• Tidak ada hasil yang ditemukan

L.K 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Yani Suharyani - SIkulus 2

N/A
N/A
Muhammad Lutfi abdul aziz

Academic year: 2023

Membagikan "L.K 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Yani Suharyani - SIkulus 2"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

L.K 1.2 : Eksplorasi Penyebab Masalah Nama : Yani Suharyani

Asal Institusi : SDN Saparako

No Masalah yang telah

diidentifikasi

Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi

Penyebab Masalah 1 1 Rendahnya

Peserta didik dalam pemhaman konsep penjumlahan dari 1 – 10

1. Menurut Meila anggara dan Asep Samsudin (2023) Pemahan konsep pada pelajaran matematika mempunyai tujuan yang utama dimana peserta didik mampu menjumlahan penjumlahan matematika dasar dengan cara sederhana dan nyata dan mudah dipahami peserta didik kelas rendah

Penelitian ini sendiri dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuam pemahamanan konsep penjumlahan pada mata pelajaran matematika dasar kelas 1 sekolah dasar

Salah satu upaya yang dilakukan dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat serta memadai seperti menggunakan model pembelajaran project besed learning

https://ejournal.unsap.ac.id/index.php/saee/article/view/600

2. Pada awal pemberian materi pembelajaran matematika siswa tidaklah cukup dengan melihat objek atau simbolnya saja katika melakukan penjumlahan. Siswa kelas I memiliki kisaran usia 7 sampai 8 tahun, sehingga dapat digambarkan seorang anak yang berada pada tahap operasional konkrit dan memiliki kecenderungan untuk berfikir konkret atau nyata. Pada tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek

Berdasarkan kajian

literatur, wawanvcara serta konfirmasi, observasi, pengamatan langsung di peroleh penyebab rendahnya konsep pemahaman pada materi penjumlahan adalah 1. Usia belum mencukupi

untuk masuk ke

jenjang SD, sedangkan kisaran masuk SD antara 6,5 – 7 tahun.

2. Waktu belajar dirumah terlalu singkat,

sedangkan belajar dirumah sangat mempengaruhi dalam pembelajaran.

3. Media pembelajaran kurang menarik 4. Proses berpikir peserta

didik masih dalam tahan konkrit

5. Pada awal pemberian materi tidak cukup

(2)

fisik yang ada saat ini. Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, siswa yang belajar pada tahap operasional konkret masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika (Ningrum, 2020).

Sebelas April Elementary Education (unsap.ac.id)

3. Waktu pembelajran dirumah itu sangat singkat, sehingga pendidikan Rumah itu sangat penting, maka Keterlibatan orang tua dalam pendidikan itu sendiri dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk aktivitas yang dilakukan orang tua baik di rumah atau pun di sekolah, sehingga akan memberikan keuntungan baik bagi orang tua, anak maupun sekolah (Morrison, 1988, hlm. 49)

https://www.obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/download/152/113

Hasil Wawancara

Sabtu, 28 Oktober 2023 Jam 09.30

1. Iros Rosmawati, S.Pd (Kepala Sekolah, Pakar) Faktor penyebab masalah

a. Cara mengajar guru monoton

b. Media pembelajaran kurang menarik c. Strategi pembelajaran kurang bervariasi

melihat objek, tetapi harus dengan

simbolnya.

6. Peserta didik masih belum beradaptasi dengan kurikulum merdeka

Kesimpulan

Menurut pendapat penulis berdasarkan hasil kajian literatur dari wawancara tentang rendahnya pemahaman konsep matematika pada penjumlahan, saya

sependapat dengan kepala sekolah dan teman sejawat bahwa penyebabnya adalah

1. Guru mengajar terlalu monoton

2. Usia belum mencukupi untuk masuk ke jenjang SD, sehingga belum bisa menerima pelajaran yang rumit.

3. Kurangnya minat baca pada peserta didik 4. Media kurang menarik

yang digunakan untuk menunjang pelajaran penjumlahan

5. Peserta didik kurang

(3)

d. Usia belum mencukupi untuk masuk ke jenjang SD

e. Pendidikan TK sangat berpengaruh untuk masuk ke jenjang SD Dokumentasi

https://youtu.be/D7Ek5IecxEw?si=5B1oD6BtHmfLOjBd

2. Deuis Aisah, S.Pd (Guru Kelas VI) Hari Sabtu, 28 oktober 2023 Jam 10.00

a. Guru kurang menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi b. Media kurang menarik yang digunakan untuk penjumlahan

c. Faktor keluarga sangat berpengaruh dalam pembelajaran peserta didik

memahami simbol penjumlahan dan menghitung bilangan dari 1-10

6. Faktor lingkungan rumah tidak

mendukung pada proses pembelajaran peserta didik

(4)

Dokumentasi

https://youtu.be/QvnKaEpe92s?si=K3xCwlQanpXinDpc

3. N. Molly Rosita, S.Pd (Guru Kelas I Teman Sejawat) Hari Sabtu, 28 Oktober 2023 Pukul. 11.00

a. Guru kurang menggunakan metode pembelajaran yang tidak meunjang dalam materi penjumlahan

b. Peserta didik kurang memahami symbol penjumlahan c. Peserta didik belum bisa menghitung dari 1-10

(5)

d. Faktor lingkungan rumah sangat berpengaruh dalam pembelajaran Dokumentasi

https://youtu.be/jNvmvOmp7HU?si=h4UQ4l58VVsM34lc

2 Rendahnya peserta didik dalam membaca

Kajian Literatur

Menurut Sujana (2004) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Penyebab dari kesulitan membaca dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor

https://doi.org/10.31539/kibaps.v4121659

Danim, (2003) dalam Tjpto Subadi (2010) mengemukakan bahwa persoalan utama yang dihadapi dalam pengelolaan Sekolah Dasar saat ini bukan saja terletak pada sisi efisiensinya, tetapi juga masalah mutu, akses dan peluang

Berdasarkan hasil kajian literatur wawancara serta observasi pengalaman langsung diperoleh

penyebab kesulitan belajar siswa dalam membaca adalah:

1. Kurangnya minat baca 2. Masih rendahnya

(6)

pengembangan. Ditambahkan lebih lanjut, bahwa rendahnya efisiensi ditunjukkan oleh indikator seperti; (1) masih tingginya angka putus sekolah dan mengulang kelas. Berdasarkan hasil studi Bank Dunia penurunan angka putus sekolah antara tahun 1980 sampai 1991 dari 5,1% ke 3,5%. Sementara angka mengulang kelas rata-rata 10%. (2) masih rendahnya kemampuan membaca kritis pada siswa Sekolah Dasar. Berdasarkan Studi IEA (dalam Achmadi, 1995) menunjukkan bahwa penguasaan membaca kritis siswa Sekolah Dasar sebesar 36,1%. Sementara Hidayat (dalam Danim, 2003) juga mengemukakan bahwa kemampuan siswa Sekolah Dasar untuk menjawab pertanyaan dengan benar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia (47%), Matematika (49%) dan IPA (47%).

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3791/Globalisasi%20-

%20Tjipto%20Subadi.pdf?sequence=1

Hasil Wawancara

1. Iros Rosmawati, S.Pd (Kepala Sekolah) Hari Sabtu, 28 Oktober 2023 Pukul 10.00

a. Kurangnya akses untuk mendapatkan bahan literasi terutama di daerah terpencil

b. Rendahnya kunjungan peserta didik keperpustakaan

c. Guru harus sesabar mungkin untuk membimbing peserta didik, serta mengenal karakteristiknya

kunjungan ke perpustakaan 3. Peserta didik belum

hafal huruf alfabet 4. Pada waktu luang

peserta didik lebih senang untuk bermain telepon genggam, main game atau melakukan permainan- permainan lain dari pada membaca 5. Kurangnya dukungan

orangtua dirumah untuk mengajarkan juga membaca Kesimpulan

Menurut pendapat penulis berdasarkan hasil kajian literatur dan wawancara dan rendahnya minat baca pada peserta didik, saya sependapat dengan kepala sekolah dan teman sejawat bahwa penyebabnya adalah:

1. Kurangnya akses untuk mendapatkan bahan literasi terutama di daerah terpencil 2. Rendahnya kunjungan

peserta didik

(7)

Dokumentasi

https://youtu.be/D7Ek5IecxEw?si=5B1oD6BtHmfLOjBd

2. Deuis Aisah, S.Pd (Guru Kelas VI) Hari Sabtu

a. Peserta didik kurang motivasi dalam belajarnya

b. Kurangnya minat peserta didik datang ke perpustakaan c. Guru harus meluangkan waktu untuk melatih peserta didik

membaca

keperpustakaan 3. Guru harus sesabar

mungkin untuk membimbing peserta didik, serta mengenal karakteristiknya 4. Peserta didik kurang

motivasi dalam belajarnya

5. Kurangnya dukungan orangtua dirumah untuk mengejarkan membaca

(8)

Dokumentasi

(9)

https://youtu.be/QvnKaEpe92s?si=K3xCwlQanpXinDpc

3. N. Molly Rosita, S.Pd

Hari Sabtu, 28 Oktober 2023 Pukul 11.30

a. Kurangnya dukungan orangtua dirumah untuk mengerjakan membaca

b. Peserta didik belum hafal huruf alfabet

c. Selalu ada huruf yang berbeda dengan bunyi huruf yang sama contohnya huruf “b” dan “d”

d. Bila pesera didik sudah hafal huruf konsonan dan vocal maka anak bisa membaca 2 huruf seperti ma-kan

Dokumentasi

https://youtu.be/jNvmvOmp7HU?si=h4UQ4l58VVsM34lc

(10)

3 Kurangnya memanfatkan media

pembelajaran

Kajian Literatur

Husain (2014:184) mengemukakan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran berperan penting sebagai perantara pada pelaksanaan menyalurkan ilmu pengetahuan tanpa meniadakan gaya awal pembelajaran yang berlangsung berhadapan di dalam kelas.

http://jim.usk.ac.id/pgsd/article/view/8579

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber pembelajaran ke peserta didik (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat pembelajar sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran (di dalam/ diluar kelas) menjadi lebih efektif (Jalinus, 2016). Media yang dipilih hendaknya yang benar-benar efektif dan efisien (Puspita et al., 2017). Penggunaan media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi, minat, kebutuhan, dan kondisi peserta didik (Aras, 2019; Lestari et al., 2018). Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, media pembelajaran dapat menumbuhkan motivasi dan meningkatkan aktivitas pembelajaran (Setiawan, 2019).

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/article/view/38941

Pagander & Read (2014) bahwa, di dalam PBL, memungkinkan siswa memperoleh keterampilan sosial dan kemampuan komunikasi yang lebih baik, yang juga sangat penting bagi siswa dalam menghadapi berbagai tantangan di era modern saat ini. Disebutkan oleh Herminanto, dkk (2017) bahwa, model PBL ini membantu siswa dalam menyelesaikan masalah serta memperoleh pengetahuan tertentu dalam mengembangkan hasil belajar mereka melalui kemampuan berpikir kritis dan keterampilan menyelesaikan masalah.

https://doi.org/10.23969/jp.v8i1.7987

Menurut pendapat penulis berdasarkan hasil kajian literatur yaitu kurangnya memanfaatkan media pembelajaran,

penyebabnya adalah : 1. Kurangnya

pemanfaatan media karena tenaga pendidik masih tertinggal dalam dunia IT sehingga pendidik hanya menggunakan metode

konvensional saja 2. Masih banyak guru

PNS yang belum pensiun sehingga pergantian zaman anak sekarang dengan metode konvensional guru- guru PNS

terdahulu sangat berbeda

3. Pentingnya memiliih dan memilah metode atau model

pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik kelas

(11)

rendah

4. Pemilihan PBL sangat efektif untuk peserta didik kelas rendah

Referensi

Dokumen terkait