BAB II. KAJIAN PUSTAKA
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dgunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur pengetahuan biologi siswa disusun berdasarkan rencana pembelajaran biologi kelas XII SMA. Tes ini dikembangkan melalui kisi- kisi yang sesuai dengan ruang lingkup materi pokok biologi. Tes ini disusun berbentuk tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Sebelum tes diberikan pada siswa sebagai sampel penelitian maka dilakukan uji coba di kelas yang lain.
Jumlah soal yang diujicobakan masing-masing sebanyak 25 butir soal. Kemudian hasilnya dilakukan taraf kesukaran, daya beda dan reliabilitas tes.
1. Uji Reliabilitas Soal
Reliabilits berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Uji reliabilitas yang digunakan tes untuk hasil belajar adalah dengan rumus yang dikemukakan oleh kuder dan Richardson yaitu K-R 20 sedangkan untuk motivasi belajar digunakan rumus Alpha:
k s2 - Σ pq r11 =
k – 1 s2
Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan p : proporsi peserta tes menjawab benar
q : proporsi peserta tes menjawab salah (q=1-p) Σ pq : jumlah perkalian p dan 1
k : banyaknya item s : standar deviasi dari tes
(Sumarna, 2004:114)
Harga r hitung dapat dirujuk ke tabel harga kritik r product moment.
Jika r hitung lebih besar harga kritik dalam tabel maka item tersebut reliabel. Jika r hitung lebih kecil harga kritik dalam tabel maka item tersebut tidak reliabel.
2. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran digunakan untuk tes biologi yang berikan kepada siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sehingga tidak nampak peningkatan dalam pemeroleh pelajaran. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjdi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Suharsimi, 2006:207).
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuai soal tersebut indeks kesukaran biasanya antara 0,00 sampai dengan1,00. Rumus Indeks kesukaran:
B P = JS Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab benar JS : jumlah seluruh siswa pesert tes
Klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:
0,00 - 0,30 soal tergolong sukar 0,30 - 0,70 soal tergolong sedang 0,70 - 1,00 soal tergolong mudah (Suharsimi, 2006:208-210)
Hasil perhitungan dapat dilihat pada hasil ujicoba instrumen lampiran V halaman 119.
3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Rumus daya pembeda:
BA BA D = - = PA - PB JA JA
Keterangan:
D : Daya pembeda J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Suharsimi, 2006:213-214)
Klasifikasi daya pembeda soal sebagai berikut:
D : 0,00 – 0,20 adalah jelek D : 0,20 – 0,40 adalah cukup
D : 0,40 – 0,70 adalah baik D : 0,70 – 1,00 adalah baik sekali
D : negatif, semuanya tidak baik. (Suharsimi, 2006:218).
Dalam analisis ditetapkan bahwa soal yang jelek-mudah dibuang dan soal sulit-jelek dibuang. Hasil anaklisis diperoleh ada tiga soal yang dibuang.
Hasil perhitungan dapat dilihat pada hasil ujicoba instrumen lampiran IV halaman 116-117. Namun, soal itu diperbaiki dan akhirnya ditetapkan soal menjadi 25 butir.
Sedangkan instrumen non tes digunakan untuk melihat motivasi belajar siswa. Instrumen non tes yang digunakan berupa angket. Butir angket tentang motivasi yang digunakan adalah model skala likert dengan alternatif jawaban terdiri dari lima kategori yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R) dan tidak setuju (TS) serta sangat tidak setuju (STS).
Angket disusun berdasarkan pendapat para ahli untuk mendapatkan indikator-indikator, kemudian dirumuskan menjadi butir-butir item.
Selanjutnya dilakukan ujicoba untuk menguji validitas dan reabillitas instrumen. Kisi-kisi instrumen angket untuk motivasi sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Item
Nomor Motivasi
Belajar
1. Ketekunan Belajar
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan 3. Minat dan ketajaman perhatian dalam
belajar
4. Keinginan untuk berpestasi
1 – 9 10 – 5 16 – 26 27 – 35
4. Uji Validasi Instrumen
Validitas angket motivasi belajar dilihat berdasarkan pada validasi konstruk, tujuannya untuk mengetahui apakah butir-butir pernyataan instrumen telah sesuai dengan konstruk teori. Untuk mengetahui caliditas instrumen motivasi belajar dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pembuatan instrumen yang mengacu kepada teori-teori yang telah dibahas dalam kajian teori (construct validity)
b. Hasil uji coba instrumen akan dikonsultasikan kepada kedua pembimbing dan dilakukan perbaikan (expert validity)
c. Memperoleh butir yang valid dilakukan dengan mencari korelasi antar skor butir-butir instrumen dengan skor total. Untuk ini dicari dengan menggunakan rumus korelasi product moment
Uji validitas instrumen tes mencakup: (1) validitas isi (content validity) yaitu sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan, (2) validitas konstruksi (constract validity) yaitu sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebut indikator pembelajaran (Suharsimi, 2006:67). Selain validitas di atas perlu dilakukan validitas butir soal yaitu sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.Validitas yang
tinggi jika skor item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi produk moment sebagai berikut:
( )( )
{
.∑
2.∑
−( ) ∑
−2∑ } {
.∑ ∑
2−( ) ∑
2}
=
Y Y
N X X
N
Y X XY rxy N
(Suharsimi, 2006: 2006:78)
Keterangan:
rXY : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : jumlah peserta tes
ΣX : jumlah skor item ΣY : jumlah skor total peserta
Kriteria pengujian analisis ini menurut (Sudjana, 1982:368) adalah sebagai berikut:
Jika nilai koefisien korelasi (rhitung) skor tiap butir dengan skor total lebih besar dan sama dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi (a = 0,05, maka butir pernyataan instrumen dinyatakan valid. Sementara, jika nilai koefisien korelasi (rhitung) skor tiap butir dengan skor total lebih kecil dari nilai rtabel pada taraf signifikan (a = 0,05), maka butir pernyataan instrumen dinyatakan tidak valid atau gugur.
Harga r hitung dapat dirujuk ke tabel harga kritik r product moment, sehingga untuk n=35 diperoleh rhitung = 0,334. Dengan demikian, hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran Ujicoba Penelitian halaman 119 dengan rangkuman sebagai berikut:
Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Analisis Uji Validitas Butir Instrumen Variabel Indikator Jlh
butir
Item Nomor
Jumlah butir valid Motivasi
Belajar
1. Ketekunan Belajar 2. Ulet dalam meng-
hadapi kesulitan
3. Minat dan
ketajaman
perhatian dalam belajar
4. Keinginan untuk berpestasi
9 6
11
9
1 – 9 10 – 15
16 – 26
27 – 35
7 butir 5 butir
10 butir
8 butir
35 30 butir
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 35 butir pernyataan tentang motivasi belajar, yang valid hanya 30 butir. Butir tidak valid sebanyak 5 butir yakni butir nomor 4, 6,11, 22 dan 27, dimana msing- masing nilanya adalah 0,243; 0,328; 0,173; 0,324; dan 0,264. Kelima nilai tersebut berada di bawah nilai r untuk n = 35 yaitu 0,334. Sesuai dengan kriteria, berarti kelima item tersebut gugur. Item yang gugur diperbaiki yang akhirnya hanya dua item yang gugur, sehingga angket motivasi belajar siswa menjadi 33 butir.
4. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilits berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu item dikatakan reliabel apbila hasilny menunjukkan derajat kebebasan,
ketepatan atau keajegan. Dengan kata lain, jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu berlainan, maka setiap siswa akan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk menentukan reabilitas tes digunakan rumus Aplha (Suharsimi, 2003: 109) sebagai berikut:
n Σ σb
r11 = 1 -
n – 1 Σ σt
Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan n : banyak peserta tes
σb : varians butir σt : varians total
Harga r hitung dapat dirujuk ke tabel harga kritik r product moment.
Jika r hitung lebih besar harga kritik dalam tabel maka item tersebut reliabel. Jika r hitung lebih kecil harga kritik dalam tabel maka item tersebut tidak reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada lampiran IV halaman 120-121 diperoleh rhitung = 0,901. Dengan demikian rhitung > rtabel (0,901 > 0,334) yang berarti item reliabel.