati dan anggota badannya atau dengan perbuatannya. Menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya tentang Al-Mishbah, kata sa’i>d berarti kebahagiaan, kebalikan dari kata syaqiyy yang berarti orang yang berkubang dalam kesengsaraan dan keburukan.35 Bagi orang yang terjerumus dalam sa’i > kelompok d, dikatakan mempunyai kedamaian dan ketenangan serta surga. Dan ketika hari itu tiba, tidak ada seorang pun yang mau berbicara, kecuali dengan izinnya; Maka di antara mereka ada yang sengsara dan ada pula yang bahagia. terjemahan ayat 105) adapun orang-orang yang sengsara, (tempatnya) di neraka, tempat mereka menghembuskan nafas dan menghembuskan nafas (dengan mengerang) (ayat 106).
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui apa yang Dia kehendaki. ayat 107) Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempat kediamannya di langit, mereka kekal di dalamnya selama ada udara dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai pemberian yang tidak putus-putus.”50. Sebaliknya, orang yang mengalami kebahagiaan di dunia tidak semestinya akan mendapat kebahagiaan di akhirat.
Karakter Orang Yang Bahagia
Dengan demikian, dapat dikatakan ciri-ciri atau kriteria orang bahagia menurut Ghazali adalah orang yang didominasi oleh cinta Allah. Sebab hati yang sudah didominasi oleh rasa cinta kepada Allah, niscaya akan dapat memperoleh banyak kebahagiaan dari Allah, dibandingkan dengan seseorang yang hatinya tidak didominasi oleh rasa cinta kepada-Nya. 53. Kedua, kebahagiaan yang lebih memuaskan dan lebih tinggi derajatnya, yaitu kebahagiaan intelektual, adalah kepemilikan ilmu.
Ibnu Masykawih mengartikan ciri-ciri orang bahagia sebagai berikut; penuh energi, optimis, penuh percaya diri, tabah dan gigih, dermawan, mempunyai sifat istiqomah dan rela (qona>'ah). Kedua, dari sudut pandang (eksternal), yaitu dengan melihat apakah seseorang secara etis mempunyai sifat, standar atau ciri-ciri seperti yang dikemukakan Ibnu Masykawih mengacu pada nilai-nilai agama.
Cara Mendapatkan Kebahagiaan
Ketiga, subjektif (internal), yaitu dengan menanyakan perasaan subjektif seseorang terhadap kehidupannya.55. Hanya pada saat seperti itulah kita bisa benar-benar bersyukur dan bersyukur kepada-Nya.56. Kebahagiaan selalu menjadi sesuatu yang dicari, dan banyak orang yang mengaku kesulitan untuk mendapatkannya.
Imron Mustofa menjelaskan dalam bukunya bahwa orang yang terlalu tenggelam dalam mimpi pada akhirnya akan kecewa jika mimpi tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Oleh karena itu, mengolah hati merupakan sebuah keterampilan yang harus selalu diasah, agar menjadi pribadi yang lebih kuat.
Biografi dan Setting Sosio-Histori Buya Hamka 1. Biografi Buya Hamka
Karya-Karya Buya Hamka
Latar Belakang Penulisan Tafsir Al-Azhar
Yang melatarbelakangi Buya Hamka menulis Tafsir al-Azhar adalah: (1) ia melihat para mufassir klasik sangat gigih atau ta'assub (fanatik) terhadap mazhab yang dianutnya, bahkan ada yang mengedit sebuah ayat, bahkan mereka ada yang mengedit sebuah ayat. jelas lebih dekat pada mazhab tertentu, namun ia tetap mengarahkan pemahaman ayat tersebut pada mazhab yang dianutnya: (2) Ada suasana baru di negara (Indonesia) yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dan mereka haus akan bimbingan agama dan haus mengetahui rahasia Al-Qur'an, (3) ingin mewariskan warisan yang mudah-mudahan mempunyai nilai untuk ditinggalkan bagi bangsa dan masyarakat Islam Indonesia, dan (4) ingin mewujudkan yang terbaik atas kemampuannya husn al-dza>n (pemikiran baik) Al-Azhar dan rasa syukur yang terpendam dalam dirinya, sehingga membuatnya mendapatkan predikat yang begitu tinggi (gelar Doctor Honoris Causa).79. Iklim politik pada saat itu sangat tidak mendukung bagi perkembangan pemikiran Buya Hamka dan penyebaran Tafsir al Azhar melalui media massa, namun akhirnya dibuka dengan terbitnya majalah Gema Islam. Langkah kedua adalah menghindari polemik aliran pemikiran yang berbeda, yang dianggap Hamka tidak ada gunanya. Diakuinya, penafsiran Al-Azhar mengikuti mazhab Saaf. Namun beliau tidak menjelaskan secara rinci aliran pemikiran mana yang dimaksudnya, melainkan hanya menyatakan Itu saja.
Selain Tafsir Al-Manar, dalam penulisan tafsirnya, Hamka juga banyak mempengaruhi tafsir-tafsir kontemporer seperti Al-Maroghi, Tafsir Al-Qasimi dan Tafsir fi zila>l al-Quran karya Sayyid Qutb.88 Meski dalam praktiknya pengaruh Hamka tidak terlalu besar. terlihat pada para mufassir tersebut, sehingga jarang ditemukan dalam tulisan Hamk. Keempat, tafsir Al-Azhar ditujukan kepada masyarakat umum, khususnya jamaah Masjid Al-Azhar yang memiliki latar belakang beragam. Dari orang miskin hingga pejabat, dari kuli hingga perwira tinggi. Oleh karena itu, Hamka mengakui penafsiran ini tidak terlalu dalam, hanya para ulama saja yang bisa memahaminya, namun tidak terlalu dangkal sehingga terkesan membosankan.
Makna Kebahagiaan Menurut Buya Hamka
Sedangkan terbitan terbaru pada tanggal 5 hingga 14 Juli diterbitkan oleh Yayasan Nurul Islam Jakarta. Hingga saat ini, Tafsir ini masih diminati oleh berbagai kalangan masyarakat di berbagai wilayah nusantara. Tafsir Al-Azhar Hamka pertama kali diterbitkan oleh penerbit “Panduan Masa Depan H. Dalam perspektif ini, kebahagiaan pada dasarnya berkaitan dengan kondisi manusia. .
Buya Hamka tentang kebahagiaan dan sifat kebinatangan, menurutnya sifat haiwan meliputi makan, minum, tidur dan sebagainya. Apabila seseorang memasuki alam haiwan maka semua yang difikirkan adalah makan dan minum.
Penafsiran Buya Hamka Tentang Kebahagiaan
Maksudnya: "Adapun orang-orang yang berbahagia, tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai pemberian yang tidak putus-putus.".97. Tafsiran Hamka terhadap ayat ini, “Dan adapun orang-orang yang berbahagia, tempatnya di syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi,” (dasar ayat 108). Mengenai kesukaran yang kedua, "kecuali apa yang Allah kehendaki", dapat difahami bahawa mereka yang kekal di dalam neraka kerana dosa-dosanya yang besar boleh diangkat oleh Allah dan dipindahkan ke syurga (dalam ayat sebelumnya, ayat 107 ) dan orang yang melakukan. amal soleh, yang kekal di syurga, insyaAllah boleh dipindahkan ke neraka 100.
Allah SWT. bebas, tidak ada yang menghalangi Dia untuk menyiksa orang berdosa di neraka dan bebas. Sesuai dengan firman ayat sebelumnya, “kecuali yang dikehendaki Allah”, tidaklah sulit bagi Allah untuk menaikan derajat derajatnya kembali.
Urgensi Pemikiran Hamka Tentang Kebahagiaan
Kebahagiaan In Material
Dan orang yang diberi kehidupan yang baik di dunia akan mendapat balasan yang lebih baik di akhirat. Orang seperti itu tidak akan mendapat idea yang jelas kerana fikiran mereka tidak lagi berfungsi. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat kepada Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah.
Dalam hadis di atas terlihat jelas bahwa makna iman dan makna Islam berbeda.113 Islam merupakan bentuk keimanan yang lebih awal, dalam Al-Quran selalu disebut sebagai orang yang beriman dan beramal shaleh. Menurut Hamka, kemampuan berpikir harus dipelajari karena orang yang kuat berpikir akan menghasilkan kebijaksanaan.
Kontekstualisasi Konsep Kebahagiaan (As-Sa’a>dah) dalam Tafsir Al- Azhar
Ekonomi
Hal ini menyebabkan perekonomian Indonesia mengalami deflasi atau penurunan drastis pada tahun 2020 karena perkembangan perekonomian di Indonesia mengalami pergerakan yang tidak stabil.Perubahan ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan mengurangi jumlah korban meninggal akibat paparan virus tersebut. Kabar perekonomian Indonesia juga membaik berdasarkan fakta data pada tahun 2021. Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,69 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Hal ini disebabkan oleh besarnya kontribusi beberapa provinsi di Indonesia dan pesatnya peningkatan pendapatan. kinerja ekonomi 128 2 .
Hal ini ditunjukkan dengan indeks kebahagiaan lulusan magister dan doktor di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang tidak pernah bersekolah. Diakses pada tahun 2021 di https://dkjn.kemenkeu.go.id/article/baca/132874/Kebijakan- Recovery-Ekonomi-Nasional.HTML.
Politik
Kesadaran akan pentingnya mempelajari dan memperkaya wawasan serta akhlak dan budi pekerti yang baik merupakan salah satu kunci kebahagiaan manusia. Karena salah satu tujuan politik adalah bagaimana mengorganisasi masyarakat, maka kedua hal tersebut berkaitan erat. Hal ini tentu saja tidak mencerminkan pemimpin yang baik yang diharapkan mampu menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi rakyatnya.
Kontekstualisasi Buya Hamka terhadap konsep kebahagiaan dalam kehidupan modern saat ini melibatkan keterlibatan dalam berbagai bidang. Perekonomian merupakan salah satu faktor yang membuat seseorang bahagia, dan peningkatan stabilitas perekonomian pasca Covid-19 merupakan salah satu wujud pencapaian kebahagiaan.
Saran
Tafsir Al-Quran en Sosio-Politieke Dinamika: Studie van Tafsir Al-Azhar Buya Hamka”, Jurnal TAPIs, 2, 1 Juli 2013. Arifatul Khusna, Fatma “Konsep Kebahagiaan: Studi Perbandingan Antara Aristoteles dan Ibnu Rusyd dan Die relevansie daarvan di huidige tyd.” tesis, IAIN SALATIGA, 2020. Cornell, “Menerapkan Pembelajaran: Cita-cita Versus Realitas Kebahagiaan dari Islam Abad Pertengahan hingga Para Founding Fathers”, Jurnal Hukum dan Agama.
Konsep Kebahagiaan dalam Tafsir Al-Sya’rawi Perspektif Psikologi Humanistik Abraham Maslow” UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019. Munawan, mendapat judul “Analisis Wacana Kritis dalam Kajian Tafsir Al-Quran: Kajian Tafsir Van Al-Azhar deur Hamka.