• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN HASIL BELAJAR FIQIH DI MTS WALI SONGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KORELASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN HASIL BELAJAR FIQIH DI MTS WALI SONGO "

Copied!
109
0
0

Teks penuh

Penelitian ini dilakukan peneliti dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII MTs Wali Songo. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara kompetensi profesional guru dengan hasil belajar Fiqih siswa kelas VIII MTs Wali Songo. Hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kompetensi profesional guru dengan hasil belajar Fiqh siswa kelas VIII MTs Wali Songo.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan erat antara kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa kelas VIII. ke kelas Fiqh di MTs Wali Songo. Oleh karena itu, kompetensi profesional guru tidak menunjang tercapainya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Fiqh di MTs Wali Songo. Kompetensi profesional guru fiqih MTs Wali Songo kurang mendukung tercapainya hasil belajar siswa yang baik.

Hasil belajar Fiqih siswa kelas VIII MTs Wali Songo tergolong kurang baik atau rendah. Rumusan masalah yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara kompetensi profesional guru dengan hasil belajar Fiqh siswa kelas VIII MTs Wali Songo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kompetensi profesional guru dengan hasil belajar fiqih siswa kelas VIII MTs Wali Songo.

Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa kelas VIII Fiqh MT Wali Songo. Jaringan Angket Kompetensi Profesional Guru dengan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII MTs Wali Songo. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa kelas VIII Fiqh MT Wali Songo.

Setelah mengumpulkan data kompetensi profesional guru dan hasil belajar kelas VIII Fiqh MTs Wali Songo, data tersebut kemudian dianalisis. Koefisien korelasi kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII MTs Wali Songo. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat hubungan antara kompetensi profesional guru dengan hasil belajar Fiqh siswa kelas VIII MTs Wali Songo.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa korelasi antara kompetensi profesional guru dengan hasil belajar Fiqh siswa kelas VIII MTs Wali Songo mempunyai korelasi yang kuat. Jadi dapat diketahui terdapat hubungan antara kompetensi profesional guru dengan hasil belajar Fiqh siswa kelas VIII MTs Wali Songo. Terdapat hubungan positif antara kompetensi profesional guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII MTs Wali Songo.

Hubungan Kompetensi Profesional Guru Dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa VIII. kelas di SMP Negeri 1 Kibang.

Tabel di atas menunjukkan bahwa, dari 32 siswa terdapat 6 siswa yang  mendapat  kriteria  sangat  baik  dengan  presentase  18,75%,  8  siswa  mendapat  kriteria baik dengan presentase 25%, 8 siswa mendapat kriteria cukup dengan  presentase 31,25%, dan 10
Tabel di atas menunjukkan bahwa, dari 32 siswa terdapat 6 siswa yang mendapat kriteria sangat baik dengan presentase 18,75%, 8 siswa mendapat kriteria baik dengan presentase 25%, 8 siswa mendapat kriteria cukup dengan presentase 31,25%, dan 10

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

  • Kriteria Hasil Belajar
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Kompetensi Profesional Guru

  • Pengertian Kompetensi Profesional Guru
  • Syarat-Syarat Kompetensi Profesional Guru
  • Komponen-Komponen Kompetensi Profesional Guru

Korelasi Kompetensi Profesional Guru dengan Hasil Belajar

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

Definisi Operasional Variabel

Variabel bebas yang penulis yakini adalah kompetensi profesional guru, yaitu penguasaan suatu tugas belajar mengajar berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dimiliki seorang guru guna menunjang keberhasilan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dia lakukan. dia mengurusnya. keluar. Mampu menguasai materi, struktur, konsep dan pemikiran ilmiah yang mendasari mata pelajaran yang diajarkan Penulis akan mengetahui kompetensi profesional guru dengan mengukurnya menggunakan angket yang diberikan kepada siswa di MTs Wali Songo Kec.

Variabel terikat yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa, yaitu sesuatu yang diperoleh siswa melalui proses usaha dan refleksi berupa pengetahuan, penguasaan, dan keterampilan dasar yang tercermin dalam perubahan perilaku siswa. Penulis akan mengetahui data tentang hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqh dengan melihat nilai dari ijazah atau hasil UAS semester genap 2020/2021 yang tercantum pada buku atau jadwal siswa.

Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Sampel merupakan perwakilan dari populasi yang akan dijadikan subjek penelitian.38 Dasar pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah apabila subjeknya kurang dari 100, maka akan lebih baik jika diambil secara keseluruhan, sehingga penelitiannya dapat terlaksana dengan baik. berbasis populasi, namun jika jumlah subjek lebih banyak, dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.39. Berdasarkan definisi di atas dan mengingat populasi dalam penelitian ini lebih dari 100 yaitu 197 siswa, maka penulis mengambil 15%. Teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi yang ada.40 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proporsional stratified random sampling.

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan mengambil sampel sebesar 15% pada setiap kelas dengan jumlah yang sama yaitu 5 siswa dari kelas VIII A sampai kelas VIII F. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 30 siswa. . .

Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner langsung adalah kuesioner yang disampaikan langsung kepada individu yang dimintai informasi tentang dirinya. Kuesioner tidak langsung adalah dimana seseorang diberikan daftar pertanyaan untuk dijawab tentang kehidupan psikolog orang lain. Setiap item pertanyaan terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah.

Setiap jawaban mempunyai bobot masing-masing pilihan, yaitu jika memilih tepat berarti empat poin, jika sering memilih berarti tiga poin, jika memilih kadang-kadang berarti dua poin, dan jika memilih tidak pernah berarti satu poin. Kuesioner ini ditujukan kepada siswa dan akan penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai kompetensi profesional guru Fiqh di MTs Wali Songo Bumiratu Nuban, Lampung Tengah. Persepsi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan penyaringan dan pengujian terhadap item-item instrumen yang dibuat oleh peneliti untuk mengetahui validitas (reliabilitas) dan reliabilitas (akurasi/stabilitas). Pertanyaan yang terjawab validitasnya adalah sejauh mana butir soal tes mencakup seluruh wilayah isi objek yang akan diukur.45 Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus Product Moment untuk menentukan keabsahan data.

Teknik Analisis Data

Madrasah Wali Songo Tsanawiyah berdiri pada tahun 1992 di Desa Sukajadi, Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah. Satuan pendidikan yang pertama kali didirikan di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Wali Songo adalah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), kemudian Madrasah Ibtida’iyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) kemudian pada tahun 2015 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) didirikan. MTs Wali Songo didirikan pada tahun 1992 dan mulai digunakan untuk kegiatan belajar mengajar pada tahun 1992, MTs Wali Songo disahkan keberadaannya oleh kepala daerah Departemen Agama berdasarkan piagam pendirian Madrasah Swasta No.WH/ 6/PP tanggal 19 Agustus 1992 dan penggunaannya diresmikan oleh kepala bagian pelatihan perguruan tinggi agama Islam Dr. H. Umar Colil.

Kegiatan belajar mengajar di MTs Wali Songo angkatan pertama dilaksanakan di MI Wali Songo selama 1 tahun. MTs Wali Songo berubah statusnya dari terdaftar menjadi diakui berdasarkan keputusan kantor departemen agama provinsi lampung pada tanggal 13 Agustus 2001. Di MTs Wali Songo tidak disediakan proyektor, oleh karena itu guru tidak dapat mengembangkan bahan pelajaran dengan menggunakan PPT dan hanya mengandalkan buku .

Oleh karena itu, cukup beralasan mengenai pentingnya kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar siswa. Koefisien korelasi kompetensi profesional guru dengan hasil belajar Fiqih mempunyai nilai sebesar 0,627 berada diantara kisaran koefisien tersebut dengan deskripsi mempunyai tingkat hubungan yang kuat.

Tabel Bantu Perhitungan Validitas Angket Kompetensi Profesional  Guru
Tabel Bantu Perhitungan Validitas Angket Kompetensi Profesional Guru

Gambar

Tabel di atas menunjukkan bahwa, dari 32 siswa terdapat 6 siswa yang  mendapat  kriteria  sangat  baik  dengan  presentase  18,75%,  8  siswa  mendapat  kriteria baik dengan presentase 25%, 8 siswa mendapat kriteria cukup dengan  presentase 31,25%, dan 10
Tabel 2.1  Kriteria Hasil Belajar
Tabel Bantu Perhitungan Validitas Angket Kompetensi Profesional  Guru
Tabel Kerja Perhitungan Reliabilitas  Angket Kompetensi Profesional Guru
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh pelatihan dan pengembangan karir terhadap kinerja karyawan di Badan

Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan studi tentang faktor penyebab terjadinya kecelakaan yang terjadi di jalan Yos Sudarso kota Pekanbaru, di luar faktor manusia dan