Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur. Proposal/hasil laporan tugas akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur. Ernani Setyawati, SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur yang telah memberikan kesempatan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
Latar Belakang
Pelayanan kebidanan komprehensif merupakan pelayanan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir sampai dengan keluarga berencana. Asuhan kebidanan ini diberikan sebagai wujud pelaksanaan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien dan merupakan upaya penurunan AKI dan AKB (Saifuddin, 2010). Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada “wanita” mulai dari kehamilan hingga KB di wilayah kerja Puskesmas Graha Indah Balikpapan pada tahun 2019.
Rumusan Masalah
Tujuan
Melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil Ny. S dengan menggunakan pendekatan manajemen dan terdokumentasi dalam bentuk SOAP. Melakukan asuhan obstetri komprehensif pada ibu nifas Ny. S dengan pendekatan manajemen dan terdokumentasi dalam bentuk SOAP. Melakukan asuhan obstetri komprehensif pada bayi baru lahir Ny. S dengan menggunakan pendekatan manajemen dan terdokumentasi dalam bentuk SOAP.
Manfaat
Melaksanakan asuhan kebidanan KB secara komprehensif pada Ny. S menggunakan pendekatan manajemen dan terdokumentasi dalam bentuk SOAP. Hasil penulisan yang dilakukan pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan lebih lanjut pengetahuan komprehensif tentang kebidanan dan asuhannya. Bagi penulis, dimungkinkan untuk mempraktekkan langsung teori yang diperoleh dalam pemberian asuhan kebidanan komprehensif.
Ruang Lingkup
SUBJEKTIF DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN STUDI KASUSKASUS
TINJAUAN KASUS BAB V PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
Konsep Dasar Manajemen Kebidanan
Pelayanan kebidanan komprehensif adalah pelayanan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir sampai dengan keluarga berencana (Saifuddin, 2010). Nomenklatur diagnosis obstetri adalah sistem nama yang telah diklasifikasikan dan diakui serta divalidasi oleh profesi, digunakan untuk menegakkan diagnosis guna memudahkan pengambilan keputusan. Tata nama tanah modern digunakan untuk membuat diagnosis, sehingga memudahkan pengambilan keputusan Tata nama tanah modern adalah sistem nama yang diklasifikasikan dan diakui serta divalidasi oleh profesi.
Konsep Dasar Teori Asuhan Kebidanan
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu hamil, bukan untuk meningkatkan kadar hemoglobin. Perasaan gugup dan gugup saat proses persalinan dapat menimbulkan kerugian bagi ibu hamil. Hb sangat penting bagi ibu hamil yang akan melahirkan, karena pada saat melahirkan, ibu hamil bisa saja mengeluarkan banyak darah (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Selain itu, karena kebutuhan energi dan zat gizi lain pada ibu hamil meningkat, maka jumlah konsumsi makanannya juga harus meningkat. Makanannya berupa biskuit yang diberikan sebulan sekali dan dilakukan observasi hingga ibu hamil penderita CEK tersebut sembuh. Penggantian hanya sekedar penambah makanan yang dikonsumsi ibu hamil sehari-hari, bukan sebagai pengganti makanan pokok (Yuliastuti, 2014).
Jika asupan makanan pada masa kehamilan tidak tercukupi, dapat mengakibatkan kekurangan gizi sehingga ibu hamil mengalami masalah. Malnutrisi pada ibu hamil dapat menimbulkan risiko dan komplikasi pada ibu hamil, antara lain anemia yang dapat menyebabkan perdarahan pasca melahirkan, gagal mencapai berat badan normal, dan infeksi. Perubahan hormonal yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan hormonal pada wanita yang sedang mengalami siklus menstruasi, perubahan hormonal yang terjadi tidak selalu mempengaruhi psikologi ibu hamil (Anwar, 2010).
Ibu hamil yang selalu memikirkan keluarga, keuangan, perumahan dan pekerjaan juga dapat menyebabkan depresi dan perlu mengatasinya. Tumbuh gigi pada ibu hamil biasanya dimulai pada trimester pertama hingga ketiga kehamilan. Fase sistemik adalah perhatian terhadap kesehatan ibu hamil secara umum, pengobatan dan pencegahan gingivitis selama kehamilan.
Etika Penelitian
Hasil Pengkajian dan Perencanaan Asuhan Komprehensif (sesuai 7 langkah Varney)
Pengkajian) 1. Identitas
Kista : Tidak ada c) Mola hidatidosa : Tidak ada.. a) Imunisasi catin : tempat : tanggal PKM : Lupa b) Imunisasi TT I : tempat : PKM tanggal : Lupa c) Imunisasi TT II : tempat : PKM tanggal : Lupa d. 1) Tanjung : belum selesai (2) Linea innominata : belum selesai (3) Spina ischiadica : belum selesai (4) Lateral : belum selesai (5) Titik sakral : belum selesai (6) Arcus pubis : belum selesai (7) Adnexa : belum selesai selesai (8) Ukuran: belum selesai (9) Posisi: belum selesai c) Lingkar pinggul bagian luar. 1) Distancia spinarum : Belum dilakukan (2) Distancia kristarum : Belum dilakukan (3) Conjugata externa : Belum dilakukan (4) Lingkar panggul : Belum dilakukan (5) Impresi panggul : Belum dilakukan.
Keluhan yang dirasakan ibu adalah adanya rasa keras pada perut bagian bawah selama 3 hari sejak tanggal 14 Oktober 2019.
Evaluasi
Intervensi Asuhan Kebidanan
- Pemeriksaan Umum
- Pemeriksaan Umum Keadaan umum : Baik
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan
Tidak teraba pembesaran vena jugularis Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi nafas tambahan. Payudara : Bersih, kolostrum keluar, hiperpigmentasi pada areola mammae, kedua puting menonjol, tidak teraba massa/edema, tidak teraba benjolan di daerah aksila. Ekstremitas bawah simetris, tidak ada varises dan tidak ada edema, kapiler terisi kembali dalam waktu ≤ 2 detik.
Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan kaya protein dan karbohidrat seperti ikan, daging, udang, dan anjurkan ibu untuk berobat ke puskesmas untuk mendapatkan PMT yaitu mendapatkan kue kehamilan dari puskesmas. 4. Hasil : Ibu memahami istirahat yang cukup dan tidak bersedia melakukan aktivitas berlebihan. Menjelaskan persiapan persalinan seperti persiapan donor darah lebih dari 1 orang yang mempunyai golongan darah sama dengan ibu, persiapan transportasi, persiapan tabungan biaya persalinan, rencana persalinan dengan bantuan dokter atau bidan di fasilitas kesehatan, persiapan baju hamil seperti baju, selimut/sarung, pakaian dalam, persiapan pakaian anak seperti lampin, baju anak, popok, sarung dan kaki anak, topi anak.
Anjurkan ibu untuk berkunjung kembali setiap 2 minggu sekali atau bila ada keluhan Hasil : Ibu bersedia berkunjung kembali 2 minggu sekali atau bila ada keluhan. Hasil : Ibu sudah menyiapkan persiapan untuk melahirkan seperti pakaian, transportasi dan dana, sudah disiapkan donor darah yaitu ibu kandung pasien.
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care Persalinan Kala I fase aktif
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Pengkajian
Jenis persalinan spontan, tidak ada komplikasi persalinan, lama persalinan kala I + 1 jam, kala II + 30 menit, kala III + 15 menit, kala IV + 2 jam, jenis kelamin laki-laki. TIDAK Perawatan dilakukan oleh bidan RS Hermina Balikpapan 1 Jelaskan pada ibu bahwa hasil pemeriksaan bayi normal. Telah dilakukan pemeriksaan lengkap pada bayi baru lahir, tidak ada kelainan. 3. Berikan suntikan IM Neo-K 1 mg pada paha kiri bayi.
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Kunjungan I (2 Hari) Tanggal Pengkajian : 7 Januari 2020
- Alasan datang periksa
- Pemeriksaan Umum Keadaan umum : baik
Kepala: Bersih, pertumbuhan rambut merata, struktur rambut kuat, warna rambut hitam, tidak teraba benjolan atau massa, tidak nyeri tekan. Mata: Tidak terlihat edema pada kelopak mata, tidak pucat pada konjungtiva, tampak putih pada sklera dan fungsi penglihatan baik. Tidak ada benjolan atau massa yang teraba pada kelopak mata. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada lubang hidung bernafas, tidak ada polip, tidak ada sekret.
Mulut: Bibir berwarna merah muda, lembab, simetris, tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, lidah bersih, tidak ada pembesaran bakal biji dan amandel. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada pembesaran vena jugularis. Payudara: Tampak simetris, tampak bersih, tampak hiperpigmentasi pada areola payudara, puting tampak menonjol, tidak terlihat retraksi, tidak teraba massa, konsistensi penuh.
Pola eliminasi ibu tidak ada keluhan, ibu mengatakan buang air kecil 3-4 kali/hari dan buang air besar 1-2 kali/hari. Kepala : Bersih, tidak teraba benjolan atau massa, tidak nyeri tekan Wajah : Tidak ada kloasma gravidarum, tidak ada edema. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran vena jugularis Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi nafas.
Payudara : terlihat bersih, tampak hiperpigmentasi pada areola payudara, puting tampak menonjol, tidak terlihat retraksi, tidak teraba massa, konsistensi penuh.
17 hari)
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Neonatus Kunjungan I ( 2 hari)
- Pola Fungsional
- Pemeriksaan Umum : Keadaan umum : Baik
- Keluhan Tidak ada
- Alasan Datang Periksa
- Pola Fungsional
Mata: simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada edema palpebra atau perdarahan subkonjungtiva. Hidung : tidak ada sekret, tidak ada pernafasan, lubang hidung Telinga : simetris, telinga berlubang, tidak ada sekret, berlekuk. Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung normal, tidak ada bunyi nafas tambahan.
Abdomen : perut bentuk bulat, konsistensi lunak, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada massa, bunyi hipertimpani, bising usus 3x/menit. Kulit : Bersih, tanpa lanugo dan vernix caseosa Ekstremitas : simetris, gerakan aktif pada tungkai dan tangan Status neurologis (refleks). Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung normal, tidak ada bunyi nafas tambahan.
Masalah KEK tidak terselesaikan karena pemeriksaan LILA menunjukkan hasil 22 cm, dan tidak ada penambahan LILA. Berat badan ibu tidak ada kenaikan, tetap sama yakni 51 kg, seharusnya pertambahan ibu 17,5 kg pada usia kehamilan 35-36 minggu. Keluarnya ASI juga dipengaruhi oleh psikologi, rangsangan pada puting susu dan pola makan ibu, pada pemeriksaan TFU perut 2 jari dibawah tengah kontraksi rahim baik, pada pemeriksaan alat kelamin keluar cairan dari loheia yaitu rubra merah. , namun sudah tidak segar lagi ± 5 cc, jahitan tidak ada masalah seperti jahitan kendor, tidak ada luka pada daerah jahitan, tidak berbau, tidak bengkak, dll.
Tujuan kunjungan nifas kedua adalah untuk memastikan involusi uterus, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, tidak adanya perdarahan, mengkaji tanda-tanda infeksi saat persalinan, memastikan nutrisi ibu baik, memantau pola istirahat ibu, memastikan ibu melakukan mobilisasi dini, memastikan ibu memberikan ASI dengan baik dan benar, memberikan nasihat kepada ibu mengenai perawatan bayi dan persiapan kontrasepsi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
Asuhan Keluarga Berencana (Kb)
Kesimpulan
Pada kunjungan pertama setelah melahirkan, Ny. Pada kunjungan pertama, bayi baru lahir berjalan dengan lancar, oleh Ibu Ibu menjemur anak pada pagi hari. Pada kunjungan ke 3 Ny. S, riwayat dirawat di RS Hermina Balikpapan selama 3 hari karena mengalami penyakit kuning patologis yaitu dengan pemeriksaan laboratorium bilirubin Ny. S 16 mg/dl diberikan cenderung anjurkan ibu untuk menyusui anaknya sesering mungkin.
Saran
Diharapkan setelah dilakukan pelayanan kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir dan KB, permasalahan tersebut tidak terulang kembali pada kehamilan berikutnya, sehingga pada kehamilan berikutnya tidak timbul permasalahan baik pada kehamilan maupun pada kehamilan berikutnya. kehamilan. psikologi ibu, dan ibu diharapkan lebih mandiri pada kehamilan berikutnya.