• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuasa-Ilegal-PT-TPL-di-Kawasan-Danau-Toba-1.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kuasa-Ilegal-PT-TPL-di-Kawasan-Danau-Toba-1.pdf"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

Peristiwa yang dialami masyarakat adat Natumingka merupakan salah satu dari sekian banyak aksi kekerasan yang dilakukan PT TPL. Pada Selasa 27 April 2021, masyarakat adat Nagasaribu ingin melakukan penanaman kembali wilayah adatnya yang telah dirusak oleh PT TPL. Dulu, mereka berulang kali didatangi pihak keamanan PT TPL dan polisi saat sedang bertani di wilayah adatnya.

Hanya polisi yang berada di lokasi, sehingga masyarakatlah yang menanggung beban kekerasan yang dilakukan PT TPL. IUPHHKHT PT TPL terletak di atas kawasan hutan dengan fungsi lindung dan di luar kawasan hutan atau areal penggunaan lain (APL). PT TPL memiliki pabrik di Desa Sosor Ladang, Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Pemantauan dilakukan di 4 sektor konsesi PT TPL, yakni sektor Tele, Habinsaran, Padang Sidempuan, dan Aek Raja.

SEKTOR HABINSARAN

Tanaman Kayu Putih spesimen PKR ini terletak di Desa Natinggir, Desa Simare, Kecamatan Habinsaran dan diperkirakan baru berumur 6 bulan. Tanaman kayu putih di luar Konsesi PT TPL Habinsaran, Desa Lintong, Kecamatan Bor Bor. Tanaman kayu putih di luar konsesi PT TPL sektor Habinsaran berada di kawasan APL desa Lintong distrik Bor Bor.

Tanaman kayu putih izin PT TPL terletak di kawasan APL Desa Nagasaribu Kecamatan Lintong ni Huta. Terdapat tanaman PT TPL Eucalyptus di konsesi yang terletak di kawasan APL Desa Pasuburan Barat, Kecamatan Habinsaran.

Foto 2. Tanaman Eukaliptus berada dikawasan APL di luar konsesi PT  TPL Sektor Habinsaran
Foto 2. Tanaman Eukaliptus berada dikawasan APL di luar konsesi PT TPL Sektor Habinsaran

SEKTOR TELE

Batas penanaman kayu putih milik PT TPL tampak berbatasan dengan hutan alam di kawasan Hutan Lindung (HL) konsesi PT TPL Sektor Tele.

Foto 1 pada point 3 di peta . Tanaman eukaliptus berumur sekitar 3  bulan berada dalam kawasan PT TPL di fungsi APL
Foto 1 pada point 3 di peta . Tanaman eukaliptus berumur sekitar 3 bulan berada dalam kawasan PT TPL di fungsi APL

SEKTOR PADANG SIDEMPUAN

Rumah masyarakat di desa Pangkalan Dolok Lama termasuk dalam kawasan hutan produksi sektor PT TPL Padang Sidempuan. Perkebunan kelapa sawit tersebut milik masyarakat Desa Pangkal Dolok Lama yang berada dalam kawasan hutan produksi sektor PT TPL Sidempuan. Desa Jalan Lintas Sosopan Pangkal Dolok Lama berada dalam kawasan Hutan Produksi Sektor PT TPL Sidempuan dan disekitarnya terlihat perkebunan karet milik masyarakat.

Foto 1 pada point 4 di peta. Rumah masyarakat yang berada di Desa  Pangkalan Dolok Lama masuk dalam kawasan Hutan Produksi PT  TPL Sektor Padang Sidempuan
Foto 1 pada point 4 di peta. Rumah masyarakat yang berada di Desa Pangkalan Dolok Lama masuk dalam kawasan Hutan Produksi PT TPL Sektor Padang Sidempuan

SEKTOR AEK RAJA

Terdapat pembukaan hutan alam untuk spesies kemenyan dan Eucalyptus yang ditanam sekitar 1 bulan yang lalu di lahan sekitar 0,5 ha dalam izin konsesi PT TPL. Kayu putih di konsesi PT TPL menggunakan model kerjasama PKR dan berumur sekitar 4 tahun. Terdapat tanaman kayu putih model PKR milik Manalu di konsesi PT TPL di dalam kawasan APL.

Alat berat jenis ekskavator dan tumpukan kayu pinus ditemukan di konsesi PT TPL Sektor Aek Raja. Terdapat tumpukan kayu pinus beserta papan nama PT TPL di konsesi PT TPL Sektor Aek Raja. Terdapat penanaman kayu putih di konsesi di dalam kawasan APL, baik di sektor Habinsaran, Tele, dan Aek Raja.

Terdapat tanaman kayu putih di konsesi PT TPL fungsi APL dengan pola PKR di sektor Tele dan Aek Raja. Terdapat penanaman kayu putih di luar konsesi PT TPL pada fitur APL dengan pola PKR pada sektor Habinsaran, Tele dan Aek Raja. Hutan alam seluas 2 ha ditebang sekitar 2 bulan yang lalu di sektor Habinsaran dan penebangan hutan alam tipe Kemenyan sekitar 1 bulan yang lalu untuk membuka lahan untuk penanaman bibit kayu putih baru.

Terdapat konflik antara masyarakat adat dengan PT TPL di sektor Habinsaran dan konflik antara masyarakat adat Opu Panggal dengan PT TPL di sektor Aek Raja. Banyak fasilitas umum seperti kantor pemerintah, desa, tanggul, kuburan, perkebunan karet, kelapa sawit, kopi, dan persawahan berada dalam konsesi sektor PT TPL Padang Sidempuan. Temuan hasil penyelidikan wilayah kerja atau konsesi PT TPL atas kawasan hutan dengan fungsi lindung (HL), fungsi hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK), dan areal penggunaan lain (APL) tidak dibenarkan dengan merujuk pada UU 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana tercantum dalam perubahan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Penciptaan Lapangan Kerja.

Foto 1 dan 2 pada point 1. Terdapat Pembukaan  Hutan Alam jenis Kemenyan dan di sudah  ditanam eukaliptus sekitar 1 bulan lalu seluas  sekitar 0,5 ha dalam izin konsesi PT TPL
Foto 1 dan 2 pada point 1. Terdapat Pembukaan Hutan Alam jenis Kemenyan dan di sudah ditanam eukaliptus sekitar 1 bulan lalu seluas sekitar 0,5 ha dalam izin konsesi PT TPL

Analisis Legalitas

Khusus HPK yang diperuntukkan bagi pembangunan di luar kawasan hutan atau non hutan biasanya langsung dikeluarkan dari kawasan hutan menjadi APL. Acuannya adalah Pasal 31 ayat (3) Huruf C PP 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan yang menyatakan “Hutan produksi tetap, di luar kawasan hutan lindung, kawasan hutan dalam cagar alam, kawasan hutan dalam pelestarian alam, dan taman buru”. Temuan bahwa wilayah operasi PT TPL berada di dalam APL (area penggunaan lain umumnya di luar kawasan hutan) bertentangan dengan UU Kehutanan dan UU Pokok Pertanian, karena APL pada prinsipnya berada di luar kawasan hutan dan tidak ada izin untuk beroperasi. beroperasi di kawasan hutan di APL.

Legalitas yang tidak sah dan tidak sah atau tidak diakui oleh masyarakat adat harus segera dibenahi oleh pemerintah dalam bentuk pengukuhan kawasan hutan. 45 Tahun 2011 tentang Penetapan Kawasan Hutan bukan sekedar penetapan kawasan hutan, namun harus dilakukan melalui proses pengaturan batas, pemetaan, dan penetapan kawasan hutan. Penemuan kawasan hutan seharusnya menjadi pintu masuk untuk mendorong penyelesaian cepat konflik kepemilikan yang selama ini menjadi permasalahan mendasar.

Aspek legitimasi dalam proses pengukuhan lahan hutan harus mengedepankan inventarisasi kepemilikan lahan dan pemetaan kondisi sosial. Padahal, sebagai pemilik lahan yang berbatasan dengan kawasan hutan, masyarakat selama ini belum mempunyai akses terhadap lahan tersebut. Bukti penataan batas ini dianggap lengkap ketika BATB (Berita Penataan Batas) ditandatangani sebagai bentuk kesepakatan oleh pemilik tanah yang berbatasan dengan kawasan hutan yang dikukuhkan.

Artinya, tidak hanya sekedar menunjukkan batas saja, namun pengisian batas kawasan hutan dipenuhi dan disepakati semua pihak. Kawasan hutan yang masih berstatus arahan akomodasi (peruntukan) dan belum dikukuhkan (dibatasi, dipetakan dan ditandai) sebagai kawasan hutan telah diberikan hak penguasaan pada perusahaan. Desa/pondok dan wilayah adat yang ada dan tidak dikecualikan dari “peta peruntukan/peruntukan kawasan hutan” segera ditimpa dengan konsesi.

Analisis Dampak

Seperti pengalaman masyarakat adat Pandumaan-Sipituhuta, Natinggir di Desa Simare, Aek Raja-Parmonangan, Aek Lung-Dolok Sanggul, Onan Harbangan-Nagasaribu, Op Bolus-Sipahutar dan Pargamanan Bintang Maria-Parlilitan bahwa hutan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. bagian dari hidup mereka. Perbedaan masyarakat adat Batak dengan masyarakat adat lainnya di Indonesia adalah hampir seluruh hutan masyarakat adat Batak masih ditanami kemenyan. Seperti yang terjadi di Huta (Desa) Napa, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara pascapengrusakan hutannya oleh PT TPL.

Pada kasus lain seperti Huta Natinggir, Nagasaribu dan Natumingka, rusaknya hutan akibat penebangan hutan alam oleh PT TPL mengakibatkan masyarakat kesulitan memperoleh air minum dan irigasi sawah. Hal serupa juga terjadi di Pandumaan-Sipituhuta (Pollung), dimana konsesi PT TPL menebangi hutan alam dan menggantinya dengan monokultur kayu putih. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida pada tanaman kayu putih PT TPL telah menimbulkan dampak pencemaran lainnya terhadap masyarakat di wilayah konsesi dan desa-desa lain di hilir konsesi PT TPL.

Hutan kemenyan telah lama mampu menunjang kehidupan masyarakat adat, tidak hanya untuk kebutuhan hidup sehari-hari, namun juga untuk biaya pendidikan dan kesehatan. Selain dampak ekonomi, kehadiran PT TPL juga merusak hubungan sosial dan budaya di tanah Batak. Konflik horizontal sering terjadi di desa melalui kelompok petani hutan yang dibentuk oleh KPH dan PT TPL untuk bekerja sama dengan mereka.

Hampir di seluruh komunitas adat yang berkonflik dengan TPL, dibentuk kelompok tani untuk bekerjasama dengan TPL dengan menyediakan wilayah pengelolaan di wilayah adat yang diperjuangkan. Terutama terjadi di Tano Batak, Sumatera Utara, pada tahun 1983, aksi kekerasan, kriminalisasi dan intimidasi yang dilakukan terhadap masyarakat adat yang berusaha mempertahankan wilayah adatnya terus berlanjut. Berdasarkan catatan Aliansi Masyarakat Adat Kepulauan Tano Batak (AMAN), dan Kelompok Pengkajian dan Pengembangan Inisiatif Masyarakat Parapat (KSPPM), kurang lebih 50 anggota masyarakat adat mengalami kriminalisasi sejak tahun 2013 hingga saat ini oleh PT TPL yang tersebar di seluruh wilayah. Kecamatan Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Toba.

Analisis Pembiayaan

Hasil survei yang disajikan dalam laporan ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai peran lembaga keuangan di balik TPL; Untuk itu kami mencoba mendalami laporan keuangan yang tersedia (https://www.tobapulp.com/wp-content/uploads/2020/06/Laporan-Finan-Tahunan-2019-INRU.pdf). Dari kajian tersebut terlihat bahwa TPL hampir seluruhnya dibiayai oleh ekuitas dan pinjaman jangka panjang Sukanto Tanoto yang mencakup 43% neraca. Dari laporan Macao Money Machine, Tanoto adalah pemilik manfaat utama Pinnacle (https://environmentalpaper.org/wp-content/ .uploader Macao-Money-Machine.pdf).

Dari sisi ini, tidak terlihat adanya pembiayaan langsung dari lembaga keuangan (LJK), namun pada 25 Oktober 2019 tercatat Bank Panin menawarkan fasilitas kredit surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN), hanya informasi apakah dana tersebut sudah masuk. telah ditarik oleh TPL tidak tersedia. Hubungan pembiayaan dapat diambil dari pihak RGE secara grup, karena garis kepemilikannya sama melalui Pinnacle. Laporan Macau Money Machine juga menemukan bahwa RGE telah salah mengidentifikasi ekspor pulpnya dan tidak melaporkan pendapatannya sebesar US$668 juta, yang mungkin menghasilkan pendapatan pajak sebesar US$168 juta.

Selain itu, pada tahun 2012, RGE menerima denda pajak sebesar $200 juta atas penipuan pajak sistemik dan pencucian uang dalam bisnisnya. Tanoto yang menjadi penerima manfaat akhir/UBO untuk TPL, APRIL, Sateri dan RGE menunjukkan bahwa Tanoto memiliki akses terhadap pengambilan keputusan keuangan untuk semua perusahaan tersebut.

10 KREDITUR TERBESAR ROYAL GOLDEN EAGLE

Kajian ini menyimpulkan bahwa selain seringnya terjadi kriminalisasi berupa kekerasan terhadap masyarakat adat, PT TPL juga tampak berlokasi secara ilegal dan beroperasi di kawasan yang ditetapkan sebagai hutan lindung, HPK, dan APL. Selain itu, pemberian izin hutan tanaman industri yang masih merupakan warisan mekanisme penunjukan kawasan hutan sebagaimana diatur dalam sistem Perjanjian Pengelolaan Hutan (FGM) tahun 1982 telah menyebabkan tidak terpenuhinya amanah pengukuhan kawasan hutan yang bersangkutan. masyarakat adat di kawasan Danau Toba. Hal ini bertentangan dengan peraturan Kehutanan dan Agraria yang menurut PT TPL seharusnya dilakukan.

Selain itu, dampak legalitas ilegal juga merusak lingkungan, menghancurkan perekonomian masyarakat, berisiko meledaknya konflik horizontal, dan memberikan pembiayaan destruktif kepada PT TPL. TPL di kawasan Danau Toba dan segera melaksanakan pengukuhan kawasan hutan dengan melibatkan masyarakat adat dalam seluruh proses pengukuhan kawasan hutan.

Gambar

Foto 1. Tanaman Eukaliptus yang berada di luar konsesi PT TPL dan berada dikawasan APL Desa Simare Kecamatan Habinsaran
Foto 2. Tanaman Eukaliptus berada dikawasan APL di luar konsesi PT  TPL Sektor Habinsaran
Foto 3. Tanaman eukaliptus di dalam izin PT TPL yang berada pada  kawasan APL. Diperkirakan tanaman eukaliptus ini berusia sekitar 4  tahun dan berada di Desa Simare Kecamatan Habinsaran
Foto 4. Tanaman Eukaliptus yang berada di luar konsesi PT TPL  Sektor Habinsaran Desa Lintong Kecamatan Bor Bor
+7

Referensi

Dokumen terkait

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil temuan di lapangan dan sesuai dengan tujuan penelitian,maka didapatkan hasil Persepsi Masyarakat Tentang Fungsi Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten