• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsumen yang memiliki persepsi harga yang baik terhadap produk dapat langsung memutuskan untuk membeli produk tersebut karena dapat menilai bahwa harga yang ditawarkan oleh produk tersebut sesuai dengan harapannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Konsumen yang memiliki persepsi harga yang baik terhadap produk dapat langsung memutuskan untuk membeli produk tersebut karena dapat menilai bahwa harga yang ditawarkan oleh produk tersebut sesuai dengan harapannya"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Persepsi Harga

2.1.1.1 Pengertian Persepsi Harga

Harga merupakan nominal uang yang harus dikeluarkan untuk memperoleh suatu produk atau jasa. Harga adalah nominal dari jumlah value yang dibebankan kepada konsumen untuk memperoleh keuntungan dari manfaat-manfaat karena memiliki produk atau jasa, dibenak konsumen dapat juga dapat disebut sebagai penentu nilai produk (Kotler dan Armstrong, 2012). Harga adalah jumlah mata uang dan layanan atau barang yang dapat digunakan pembeli untuk menukar beberapa produk dan layanan yang disediakan oleh penjual (Tjiptono, 2015).

Persepsi harga merupakan suatu proses dimana konsumen menginterpretasikan nilai harga atau atribut barang dan jasa yang diharapkan, saat konsumen mengevaluasi dan meneliti harga produk ini sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri (Malik dan Yaqobo, 2012).

Persepsi harga adalah tentang memahami informasi harga disukai oleh konsumen dan membuatnya bermakna. Mengenai informasi harga, konsumen dapat membandingkan harga publish dengan harga produk yang dibayangkan atau kisaran harga, persepsi harga akan membentuk persepsi masyarakat akan harga yang pantas atas suatu produk (Peter dan Olson, 2014).

(2)

10 Berdasarkan teori-teori menurut para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi harga merupakan perbandingan antara harga yang telah diterima oleh konsumen melalui informasi yang didapatkan, dan harga yang diperoleh sesuai dengan manfaat dan harapan yang akan diterima oleh konsumen. Konsumen yang memiliki persepsi harga yang baik terhadap suatu produk dapat langsung menentukan untuk membeli produk tersebut karena mereka sudah mampu menilai bahwa harga yang ditawarkan oleh suatu produk sudah sesuai dengan konsumen yang memiliki persepsi harga yang baik terhadap produk dapat langsung memutuskan untuk membeli produk tersebut karena dapat menilai bahwa harga yang ditawarkan oleh produk tersebut sesuai dengan harapannya.

Konsumen yang memiliki persepsi harga yang baik terhadap produk dapat langsung memutuskan untuk membeli produk tersebut karena dapat menilai bahwa harga yang ditawarkan oleh produk tersebut sesuai dengan harapannya. Persepsi harga merupakan proses di mana individu memilih, mengatur dan menerjemahkan untuk sepenuhnya mencerminkan rangsangan informasi. Konsumen akan mempersepsikan harga tinggi, rendah dan wajar yang akan berdampak pada keputusan pembelian.

Penilaian harga dari berbagai produk yang dianggap mahal dan murah oleh setiap konsumen berbeda-beda, hal ini didasarkan pada pandangan individu terhadap lingkungan dan kondisi itu sendiri. Pada dasarnya, ketika konsumen mengevaluasi suatu harga, konsumen tidak hanya bergantung dari jumlah harga, tetapi juga persepsi mereka akan harga. Oleh sebab itu, suatu perusahaan harus bisa menetapkan harga

(3)

11 dengan tepat agar dapat membuat persepsi harga dari konsumen baik dengan begitu dapat konsumen mampu membuat keputusan pembelian.

2.1.1.2 Dimensi dan Indikator Persepsi Harga

Adapun indikator-indikator persepsi harga dalam sudut pandang konsumen adalah sebagai berikut (Kotler dan Amstrong, 2016):

1. Keterjangkauan harga, sebelum membeli konsumen akan mencari produk yang terjangkau, harga yang terjangkau adalah harga yang diharapkan konsumen.

2. Harga ganjil yang ditetapkan, penetapan harga dengan angka ganjil, dimana biasanya akan meningkatkan daya tarik konsumen

3. Kesesuaian harga dan kualitas produk, merupakan kualitas produk yang diberikan sesuai atau tidak dengan harga yang ditawarkan, konsumen tidak mempermasalahkan apakah harus membeli dengan harga yang relatif mahal, asalkan kualitas produk tersebut baik, namun konsumen lebih menyukai produk dengan harga rendah dan kualitas yang bagus.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat, konsumen akan membandingkan manfaat yang diberikan oleh produk apakah sesuai dengan harga yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk tersebut sebanding dengan keuntungan yang diperoleh maka konsumen akan menetapkan keputusan pembelian. Ketika konsumen menganggap bahwa uang yang dikeluarkan lebih besar daripada manfaat yang diperoleh dari suatu produk, mereka akan mengira bahwa produk tersebut mahal, dan konsumen akan berpikir dua kali untuk membeli produk tersebut.

(4)

12 5. Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga, sebelum memutuskan pembelian konsumen akan membandingkan harga dari setiap pilihan produk yang tersedia dan konsumen akan memilih lalu kemudian mempertimbangkan pada saat akan membeli produk tersebut apakah harga yang diberikan lebih rendah atau bahkan lebih mahal dari harga yang diberikan oleh pesaing.

6. Periode harga yang ditetapkan, merupakan harga yang ditawarkan kepada konsumen dalam bentuk jangka waktu tertentu.

2.1.2 Kualitas Produk

2.1.2.1 Pengertian Kualitas Produk

Secara teknis produk merupakan sesuatu yang dapat dipasarkan memenuhi satu atau lebih keinginan, termasuk barang fisik, layanan, pengalaman, peristiwa, individu, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide (Kotler dan keller, 2016). kualitas produk merupakan kompetensi produk yang menunjukkan fungsinya. Kualitas adalah kemampuan suatu produk untuk menjalankan fungsinya, termasuk daya tahan, keandalan, kecepatan, penggunaan dan pemeliharaan, serta atribut berharga lainnya (kotler dan Armstrong, 2012).

Kualitas produk adalah kondisi suatu barang, dan standar pengukuran menentukan apakah memenuhi standar pengukuran yang ditetapkan (Handoko, 2016).

kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk dalam memperlihatkan manfaatnya, yang termasuk dalam keseluruhan daya tahan, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan perbaikan produk serta atribut produk lainnya (Kotler, 2012).

(5)

13 Berdasarkan teori-teori menurut para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk merupakan suatu barang dan layanan yang saling terkait yang memiliki keunggulan untuk memenuhi keinginan konsumen, dan produk tersebut cukup layak untuk dipasarkan. Dengan adanya mutu kualitas produk maka suatu perusahaan dapat menentukan posisi produknya di pasar, perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik agar dapat menunjang dan meningkatkan produk dalam tujuan sasaran pasarnya.Oleh karena itu, faktor kunci keberhasilan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah faktor dari mutu dan kualitas produk, dengan adanya kualitas standar produk yang tinggi dari setiap perusahaan dan selalu mempertahankan dan meningkatkan mutu kualitas produknya maka konsumen akan memilih produk yang berkualitas sehingga meningkatkan keputusan pembelian konsumen.

2.1.2.2 Dimensi dan Indikator Kualitas Produk

Berikut ini merupakan delapan dimensi dari kualitas produk menurut ahli adalah sebagai berikut (Tjiptono, 2013):

1. Performance (kinerja). Merupakan karakteristik dan fungsi suatu barang dan ciri khas utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli barang tersebut.

2. Feature (fitur). Berkaitan dengan adanya aspek tambahan yang sangat berguna untuk memperbanyak fungsi dasar, yang akan berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan kelengkapan dari suatu produk.

3. Reliability (keterandalan). Suatu produk mempunyai daya tahan untuk menjalankan sesuai dengan fungsinya dalam jangka periode tertentu dan dalam berbagai macam keadaan.

(6)

14 4. Conformance (kesesuaian). Ialah kesesuaian spesifikasi yang telah ditetapkan oleh produsen dan berdasarkan kebutuhan konsumen, serta sejauh mana kesesuaian antara desain dengan standar yang telah ditetapkan.

5. Durability (daya tahan). Merupakan seberapa lama produk tersebut bertahan dan sejauh mana dapat digunakan.

6. Perceived quality (kualitas yang dirasakan). Merupakan persepsi konsumen akan seluruh kualitas dan keunggulan suatu produk.

7. Aesthetic (keindahan tampilan). Menampilkan daya tarik yang membuat panca indera tertarik terhadap produk tersebut.

8. Serviceability (kemampuan diperbaiki). Suatu produk harus memberikan akses kemudahan dalam pelayanan yang berhadapan langsung dengan konsumen yang meliputi dari kemudahan, kecepatan, kompetensi dan penanganan keluhan yang memuaskan keinginan konsumen.

2.1.3 Keputusan Pembelian

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah aktivitas perseorangan yang berperan spontan untuk mendapatkan dan menggunakan barang yang disediakan. Keputusan pembelian dapat digambarkan sebagai proses dimana konsumen nyata ada dan membuat keputusan untuk membeli produk, pada dasarnya dapat dikatakan bahwa konsumen mempunyai cara sendiri-sendiri dalam menentukan pembelian produk, dalam keputusan pembelian terdapat langkah-langkah yang harus dilalui pembeli ketika

(7)

15 memilih produk dan layanan yang akan dibeli (Tjiptono, 2013).Keputusan pembelian merupakan bagian dari tahap evaluasi konsumen untuk menciptakan alternatif konsumen dalam membuat pilihan antar merek, dan mungkin muncul dalam bentuk membeli merek yang diinginkan (Kotler dan Keller, 2016). Keputusan pembelian suatu proses yang digunakan untuk menentukan keputusan pembelian suatu produk. Proses dimulai dengan mengidentifikasi masalah, mencari informasi, kemudian mengevaluasi dan lalu membuat keputusan pembelian, dan terakhir memperoleh perilaku pasca pembelian dengan mengetahui perasaan puas atau tidak puas dari membeli produk tersebut (Kotler, 2012).

Berdasarkan teori-teori dari para ahli tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu keputusan pembelian ialah suatu tindakan yang dilakukan konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Maka dari, itu dalam mengambil suatu keputusan pembelian konsumen dihadapkan pada proses memilih salah satu dari berbagai alternatif solusi dari masalah tindak lanjut yang sebenarnya, setelah itu konsumen dapat mengevaluasi pilihan dan kemudian menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

Proses pengambilan keputusan yang kompleks biasanya melibatkan banyak melibatkan beberapa alternatif, proses pengambilan keputusan dimulai dengan kebutuhan yang harus dipenuhi, pemenuhan permintaan tersebut terkait dengan pilihan ganda, sehingga perlu dilakukan evaluasi untuk mendapatkan pilihan terbaik dari persepsi konsumen.

2.1.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Berikut ini merupakan tahap-tahap dalam langkah pengambilan keputusan pembelian menurut (Kotler dan Keller, 2016) adalah sebagai berikut:

(8)

16 1. Pengenalan masalah dimulai dengan calon konsumen mengetahui adanya masalah dan kebutuhan. Kebutuhan itu dapat oleh tindakan rangsangan dari internal atau dari external pembeli.

2. Pencarian informasi diawali ketika konsumen merasa atas kebutuhannya selalu didorong untuk melakukan pencarian informasi tentang produk dan jasa yang konsumen inginkan, mereka dapat mencari informasi dan memperoleh informasi dari berbagai macam sumber yang ada, seperti:

a. Sumber internal yaitu berasal dari kerabat, teman, dan tetangga

b. Sumber komersial yaitu berasal dari iklan produk, kemasan, dan penjual c. Sumber terbuka yaitu berasal dari media dan organisasi

d. Sumber pengalaman yaitu berasal dari pengalaman dalam menggunakan produk tersebut sebelumnya.

3. Evaluasi alternatif dalam proses ini tahap ini konsumen diarahkan kepada beberapa produk yang diinginkan, kemudian konsumen melakukan evaluasi terhadap produk mana yang akan dipilih yang sesuai dengan kebutuhan.

4. Keputusan pembelian pada proses ini ketika konsumen benar-benar memutuskan untuk memilih dan membeli produk yang diinginkan, tetapi ada dua faktor yang memengaruhi pada saat memilih, yaitu sikap pada orang lain dan kejelekan suatu produk.

5. Perilaku pasca pembelian pada tahap ini konsumen akan merasa puas atau tidak puas dari produk yang mereka pilih, dalam tahap ini akan menentukan konsumen dalam pembelian ulang.

(9)

17 2.1.3.3 Peranan Dalam Keputusan Pembelian

Berikut ini terdapat lima peranan dalam pembelian adalah sebagai berikut (Tjiptono, 2008):

1. Initiator (pemrakarsa) merupakan individu yang memunculkan dan menciptakan ide pertama kali untuk membeli produk dan layanan.

2. Influencer (memberi pengaruh) merupakan individu yang menyampaikan pandangan, nasihat, atau pendapatnya dan sangat memengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian.

3. Decider (pengambil keputusan), setiap orang yang harus bisa menentukan menentukan keputusan pembelian, misalnya apakah jadi atau tidaknya membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau di mana belinya.

4. Buyer (pembeli), individu yang melaksanakan pembelian ketika sudah menentukan sikap dalam pengambilan keputusan.

5. User (pemakai), merupakan individu pengguna dalam menggunakan produk atau jasa.

2.1.3.4 Indikator Keputusan Pembelian

Berikut ini merupakan lima proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen menurut (Kotler & Keller, 2016) adalah sebagai berikut:

1. Pilihan merek, konsumen mesti memilih merek mana yang akan dibeli, masing- masing merek mempunyai perbandingan, oleh karena itu perusahaan harus mampu membuat konsumen untuk memilih merek mereka.

(10)

18 2. Pilihan agen, dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen mesti menentukan agen mana yang harus dituju. Setiap konsumen berbeda dalam menentukan agen, yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti lokasi geografis, harga murah, persediaan lengkap, kenyamanan berbelanja, dan ruang yang luas.

3. Waktu pembelian, penentuan waktu pembelian calon konsumen harus bisa menentukan waktu ketika ingin membeli suatu produk yang mereka inginkan.

4. Jumlah pembelian, jumlah merupakan total dari banyak suatu produk yang akan dibeli atau diinginkan oleh konsumen. Bisa jadi terdapat lebih dari satu produk yang akan dibeli. Maka dari itu, setiap perusahaan harus mampu menyiapkan jumlah produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.

5. Jenis atau metode pembayaran, dalam menentukan keputusan pembelian Konsumen dapat memilih menggunakan jenis dari metode pembayaran yang akan dilakukan dalam keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk atau jasa sesuai dengan keinginan konsumen.

(11)

19 2.2 Tinjauan Pustaka

Posisi penelitian terhadap penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Metode

penelitian

Hasil penelitian Keterbatasan

1. ( Muharam dan Soliha, 2018)

Metode yang digunakan pada penelitian ini analisis data menggunakan regresi linear berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk yang lebih baik akan meningkatkan keputusan pembelian Honda Mobilio, variabel citra merek yang lebih baik akan meninggalkan kesan positif dan meningkatkan keputusan pembelian, dan konsumen dengan persepsi harga yang baik Persepsi harga yang terjangkau akan memengaruhi pembelian. Disimpulkan bahwa dalam penelitian ini kualitas produk, citra merek, dan harga yang dipersepsikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah responden yang kurang beragam karena sampel hanya diambil pada PT.

Istana Cendrawasih Motor Semarang.

2. (Azam dan Sukandani, 2020)

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk memengaruhi keputusan pembelian konsumen akan semakin puas dengan kualitas ponsel yang baik, artinya setiap nilai yang meningkatkan kualitas produk, kualitas produk merupakan inti dari kesuksesan bisnis perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan selalu

berkomitmen untuk meningkatkan kualitas produk, meningkatkan diskon harga dan meningkatkan aktivitas promosi, sehingga meningkatkan nilai keputusan pembelian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas produk, diskon harga dan kegiatan promosi juga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu kualitas produk, price discount dan promosi, sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel lain yang menjadi faktor dan memengaruhi keputusan pembelian yang belum

digunakan dalam penelitian ini.

(12)

20 3. (Sunarti

dan Chandra, 2019)

Metode penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk tidak berpengaruh karena konsumen menilai bahwa harga Smartphone Vivo tidak menjadi alasan utama mengapa konsumen melakukan pembelian Smartphone. Harga memengaruhi keputusan pembelian Smartphone Vivo, karena harga yang ditawarkan oleh Smartphone Vivo lebih murah dibandingkan Smartphone lainnya. Promosi akan memengaruhi keputusan pembelian Smartphone Vivo karena staf Vivo melakukan promosi yang menarik konsumen. Tempat berdampak pada keputusan pembelian Smartphone Vivo di Pekanbaru, dan sangat memengaruhi keputusan pembelian, karena Smartphone Vivo merupakan tempat yang banyak dilalui.

Penelitian ini dilakukan di kota pekanbaru dalam waktu tertentu, sehingga perlu dilakukan penelitian di masa mendatang

4. (Paratama dan sugiyono, 2020)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mie instan merek indomie, sehingga dengan semakin meningkatnya kualitas mi instan merek indomie maka

keputusan pembelian produk akan semakin tinggi. Harga juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian, oleh karena itu semakin terjangkau harga mie instan merk Indomie maka semakin tinggi pula keputusan pembelian mie instan merek Indomie. Promosi berdampak pada keputusan pembelian, sehingga semakin banyak promosi mie instan merek indomie maka semakin tinggi pula keputusannya.

Responden tidak luas, hanya beberapa dari mahasiswa sekolah tinggi ilmu ekonomi Indonesia (stiesia) surabaya

(13)

21 5. (Helsar, et

al, 2020)

Data dianalisis menggunakan analisis regresi berganda dengan sebelumnya dilakukan uji kualitas data mulai dari uji validitas, uji reliabilitas sampai dengan uji asumsi klasik.

Persepsi harga akan memengaruhi variabel keputusan pembelian pengguna Smartphone Xiaomi Persepsi harga merupakan faktor psikologis di semua aspek dan berpengaruh penting terhadap respon konsumen terhadap harga. Hal inilah yang menyebabkan persepsi harga menjadi alasan seseorang mengambil keputusan pembelian. Variabel integritas produk dan kualitas produk akan

memengaruhi variabel keputusan pembelian pengguna Smartphone Xiaomi, karena kualitas dan kategori produk yang diberikan oleh produk Xiaomi sangat baik yang dapat menentukan keputusan pembelian.

Penelitian dilakukan hanya pada

Mahasiswa Kampus Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan Bogor yang berlokasi di Kota Bogor sehingga diperlukan penelitian di masa yang akan datang

6. (Sumiyati dan Euis solihar, 2020)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda uji model

menggunakan uji F, Koefisien determinasi (R2) dan Uji hipotesis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, hal ini mengindikasi bahwa adanya pandangan yang baik terhadap kualitas produk Warunk Upnormal Semarang.

Persepsi harga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan hal ini mengindikasi bahwa adanya pandangan yang baik terhadap persepsi harga Warunk Upnormal Semarang, pengaruh yang positif dan signifikan lokasi terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini

mengindikasikan bahwa semakin strategis lokasi dan mudah dijangkau, akan meningkatkan keputusan pembelian.

Keterbatasan Penelitian ini mengambil responden yaitu pelanggan Warunk Upnormal Semarang.

Responden penelitian ini sebanyak 100 responden dan variabel bebas dibatasi pada faktor kualitas produk, persepsi harga dan lokasi. Sedangkan variabel terikat yaitu kepuasan pelanggan.

(14)

22 7. (Retnowula

n, 2017)

Pada penelitian ini

menggunakan validitas dan reliabilitas untuk mengukur instrumen penelitian dan analisis regresi berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh positif terhadap minat beli Smartphone Xiaomi yang artinya semakin tinggi kualitas akan menyebabkan semakin meningkatnya pula minat beli

Smartphone Xiaomi. Variabel persepsi harga menunjukan bahwa variabel persepsi harga berpengaruh positif terhadap minat beli Smartphone Xiaomi artinya semakin tinggi Persepsi akan menyebabkan semakin tinggi pengaruhnya terhadap minat beli Smartphone Xiaomi. Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk dan persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Smartphone xiaomi.

Keterbatasan pada penelitian ini hanya dilakukan pada siswa ASN BSI Jakarta yang terdiri dari 94 siswa sehingga diperlukan penelitian di masa yang akan datang

8. (Anwar, 2017)

Teknik analisis data

menggunakan uji reliabilitas, uji asumsi klasik, dan analisis regresi berganda

Persepsi harga tidak akan berdampak positif terhadap keputusan pembelian Smartphone, karena konsumen percaya bahwa harga Smartphone Oppo bukanlah alasan utama konsumen membeli

Smartphon Oppo. Konsumen meyakini bahwa kualitas produk Smartphone menjadi salah satu alasan mengapa konsumen membeli Smartphone Oppo.

Karena kualitas Oppo sangat tinggi, kualitas produk berdampak positif dan penting terhadap keputusan pembelian.

Pada penelitian ini jumlah responden yang terbatas dan ruang lingkupnya resmi OPPO yang beralamat di Sunggal kota Medan

(15)

23 9. (Cahyani,

et al,2017)

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal yang menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan menggunakan analisis regresi ordinal

Citra merek akan memengaruhi keputusan pembelian produk Pond's, karena selama produk tersebut laku di pasaran, produk Pond's akan

meninggalkan kesan yang baik bagi konsumen. Konsep harga akan memengaruhi keputusan pembelian produk Pond’s yaitu aspek persepsi harga yang digunakan dalam penelitian ini terjangkau, harga sesuai pendapatan, harga bersaing, harga sesuai kualitas dan harga akan berpengaruh pada pembelian konsumen. Dilihat dari kualitas

penelitian menunjukkan bahwa Pond's dapat memenuhi ekspektasi konsumen akan kualitas produk. Dengan

mempertahankan kualitas ini, dimungkinkan untuk membuat atau memengaruhi keputusan membeli konsumen

Keterbatasan pada penelitian ini hanya menggunakan beberapa responden dari pengguna produk pond’s

10. (Ahmad, et al,2017)

Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

Kualitas produk berdampak positif terhadap keputusan pembelian SGM Bunda di wilayah Tangerang Selatan.

Artinya semakin baik kualitas

produknya, semakin banyak keputusan untuk membeli ASI SGM, dan semakin rendah kualitas produknya maka semakin sedikit pula keputusan pembeliannya.

Kualitas pelayanan berpengaruh positif karena semakin baik pelayanan yang diberikan akan meningkatkan keputusan pembelian susu ibu SGM di wilayah Tangerang Selatan. Harga didasarkan pada nilai-nilai yang dapat dipahami dan diberi harga sesuai dengan harga yang terjangkau, dan keputusan untuk

membeli ASI akan meningkat; demikian pula, semakin mahal harganya, semakin sedikit keputusan pembelian.

Responden yang terbatas dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, kualitas layanan dan harga terhadap keputusan pembelian

(16)

24 Berdasarkan penelitian terdahulu pada Tabel 2.1 menemukan hasil penelitian bahwa persepsi harga konsumen sangat bergantung kepada harga, terutama waktu mereka membuat keputusan pembelian untuk membeli suatu produk, penilaian semakin baik persepsi harga oleh konsumen semakin tinggi pula pengaruhnya dalam menentukan keputusan pembelian. Konsumen juga tentunya akan mempertimbangkan kualitas produk dari suatu barang untuk dibeli, oleh sebab itu perusahaan yang mempunyai mutu kualitas produk yang unggul maka akan meningkatkan konsumen dalam menentukan keputusan pembelian karena konsumen merasa produk yang memiliki daya tahan, dan memiliki kinerja yang sesuai dengan kebutuhan konsumen akan memengaruhi terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi harga dan kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Smartphone Vivo di Lampung.

2.3 Pengembangan Hipotesis

Demi memperoleh fakta empiris apakah persepsi harga dan kualitas produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian, maka dibutuhkan beberapa hipotesis yang dapat digunakan dalam penelitian. Berikut adalah hipotesis yang akan digunakan:

2.3.1 Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Persepsi harga merupakan faktor yang sangat memengaruhi konsumen dari segi harga, konsumen adalah individu dengan karakteristik yang berbeda-beda, penilaian setiap konsumen terhadap produk atau jasa yang konsumen terima berbeda (Retnowulan, 2017). Persepsi konsumen atas harga bisa membuat pengaruh kepada

(17)

25 konsumen untuk keputusan mereka dalam membeli produk, sehingga perusahaan harus dapat membuat persepsi yang baik tentang produk atau jasa yang mereka jual.

Penelitian yang dilakukan oleh (Muharam dan Soliha, 2017) membuktikan bahwa persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini tentu menguatkan pandangan bahwa persepsi harga dari konsumen yang didasarkan pada kualitas dan manfaat yang diberikan suatu produk sesuai akan harapan, maka persepsi harga akan memengaruhi keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh (Hakim dan Saragih, 2019) membuktikan bahwa persepsi harga secara individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1= Persepsi harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Smartphone Vivo di Lampung.

2.3.2 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Kualitas produk yang tinggi yang dimiliki oleh suatu produk secara langsung dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan keinginan konsumen bahkan dapat melebihi apa yang diinginkan oleh konsumen oleh sebab itu kualitas produk dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen (Sumiyati, 2020). Meningkatkan dan mempertahankan kualitas produk merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan, dengan begitu dapat memengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Hal ini didukung oleh penelitian (Purba, 2019) membuktikan bahwa kualitas produk secara individu berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

(18)

26 H2= Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Smartphone

Vivo di Lampung.

2.3.3 Pengaruh Persepsi Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Persepsi harga dan kualitas produk sangat penting dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen. Guna meningkatkan keputusan pembelian, perusahaan harus mampu meningkatkan pemahamannya terhadap harga dan kualitas produk yang ditawarkan, serta selalu berusaha untuk memperbaikinya. Hal ini menjadikan persepsi harga dan kualitas produk menjadi faktor dalam pengambilan keputusan pembelian. Hal ini didukung oleh penelitian (Helsar dan Setiawan, 2020) mendapatkan fakta bahwa persepsi harga, gaya dan kualitas produk juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh (Anwar, 2017) membuktikan bahwa persepsi harga dan kualitas produk secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3= persepsi harga dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Smartphone Vivo di Lampung.

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran merupakan suatu hubungan antar variabel yang telah dikembangkan dari perumusan masalah, kerangka pemikiran menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, maka pada penelitian ini variabel bebas (independen) yaitu

(19)

27 persepsi harga (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap variabel terikat (dependen) yaitu keputusan pembelian (y) yang dilakukan konsumen.

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Persepsi

harga (X1)

Kualitas produk (X2)

Keputusan Pembelian (Y)

Referensi

Dokumen terkait

The results showed that the combination of insecticides and organic adjuvants did not have a nega- tive impact on mustard growth, as evinced by the absence of