• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS RIAU 2010 - ADOC.PUB

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS RIAU 2010 - ADOC.PUB"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Pendekatan pengajaran yang digunakan guru kurang variatif, dalam artian guru menggunakan ceramah tanpa disertai pendekatan lain, sehingga tidak dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Minat dan motivasi siswa dalam belajar biologi rendah, misalnya pada saat siswa banyak tidur dan pendiam.

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XII. kelas di SMAN 2 Siak Hulu Riau. Apakah ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional dan kontekstual setelah disesuaikan dengan potensi perbedaan motivasi belajar.

Tujuan Penelitian

Apakah motivasi berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XII SMAN 2 Siak Hulu Riau.

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Hasil Belajar Biologi

Tujuannya untuk mendapatkan gambaran tentang daya serap anak untuk meningkatkan prestasi belajar anak. hasil tes subsumatif ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor. Pada prinsipnya semua komponen di atas saling berkaitan dan masih banyak hal lain yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dan hasil belajar.

Motivasi Belajar

Motivasi belajar yang tinggi akan menjamin semangat dan kegairahan dalam belajar, sehingga menimbulkan semangat dalam melakukan kegiatan belajar. Hal ini harus diketahui, agar guru selalu dapat mengetahui keadaan siswanya dan diharapkan segera mengambil tindakan jika siswa terlihat tidak termotivasi dalam belajar.

Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan materi yang diajarkannya dengan situasi kehidupan nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Berdasarkan pendapat berbagai ahli di atas, dapat dipahami bahwa pendekatan kontekstual adalah (Contextual Teaching).

Penelitian yang Relevan

Berdasarkan pandangan pendekatan di atas, pendekatan ini mengutamakan guru yang mengajar. Guru dalam pengembangan pelajaran hanya menggunakan alat dan metode seadanya, seperti menggunakan papan tulis biasa (black and white board). Penelitian tentang pengaruh penggunaan media tape terhadap hasil belajar musik siswa sekolah dasar (studi eksperimen di SD Pertiwi Padang), menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan media tape memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan media tape.

Penelitian telah menunjukkan bahwa siswa menggunakan kemampuan membaca dan motivasi belajar sebagai dua faktor penting yang tidak dapat dipisahkan untuk meningkatkan hasil belajar (Gusneti, 1997). Pada penelitian sebelumnya, beberapa peneliti telah berusaha melakukan penelitian terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut di atas. Dalam hal ini, peneliti mencoba menyelidiki pengaruh pendekatan kontekstual terhadap motivasi hasil belajar siswa.

Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran diusahakan menurut teori motivasi dengan memfasilitasi kebutuhan belajar siswa, dimana sukses tidaknya ditentukan oleh faktor internal, terutama kemampuan untuk mengerahkan usaha yang besar (Abizar, 1997). Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan konvensional akan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan (UTL) mata pelajaran IPA (Biologi) untuk SMA. Namun dalam pendekatan kontekstual ini tercipta kondisi agar siswa bersemangat dalam belajar, karena dalam pendekatan pembelajaran kontekstual ini lebih ditujukan kepada kehidupan sehari-hari anak di lingkungannya.

Pada pendekatan konvensional (ceramah) bagi siswa yang memiliki motivasi awal yang tinggi juga memberikan pengaruh yang baik karena siswa memiliki keinginan yang kuat untuk mencari sendiri penyelesaian masalah secara mandiri, mereka lebih aktif bertanya kepada guru. Namun bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, pendekatan konvensional ini akan membuat pembelajaran menjadi sangat membosankan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka proses pembelajaran pada penelitian ini akan dibagi menjadi dua yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual sebagai kelas eksperimen dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional sebagai kelas kontrol.

Hipotesis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti membandingkan hasil kegiatan yang dilakukan pada dua kelompok yang diberi perlakuan berbeda yaitu satu kelompok diberi perlakuan (sebagai kelompok eksperimen) dan kelompok lainnya tidak diberi perlakuan (sebagai kelompok kontrol). Pada penelitian ini kelas eksperimen diberikan perlakuan pengajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan kelas kontrol diberikan pendekatan konvensional. Setelah itu, kedua kelompok diberikan posttest dengan instrumen yang sama untuk menguji perbedaan secara statistik.

Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa karakteristik lingkungan sekolah sudah familiar dan mudah dimasuki peneliti karena peneliti merupakan bagian dari tenaga pengajar di sekolah tersebut.

Populasi dan Sampel

Berikut uraian data penelitian tentang motivasi belajar dan hasil belajar siswa dari dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji signifikansi perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan kontekstual dan pendekatan konvensional setelah disesuaikan dengan potensi perbedaan motivasi belajar. Artinya pengaruh faktor pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar tidak tergantung pada faktor motivasi belajar siswa.

Setelah dilakukan penyesuaian terhadap perbedaan motivasi siswa, ternyata tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan kontekstual dan siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XII SMAN 2 Siak Riau. Artinya pengaruh faktor pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar tidak tergantung pada motivasi belajar siswa.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Defenisi Operasional

Variabel Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Instrumen Penelitian

Soal yang terlalu mudah tidak mendorong siswa untuk bekerja lebih giat dalam menyelesaikannya, sehingga tidak terjadi peningkatan hasil belajar. Sebaliknya, soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak semangat untuk mencoba lagi karena tidak mungkin tercapai (Suharsimi, 2006: 207). BA : Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Suharsimi.

Perolehan item yang valid dilakukan dengan mencari korelasi antara skor item instrumen dengan skor total. Selain validitas di atas, perlu dilakukan validitas item, yaitu suatu item diyakini valid jika memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Jika nilai koefisien korelasi (skor r) setiap item dengan skor total lebih besar dan sama dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi (a = 0,05, maka skor instrumen item dinyatakan valid.

Desain Penelitian

Dalam hal ini kami cek terlebih dahulu kemungkinan adanya perbedaan motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual.

Teknik Analisis Data

Kriteria pengujiannya adalah F hitung ≥ tabel berarti kelompok data dinyatakan tidak homogen dan jika F ≤ F tabel berarti kelompok data dinyatakan homogen (Riduan yang dapat dilihat pada lampiran halaman 135. Hasil perhitungan dengan bantuan program pengolahan data statistik SPSS dapat dilihat pada lampiran di halaman 137 -140.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Data

Dari histogram di atas terlihat bahwa frekuensi data motivasi belajar pada kelas eksperimen cenderung berdistribusi normal. Dimana frekuensi maksimum berada di tengah interval kelas yaitu (10) dan terus menurun hingga kelas interval awal dan akhir memiliki frekuensi terkecil yaitu 2 dan 3. 2) Deskripsi data motivasi siswa secara keseluruhan di kelas kontrol. Dari histogram dan poligon di atas terlihat bahwa frekuensi data motivasi belajar pada kelas kontrol cenderung berdistribusi normal.

Histogram dan poligon di atas menunjukkan bahwa frekuensi hasil belajar eksperimen kelas berdistribusi normal. Histogram dan poligon di atas menunjukkan bahwa frekuensi data hasil belajar siswa kelas kontrol berdistribusi normal. Dimana frekuensi terbesar berada di tengah interval kelas yaitu (12), dan terus menurun hingga interval kelas awal dan akhir memiliki frekuensi terkecil yaitu 1.

Grafik .4.1.   Histogram Frekuensi Motivasi Belajar Siswa          Kelas  Eksperimen
Grafik .4.1. Histogram Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Pengujian Syarat Analisis

Kedua data di atas hasil uji normalitas untuk kelas eksperimen secara keseluruhan baik motivasi belajar maupun hasil belajar menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena jumlah X2 < X2 tabel pada taraf alpha 0,05. Kedua data di atas hasil uji normalitas untuk kelas eksperimen secara keseluruhan baik motivasi belajar maupun hasil belajar menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena jumlah X2 < X2 tabel pada taraf alpha 0,05. Homogenitas dilakukan dengan menggunakan analisis varian (Uji F), yaitu analisis perbandingan antara varian terbesar dan terkecil.

Hasil pengujian homogenitas motivasi belajar dan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol baik secara keseluruhan siswa bermotivasi tinggi dan bermotivasi rendah menunjukkan data yang homogen, karena f-number lebih kecil dari f-tabel yang berarti homogen. data.

Tabel 4.11  Motivasi Belajar Siswa secara Keseluruhan
Tabel 4.11 Motivasi Belajar Siswa secara Keseluruhan

Pengujian Hipotesis

Hal ini menunjukkan bahwa setelah disesuaikan dengan perbedaan rata-rata motivasi, ternyata tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang diajarkan oleh kedua pendekatan tersebut. Artinya pendekatan kontekstual ditemukan tidak lebih baik dari pendekatan konvensional ditinjau dari hasil belajar pada siswa kelas XII Biologi SMA Negeri 2 Siak Riau. Dari keseluruhan hasil analisis di atas terlihat bahwa hipotesis dibaca sedemikian rupa sehingga diperhitungkan kemungkinan adanya perbedaan motivasi belajar.

Tabel 4.14. Perbedaan rata-rata Haisl Belajar Sebelum dan Sesudah  Penyesuaian
Tabel 4.14. Perbedaan rata-rata Haisl Belajar Sebelum dan Sesudah Penyesuaian

Pembahasan

Artinya masing-masing faktor (pendekatan dan motivasi) tidak saling bergantung dan mempengaruhi satu sama lain, hal ini menunjukkan bahwa kedua faktor (metode dan motivasi) tersebut memiliki sikap tersendiri terhadap hasil belajar. Motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar Motivasi siswa berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XII SMAN 2 Siak Hulu Riau. Hal ini terlihat pada peningkatan hasil belajar antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah, baik yang diajar dengan pendekatan kontekstual maupun dengan pendekatan konvensional.

Pendekatan kontekstual tidak lebih baik dari pendekatan konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XII SMA Negeri 2 Siak Riau. Selain itu, hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh situasi dan kondisi siswa saat menghadapi ujian. Dengan demikian dapat digambarkan bahwa pendekatan kontekstual tidak lebih baik dari pendekatan konvensional ditinjau dari hasil belajar biologi siswa kelas XII SMA Negeri 2 Siak Riau.

Keterbatasan Penelitian

Artinya, terlihat bahwa pendekatan kontekstual tidak lebih baik dari pendekatan konvensional terhadap hasil belajar biologi kelas XII SMA Negeri 2 Siak. Oleh karena itu, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa agar siswa berhasil dalam belajar. Berdasarkan tahapan siklus krebs, siswa menyimpulkan makna siklus krebs dilihat dari zat yang masuk, hasil dan tempat berlangsungnya.

Guru bersama siswa dan guru mendiskusikan pengikatan energi sinar matahari pada reaksi terang fotosintesis dan hasilnya. Siswa dan guru menyimpulkan perbedaan reaksi respirasi aerob dan anaerob dilihat dari ATP yang dihasilkan. Siswa dan guru melengkapi perbandingan jumlah energi yang dihasilkan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Implikasi

Agar hasil belajar siswa menjadi baik, maka diharapkan guru mampu memotivasi siswa untuk belajar dan memilih pendekatan yang tepat. Selain itu, hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak cukup bukti bahwa pendekatan kontekstual lebih baik daripada pendekatan konvensional. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran, guru harus lebih memperhatikan karakteristik siswa dan tujuan mata pelajaran pada saat memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran.

Saran

  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
  • Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian
  • Hasil Ujicoba Instrumen
  • Data Mentah Hasil Penelitian
  • Uji Normalitas
  • Uji Homogenitas
  • Uji Regresi Berganda
  • Uji Hipotesis
  • Surat Izin Penelitian

Guru bersama siswa dan guru mendiskusikan contoh reaksi fotosintesis dan kemosintesis sebagai contoh reaksi anabolik. Guru dan siswa menyimpulkan bahwa perbedaan reaksi respirasi aerob dan anaerob dapat dilihat dari ATP yang dihasilkan. Guru dan siswa melengkapi perbandingan jumlah energi yang dihasilkan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

Gambar

Tabel  3.1. Jumlah Siswa Kelas XII IPA SMAN 2 Siak Hulu                   Kampar Riau
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.3.  Rangkuman Hasil Analisis Uji Validitas Butir Instrumen  Variabel Indikator  Jlh
Grafik .4.1.   Histogram Frekuensi Motivasi Belajar Siswa          Kelas  Eksperimen
+6

Referensi

Dokumen terkait

ISBN: 978-602-60885-1-2 Proceeding National Conference Psikologi UMG 2018 Self-Esteem Dan Resiliensi Akademik Mahasiswa Ima Fitri Sholichah, S.Psi., M.A1, Andi Nadira Paulana2,