• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP KONSUMSI DAN PERILAKU KONSUMSEN DALAM ISLAM

N/A
N/A
agung dwi

Academic year: 2023

Membagikan "KONSEP KONSUMSI DAN PERILAKU KONSUMSEN DALAM ISLAM"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP KONSUMSI DAN PERILAKU KONSUMSEN

DALAM ISLAM

(2)

Tujuan konsumsi islami

Sebagai sarana wajib penolong untuk beribadah

Sebagai bentuk syukur kepada Allah

Jika diniatkan ibadah, maka bisa bernilai

ibadah meskipun mubah

(3)

Konsep konsumsi islami

Konsumsi secara umum didefinisikan dengan penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Perbedaan mendasar dalam konsumsi islam adalah jenis yang dikonsumsi,

tujuan pencapaian dan cara pencapaian

tujuan harus sesuai syariah islamiyyah.

(4)

Urgensi konsumsi islami

Konsumsi islam adalah untuk kehidupan

Konsumsi islam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan atasi kemiskinan

Dilarang batasi konsumsi meski untuk tujuan ibadah (puasa dahr/wishol)

Darurat, boleh yang haram (Al-An’am:145)

(5)

Perilaku konsumen

 Perilaku konsumen diartikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi dan

menghabiskan produk atau jasa

(6)

Perilaku konsumsi orang muslim didasarkan atas pertimbangan:

1. Manusia tidak kuasa mengatur secara detail permasalahan ekonomi masyarakat atau negara. Karena ketidakmampuan manusia mengkondisikan kebutuhan hidupnya berdasarkan

tempat dimana manusia hidup. Keyakinan umat muslim bahwa Allah akan memenuhi kebutuhan manusia (QS. An-Nahl ayat 11).

Artinya: “Dia menurunkan air dari langit, diantaranya untuk minuman kamu dan diantaranya untuk tumbuh-tumbuhan, di sana kamu menggembalakan ternakmu. Dia tumbuhkan

untukmu dengan air itu tanaman, zaitun, kurma dan bermacam-

macam buah-buah”

(7)

 Pola konsumsi didasarkan atas kebutuhan, bukan preferensi semata, sehingga

terhindar dari boros dan pengaruh pola konsumsi yang tidak perlu

 Orang muslim sadar akan kehidupan bermasyarakat, sehingga dalam

berkonsumsi dituntut untuk saling

menghargai dan menghormati sesamanya sehingga terhindar dari kesenjangan

sosial.

(8)

TEORI NILAI GUNA

 Teori kepuasan dalam ekonomi dalam mengkonsumsi suatu barang dinamakan utility / nilai guna

 Nilai guna dibagi menjadi dua: nilai guna total (Total utility) dan nilai guna tambahan (Marginal Utility)

 Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang

diperoleh dalam mengkonsumsi sejumlah barang tertentu.

 Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau

pengurangan penggunaan suatu unit barang

(9)

Tabel nilai guna

Jumlah kurma yang dimakan

Nilai guna total Nilai guna marginal

0 0 -

1 15 25

2 40 20

3 55 15

4 70 15

5 75 5

6 78 3

7 79 1

8 78 -3

9 75 -5

10 70 -15

(10)

 Tabel di atas menunjukkan bahwa sampai konsumsi

yang ke tujuh menunjukkan nilai guna marginal positif.

Ketika makan kurma yang ke delapan nilai guna

marginal menjadi negatif. Artinya bahwa kepuasan

seseorang tidak didasarkan pada banyaknya barang yang dikonsumsi, tetapi didasarkan atas kemampuan fisik

manusia dalam menggunakan barang yang

dikonsumsinya dalam melangsungkan hidup. Hukum ini

dikenal dengan The law diminishing return (Nilai guna

yang semakin menurun). Apabila konsumsi ditambah

terus, maka nilai guna total akan menjadi semakin

sedikit.

(11)

Pendekatan prinsip pemaksimuman nilai guna 1. Kurva Kepuasan yang sama (Indifference Curve)

Adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan

dari dua barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besar.

Contoh umat muslim dalam mengkombinasikan kebutuhan makanan dan pakaian. Kombinas

i

Jumlah barang Makanan Pakaian

A 20 1

B 16 2

C 12 4

D 10 6

E 8 8

F 5 10

(12)

Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh kepuasan maksimum, yaitu mencapai kurva indiferen tertinggi dengan kendala pendapatan yang tersedia. Jadi dalam satu kurva indiferen, tingkat kepuasan yang diperoleh adalah sama. Perhatikan gambar (a), konsumsi dititik A, B, C dan D adalah terletak pada kurva indiferen yang sama, berarti kepuasan yang diperoleh juga sama.

Pergerakan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dari titik A ke titik C dan sebagainya (perpindahan dari satu ke titik lainnya), berarti konsumen ingin mendapatkan lebih banyak barang X untuk mendapatkan barang Y di mana tingkat kepuasan konsumen tetap sama, atau sebaliknya perpindahan dari titik D ke titik C, perpindahan dari C ke titik B dan sebagainya , berarti harus ada barang X yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang Y . Tingkat penggantian barang Y dengan barang X atau tingkat penggantian barang X dengan barang Y dinamakan tingkat penggantian subsitusi marginal (Marginal rate of subsitustion), yaitu berapa suatu barang yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang lain.

Gambar (b) adalah sekumpulan kurva indiferen atau dinamakan indiference map, makin jauh dari titik origin berarti makin tinggi tingkat kepuasan yang diterima konsumen. Kurva indiferen I3 > I2 > I1, ini berarti kepuasan pada kurva I3 lebih besar dari I2 dan I1, dan kepuasan yang diterima konsumen di I2 lebih besar dari kepuasan yang diterima konsumen pada kurva indiferen I1. Berdasarkan dua gambar di atas dapat ditentukan ciri-ciri kurva.

Ciri-ciri Kurva Indiferen

Ciri-ciri kurva indiferen adalah sebagai berikut :

1. kurva indiferen mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively slope), atau paling tidak tak pernah mempunyai nilai kemiringan positif. Hal ini berarti bahwa bila konsumsi suatu jenis barang ditambah maka konsumsi barang lain harus dikurangi. Bentuk ektrim dari kurva indiferen adalah sejajar sumbu vertikal dan sejajar sumbu horizontal

2. Bentuk kurva indiferen cembung ke titik origin (titik O), hal ini menunjukkan derajat pengantian barang yang semakin menurun.

Derajat penggantian ini dugunakan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang harus dikurangi untuk menambah barang lain agar kepuasan yang diterima tetap sama.

3. Kurva indiferen tidak saling berpotongan, karena apabila saling berpotongan maka tidak konsisten dengan difinisi yang telah dijelaskan diatas.

(13)

Prinsip konsumsi islami

Prinsip syariah

Prinsip kuantitas

Prinsip prioritas

Prinsip sosial

Prinsip lingkungan

Prinsip larangan meniru

(14)

Prinsip syariah

Prinsip akidah

Keimanan terhadap akhirat (Muhammad:15, Al-Baqoroh:261,245)

Semua sumberdaya adalah anugerah dan amanah, mutlak milik Allah

Prinsip ilmu (akhlak konsumsi islam)

Prinsip amal (implementasi ilmu)

(15)

Prinsip kuantitas

Sederhana (qonaah dan wasathon),

cukup, tidak berlebihan (Al-A’rof:31), tidak boros, tidak mewah, tidak

mubadzir, tidak kikir (Al-Furqon:67, Al- Isro’:26-27)

Kesesuaian konsumsi dengan pendapatan

Penyimpanan (tabungan dan investasi)

(16)

Prinsip prioritas

Urutan jenis yang terpenting

Primer, harus terpenuhi untuk kemalahatan agama dan dunia

Sekunder, untuk kemaslahatan yang lebih baik (madu, keju)

Tertier, hanya sebatas pelengkap dan hiasan

Urutan yang terdekat

(tanggungan/keluarga, tetangga dst)

(17)

Prinsip sosial

Umat, memperhatikan tetangga & umat muslimin

Untuk kebajikan (Al-Baqoroh:215), tidak menimbun (At-Taubah:34-35)

Menjadi contoh teladan dalam konsumsi (makanan, pakaian dll)

Tidak membahayakan orang lain

Untuk kebajikan (Al-Baqoroh:215),

Tidak menimbun (At-Taubah:34-35)

(18)

Prinsip lingkungan

Perubahan lingkungan

mempengaruhi pola konsumsi, baik kuantitas maupun kualitas

Paceklik, dihemat

Wabah, minum madu

(19)

Prinsip tidak mengikuti/meniru

Larangan meniru umat islam konsumsinya buruk (suka pesta jamuan)

Larangan konsumsi masyarakat kafir, yang menjadi ciri khas

Larangan meniru hedonis (selalu bersenang-

senang), setiap yang diinginkan dibeli

(20)

Akhlak konsumsi islam

Konsumsi yang halalan thoyyiban

Zat

Halal (Al-Baqoroh:168-169, An-Nahl:66-69)

Haram (Al-Baqoroh:173, Al-Maidah:3,90)

Proses

Sebelum makan basmalah, selesai hamdalah, menggunakan tangan kanan, bersih

Tidak dilarang, misal : riba (Ali Imron:130), merampas (An Nissa’:6), judi (Al-Maidah:91), menipu, mengurangi

timbangan, tidak menyebut Allah ketika disembelih

Tujuan

Bukan untuk sesembahan selain Allah, seperti sesajen,

sedekah bumi

(21)

Konsep maslahat dan utility

Muslim harus berkonsumsi yang membawa manfaat (maslahat) dan bukan merugikan (madhorot)

Konsep maslahat menyangkut maqoshiq syariat (dien, nafs, nasl, aql, maal)

Konsep maslahat lebih objektif karena

bertolak dari al-hajat ad-dhoruriyat (need)

Konsep maslahat individu senantiasa

membawa dampak terhadap maslahat

umum/sosial

(22)

Dampak konsumsi yang tidak benar/haram

Merusak agama

Pengaruh terhadap ibadah

Pengaruh terhadap akhlak

Pengaruh terhadap kesatuan umat

Pengaruh terhadap kesehatan

Menimbulkan kerusakan dan kemerosotan

Kehinaan dan kenistaan

Kehancuran ekonomi dan kemandekan produksi

Referensi

Dokumen terkait

Konfigurasi dasar sistem logika fuzzy Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui kualitas produk abon ikan berdasarkan tingkat kepuasan konsumen terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur

to conformity certificate TÜV 21 ATEX 8643 X Device designation É II 3 G Ex ec IIC T4 Gc Ekranlar/kontroller İşletime hazırlık 1 × yeşil/kırmızı Fazlalık hazırlığı 1 × sarı