• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menuju Kota Berorientasi Pejalan Kaki

N/A
N/A
Muhammad Natsir

Academic year: 2025

Membagikan "Menuju Kota Berorientasi Pejalan Kaki"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Menuju Kota Berorientasi Pejalan Kaki

oleh Koalisi Pejalan Kaki (Kopeka)

(2)

sebuah koalisi untuk

a pedestrian coalition for

• inklusivitas sosial

inklusi pejalan kaki sebagai pelaku lalu lintas, dengan inklusivitas keragaman kalangan

yang menggunakan fasilitasnya

• kota berkelanjutan

ekosistem berjalan kaki (& bersepeda dan bertransportasi publik) sebagai

mobilitas perkotaan merupakan bagian dari tujuan kota berkelanjutan

• kesadaran lingkungan

pilihan dan budaya berjalan kaki memiliki dampak signifikan dalam mengurangi polusi udara

dan emisi karbon

sejak 25 Juni 2011

(3)

keselamatan jalan

ketertiban lalu lintas

#TrotoarUntukPejalanKaki

#TrotoarBukanTempatParkir

#ZebraCrossUntukPenyeberangJalan

#RoadSafety

#SelamatkanPejalanKaki

inklusivitas

diskursus disabilitas di ruang publik (termasuk trotoar), trotoar untuk semua kalangan

(usia, kemampuan),

#WujudkanKotaInklusif

krisis lingkungan

hidup

perubahan iklim

polusi

udara

(4)

perkotaan

berkelanjutan

transportasi

ruang

publik

(5)

(Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GMBH (GIZ), 2019,

based on Colville-Anderson, 2018)

(6)

Fasilitas pejalan kaki sebagai…

• hak dasar mobilitas

• ruang publik dan akses penghubung

• first mile & last mile dari perjalanan transportasi publik

pengakuan keberadaan pejalan kaki sebagai pelaku mobilitas

yang menghubungkan tempat- tempat publik, maupun jadi ruang publik itu sendiri

penunjang fasilitas atau

infrastruktur transportasi publik

sehingga sampai pada prinsip, setiap ruas jalan sepatutnya mempertimbangkan keberadaan pejalan kaki (kecuali bebas hambatan seperti tol)

sehingga keberadaan fasilitas pejalan kaki hendaknya menghubungkan, bukan menutup akses; juga ‘aksesibel’ dan ‘publik’ berarti ‘inklusif’

sehingga pembangunan/pengembangan fasilitas pejalan kaki dapat berbasis fasilitas transpub di areanya, dan bersifat menunjang kualitas dan mobilitas transpub

Identitas peradaban kota

(7)

Trotoar 101

• aman

• nyaman

• langsung

• menerus

• inklusif

trotoar harus walkable!

diterjemahkan dalam prinsip-prinsip berikut:

Mempertimbangkan kebutuhan semua kalangan (gender, usia, kemampuan, kelas)

menarik minat berjalan kaki, memberikan

dampak rasa (nyaman)

berangkat dari pemahaman ‘orang tidak hanya berjalan di satu ruas jalan’, maka trotoar harus menerus dengan trotoar selanjutnya, dan fasilitas penyeberangan

menjamin keselamatan dan keamanan pejalan kaki, menghindarkan dari

konflik (dengan kendaraan bermotor)

memberikan akses paling mudah dan dekat bagi pejalan kaki

lebar minimal trotoar: 1,85 m

(berdasarkan 07/P/BM/2023 Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki)

(8)

area penyeberangan menjadi tuntutan kompromi kepada kendaraan bermotor untuk memberikan hak

temporal bagi pejalan kaki (penyeberang jalan);

faktanya pejalan kaki lebih rentan dalam konteks ini

dan jalan raya untuk kendaraan,

jika trotoar jelas untuk pejalan kaki,

lalu ada area penyeberangan..

(9)

Mengutamakan pejalan kaki

dibanding kendaraan bermotor…

• melihat/mempertimbangkan pergerakan pejalan kaki ketika merencanakan manajemen jalan

• road diet → diet ruang untuk kendaraan bermotor, perluasan ruang untuk pejalan kaki

• memudahkan akses pejalan kaki (prinsip langsung),

menyulitkan/memutarkan pergerakan kendaraan bermotor

• pedestrianisasi ruas jalan yang potensial

(10)

Rencana Induk

Fasilitas Pejalan Kaki

Kopeka beberapa tahun ini telah menarasikan perlunya…

sebuah dokumen rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas pejalan kaki

dalam jangka panjang.

Telah tahun ketiga Kopeka

menyelenggarakan Survei Publik Rapor Trotoar tahunan, sebagai bahan evaluasi dan titik berangkat kota/kabupaten dalam

pengembangan fasilitas pejalan kaki;

(11)

Wujudkan Kota yang

Ramah dan Berorientasi

Pejalan Kaki

Referensi

Dokumen terkait

Kota Surabaya dengan tingkat dinamika mobilitas penduduk yang cukup tinggi, seringkali menunjukkan gejala konflik antara pejalan kaki dan arus lalu lintas kendaraan,;

PENGARUH KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA TERHADAP KENYAMANAN JALUR PEJALAN KAKI (Studi Kasus : Jalan Iskandar Muda Medan, Kecamatan Medan

Keberadaan pedagang kaki lima yang memanfaatkan ruang-ruang kota yang bukan merupakan peruntukannya menimbulkan pengaruh negatif, yaitu mengganggu jalur pejalan kaki dan

Kota Surabaya dengan tingkat dinamika mobilitas penduduk yang cukup tinggi, seringkali menunjukkan gejala konflik antara pejalan kaki dan arus lalu lintas kendaraan,;

Berdasarkan besarnya arus dan besarnya nilai ruang pejalan kaki untuk pejalan kaki pada interval 15 menitan yang terbesar tersebut, maka tingkat pelayanan pejalan

Dari hasil survei kuesioner didapat bahwa pejalan kaki sebagai pengguna fasilitas pejalan kaki merasa fasilitas yang ada masih kurang memberikan keamanan dan kenyamanan baik untuk

Berdasarkan hasil IPA, terdapat empat parameter yang dianggap penting dan mempunyai kinerja tinggi, 1 Konflik pejalan kaki dengan moda transportasi lain, 2 Ketersediaan trotoar, seperti

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penilaian Kondisi Kenyamanan Pejalan Kaki dan PesepedaWalkability Penilaian kondisi walkability dilaksanakan dengan menggunakan parameter dan indikator yang