• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOTA PAREPARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KOTA PAREPARE "

Copied!
97
0
0

Teks penuh

Judul Disertasi: Implementasi Sistem Jaminan Sosial Biaya Hidup Anak Terlantar di Kecamatan Soreang Kota Parepare (Perspektif Siyasah Dusturiyah). Penyelenggaraan Jaminan Sosial Biaya Hidup Anak Tertinggal di Kecamatan Soreang Kota Parepare (Perspektif Siyasah Dusturiyah) (Dibimbing oleh H. Mahsyar dan Aris). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggung jawab pemerintah dalam penyelenggaraan jaminan sosial biaya hidup anak terlantar di Kecamatan Soreang Kota Parepare.

Tabel  Judul Tabel  Hal.
Tabel Judul Tabel Hal.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teori

  • Teori Implementasi
  • Teori Hak Asasi Manusia (HAM)
  • Teori Negara Kesejahteraan (Welfare State)

Ketiga, teori relativis budaya, teori ini merupakan bentuk antitesis dari teori hak asasi manusia. Keempat, doktrin Marxis yang menolak teori hak kodrati karena negara atau kolektivitas adalah sumber segala hak. Dari uraian di atas terlihat bahwa Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak yang artinya harus berkomitmen berarti menerima segala sesuatunya.

Kerangka Konseptual

Padahal, anak jalanan merupakan anak-anak yang terkucil, terpinggirkan, dan kehilangan kasih sayang. Anak jalanan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: pertama, anak jalanan, yaitu anak yang melakukan kegiatan ekonomi sebagai pekerja jalanan. Sebelum diberikan penanganan, Dinas Sosial membentuk Tim Kerja yang tujuannya membantu penanganan anak jalanan di lapangan.

Anak jalanan merupakan permasalahan sosial yang erat kaitannya dengan permasalahan sosial lainnya, khususnya kemiskinan. Hal ini juga menjadi salah satu kendala dalam penanganan anak terlantar, yaitu karena Kota Parepare belum mempunyai tempat permanen berupa Balai atau Rumah Singgah untuk menampung anak-anak jalanan tersebut. Sementara itu, faktor penghambat dalam perencanaan program kerja dinas sosial dalam menangani anak jalanan tidak dapat diabaikan dalam proses perencanaan program kerja.

Anak jalanan turun ke jalan karena kebutuhannya tidak terpenuhi, oleh karena itu pemerintah memberikan fasilitas bagi anak jalanan yang tidak mampu/miskin dengan menawarkan beberapa bentuk jaminan sosial. Upaya pemerintah dalam memenuhi biaya sosial hidup anak jalanan seperti yang dijelaskan oleh Muhammad Helmy (35 tahun) selaku tenaga rehabilitasi sosial (RehSos) di Dinas Sosial Kota Parepare. Dari beberapa uraian mengenai jenis-jenis bantuan jaminan sosial biaya hidup yang diberikan oleh pemerintah, tidak mudah untuk mendapatkan jaminan tersebut, sehingga dalam hal ini peran dinas sosial sangat diperlukan agar program tersebut dapat menjangkau anak-anak terlantar atau anak jalanan. .

Tingkat efisiensinya kurang sempurna, artinya kita memulangkan begitu saja anak-anak jalanan yang berhasil melakukan razia. Keterangan: Pengecekan anak jalanan oleh Dinas Sosial Kota Parepare dibantu Satpol PP. Keterangan : Penanganan dan pembinaan Dinas Sosial Kota Parepare terhadap anak jalanan yang berhasil dalam razia.

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Parepare
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Parepare

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Pada masa Hindia Belanda, di Kota Parepare, seorang asisten residen dan pengontrol atau Gezzag Hebber duduk sebagai kepala pemerintahan Hindia Belanda dengan status wilayah pemerintahan yang disebut “Divisi Parepare”, yaitu Sub Divisi Barru, Sub Divisi Sidenreng Rappang, Sub Divisi Enrekang, Sub Divisi Pinrang, dan Sub Divisi Parepare. Andi Mannaungi pada tanggal 17 Februari 1960, dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nomor 3 Tahun 1970, menetapkan tanggal lahir kota Parepare pada tanggal 17 Februari 1960. Kota Parepare merupakan salah satu daerah yang berada di Selatan. Sulawesi dengan letak yang cukup strategis karena berada pada jalur jalur angkutan darat dan laut, baik dari ruas Utara-Selatan maupun Timur-Barat seluas 99,33 km, secara geografis terletak pada sekitar 3º º04`49" Lintang Selatan dan 119º º43`40" Bujur Timur.

Kota Parepare merupakan penghubung antara Kota Makassar sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan dengan Provinsi Sulawesi Selatan bagian tengah melalui jalur darat dan juga merupakan jalur laut antara pedalaman Provinsi Sulawesi. Secara geografis, kota Parepare terletak di sebelah barat provinsi Sulawesi Selatan Tengah (±155 km sebelah utara kota Makassar). Batas-batasnya adalah: berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pinrang di sebelah utara, wilayah Kabupaten Barru di sebelah selatan, Selat Makassar di sebelah barat, dan wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang di sebelah timur.

Kota Parepare mempunyai empat kecamatan diantaranya Kecamatan Bacukiki, Kecamatan Bacukiki Barat, Kecamatan Ujung dan Kecamatan Soreang. Kecamatan Soreang terletak di sebelah utara dan sebagian wilayahnya berada di tengah kota Parepare, salah satu dari empat kecamatan yang ada di kota Parepare, seluas 8,33 hektar dan terletak pada ketinggian 0-200 meter. meter di atas permukaan laut. Suhu rata-rata di Kecamatan Soreang Kota Parepare pada tahun 2020 sekitar 28,5°C dengan minimum 25,6°C dan maksimum 31,5°C. Tujuan pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu, Kecamatan Soreang merupakan wilayah terkecil diantara wilayah lain di Kota Parepare dengan pertumbuhan penduduk terbesar dibandingkan kabupaten lainnya, sehingga hal ini menjadi salah satu faktor pendukung mempunyai anak. karena kepadatan penduduk, dan alasan lainnya adalah karena anak jalanan lebih mudah ditemukan di sana.

Visi Dinas Sosial Kota Parepare adalah : “Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Menuju Masyarakat Sipil yang Mandiri”.

Fokus Penelitian

Peningkatan partisipasi masyarakat melalui pendekatan kemitraan dan pemberdayaan sosial masyarakat dengan semangat loyalitas terhadap kelompok sosial masyarakat. Penguatan ketahanan sosial dalam mewujudkan keadilan sosial melalui upaya pengurangan kesenjangan sosial dengan memberikan perhatian kepada warga negara yang rentan dan kurang beruntung.

Jenis dan Sumber Data

Data primer adalah jenis data yang diperoleh langsung dari informan melalui observasi langsung dan wawancara di lapangan. Narasumber yang akan diwawancarai adalah pegawai Dinas Sosial Kota Parepare dan kerabat dekat. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung, melainkan melalui perantara.Data sekunder yang dimaksud adalah dokumentasi yang diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dalam penelitian.

Data sekunder yang diperoleh berasal dari artikel, internet, literatur dll. yang terkait.

Teknik Pengumpulan Data dan Pengelolaan Data

Data sekunder yang diperoleh berasal dari artikel, internet, literatur, dll. yang terkait. a) Observasi. Penulis melakukan observasi atau pengamatan terhadap objek yang diteliti, kemudian mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik ini juga digunakan untuk menghilangkan keraguan peneliti terhadap data yang dikumpulkan, karena pengamatannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi di lapangan.

Wawancara dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara mengajukan beberapa pertanyaan, kemudian lawan bicara memberikan beberapa jawaban atas pertanyaan tersebut. Proses memperoleh informasi untuk penelitian dengan melakukan tanya jawab tatap muka antara pewawancara dan orang yang diwawancara. Atau suatu proses interaksi dan komunikasi yang dilakukan oleh minimal dua orang atau lebih berdasarkan ketersediaan dan dalam lingkungan alami dimana arah pembicaraannya adalah tentang tujuan yang telah ditetapkan dengan mengutamakan kepercayaan sebagai fokus utama pemahaman. proses.

Dalam penelitian ini, penulis akan mewawancarai pegawai Dinas Sosial Kota Parepare dan pihak terkait. Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang memberikan catatan-catatan penting berkaitan dengan masalah yang diteliti agar apa yang diperoleh lengkap dan valid serta tidak berdasarkan perkiraan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi, dengan ketiga metode tersebut dilakukan langsung di lokasi.

Uji Keabsahan Data

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif pada dasarnya dilakukan sejak memasuki lapangan, selama dan setelah selesai lapangan. Analisis data merupakan pedoman bagi peneliti, “sebenarnya analisis data kualitatif terjadi pada saat proses pengumpulan data, bukan setelah pengumpulan data selesai. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh, kemudian mengembangkan hubungan tertentu pola menjadi hipotesis.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deduktif, artinya data yang diperoleh di lapangan secara umum diuraikan dengan kata-kata dengan kesimpulan yang khusus. Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-benar valid dan akurat. Ini adalah bagian dari analisis, pilihan peneliti terhadap potongan-potongan data yang diberi kode, untuk kemudian diturunkan, dalam ringkasan pola sejumlah potongan, bagaimana perkembangan ceritanya, yang kesemuanya merupakan pilihan analitis.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir dan diverifikasi. Penyajian data merupakan kumpulan informasi terorganisir yang memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. Kecenderungan kognitifnya adalah menyederhanakan informasi yang kompleks menjadi bentuk atau konfigurasi yang disederhanakan dan selektif sehingga mudah dipahami.

Kesimpulan akhir mungkin tidak dapat dicapai sampai pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran korpus catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan, dan sebagainya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Persperktif Siyasah Dusturiyah terhadap Implementasi Jaminan Sosial 55

PENUTUP

Saran

Bagi pemerintah daerah Kota Parepare agar mencari jalan keluar dari kendala yang menjadi kendala agar penyelenggaraan jaminan sosial dapat tersalurkan dengan baik. Dan agar masyarakat Kota Parepare lebih waspada terhadap mereka yang mempunyai masalah kesejahteraan sosial khususnya anak terlantar (anak jalanan), agar tetap bisa berperilaku baik dalam menghadapinya karena bagaimanapun mereka adalah anak-anak yang lemah dan tidak berdaya. Dan bagi anak-anak terlantar khususnya anak jalanan di Kota Parepare agar lebih menaati aturan yang berlaku dan diharapkan lebih memahami arti hidup yang sebenarnya dengan cara tumbuh dan berkembang di tengah kehidupan yang layak misalnya bersama orang tua atau keluarga dan pendidikan yang baik dengan harapan cita-citanya dapat terwujud, dapat tercapai sehingga generasi penerus bangsa membawa perubahan bagi Indonesia.

Firadika, Andi Resky, 2017, Penanggulangan Anak Telantar oleh Dinas Sosial Berdasarkan Pasal 34 UUD 1945 (Studi Kasus Dinas Sosial Kabupaten Gowa), Skripsi BA; Fakultas Syariah dan Hukum Makassar: Gowa. Ridwan, Rifanto Bin dan Ibnor Azli Ibrahim, 2012, 'Ahkam Al-Laqit: Konsep Islam Dalam Penanganan Anak Jalanan di Indonesia', Tsaqafah, 8.2. Siregar, Isra Liani, 2019, Kepedulian terhadap Fakir Miskin dan Anak Terlantar Berdasarkan UUD 1945 dan Fiqh Siyasah, (Skripsi Sarjana; Fakultas Ilmu Syariah dan Hukum Padangsidimpuan.

Keterangan gambar: Mengajukan surat penyidikan di Dinas Sosial Kota Parepare kepada petugas pelayanan. Keterangan gambar: Wawancara dengan Bapak Muhammad Helmy dan Bapak Ahmad Sulaiman selaku petugas rehabilitasi sosial di Dinas Sosial Kota Parepare. Keterangan gambar: Mengamati anak-anak terlantar yang berkeliaran dan tinggal di jalanan sekitar Kecamatan Soreang, Kota Parepare.

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGARA REPUBLIK INDONESIA SIAPKAN FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM JL. Apa saja kendala pemerintah dalam pemenuhan jaminan sosial bagi anak tertinggal di Kota Parepare?

Gambar

Tabel  Judul Tabel  Hal.
Gambar 1  Bagan Kerangka Pikir  27
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Parepare
Tabel 1.3 Pembagian Luas Wilayah Di Kecamatan Soreang Kota Parepare

Referensi

Dokumen terkait

Available online at : http://dhieyanhrp30.blogspot.co.id/2014/01/pemerkosaan- dalam-perspektif-hukum-islam.html Diakses pada 02 September 2019.. Global, regional, and subregional