• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSTITUSI - Dr. Abdul Kadir, SH, M.Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KONSTITUSI - Dr. Abdul Kadir, SH, M.Si"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KONSTITUSI (CONSTITUTION)

M. YUSRIZAL ADI SYAPUTRA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MEDAN AREA 2020

(2)

ISTILAH KONSITUSI

• Konstitusi pada jaman Yunani Kuno, menurut Aristoteles, disebutkan dengan istilah Politea sedangkan Nomoi diartikan sebagai undang-undang biasa

• Pada jaman Yunani Kuno, terdapat istilah “ Respulica constituere” atau semboyan yang berbunyi “prinsep legibus solutus est, salus publica suprema lex” artinya Rajalah yang berhak menentukan organisasi/struktur daripada negara, oleh karena itu ia adalah satu-satunya pembuat undang-undang

(3)

• Istilah Konstitusi disebut juga dengan “ constitution”

atau :verfasung, atau juga “grundgesetz”

• Menurut Herman Heller, membagi Konstitusi itu dalam tiga pengertian:

1. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan (die politische verfassung alsgesellschaftliche wirklichkeit) dan ia belum merupakan konstitusi dalam arti hukum (ein rechtsverfassung) atau dengan kata lain konstitusi itu masih merupakan pengertian sosiologis atau politis dan belum merupakan pengertian hukum

(4)

2. Baru setelah orang mencari unsur hukumnya dari konstitusi yang hidup dalam masyarakat itu untuk dijadikan sebagai suatu kesatuan kaidah hukum, maka konsitusi itu disebut rechtverfassung ( die verselbstandigte rechtverfassung). Tugas mencari unsur-unsur hukum dalam ilmu pengetahuan hukum disebut abstraksi

3. Kemudian orang mulai menulisnya dalam

suatu naskah sebagai undang-undang yang

tertinggi yang berlaku didalam suatu negara.

(5)

• Menurut Hermaily Ibrahim dan Kusnardi, suatu Rechtverfassung memerlukan dua syarat:

1. Bentuknya sebagai naskah tertulis yang merupakan undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara

2. Isinya merupakan peraturan yang bersifat fundamentiil artinya tidak semua masalah yang penting harus dimuat dalam konstitusi melainkan hal-hal yang bersifat pokok, dasar atau azas saja

(6)

PENGERTIAN KONSTITUSI MENURUT PARA AHLI

 Secara etimologis antara kata

konstitusi”, konstitusional”, dan

“konstitusionalisme”

 Menurut Prof. Dr. Solly Lubis, SH.

“Konstitusi memiliki dua pengertian yaitu Konstitusi tertulis (Undang-Undang Dasar) dan Konstitusi tidak tertulis (Konvensi).

Negara Inggris merupakan contoh negara yang tidak memiliki konstitusi tertulis

(7)

• Dalam bahasa Latin, kata konstitusi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu cume dan statuere. Cume adalah sebuah preposisi yang berarti ”bersama dengan ....” sedangkan statuere berasal dari kata sta yang membentuk kata kerja pokok stare yang berarti berdiri.

• Atas dasar itu, kata statuere mempunyai arti

”membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan atau menetapkan Dengan demikian bentuk tunggal (Constitutio) berarti menetapkan sesuatu secara bersama-sama dan bentuk jamak (Constitusiones) berarti segala sesuatu yang telah ditetapkan.

(8)

• Istilah konstitusi menurut Wirjono Prodjodikoro berasal dari kata kerja constituer” dalam bahasa Perancis, yang berarti

”membentuk”, dalam hal ini

yang dibentuk adalah suatu

negara, maka konstitusi

mengandung macam peraturan

pokok mengenai sendi-sendi

pertama untuk menegakkan

bangunan besar yang bernama

negara

(9)

• Sedangkan istilah Undang-

Undang Dasar merupakan

terjemahan istilah yang

dalam bahasa Belandanya

Groundwet. Perkataan wet

diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia undang-

undang, dan ground berarti

tanah atau dasar

(10)

• Mencermati dikotomi antara istilah Constitution dengan Grondwet (Undang Undang Dasar) di atas, L.J. Van Apeldoorn telah membedakan secara jelas di antara keduanya, kalau Grondwet (Undang Undang Dasar) adalah bagian tertulis dari suatu konstitusi, sedangkan Constitution (Konstitusi) memuat baik peraturan tertulis maupun yang tidak tertulis.

• Sementara Sri Soemantri M., dalam disertasinya mengartikan konstitusi sama dengan Undang Undang Dasar.

(11)

• Menurut Prof. Dahlan Thaib,SH., Bagi

para sarjana ilmu politik istilah

Constitution merupakan sesuatu

yang lebih luas, yaitu keseluruhan

dari peraturan-peraturan baik yang

tertulis maupun tidak tertulis yang

mengatur secara mengikat cara-

cara bagaimana sesuatu

pemerintahan diselenggarakan

dalam suatu masyarakat

(12)

Menurut Prof. Dahlan Thaib,SH, Dr.azim Hamidi,SH, Dr.Ni’matul Huda,SH. ruang lingkup paham konstitusi (Konstitusionalisme) terdiri dari :

1. Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum;

2. Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia;

3. Peradilan yang bebas dan mandiri;

4. Pertanggungjawaban kepada rakyat (Akuntabilitas Publik) sebagai sendi utama dari asas kedaulatan rakyat

(13)

Menurut Prof. Dr. Jimly Asshidiqie, Fungsi Konstitusi:

1. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.

2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.

3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara.

4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.

(14)

5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.

6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity), sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation), serta sebagai center of ceremony.

7. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti sempit hanya di bidang politik, maupun dalam arti luas mencakup bidang sosial dan ekonomi.

8. Fungsi sebagai sarana perekayasa dan pembaruan masyarakat (social engineering atau social reform)

(15)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Upon such approval as aforesaid the employer shall reimburse the apprentice to the extent authorized by the Commission; b by striking out the word "Minister" in subsection 2 thereof

Course Outline 1 Pertemuan 8: UTS Ujian Tengah Semester Pertemuan 7: IEEE Standards Activities for Smart City Pertemuan 6: Teknologi, Inovasi, dan Manusia Pertemuan 5: Perpektif Baru