• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep diri siswa broken home tercermin dari sikap dan perilakunya di sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Konsep diri siswa broken home tercermin dari sikap dan perilakunya di sekolah"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman komunikasi remaja Broken Home dengan lingkungannya dalam membentuk konsep diri. Karakter ini bisa bersifat fisik (laki-laki, perempuan, tinggi, pendek, cantik, ganteng, gendut, dll) atau bisa juga mengacu pada kemampuan tertentu (pintar, pendiam, cakap, bodoh, terpelajar, dll). Konsep diri erat kaitannya dengan pengetahuan. Jadi konsep diri mencakup apa yang Anda pikirkan dan apa yang Anda rasakan tentang diri Anda.

Konsep diri merupakan cara melihat konsep diri seseorang sebagai pribadi, merasakan konsep diri, dan mengendalikan kemampuan berpikir. Karena konsep diri berperan dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan remaja serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepribadiannya di masyarakat.

Dimensi Konsep Diri

Untuk menciptakan citra diri yang positif, kita harus mempunyai pandangan atau persepsi yang positif terhadap diri sendiri agar tidak timbul citra diri yang negatif. Selain itu, kita juga patut mensyukuri nikmat Allah yang kita miliki. Namun secara umum sejumlah ahli menyebutkan tiga dimensi konsep diri dengan menggunakan istilah yang berbeda. Paul J menamai ketiga dimensi konsep diri dengan istilah dimensi citra diri, dimensi evaluasi diri, dan dimensi ideal diri.

Menurut Calhoun dan Acocella, dimensi konsep diri yang utama adalah dimensi pengetahuan, dimensi harapan, dan dimensi evaluasi.23. Dimensi meliputi konsep diri atau citra diri, yang pada hakikatnya membentuk citra diri. Citra diri merupakan pandangan seseorang terhadap berbagai hal yang dilakukannya, misalnya orang tua, suami atau istri, pegawai, pelajar, dan lain-lain. pandangan tentang ciri-ciri kepribadian yang dirasakan, seperti jujur, setia, bahagia, ramah, aktif dan sebagainya; pandangan tentang sikap diri; kemampuan, keterampilan, dan ciri-ciri alamiah lainnya dari seseorang.

Dengan kata lain, dimensi kognitif (kognitif) konsep diri mencakup segala sesuatu yang mencakup segala sesuatu yang kita pikirkan tentang diri kita sendiri, seperti Orang-orang yang hidup sesuai dengan standar dan harapan mereka, yang menyukai diri mereka sendiri, apa yang mereka lakukan dan ke mana mereka pergi, akan memiliki rasa harga diri yang tinggi. Sebaliknya orang yang terlalu jauh dari standar dan harapan akan memiliki harga diri yang rendah.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa penilaian akan membentuk penerimaan diri dan harga diri seseorang.

Pengaruh Konsep Diri

Harapan merupakan faktor terpenting dalam menentukan perilaku seseorang yang akan menghasilkan kekuatan yang akan mendorongnya ke masa depan dan memandu aktivitas dalam perjalanan hidupnya. Menurut Calhoun dan Acocella, kita bertindak setiap hari sebagai penilaian terhadap diri kita sendiri, dan menentukan apakah kita bertentangan dengan harapan untuk diri kita sendiri (saya bisa menjadi apa), dan standar yang kita tetapkan untuk diri kita sendiri (saya seharusnya menjadi apa).24. Orang tua memberikan pengaruh paling kuat karena kontak sosial paling awal yang dialami seseorang.

Kelompok teman sebaya menempati urutan kedua setelah orang tua dalam hal pengaruhnya terhadap citra diri anak. Sama seperti orang tua dan teman sebaya, masyarakat juga memberi tahu individu bagaimana mendefinisikan dirinya sendiri. Penilaian dan harapan masyarakat terhadap individu dapat memasuki citra diri individu tersebut dan individu tersebut akan berperilaku sesuai dengan harapan tersebut.25.

Konsep Diri Terhadap Tingkah Laku

Untuk menghilangkan kesenjangan tersebut, individu harus mengubah perilaku atau memilih suatu sistem untuk menjaga kesesuaian antara individu dengan lingkungannya. Kedua, konsep diri sebagai interpretasi pengalaman; Konsep diri menentukan bagaimana individu menafsirkan pengalamannya. Suatu peristiwa akan dimaknai berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya karena setiap individu mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda terhadap dirinya.

Ketiga, konsep diri sebagai seperangkat harapan; Konsep diri juga berperan sebagai penentu harapan individu. Mc Candless menyatakan bahwa konsep diri adalah seperangkat harapan dan evaluasi perilaku yang mengacu pada harapan tersebut.

Faktor Lain Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Kegagalan yang terus menerus seringkali menimbulkan pertanyaan pada diri sendiri dan diakhiri dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri sendiri. Orang yang mengalami depresi akan memiliki pikiran yang cenderung negatif ketika melihat dan bereaksi terhadap segala hal, termasuk menilai diri sendiri. Self-criticism berfungsi sebagai pengatur atau pedoman dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik 28.

Macam-Macam Konsep Diri

Meski ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, namun ia tidak bisa menyembunyikan rasa antusiasnya saat menerima pujian. Oleh karena itu, ia menyikapi orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat menghasilkan kehangatan dan keintiman persahabatan. Ia tidak akan pernah menyalahkan dirinya sendiri, namun akan menganggap dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang salah.

Bersikap pesimis terhadap persaingan, yang tercermin dari keengganannya bersaing dengan orang lain dalam meraih prestasi. Individu dengan citra diri negatif akan bereaksi dan menerima informasi baru tentang dirinya sebagai ancaman sehingga menimbulkan kekecewaan. Karena selalu memandang segala sesuatu tentang dirinya sebagai sesuatu yang negatif, individu dengan citra diri negatif akan meremehkan kemampuannya dalam mencapai apa yang diinginkannya.

Kegagalan mencapai apa yang diinginkannya akan merusak harga dirinya yang sudah rapuh. Berbeda dengan arogansi, landasan dan konsep diri positif bukanlah rasa bangga yang besar terhadap diri sendiri, melainkan penerimaan diri. Oleh karena itu, individu dengan konsep diri positif mempunyai ruang yang cukup untuk mengasimilasi seluruh pengalamannya, sehingga informasi baru tidak menjadi ancaman baginya sehingga tidak menimbulkan kecemasan.

Jadi yang mempengaruhi konsep diri positif dan negatif seseorang adalah dipengaruhi oleh cara seseorang memandang atau mempersepsikan dirinya, sehingga menentukan apakah ia termasuk dalam kategori individu yang mempunyai konsep diri positif atau konsep diri negatif.

Mengubah Konsep Diri Dalam Al-Qur’an

Jika kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak bisa melihat sisi baik dalam diri kita, tidak bisa melihat sisi baik dan positif dalam diri kita, bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat secara positif kondisi baik orang lain? Menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda adanya permusuhan dan peperangan antara ekspektasi ideal dan realitas diri yang sebenarnya. Akibatnya akan timbul kelelahan mental dan frustasi yang mendalam, serta citra diri yang semakin lemah dan negatif.

Maksud ayat di atas ialah kita tidak boleh terlalu asyik mempedulikan kata-kata orang lain tentang diri kita sehingga menyebabkan kita sedih. Allah Maha Mengetahui, jadi kita hendaklah sentiasa berfikiran positif. Untuk membentuk citra diri yang positif, perlu ada rasa syukur untuk mewujudkan sikap positif dan rasa menerima apa yang diperolehi daripada amal terhadap Allah SWT atas segala limpahan nikmat yang diberikannya. Dan (ingatlah juga), ketika Tuhanmu bertanya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat Kami kepadamu."33.

Ayat di atas mengingatkan kita untuk selalu mensyukuri nikmat-Nya karena niscaya akan menambah nikmat lagi bagi umat-Nya. Faktanya, Allah Maha Kaya sehingga kemaksiatan mereka tidak akan mengurangi sedikit pun kekayaan-Nya, yang paling terpuji dari semua yang terjadi di alam semesta. Banyak orang yang mempunyai ide dan keyakinan untuk mencapai kesuksesan yang diimpikannya, namun kebanyakan dari mereka mengubur ide dan keyakinan tersebut dengan menundanya karena rasa malas atau takut untuk mengeksekusinya.

Remaja

Berdasarkan undang-undang Amerika Serikat saat ini, seseorang dianggap dewasa setelah mencapai usia 18 tahun, bukan 21 tahun seperti yang disebutkan sebelumnya. Bahasa primitif dan orang-orang kuno memandang masa pubertas dan remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam kehidupan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah remaja sebenarnya mempunyai arti yang luas, meliputi kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.

Pandangan ini didukung oleh Piaget yang mengatakan bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia ketika individu berintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, usia ketika anak-anak tidak merasa berada di bawah tingkat orang yang lebih tua, tetapi merasa setara atau setidaknya setara. Transformasi intelektual cara berpikir kaum muda ini memungkinkan tidak hanya integrasi mereka ke dalam masyarakat dewasa, namun juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan. Namun perlu ditegaskan di sini bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang merupakan masa yang memiliki potensi besar, baik secara kognitif, emosional, dan fisik.

Keluarga

Keluarga lengkap adalah keluarga yang terdiri dari anggota-anggota keluarga yaitu: ayah, ibu dan anak. Sementara itu, keluarga yang hancur atau Broken Home terjadi ketika salah satu orang tua tidak hadir akibat perceraian dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anak. Keluarga yang sempurna tidak hanya utuh dalam arti kebersamaan ayah dan ibu, tetapi utuh dalam arti sebenarnya, yaitu selain utuh secara fisik, juga utuh secara psikis.

Pengertian rumah tangga yang rusak dapat dilihat dari dua segi, yaitu keluarga yang pecah akibat adanya perceraian dalam rumah tangga atau keluarga, dan orang tua tidak bercerai tetapi ayah atau ibu sudah tidak ada di rumah dan tidak memberikan kasih sayang lagi. Misalnya orang tua yang sering bertengkar akan menimbulkan keluarga yang tidak sehat secara psikologis seperti rumah tangga yang rusak.41. Puncak tertinggi dalam sebuah pernikahan atau keluarga adalah ketika ayah dan ibu tidak mampu lagi menyelesaikan masalah dan tidak lagi memenuhi komitmennya untuk bersama, dan ketika hal ini terjadi dalam rumah tangga, maka perlahan-lahan salah satu dari mereka akan meninggalkan keluarga dan inilah yang disebut dengan perceraian.

Sedangkan dalam hukum Islam disebut talaq yang artinya perceraian suami istri. Putusnya tali silaturahmi atau pembatasan gerak pada kata tertentu disebut dengan talaq, adapun yang dimaksud dengan ُةَل َزِا adalah putusnya ikatan perkawinan sehingga tidak halal lagi bagi suami istri, inilah yang dimaksud dengan talak (cerai) dan bisakah disebut juga rumah rusak. Broken home tentunya membuat seorang remaja tidak nyaman dengan kondisi yang dialami keluarganya.

Sehingga akibat keluarganya yang sudah tidak utuh lagi atau mengalami perpecahan dalam rumah tangga (broken home) membuat ia mengembangkan konsep diri yang negatif.

Dampak Psikologis Terhadap Remaja Dari Keluarga Broken Home Remaja yang hidup di dalam suasana keluarga yang broken home, tentu

Sehingga ia akan menganggap bahwa semua yang terjadi adalah kesalahan salah satu atau kedua orang tuanya. Anak-anak dari keluarga Broken Home sering kali merasa disia-siakan oleh orang tuanya, sehingga mereka menganggap hidupnya sia-sia dan menjalani hidup tanpa semangat.

Bagan Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

ABBREVIATIONS BSWH Build-In-Storage Type Solar Water CSP Concentrating Solar Power CSWHC Collector-Cum-Storage Type Solar Heaters Having Corrugated absorber plate CSWHF