PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Nabi Muhammad adalah orang pertama yang menerangkan maksud al-Quran dan menerangkan kepada umatnya ayat-ayat yang diturunkan Allah kepada mereka. Ketika itu, tiada seorang pun sahabat Nabi yang berani menafsirkan al-Quran kerana Nabi masih ada di kalangan mereka.
Rumusan Masalah
Namun penulis membatasi kajian ini pada jumlah buku karena keterbatasan pengetahuan dan juga kemampuan penulis dalam melakukan penelitian secara menyeluruh terhadap kitab-kitab dan kitab-kitab yang ada, karena dalam hal ini penulis membahas tentang KONSEP PERSPEKTIF RIBA. AL- (Analisis tafsir Muhammad 'Ali ash-i dalam kitab Shafwah at -.
Batasan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Telaah Pustaka
Tafsir Ayat Tentang Riba Dalam Tafsir Al-Manar Metode pembahasan yang digunakan dalam karya ini adalah metode analisis komparatif. Oleh karena itu, para ulama berbeda pendapat tentang apa yang dimaksud dengan riba dalam ayat-ayat Al-Qur'an.
Kerangka Teori
Dia kemudian mengakhiri diskusinya dengan tarjih (pengesahan pendapat) antara mereka yang lebih terampil dari mereka yang terampil, atau antara mereka yang terampil dan mereka yang tidak terampil. Jelas diketahui dalam Alquran bahwa Islam mengharamkan riba dan menggolongkannya sebagai salah satu dosa besar. Cara ini ditempuh agar tidak mengejutkan orang-orang yang terbiasa dengan riba dengan maksud agar mudah menggiring umat dan.
18Abdul Ghofur, "The Concept of Riba in the Qur'an, Journal of Islamic Economic Thought and Research, Vol. Begitu juga dengan penjelasan al-Maraghi21 dan ash-Sh b ni bahawa pengharaman riba adalah dalam empat fasa. dan peringkat-peringkat perbincangan al-Quran tentang riba adalah sama seperti peringkat perbincangan tentang khamr (arak).22 Pada peringkat pertama ia sekadar menggambarkan adanya unsur-unsur negatif di dalamnya (Ar-R m kemudian) diikuti dengan isyarat pengharamannya (An.
Metode Penelitian
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Sumber Data
- Metode Pengumpulan Data
- Metode Analisis Data
Menurut sebagian ulama, ayat-ayat hukum yang diwariskan secara berangsur-angsur sedemikian rupa sehingga jiwa masing-masing individu di dalamnya telah siap melalui kebertahapan ketentuan-ketentuan hukum sehingga mereka dapat menerima syarat-syarat baru yang diwahyukan kepada mereka dengan rela mengikutinya. ketentuan. Tulus Yamani al-Taukhidiy adalah metode tafsir yang mencoba mencari jawaban Al-Qur'an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki tujuan yang sama, membahas topik/judul tertentu dan menyusunnya menurut Nuzul asbabun. Sumber data primer adalah jenis data yang memberikan informasi langsung kepada pengumpul data.26 Data primer dalam penelitian ini adalah buku karya Shafwah at-Taf Sr.
Metode yang dimaksud adalah mengumpulkan data terkait penelitian yang diperoleh melalui ulasan, buku, jurnal dan sumber lain yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian. Max Weber mengutip Eriyanto yang mengatakan bahwa analisis isi adalah metode penelitian yang menggunakan serangkaian prosedur untuk menarik kesimpulan yang valid dari teks.27 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis analisis isi kualitatif (analisis isi kualitatif).
Sistematika Pembahasan
- Karya
Bab kedua membahas biografi Muhammad Ali ash-, karya-karyanya, latar belakang penafsiran, sistematika penulisan kitab Shafwah at-Taf sr, metode dan gaya penafsiran. Bab keempat, dalam bab ini, membahas tentang analisis tafsir Muhammad Ali ash tentang ayat-ayat riba dalam kitab shafwah at-Taf sr. Tak heran, keahlian ini menyebabkan banyak ulama yang berguru dengannya mengenal pribadi Muhammad 'Ali al- sangat menyukai.
Berkat kiprahnya di dunia pendidikan Islam, panitia penyelenggara Dubai International Qur'an Award (DIQA) 2007 menominasikan Muhammad 'Ali ash-. Selain kiprahnya di bidang pendidikan, Muhammad Ali esh-. juga aktif dalam organisasi Liga Muslim Dunia.
Kitab Shafwah at-
- Latar Belakang Penulisan
- Sistematika Penulisan
- Metode dan Corak Penafsiran
Hal ini juga didasarkan bahwa Al-Qur'an masih membuka ruang lingkup yang sangat luas untuk penyelidikan seperti luasnya lautan untuk dijelaskan oleh para ulama untuk mengungkap berbagai isinya. Di sisi lain, ia juga menyadari bahwa sudah menjadi kewajiban para ulama untuk tetap menjadi jembatan pemahaman masyarakat terhadap Al-Qur'an dengan memberikan kemudahan bagi mereka untuk belajar Al-Qur'an. Ia menyadari bahwa saat itu belum ada buku-buku penjelasan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan terutama membangkitkan semangat mereka untuk mempelajari Al-Qur'an di tengah kesibukannya.
Tafsir bi al-ma'tsur adalah upaya para mufassir untuk menghadirkan kisah-kisah dari Al-Qur'an, Hadits, pendapat para Sahabat dan pendapat Tabi'in dalam penafsirannya. Sedangkan tafsir bi al-ra'yi adalah tafsir ijtihad terhadap Al-Qur'an, apalagi penafsirnya tahu.
KONSEP RIBA PERSPEKTIF AL-QUR'AN
Pengertian Riba
Kata dasar yang menjadi sumber kata riba ini digunakan sebanyak dua puluh kali dalam Al-Qur'an (QS), sehingga terlihat bahwa bahasa dan ungkapannya menekankan bahwa riba merupakan asumsi tambahan dalam suatu akad transaksi tertentu. di mana ada pengambilalihan tambahan tanpa keseimbangan tertentu. Dalam bahasa lain, riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok tanpa adanya transaksi pengganti yang melegitimasi penambahan tersebut.
48Abdul Ghofur, “Konsep Riba dalam Al-Qur'an Journal of Islamic Economic Thought and Research, Vol.
Pembagian Riba
Muhammad Ali ash-Sh bni menjelaskan bahwa orang yang berinteraksi dengan riba ibarat orang yang menghisap darah, kemudian pada hari kiamat tidak bisa berdiri melainkan menderita dan menderita sakit. Ayat ini kembali merujuk pada kekafiran orang yang melakukan riba, bahkan kekafiran ganda seperti yang dipahami dengan menggunakan kata kaffar bukan kekafiran. Artinya: Ya, orang-orang yang beriman, beramal saleh, memelihara shalat dan membayar zakat, mereka akan diberi pahala di sisi Tuhannya.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Muhammad Ali ash-Shbni menegaskan berkenaan firman Allah dalam ayat ini bahawa kamu bertakwa kepada Allah dan merasakan kawalanNya dalam setiap tindakan kamu, kemudian tinggalkan riba jika kamu benar-benar beriman kepada Allah SWT.
ANALISIS PENAFSIRAN
QS. Ar-
Menurut Muhammad Ali ash-Syb, barangsiapa memberikan uang melalui riba sehingga uangnya bertambah, maka tidak bertambah dan tidak dilipatgandakan di sisi Allah karena itu adalah bisnis yang buruk dan Allah SWT tidak merestuinya . Dalam tafsir ayat ini, Muhammad Ali ash-Sh b ni juga memberikan penjelasan yang sama seperti pada surah An-Nahl [16] ayat 67, karena tahapan penyembuhan riba sama dengan tahapan garam khamar dan ayat ini adalah tahap pertama 62 Allah menurunkan surah Ar-Rm ayat 39 di Mekkah yang pada prinsipnya tidak secara langsung menyatakan larangan riba, tetapi menunjukkan kemurkaan Allah terhadap riba dan tidak dibalas di hadapan Allah SWT.63. Demikian pula Ibnu Jarir ath-Tabari menjelaskan ayat bahwa riba tidak bertambah di sisi Allah karena tidak dimaksudkan untuk mendapatkan ridha Allah SWT. dapatkan banyak hadiah. 64 Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di memberi perumpamaan dan memberi dengan maksud agar dia memberi imbalan lebih, maka amal tersebut tidak tumbuh di sisi Allah karena tidak ada syarat di dalamnya, yaitu ikhlas.
Bezanya dengan Ibnu Katsir dan Wahbah Az-Zuhaili yang menjelaskan dari ayat tersebut bahawa memberi itu tidak baik adalah apa yang dijelaskan dalam firman Allah SWT. Adapun pemberian yang baik dan yang memberi mendapat pahala, iaitu zakat sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam ayat seterusnya iaitu bersedekah dengan ikhlas dan murni kerana Allah SWT.
QS. An- -161
Riba haram adalah satu bentuk riba yang diamalkan pada zaman jahiliah yang cenderung berlipat ganda (adh afah). Oleh itu, riba yang diharamkan menurutnya hanyalah riba yang diamalkan pada zaman Jahiliyah, manakala jenis riba yang lain tidak diharamkan.77. Kerana larangan itu hanya ditujukan kepada riba al-fahisy atau riba yang paling buruk dan jijik ( ), bukan untuk perhubungan, tetapi sekadar untuk menjelaskan keadaan yang berlaku kepada orang-orang Jahiliyah.
Quraish Shihab mencatat bahwa meskipun nash merupakan syarat, yang pada akhirnya menentukan hakekat riba yang diharamkan, namun firman Allah wa dzaru ma baqiya min al riba (dan meninggalkannya dari sisa-sisa riba) QS. Al-Baqarah [2]: 278, bahwa segala bentuk penambahan atau kelebihan, baik dikalikan maupun tidak, adalah haram.
QS. Al-Baqarah [2] Ayat 275-281
Orang-orang yang kembali (kepada riba), maka mereka itulah penghuni-penghuni neraka; mereka tinggal di dalamnya. Dalam kitab Raw n Tafs r yat al Ahk m Min al-n dijelaskan bahawa membandingkan pemakan riba dengan orang yang kerasukan adalah ungkapan yang sangat halus. Oleh itu, perkataan al- dalam ayat ini sama dengan perkataan dalam QS.
Ayat ini merupakan penegasan tentang riba dan pernyataan bahwa riba adalah perbuatan kekafiran. Efek riba yang sebenarnya adalah orang yang melunasi hutang tidak hanya dibenci oleh Allah SWT tetapi semua orang juga membencinya.
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagian ulama lain membagi riba menjadi empat, yaitu riba nasi'ah, riba fadhl, riba jad dan riba qardh. Tahap pertama terdapat pada surat Ar-Ram ayat 39, ayat ini memberikan pengertian tentang riba dan secara sederhana menggambarkan adanya unsur negatif di dalamnya yaitu tidak akan menambah harta dan kemuliaan di hadapan Allah swt, kemudian tahap kedua. fase, pada Surah An-ayti 161 yang diikuti dengan petunjuk larangannya dan akan berakibat terjerumus dalam azab yang pedih, maka fase ketiga pada Surah 130 dengan jelas menyatakan bahwa salah satu bentuknya diharamkan sehingga memiliki berdampak pada kegagalan, kemunduran bahkan kesedihan. Terakhir, pada tahap keempat, dalam Surat Al-Baqarah ayat 278, larangan itu sama sekali dalam berbagai bentuknya.
Saran
Abdul Ghofur, "Konsep Riba dalam Al-Qur'an Jurnal Pemikiran dan Penyelidikan Ekonomi Islam, Vol - shafwah -at-tafasir-karya-ali-ash-shabuni/, diterbitkan pada 14 September 2022. Mujar Ibn Syarif Konsep Riba dalam Al-Quran dan Al-Iqtishad Fiqh Literature, Vol.
Patri en Misaeropa, "Ali ash-Shabuni se interpretasie van Riba-verse", al-Munir: Journal of Al-Science. Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir, Jakarta: Human Echoes, 2016 Yunia Setiani et al, Analise van die kwaliteit van inligtingsdienste.