• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kota Inklusif dengan Fasilitas Pejalan Kaki yang Baik

N/A
N/A
Rahmadiena Amalia Putri

Academic year: 2024

Membagikan "Kota Inklusif dengan Fasilitas Pejalan Kaki yang Baik"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Home • Blog • Lompatan Kecil Menuju Kota yang Inklusif are this

June 19, 2023

Lompatan Kecil Menuju Kota yang Inklusif

Pemutakhiran Pedoman Teknis Fasilitas Pejalan Kaki dalam Surat Edaran Menteri PUPR No. 2 Tahun 2018

Transport Matters

ARTICLES BLOG PEDESTRIAN FIRST

ABOUT US WHAT WE DO WHERE WE WORK RESOURCES DONATE ABOUT US WHAT WE DO WHERE WE WORK RESOURCES DONATE

(2)

Read this article in English version here

Oleh: Noni Sabandar, Inclusive Urban Planning Associate ITDP Indonesia

am beberapa tahun ke belakang, kota–kota di Indonesia telah berupaya dalam mewujudkan kota yang lebih ah kepada pejalan kaki dan pesepeda. Contohnya seperti Kota Semarang yang melakukan perbaikan litas pejalan kaki di kawasan komersial dan pemerintahan di Jl. Pemuda dan Jl. Imam bonjol pada tahun 21-2022, di pusat Kota Surabaya sejak tahun 2010, dan juga Jakarta yang pada tahun 2017 masif akukan perbaikan fasilitas pejalan kaki dan sepeda hingga penataan kawasan. Sayangnya, meski ragam ya baik telah dilakukan, isu inklusivitas pada fasilitas yang telah tersedia masih menyisakan banyak atan.

mbangunan fasilitas pejalan kaki seperti trotoar dan penyeberangan jalan yang tidak mengandung unsur usivitas masih banyak ditemukan di banyak kota di Indonesia. Sebagai contoh, dalam catatan ITDP onesia, GAUN dan UN Women, masih banyak ditemukan pemasangan dan peletakan jalur pemandu yang k mengikuti perspektif pengguna Netra, lebar minimum jalur pejalan kaki yang tidak mengakomodasi gguna kursi roda, material jalur pejalan kaki yang licin, dan beberapa kesalahan teknis lainnya. Hal ini ebabkan karena tidak adanya standar atau pedoman teknis pembangunan fasilitas pejalan kaki yang nyertakan unsur inklusivitas tersebut bagi pemangku kebijakan di kota-kota di Indonesia sehingga dalam ktiknya, fasilitas pejalan kaki malah menyebabkan hambatan atau tidak dapat diakses oleh pejalan kaki kebutuhan khusus seperti perempuan dengan anak, orang lanjut usia (lansia), anak-anak dan penyandang abilitas.

oman Fasilitas Pejalan Kaki dalam Surat Edaran Menteri PUPR No. 2 Tahun 2018 merupakan satu-satunya kan pedoman dalam penyelenggaraan fasilitas pejalan kaki perkotaan. Meski begitu, pedoman ini masih um menyesuaikan dengan hak atas Disabilitas dan aspek inklusivitas yang tercantum dalam UU No. 8 un 2016 tentang penyandang Disabilitas serta PM PUPR Nomor 14/PRT/M/2017. Pelibatan kelompok tan (perempuan, penyandang disabilitas) dan perwakilan masyarakat juga belum dilakukan dalam

yusunan regulasi.

 

(3)

Keterangan: Pemasangan bolar yang terlalu berdekatan pada lapak tunggu, halte bus yang menghalangi eluruh lebar jalur pejalan kaki, fasilitas pendukung pejalan kaki berupa tempat sampah yang terlalu tinggi,

r pemandu yang lebih mementingkan estetika dibanding kelangsungan dan efisiensi berjalan kaki (Sumber:

Lampiran Informatif Pedoman Perencanaan Teknis Pejalan Kaki, 2023).

ihat hal tersebut, sejak tahun 2021 ITDP Indonesia bersama dengan Gerakan Aksesibilitas Umum sional (GAUN), UN Women Indonesia, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ektorat Jenderal Bina Marga mengkaji ulang Pedoman Teknis Fasilitas Pejalan Kaki yang terdapat dalam at Edaran (SE) Menteri PUPR No. 2 Tahun 2018. Pengkajian ulang ini menjadi kesempatan untuk nyempurnakan Pedoman Fasilitas Pejalan Kaki dengan memasukkan standar teknis dan desain fasilitas alan kaki agar lebih berkelanjutan dan inklusif.

us utama kaji ulang Pedoman Teknis Fasilitas Pejalan Kaki ini meliputi:

Memastikan perencanaan yang partisipatif

Memastikan pemenuhan aspek keamanan, kenyamanan, keselamatan, dan inklusivitas, terutama bagi kelompok rentan ketika mengakses kota, utamanya ketika menggunakan fasilitas pejalan kaki

Memerhatikan penggunaan acuan normatif atau referensi yang berdasarkan kajian yang kuat, penggunaan ata bahasa yang baik dan benar agar mudah dibaca dan dipahami

Penyediaan ilustrasi yang membantu visualisasi perencanaan dan menggambarkan berbagai pengguna asilitas pejalan kaki

ngan pendekatan ini, diharapkan Pedoman Teknis Fasilitas Pejalan Kaki yang baru dapat mencerminkan utuhan dan keberagaman kelompok rentan, serta memberikan panduan yang jelas dan mudah dipahami i semua pemangku kepentingan terkait dengan perencanaan fasilitas pejalan kaki.

(4)

Perencanaan Partisipatif dalam Penyusunan Revisi Pedoman Teknis Fasilitas Pejalan Kaki

mbar 5. Rapat mingguan pembahasan poin-poin kaji ulang Pedoman Teknis Fasilitas Pejalan Kaki.

(5)

encanaan partisipatif dalam penyusunan pedoman dilakukan dengan pembentukan gugus tugas di mana organisasi mewakili kelompok masyarakat; tenaga ahli, kelompok rentan, perempuan dan pemerintah.

temuan mingguan gugus tugas diselenggarakan untuk membahas tiap kata, kalimat serta poin-poin yang antum di dalam Pedoman Teknis Fasilitas Pejalan Kaki dan menyesuaikan dengan standar teknis global, chmarking dan temuan di lapangan.

sil pertemuan mingguan gugus tugas selama satu tahun ini kemudian dipaparkan pada Multi Stakeholders ogue (MSD), mengundang perwakilan komunitas dan organisasi dari 12 Provinsi di Indonesia meliputi; DKI arta, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Jawa ur, D.I. Yogyakarta, Jawa Barat, Ambon serta Papua. Dalam kegiatan MSD ini, terdapat 46 instansi dengan al 63 peserta mewakili 12 Provinsi di Indonesia yang turut hadir untuk mengumpulkan lebih banyak saran masukan dalam draft Pedoman Teknis Fasilitas Pejalan Kaki yang telah dikaji ulang sebelumnya oleh us tugas. Instansi yang terlibat meliputi komunitas advokasi hak penyandang disabilitas, komunitas pegiat alan kaki, forum diskusi anak-anak, organisasi advokasi hak perempuan, dan juga instansi pemerintahan.

elah penyelenggaraan MSD, ITDP Indonesia juga membuka formulir daring dan hotline yang dapat dihubungi 19 April 2022 hingga 13 Mei 2022, guna mendapatkan masukan baik dari peserta MSD maupun dari syarakat umum yang masih ingin berkontribusi dalam kaji ulang pedoman ini.

mbar 6-7. (Kiri – kanan) Suasana MSD Pedoman Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Inklusif, Hasil Diskusi

MSD

(6)

elah melalui serangkaian revisi yang melibatkan ITDP, GAUN, UN Women, PUPR, serta partisipasi peserta D dan melewati proses legalisasi yang berlaku, akhirnya revisi Pedoman Teknis Fasilitas Pejalan Kaki resmi is kepada publik pada tanggal 17 Mei 2023 melalui 07/P/BM/2023 Pedoman Perencanaan Teknis ilitas Pejalan Kaki. Dengan adanya pembaruan ini, beberapa poin yang diubah dan/atau ditambahkan kait dengan:

ebar efektif jalur pejalan kaki yang menjadi 1,85 meter, sehingga dapat mengakomodasi mobilitas dua kursi da yang berpapasan;

engaturan akses keluar masuk kendaraan yang memberikan prioritas bagi pejalan kaki;

emasangan jalur pemandu yang bebas hambatan samping dan atas, untuk memudahkan navigasi bagi sabilitas Netra;

ancangan pelandaian yang landai dan dapat diakses dengan mudah bagi pengguna kursi roda, stroller, atau da lainnya; dan

etentuan penyeberangan baik sebidang maupun tidak sebidang yang inklusif dan aman bagi semua elompok.

(7)

kait isu perempuan dan anak-anak yang lebih rentan terhadap pelecehan dan kekerasan seksual, revisi oman ini memasukkan unsur-unsur teknis untuk meningkatkan rasa aman ketika menggunakan fasilitas lik yang sebelumnya tidak terdapat dalam Pedoman Teknis Pejalan Kaki. Berikut ini beberapa contoh unsur nis untuk meningkatkan rasa aman bagi perempuan dan anak-anak yang baru diatur dalam revisi ini:

eningkatan penerangan pada jalur pejalan kaki untuk menciptakan rasa aman;

emasangan CCTV pada lokasi strategis;

etersediaan emergency box dan panic button; dan

alam kasus penyeberangan tidak sebidang, penerangan yang cukup serta CCTV ditambahkan untuk emastikan visibilitas pejalan kaki ketika menyeberang.

(8)

ngan adanya pembaruan Pedoman Teknis Pejalan Kaki ini diharapkan adanya kesamaan standar inklusivitas am membangun fasilitas pejalan kaki di kota-kota di Indonesia. Di mana fasilitas pejalan kaki menjadi lebih an, nyaman, dan dapat diakses semua orang termasuk anak-anak, termasuk mengurangi risiko pelecehan u kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan saat menggunakan fasilitas publik.

engkapnya:

ulti Stakeholder Dialogue Draft Revisi Surat Edaran No. 2, tahun 2018 tentang

doman Teknis Fasilitas Pejalan Kaki

(9)

Related Articles

ografik Pemutakhiran Revisi Pedoman Teknis Fasilitas Pejalan Kaki dalam Surat

aran Menteri PUPR No. 2 Tahun 2018 Resmi Diluncurkan

(10)

ARTICLES

ITDP Indonesia Offers Solutions for Metropolitan

Aug 16, 2024

ARTICLES

ITDP Indonesia Berikan Solusi Pengendalian

Aug 16, 2024

(11)

ARTICLES

Investasi untuk BRT Gold Standard

Aug 05, 2024

(12)

Contact Us Careers Blog Search

[email protected] +62-21-3911-923

Jl. Johar No. 20, 5th floor, Central Jakarta 10340

Posts from @itdpindonesia

Nothing to see here - yet

When they post, their posts will show up here.

View on X

OPM Privacy Policy CFC #10723 © 2024 ITDP

   

Search

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik pergerakan pejalan kaki yang ditinjau adalah arus ( flow ), kecepatan ( speed ), kepadatan ( density ), sedangkan yang dimaksud fasilitas pejalan kaki

Penulisan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Evaluasi Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki (Studi Kasus : Trotoar Jl. Laksda Adisucipto Yogyakarta)” disusun guna melengkapi

- Tingkat pelayanan yang dibutuhkan untuk fasilitas pejalan kaki di jalan Kombes Haji Umar dihitung berdasarkan besarnya arus dan besarnya nilai ruang (space) pejalan

Judul : Analisis Efektivitas Fasilitas Penyeberangan Pejalan kaki Berdasarkan Gap Kritis (Studi Kasus Zebra Cross Depan PT. Veronique Indonesia Banjarnegara)..

4 ) Fasilitas pejalan kaki dapat ditempatkan disepanjang jalan atau pada suatu kawasan yang akan mengakibatkan pertumbuhan pejalan kaki dan biasanya diikuti oleh

Persepsi pejalan kaki mengenai aspek keselamatan pejalan kaki di depan Lippo Plaza meliputi 9 faktor antara lain : kepedulian pengguna kendaraan bermotor terhadap

Rekomendasi yang dapat diberikan yakni penggabungan fungsi pengelolaan fasilitas pejalan kaki pada satu instansi yang dapat berkoordinasi dengan instansi lainnya; dilakukan pengecekan

027/T/Bt/1995 tentang Tata cara perencanaan jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki di kawasan perkotaan Pedoman Teknik No.32/T/BM/1999 mengenai Pedoman perencanaan jalur pejalan