• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kromatografi Gas Anfiskim A - Kelompok 4

N/A
N/A
22@23_Jihan Az-zahra Mochtar

Academic year: 2023

Membagikan "Kromatografi Gas Anfiskim A - Kelompok 4"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Anfiskim A - Kelompok 4

Kromatografi

Gas

(2)

Adzkiya Salimah 2106653773 Aldi Hars Natalino Arunde 2106759615

Bela Aprilia 2106639882

Cornelia Amanda 2106650430

Ervina 2106630851

Farras Kayla Thallah W 2106652751

Kezia Adinda L W 2106701860

Made Sarrah A S 2106637712

Sabira Nashwa Ramadhani 2106634976

Zahra Lutfi Febryanti 2106638841

Anggota Kelompok

(3)

Injektor dan Jenis- jenisnya

03

Instrumentasi

01 Fase Gerak dan

Pengaruh Laju Alir Fase Gerak

02

Table of Contents

Prosedur Analisis dengan Kromatografi

Gas

04

(4)

Instrumentasi 01

(5)

Alat Kromatografi Gas

Christian, G., Dasgupta, P., & Schug, K. (2014). Analytical chemistry (7th ed.). Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

(6)

Instrumentasi Kromatografi Gas

1 2

3

4 5

6 2

7 1

2 3

4

5

6

7

Christian, G., Dasgupta, P., & Schug, K. (2014). Analytical chemistry (7th ed.). Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Harmita. (2015). Analisis Fisikokimia: Kromatografi. (Volume 2). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

1. Silinder berisi gas pembawa

2. Pengukur tekanan dan pengontrol laju alir 3. Tempat injeksi sampel

(Injection Port) 4. Kolom

5. Detektor

6. Perekam (Recorder) 7. Oven yang disertai

termostat

(7)

Carrier Gas / Gas Pembawa (Fase Gerak)

Syarat gas pembawa:

a. Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan material dalam kolom

b. Murni dan mudah diperoleh, serta murah c. Sesuai/cocok untuk detektor

d. Harus mengurangi difusi gas e. Kecepatan alir 150 mL/menit

1

7 1

4

5

7

Carrier gas ditempatkan dalam silinder bertekanan tinggi Contoh: N2, H2, Ar, He, CO2

Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal.

H2 mudah terbakar sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya.

(8)

Carrier Gas / Gas Pembawa (Fase Gerak)

1 2

3

4 5

6 2

7 1

2 3

4

5

6

7

(9)

Tempat Injeksi (Injection Port)

● Penginjeksian sampel untuk mencegah resolusi yang buruk serta penyebaran sampel yang tidak sesuai

● Alat yang biasa digunakan untuk menginjeksikan sampel adalah mycrosyringe (penyemprot mikro)

● Tempat injeksi selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari tempat injeksi dapat diatur

● Sampel gas atau cair diinjeksikan melalui diafragma silikon-karet/sekat (septum) memfasilitasi penguapan sampel dan matriks sampel

● Gas pembawa kemudian mengangkut keseluruhan (moda splitless) atau sebagian (moda split) sampel ke dalam kolom

(10)

Tempat Injeksi (Injection Port)

(11)

Oven

Kolom terletak di dalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan sedikit di bawah titik sampel. Jika suhu di-set terlalu tinggi, cairan fase diam bisa teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah

(12)

Kolom

● Kolom merupakan “jantung” kromatografi gas, dimana terjadi pemisahan komponen-komponen cuplikan

● Semakin mirip polaritas komponen sampel dengan fase diam, maka semakin kuat interaksi antara keduanya sehingga komponen akan tertahan lebih lama dalam kolom (waktu retensi lebih lama)

● Pada kromatografi gas terdapat 2 jenis kolom yang bisa dipakai, yaitu kolom tertutup (packed) dan kolom kapiler (capilary). Panjang kolom kromatografi antara 2-50 meter atau bahkan lebih. Biasanya terbuat dari stainless steel, gelas, silica gabungan, atau teflon. Agar cocok pada saat termostating, biasanya dibentuk spiral dengan diameter 10-30 cm

(13)

Detektor

Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih tinggi

Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram

Detektor yang umum digunakan:

a. Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_TCD) b. Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_FID)

c. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector_ECD) d. Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector_FPD) e. Detektor nyala alkali

f. Detektor spektroskopi massa

(14)

Detektor

(15)

Rekorder

● Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram.

● Sinyal analitik yang dihasilkan detektor disambungkan oleh rangkaian elektronik agar bisa diolah oleh recorder atau sistem data.

(16)

Fase Gerak dan

Pengaruh Laju Alir Fase Gerak

02

(17)

Fase Gerak

● Pada kromatografi gas fase gerak yang digunakan adalah gas pembawa

● Gas pembawa → membawa solut ke kolom sehingga gas pembawa tidak berpengaruh pada selektivitas.

● Kecepatan linier dari gas pembawa menentukan efisiensi kolom

● Contoh gas pembawa:

○ Helium, hidrogen, nitrogen, argon, campuran argon + metana

● Syarat gas yang digunakan :

○ Inert

○ Mempunyai koefisien difusi sampel dalam gas yang rendah

○ Murni dan mudah diperoleh

○ Harga terjangkau / Murah

○ Sesuai untuk detektor yang digunakan

Gandjar,I. G., Rohman, A. (2015). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harmita. (2015). Analisis Fisikokimia Kromatografi Volume 2. Jakarta : EGC

(18)

Rekomendasi Fase Gerak Untuk Kolom Kapiler

Detektor Gas Pembawa/Fase Gerak

Electron Capture Hidrogen, Helium,

Nitrogen, & Argon/Metana Flame Ionization Hidrogen, Helium, & Nitrogen, Flame Photometric Hidrogen, Helium, Nitrogen, & Argon

Nitrogen-Phosphorus Helium & Nitrogen

Thermal Conductivity Hidrogen, Helium, & Nitrogen,

Gas Chromatography. (2020, August 16).Retrieved from https://chem.libretexts.org/@go/page/301

(19)

Rekomendasi Fase Gerak Untuk Kolom Kemas/Pak

Detektor Gas Pembawa/Fase Gerak

Electron Capture Nitrogen & Argon/Metana

Flame Ionization Nitrogen & Helium

Flame Photometric Hidrogen, Helium, Nitrogen, & Argon

Nitrogen-Phosphorus Helium & Nitrogen

Thermal Conductivity Hidrogen, Helium, Nitrogen, & Argon

Gas Chromatography. (2020, August 16).Retrieved from https://chem.libretexts.org/@go/page/301

(20)

Pengaruh Laju Alir Fase Gerak

Riyantana, R. O. (n. d.). Laporan Kromatografi Gas. Samarinda: Politeknik Negeri Samarinda

Waktu Retensi

Laju alir kecil → semakin lamanya kecepatan interaksi antara sampel dengan fase diam → waktu retensi

akan semakin besar

Laju alir besar → semakin cepatnya kecepatan interaksi antara sampel dengan fase diam → waktu retensi

akan semakin kecil

Titik Didih Senyawa

Kelarutan dalam Fase Cair

Temperatur Kolom

titik didih tinggi waktu retensi lebih lama

kelarutan yang tinggi waktu retensi lebih lama

temperatur tinggi → waktu retensi lebih singkat

(21)

Pengaruh Laju Alir Fase Gerak

Irawan, M. Y. (2014). Makalah Kromatografi Gas. Samarinda: Universitas Mulawarman

Pelebaran Puncak

dari kromatogram

● Kecepatan laju alir fase gerak dengan analit yang berada dekat fase diam lambat → gaya Van der Waals

● Yang berada di tengah → laju alir lebih cepat dengan

konsentrasi yang lebih kecil daripada yang berada di samping

● Analit yang tertahan oleh gaya Van Der Waals di samping akan berdifusi ke tengah → hukum Ficks

● Diminimalkan dengan mempercepat laju alir dan menurunkan suhu

Longitudinal Diffusion

(22)

Pengaruh Laju Alir Fase Gerak

Irawan, M. Y. (2014). Makalah Kromatografi Gas. Samarinda: Universitas Mulawarman

Pelebaran Puncak

dari kromatogram

● Terjadi akibat laju alir fase gerak yang cepat → pemisahan komponen dalam kolom kurang sempurna

● Diminimalkan dengan menggunakan partikel kecil

memperluas permukaan partikel → kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak mudah tercapai, memperlambat laju alir, dan menaikkan suhu

Mass Transfer Equilibrium

(23)

Injektor dan Jenis- jenisnya

03

(24)

Sistem Injeksi Sampel

Konsentrasi dan volume larutan yang diinjeksikan bergantung pada:

jenis sampel

Tujuan percobaan

Kondisi percobaan Harus diperhatikan:

Pelarut yang mudah menguap dengan konsentrasi 1-10%

Proses secepat mungkin dengan volume sekecil mungkin (biasanya 0,1-10μl untuk cairan dan 1- 10ml untuk gas)

Suhu di tempat injeksi sama atau sedikit lebih tinggi, sehingga sampel menguap dan dapat masuk ke dalam kolom yang dibawa oleh gas pembawa.

Injeksi Sampel dilakukan untuk introduksi cairan sampel ke instrumen kromatografi gas untuk selanjutnya dianalisis.

(25)

Wide Bore Injector (WBI)

Digunakan untuk sampel berupa cairan, dapat berupa murni cairan atau larutan dengan partikel padat. Seluruh komponen sampel yang diinjeksikan masuk ke dalam kolom.

Proses alat:

1. Sampel diinjeksikan terlebih dahulu.

2. Dipanaskan sampai menguap, direct injector dilakukan dengan temperatur tinggi (300°C)

3. Seluruh hasil uap akan masuk ke kolom dan sampel dapat dianalisis

(26)

Split Injector

Digunakan pada sampel dengan konsentrasi analit

yang tinggi

(27)

Mekanisme Kerja Split Injector

Gas memasuki inlet dengan total flow tertentu

● Sebagian kecil akan menuju ke septum, sisanya ke bagian liner

Ketika sampel diinjeksikan, akan menuju ke liner dan menguap → sebagian akan keluar melalui

kolom dan melalui split vent

(28)

- Split Ratio -

Split ratio biasanya ditentukan sebelum memulai analisis.

Bervariasi biasanya antara 5 : 1 sampai 500 : 1

Split yang tinggi artinya jumlah sampel pada kolom lebih kecil, memberikan puncak yang lebih tajam dan lebih baik

Split flow Column flow

= 100 mL/min

1 mL/min = 100 : 1

(29)

Splitless Injector

Digunakan pada sampel dengan konsentrasi analit

yang rendah

Split vent ditutup sebelum dan selama injeksi

Laju aliran yang lambat

→ Sampel berada di liner lebih lama sebelum masuk ke kolom

(30)

Splitless Hold Time

Setelah waktu yang cukup berlalu setelah injeksi, split vent terbuka

untuk membersihkan inlet

Diatur cukup lama untuk memaksimalkan vaporisasi dan

transfer analit ke kolom Durasi ini disebut

Splitless hold time

(31)

On-column injector sangat berguna untuk analisis sampel yang tidak stabil secara termal dan komponen dengan rentang titik didih yang besar.

On-column injector memerlukan jarum suntik khusus dengan persyaratan :

❖ Jarum diameter luar kecil disesuaikan dengan diameter dalam kolom

❖ Jarum yang lebih panjang disesuaikan untuk melewati injektor dan mencapai dalam kolom kapiler

❖ Volume kecil : 5 atau 10 μL

On-Column

Injector (OCI)

(32)

1. Sampel cair disuntikkan dengan memasukkan ujung jarum microsyringe langsung ke ujung kolom kapiler melalui needle guide dan septum terbuka, sampel sepenuhnya melewati injektor menuju kolom GC.

2. Setelah selesai disuntikkan, jarum dilepaskan keluar menyebabkan septum tertutup lagi dan komponen yang disuntikkan dapat langsung diuapkan di dalam kolom kapiler.

On-Column

Injector (OCI)

(33)

Injektor universal karena bersifat fleksibel

Injektor PTV menggabungkan split/splitless dan on-column (mode : split, splitless, pulsed, dan solvent split)

Suhu pada injektor akan meningkat sehingga terjadi perubahan sampel menjadi uap (vaporize)

Keuntungan :

Dapat digunakan untuk injeksi volume besar

Akurasi dan reproduktivitas yang baik

Cocok untuk menganalisis senyawa yang tidak stabil terhadap panas (mudah terurai)

Programmable Temperature

Vaporizing Injector (PTV)

(34)

Prosedur Analisis dengan Kromatografi Gas

04

(35)

Injeksi Manual

Injeksi sampel manual dilakukan dengan menggunakan jarum mikroliter.

Pastikan jarum yang digunakan tidak ada zat- zat lain yang dapat mengganggu analisis.

Selanjutnya sampel diambil sebanyak 1 µL lalu injektor dimasukan kedalam port sampel dan diinjeksikan secara hati-hati.

Terdapat beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses ini, yaitu :

● Bagian jarum/penekan injektor bengkok

● Bagian penekan injektor terlepas dari injektor.

(36)

● Gas pembawa akan mendorong sampel menuju kolom

Metal block/vaporization chamber sudah dipanaskan agar bisa

dilakukan penguapan Split mode:

- Sebagian sampel ada yang keluar melalui split vent

Splitless mode:

- Split vent tertutup, semua sampel akan menuju kolom

Split Mode & Splitless Mode

(37)

● Sampel dapat diinjeksikan secara manual atau otomatis.

● Prinsipnya adalah perbedaan partisi antara fase diam dan fase gerak.

● Terjadi pada Capillary column dan sampelnya berupa zat cair.

● Fase diam berupa lapisan tipis yang terikat pada lapisan kolom.

● Komponen dengan afinitas rendah terhadap fase diam akan bergerak dan keluar lebih cepat dibanding komponen dengan afinitas tinggi

Gas

Kromatografi

Partisi

(38)

Packed column diisi dengan material untuk absorbsi dari komponen sampel, biasanya berupa inert solid.

Packed column membutuhkan laju aliran pembawa yang lebih tinggi dibandingkan dengan kolom kapiler

Pemisahan gas terjadi pada:

- Packed molecular sieve

(hayesep/poropak-porous polymer) - Capillary: porous layer open tubular

(PLOT)

Gas Kromatografi-Adsorpsi

(39)

Langkah Kerja

Bode Animation. (2017). GAS CHROMATHOGRAPHY- Explainer Video. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=uSG8ANBTaN0

(40)

Referensi

Agilent Technology. (2016). Fundamentals of GC Columns Training - Agilent Technologies. Retrieved from https://youtu.be/uD-29-mV3N0

Bode Animation. (2017). GAS CHROMATHOGRAPHY- Explainer Video. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?

v=uSG8ANBTaN0

Chasteen, T. G. (n.d.). Split/Splitless and On-Column Gas Chromatographic Injectors. Retrieved December 7, 2022, from https://www.shsu.edu/~chm_tgc/gc/gcinject.html

Christian, G., Dasgupta, P., & Schug, K. (2014). Analytical chemistry (7th ed.). Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Gandjar,I. G., Rohman, A. (2015). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gas Chromatography. (2020, August 16).Retrieved from https://chem.libretexts.org/@go/page/301

GL Sciences. (n.d.). On-column injection in capillary gas chromatography (COC). Retrieved December 7, 2022, from https://www.glsciences.eu/html/on-column.html

GL Sciences. (n.d.). Optic-4 multi mode inlet for Gas Chromatography. best PTV Injector. Retrieved December 7, 2022, from https://www.glsciences.eu/html/ptv-injection.html

Harmita. (2015). Analisis Fisikokimia: Kromatografi. (Volume 2). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Irawan, M. Y. (2014). Makalah Kromatografi Gas. Samarinda: Universitas Mulawarman.

MrSimpleScience. (2018). GC - Gas Chromatography - Split & Splitless Injection Animation HD. Retrieved from https://youtu.be/dWsEsDikpHA

Restek Corporation. (2020). Split vs Splitless Injection [Video]. Youtube. Retrieved from https://youtu.be/TaLOF_jVRno Riyantana, R. O. (n. d.). Laporan Kromatografi Gas. Samarinda: Politeknik Negeri Samarinda.

Shimadzu. (2021). Sample Injection | SHIMADZU EUROPA. Retrieved December 7, 2022, from https://www.shimadzu.eu/tech-support/fundamentals-gc/sample_injection

Frayekti, Melly Chandra. (2013). Makalah Kromatografi Gas. Retrieved December 7, 2022 from https://www.academia.edu/29712001/MAKALAH_KROMATOGRAFI_GAS

Bode Animation. (2017). GAS CHROMATHOGRAPHY- Explainer Video. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?

v=uSG8ANBTaN0

(41)

CRÉDITOS: este modelo de apresentação foi criado pelo Slidesgo, e inclui ícones do Flaticon e infográficos e imagens da

Freepik

Terima

Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Pada pencangkokan 4-VP pada serat polipropilen pelarut yang dapat digunakan adalah metanol. Diperoleh kondisi optimum percobaan, yaitu: dosis total iradiasi 20 kGy, konsentrasi