• Tidak ada hasil yang ditemukan

LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah

N/A
N/A
Taufiq

Academic year: 2024

Membagikan "LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah Nama Guru : TAUFIQURROHMAN Asal Institusi : SMP Negeri 1 Klangenan

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab- penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur

o Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.

o Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik masalah.

o Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.

2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:

o Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.

o Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab masalah tersebut.

o Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis penyebab masalah.

3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:

o Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.

o Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.

o Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah- langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.

o Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

(2)

No. Masalah Yang

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah

1 Pedagogik, literasi, dan numerasi

Kemampuan literasi dalam pelajaran bahasa inggris, peserta didik di kelas VIII A masih rendah dalam reading comprehension salah satunya dalam materi Short

Functional Text,

Announcement dan Notice (writing Skill)

Hasil Refleksi

1. Peserta Didik masih beranggapan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang sulit

2. Peserta Didik merasa tidak percaya diri karena takut melakukan kesalahan ketika berbicara, dan membaca teks bahasa Inggris

3. Pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam belajar reading text. Mereka tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan yang ditugaskan guru (Suyanto & Asep Jihad 2013: 6). Mereka tidak mengerti isi teks bahkan tidak mengerti arti kata-kata yang digunakan dalam teks tersebut. Mereka kurang memahami maksud kalimat pertanyaan. Hal ini menyebabkan pertanyaan dan jawaban tidak sesuai.

Kajian literatur:

1. Menurut Numbered Head Together (NHT) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat mengaktifkan siswa (Slavin, 2008:256)

Sumber : (Pujiati, 2019) Increasing Short Functional Reading Reading Competencies Using Numbered Head Together (NHT) in Junior High School. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 22 No. 1,Februari Tahun 2019, 81–90.

http://jurnal.uns.ac.id/paedagogia

2. Menurut Yang Dong & Bonnie Wing-Yin Chow (2022) Parental literacy teaching behaviors have stronger effects on children’s ESL (English as a second language) ability than parental beliefs on their children’s English learning and the availability of learning resources at home.

(Perilaku mengajar literasi orang tua memiliki pengaruh

Setelah melakukan kajian literatur dan wawancara,

berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya

kemampuan literasi belajar pada peserta didik, yakni:

1. Peserta didik belum

menggunakan bahasa inggris dalam

pembiasaan dilingkungan sekolah.

2. Proses

pembelajaran belum

sepenuhnya menggunakan berbagai visual literacy dalam pengembangan bahan ajar.

3. Orang tua tidak berperan aktif, sebagai

pembimbing peningkatan

(3)

No. Masalah Yang

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah yang lebih kuat terhadap kemampuan ESL anak

dibandingkan keyakinan orang tua terhadap

pembelajaran bahasa Inggris anaknya dan ketersediaan sumber belajar di rumah)

Sumber : Yang Dong & Bonnie Wing-Yin Chow (2022).

Home Literacy Environment and English as A Second Language Acquisition: A Meta-analysis”. Language Learning and Development, Volume 18, 2022 - Issue 4

https://doi.org/10.1080/15475441.2021.2003197

Hasil wawancara

1. Kepala Sekolah (H. Ahmad Jumhur, M.Pd)

• Menghimbau guru untuk memberikan motivasi dan mengingatkan kepada peserta didik betapa

pentingnya mempelajari Bahasa Inggris.

• Mengingatkan guru untuk menciptakan pembelajaran yang interaktif untuk membangun semangat atau motivasi peserta didik.

2. Teman Sejawat

(Nurhayati, S.Pd – Guru PPKN)

• Rendahnya motivasi Peserta Didik dipengaruhi oleh perspektif Peserta Didik yang menganggap bahwa Bahasa Inggris itu sulit, antara pengucapan dan tulisan berbeda.

3. Peserta didik

Kurangnya pembiasaan Peserta Didik dalam penggunaan bahasa inggris dalam keseharian.

literasi terkait pembelajaran yang ada di sekolah,.

2 Kesulitan belajar peserta didik dalam proses

Hasil Refleksi

1. Peserta Didik belum terbiasa menggunakan bahasa Inggris ketika bertemu gurunya

2. Peserta Didik harus menjadikan kebiasaan berbahasa

Setelah melakukan kajian literatur dan wawancara,

berikut adalah

(4)

pembelajaran

Terdapat Peserta Didik

yang kurang percaya diri dalam mempelajari vocabulary dalam Reading Comprehension

Inggris dalam lingkungan sekolah. Karena language is practice.

Kajian literatur:

1. Menurut Gustaf Ardi Prayoga, (2023) Faktor penyebab rendahnya vocabulary Peserta Didik adalah (1) perbedaan antara penulisan dan pengucapan dalam bahasa Inggris (2) bagaimana mengucapkan dan mengeja kosakata dalam Bahasa inggris (3) mengartikan sebuah kata dalam bahasa Inggris yang sesuai dengan konteks tertentu, (4) penulisan kata atau ejaan bunyi yang tidak sesuai. (5) pengucapan kata yang benar dalam Bahasa inggris

Sumber : Gustaf Ardi Prayoga, (2023) “AN ANALYSIS OF THE EIGHTH GRADE STUDENT’S DIFFICULTIES ON LEARNING ENGLISH VOCABULARY IN SMP NEGERI 9 TARAKAN” Thesis English Education Department Teaching Training and Education Faculty Borneo University Tarakan 2023.

https://repository.ubt.ac.id/repository/UBT08-02-2023- 142459.pdf

2. Menurut Megawati, (2016) dikutip dari Susanthi, D (2021) Terdapat tiga elemen keempat keterampilan (Reading, Writing, Listening dan Speaking), yaitu pronunciation (pelafalan), vocabulary (kosa kata), dan grammar (struktur bahasa), hal ini yang selalu menjadi kendala untuk belajar bahasa inggris.

Sumber : Susanthi, D. 2021. “Kendala dalam belajar Bahasa Inggris dan Cara Mengatasinya”. Linguistic Community Service Journal. Vol. 1, No. 2, 2021

https://doi.org/10.55637/licosjournal.1.2.2658.64-70

Hasil Wawancara

1. Teman Sejawat (Niyati Wulandari, S.Pd – Guru Bahasa Inggris)

beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kosa kata (vocabulary), pronounciation dan grammar pada peserta didik, yakni:

1. Peserta didik terbiasa mengartikan sendiri teks bahasa Inggris menggunakan google

translate yang praktis.

2. Peserta didik Tidak terbiasa mengartikan word by word.

3. Peserta didik belum terbiasa menggunakan bahasa inggris saat

pembelajaran bahasa inggris inggris maupun diluar

pembelajaran.

(5)

No. Masalah Yang

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah

• Peserta Didik belum cukup banyak menguasai kosakata dalam bahasa inggris

• Peserta Didik kurang percaya diri dalam melafalkan kosakata bahasa Inggris

• Peserta Didik menganggap bahasa Inggris sulit karna tulisan dan pelafalan berbeda.

2. Kepala Sekolah (H.Ahmad Jumhur, M.Pd)

• Guru dihimbau menggunakan metode yang variatif untuk menimbulkan ketertarikan Peserta Didik dalam pembelajaran dikelas.

• Guru dianjukan untuk mengguanakan media dalam proses kegiatan belajar mengajar.

3. Pakar / Pengawas Managerial Dinas Pendidikan Kab.

Cirebon (Novi Kusdiyanto, S.Sn. M.M)

• Mengenali karakteristik belajar peserta didik

• Merubah metode mengajar yang lebih menarik

• Pembelajaran berpusat pada peserta didik untuk membangun rasa percaya diri peserta didik.

• Menggunakan bahasa Inggris dalam kegiatan KBM.

• Membiasakan Peserta Didik untuk berbahasa Inggris ketika bertemu gurunya

• Peserta Didik harus mengalami, melihat, dan mempraktekkan langsung berbahasa Inggris

3 Komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik masih kurang.

Kurangnya komunikasi antara guru dan

Hasil refleksi:

1. Orang tua sibuk bekerja sehingga kurang

memperhatikan perkembangan anak disekolah

2. Latar belakang pendidikan orang tua rendah menjadikan orang tua, menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada sekolah tanpa

mengikuti perkembangannya

Setelah melakukan kajian literatur dan wawancara, berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan

rendahnya komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik,

(6)

orang tua Peserta Didik khususnya terkait

pembelajaran bahasa inggris

Kajian literatur:

1. Menurut (Anam & Afroni, 2020),Pendidikan bahasa Inggris untuk anak

membutuhkan metode dan proses pengajaran yang tepat dan efektif,

misalnya melalui nyanyian, musik, dan mengutamakan fisik. Metode tersebut dianggap berhasil dan sangat sesuai bagi pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini. Untuk mengembangkan metode tersebut juga membutuhkan peran guru dan orang tua dalam proses

pembelajaran bahasa Inggris.

1.

Sumber

Anam, N. K., & Afroni, M. (2020). Peran Penting Orang Tua Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Anak Usia Dini. Jurnal Imliah Promis, 1(2).

Pujiati. (2019). Increasing Short Functional Reading Reading Competencies Using Numbered Head Together (NHT) in Junior High School. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 22 No.

1,Februari Tahun 2019, 81–90.

2.

https://journal.stitpemalang.ac.id/index.php/Promis/article/view/302

2. Menurut Triwardhani, Trigrtanti, Rachmawati dan Putra (2020), dalama kenyataan dilapangan seringkali ditemukan kendala dalam komunikasi.

Membuat program yang melibatkan guru, anak dan orang tua memiliki tingkat kerumitan yang tinggi terutama ketika menghadirkan orang tua dalam kegiatan belajar. Karenanya pihak sekolah, terutama guru perlu membangun komunikasi dengan orang tua sehingga orang tua terlibat langsung dalam proses belajar dan tidak hanya sebagai pengamat.

Sumber : Triwardhani, Trigrtanti, Rachmawati dan Putra.

2020. “Strategi guru dalam membangun komunikasi dengan orang tua Peserta Didik di sekolah”. Jurnal Kajian komunikasi. https://doi.org/10.24198/jkk.v8i1.23620

yakni:

1. Terdapat beberapa orang tua peserta didik yang kurang mendukung program sekolah, misalnya tidak hadir ketika mendapat undangan rapat.

2. Sebagian orang tua peserta didik tidak mempunyai HP sehingga

menyulitkan guru untuk

berkomunikasi dan sulit mengetahui kabar terkini peserta didik.

(7)

No. Masalah Yang

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah

Hasil wawancara

1. Pakar / Pengawas Managerial Dinas

Pendidikan Kab. Cirebon (Novi Kusdiyanto, S.Sn. M.M)

Guru menjelaskan secara langsung kepada orang tua tentang program sekolah

Mengikut sertakan orang tua dalam program sekolah melalui komite sekolah

Sosialisasi program sekolah dalam penyusunan RKAS (Rencana Kerja Anggaran Sekolah)

4 Pemahaman Mengenai HOTS masih kurang.

Peserta Didik kesulitan menjawab dengan benar soal jenis HOTS pada materi Short Functional Text.

Hasil refleksi:

1. Peserta Didik masih terbiasa menjawab soal- soal di level LOTS seperti soal – soal pilihan ganda yang biasa digunakan pada setiap mata pelajaran.

2. Guru harus terus membiasakan diri memberikan soal level HOTS pada Peserta Didik.

Kajian literatur:

• Menurut Kurniati, (2016) yang dikutip dari Sani, Maria dkk (2020) HOTS merupakan proses berpikir yang mengharuskan Peserta Didik memanipulasi informasi dan ide–ide dalam cara tertentu yang memberi pengetahuan dan impilikasi baru, dengan demikian kemampuan berpikir tingkat tinggi akan terjadi ketika Peserta Didik mengaitkan informasi baru

dengan informasi yang sudah tersimpan dalam ingatannya dengan menghubungkan atau

menata ulang dan mengembangkan informasi tersebut.

Sumber : Sani, M. M. R., Meha, A. M., & Nenotek, S. A. (2020). “Penerapan Model Siklus Belajar 5E

Berikut adalah beberapa faktor yang

menyebababkan kurangnya

pemahaman mengenai HOTS, yakni:

1. Kemampuan peserta didik masih di level LOTS.

2. Beberapa peserta didik kesulitan mengerjakan soal HOTS.

3. Guru masih harus terus berusaha melakukan membuat soal

(8)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) Peserta Didik di SMP Adhyaksa 2 Kupang Tahun Ajaran 2018/2019”. Jurnal Sains Dan Edukasi Sains, 3(1), 15–23.

https://doi.org/10.24246/juses.v3i1p15-23

• Anderson & Krathwohl (2001) menyatakan bahwa domain proses kognitif yang termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) adalah domain analisis (analysis), evaluasi (evaluate), dan mencipta (create)

Sumber : Anderson, L.W. dan D.R. Krathwohl. 2001.

A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing:

A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

https://www.celt.iastate.edu/instructional-

strategies/effective-teaching-practices/revised-blooms- taxonomy/

Hasil wawancara

1. Teman Sejawat (Niyati Wulandari, S.Pd – Guru Bahasa Inggris)

Soal-soal berbentuk pilihan ganda masih sering digunakan

Guru jarang memberikan soal HOTS

Peserta Didik tidak memahami materi dengan baik karena metode yang digunakan belum tepat

HOTS sedidkit demi sedikit menyesuaikan kemampuan Peserta Didik.

5 Sarana dan prasarana penunjang pembelajaran masih belum dimaksimalkan.

Tidak semua Peserta Didik menguasai IT

Hasil refleksi:

1. Peserta Didik masih belum paham penggunaan IT (HP) khususnya sebagai pelengkap penunjang pembelajaran.

2. Kurangnya pelatihan tentang inovasi pembelajaran

3. Terbatasnya sarana dan prasarana terkait jaringan data/wifi.

Kajian literatur:

1. Panji Angkasa (2023:1) Universitas Ibn Khaldun Bogor, mengemukakan pendapatnya bahwa Smartphone adalah salah satu dari sekian banyaknya teknologi yang

Berikut adalah beberapa faktor yang menyebababkan kurangnya

pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, yakni:

1. Keterbatasan sarana dan prasarana

(9)

No. Masalah Yang

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah (HP) khususnya

Sebagai aspek penunjang pembiasaan pembelajaran bahasa inggris.

berkembang, saat ini. telepon genggam yang mempunyai kemampuan dengan penggunaan dan fungsi yang

menyerupai komputer. Kehadiran smartphone yang dapat dibeli dengan mudah menjadi alternatif keterbatasan sumber belajar bagi guru dan Peserta Didik.

Sumber :

Panji Angkasa 2023 Pengaruh Penggunaan smartphone terhadap prestasi belajar Peserta Didik SMK ADI SANGGORO Bogor, Journal Pendidikan Guru, Vol. 4, No. 1, (1) 2023, hlm. 078-084

https://doi.org/10.32832/jpg.v4i1.10181

2. Erni Nuraliyah, dkk (2022) berpendapat berdasarkan dari hasil wawancara, Bahwa penggunaan handphoneuntuk belajar dengan rata-rata waktu 1–2 jam memberikan dampak positif diantaranya, kemudahan dalam mendapatkan materi pembelajaran, peningkatan dalam kosa kata Bahasa Inggris, menambah wawasan untuk membuat konten sebagai media pembelajaran, seperti yang diutarakan oleh beberapa partisipan kami, ketika ditanyakan tentang dampak positif dari penggunaan handphone yang mereka miliki.

Sumber : Erni Nuraliyah, Ahmad Fadilah, Elis Handayaningsih, Ernawati, Santi Librayanti Oktadriani, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Penggunaan Handphonedan Dampaknya bagi Aktivitas Belajar, Pendidikan Sosial dan Budaya, Jurnal Ideas 1586, Vol. 8, No. 4, (11) 2023. https://doi.org/10.32884/ideas.v8i4.961

Hasil wawancara

1. Pakar / Pengawas Managerial Dinas Pendidikan Kab.

Cirebon (Novi Kusdiyanto, S.Sn. M.M)

Meningkatkan kompetensi Peserta Didik dalam penguasaan materi dan IT (HP) untuk penyelesaian tugas di sekolah atau di luar sekolah

Melakukan pendampingan terhadap Peserta Didik-Peserta Didik yang belum dan sudah menguasai IT (HP) agar mendapatkan positif dalam pembiasaan diluar sekolah.

Menggunakan media yang bervariasi dan menyenangkan ketika guru memberikan tugas melalui pembelajaran

penujang

pembelajaran di sekolah atau diluar sekolah.

2. Peserta Didik masih belum paham penggunaan IT (HP) dalam setting menggunakan bahasa inggris sebagai pembiasaan penggunaannya.

(10)

daring.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah 1 Setelah melakukan analisis kajian literatur dan wawancara serta dilakukan pengamatan maka

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang

Dalam menyelesaikan soal masih ada siswa yang Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dapat diketahui bahwa penyebab masalah belum terbiasa diterapkannya model

5 Motivasi belajar siswa yang masih rendah Faktor penyebab motivasi belajar siswa yang masih rendah adalah : Akar penyebab masalah dari hasil eksplorasi yaitu guru belum Berdasarkan

Jenis Permasalahn Masalah yang Diidentifikasi Hasil wawancara Faktor Penyebab Hasil Wawancara Solusi Alternatif 1 pedagogik, literasi, dan numerasi.. Aktivitas belajar siswa dalam

Teluk Gelam OKI Tugas : LK 1.1.3 Penentuan Penyebab Masalah NO Hasil Explorasi Penyebab Masalah Akar Penyebab Masalah Analisis Akar Penyebab Masalah Masalah Terpilih yang akan

LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah Nama Mahasiswa : JEFRI AGUSTIAN DJANIMO Asal Institusi : SMP NEGERI 4 TOILI No Hasil eksplorasi penyebab masalah akar penyebab masalah

Eksplorasi Penyebab Kemampuan Peserta Didik dalam Memecahkan Masalah