• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

N/A
N/A
Mama Fawwaz

Academic year: 2024

Membagikan "Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah N

o Masalah yang telah

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah

Nama Guru : Leli Silfia Lazuardi

Asal Institusi : SMA Negeri 4 Rejang Lebong

(2)

1

Pembelajaran yang dilakukan belum menerapkan pembelajaran berbasis HOTS

Sumber kajian literatur:

Penyebab pembelajaran yang

dilakukan belum menerapkan pembelajaran berbasis HOTS, yaitu:

1. Peserta didik masih belum terbiasa menyelesaikan soal kategori HOTS 2. Pendidik belum memiliki

pemahaman yang baik dalam menerapkan model pembelajaran 1. Menurut Mailani (2019) Siswa sebagai subyek dan obyek

pembelajaran harus mulai memahami tujuan pembelajaran yang diberikan guru. Harapannya dengan pembelajaran HOTS yang dibuat guru, maka siswa mampu mengaplikasikan kemampuan kritis dan analitisnya terhadap permasalahan di sekitarnya. Jadi pandangan siswa yang hanya menjadikan guru sebagai satu-

(3)

satunya sumber belajar harus diubah. Siswa mulai berpikir menjadikan apa yang ada disekitarnya sebagai sumber belajar.

Siswa secara aktif dibiasakan menerapkan konsep pembelajaran yang telah diterima di sekolah, untuk memecahkan masalah- masalah yang dihadapi saat ini.

2. Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan untuk

yang mengintegrasikan HOTS

3. Pendidik belum

mengupgrade diri

terkait dengan pembelajaran

HOTS.

(4)

menggunakan dan memproses suatu informasi dengan berpikir di luar realitas (Lie et al., 2020). Menurut Thomas & Thorne keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah cara berpikir pada tingkat yang lebih tinggi dari tingkatan mengingat fakta, menyajikan fakta, atau menerapkan aturan, rumus dan proses (Kristiyono, 2018). Keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu keterampilan berpikir tingkat tinggi

(5)

yang berkaitan dengan level kognitif C4 hingga C6, keterampilan berpikir tingkat tinggi yang mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis serta kreatif.

(6)

N o Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah

1. Sumber wawancara: guru (Devi Tri Jayanti, M. Pd. Si/

guru mata pelajaran Biologi, SMA Negeri 4 Rejang Lebong, Prov. Bengkulu)

“Pembelajaran yang menggunakan materi HOTS itu disesuaikan dengan kondisi dari sekolah masing masing dan

(7)

yang menjadi faktor utama dari penggunaan materi HOTS itu sendiri adalah input siswanya. Jika input siwa low untuk dibuat high itu perlu proses/ energi yang lebih besar. Dari sisi gurunya, bagaimana gurunya juga harus mau beradaptasi dengan perkembangan yang ada”.

2. Sumber wawancara pakar:

(Dian Ramadan Lazuardi, M. Pd/ Dosen Pend. Bahasa Indonesia, Universitas Silampari, Lubuk Linggau, Prov.

(8)

Sumatera Selatan)

“Kurangnya kesadaran dari guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis HOTS. Jika guru menyadari betapa pentingnya pembelajaran berbasis HOTS, tentunya berpengaruh terhadap pembelajaran. Kurangnya kesadaran guru bisa dipicu karena guru tidak mau tahu tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem pendidikan,

(9)

kemudian guru kurang mendapatkan informasi terbaru, maka guru dituntut untuk mengupgrade diri terkait dengan pembelajaran HOTS”.

3. Sumber wawancara: wakil kepala sekolah bagian kurikulum (Marta Triyanti, M. Pd./ wakil kepala sekolah SMA Negeri 4 Rejang Lebong, Prov. Bengkulu)

“Penyebabnya guru tidak menyadari pentingnya

(10)

pembelajaran HOTS yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Guru tidak membuka diri untuk melakukan perubahan-perubahan. Guru mudah merasa puas dengan apa yang dilakukan selama ini, sehingga merasa yang dilakukannya selama ini sudah baik”.

(11)

N o Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah

2

Kesulitan belajar peserta didik dalam

memahami materi pelajaran

Sumber kajian literatur:

Penyebab kurangnya kemampuan

peserta didik (kesulitan belajar) dalam memahami materi pelajaran

1. Daya serap dan kemampuan peserta didik yang berbeda – beda 2. Peserta didik belum mendapatkan 1. Berdasarkan hasil penelitian kondisi atau faktor yang

berpengaruh terhadap kesulitan dalam proses belajar di pelajaran biologi kelas SMA terdiri dari atas kondisi internal dan kondisi eksternal siswa. kondisi internal yang berpengaruh

(12)

terhadap kesulitan dalam proses belajar pada pelajaran biologi ialah psikologis siswa, bakat siswa, intelegensi siswa, minat siswa, kesiapan belajar siswa, motivasi siswa dan kesehatan siswa sedangkan kondisi eksternal yang berpengaruh terhadap kesulitan dalam proses belajar pada pelajaran biologi ialah lingkungan di keluarga siswa, lingkungan di sekolah siswa, lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa serta karakteristik

pemahaman konsep dan

pengetahuan awal terhadap materi pelajaran

3. Pendidik belum memahami karakteristik dan gaya belajar peserta didik

4. Pendidik belum menggunakan metode dan media pembelajaran

(13)

dari mata pelajaran biologi (Faharani, Narulita, 2013)

2. Menurut Ulfa (2023) kesulitan belajar siswa dalam memahami pembelajaran Biologi pada pokok bahasan sistem pertahanan tubuh di kelas XI SMA Muhammadiyah Aimas dari hasil analisis angket kesulitan belajar siswa berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

yang menarik dan sesuai dengan materi ajar dan karakter peserta didik

(14)

kurangnya perhatian dan minat siswa dalam mempelajari materi sistem pertahanan tubuh serta siswa memiliki kemampuan daya ingat yang kurang baik. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa adalah mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, memberi perhatian atau pendekatan khusus terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, penyampaian materi

(15)

dengan menggunakan metode yang sesuai, mengulangi materi pelajaran, memotivasi agar siswa mempelajari biologi dengan cara sering membaca.

(16)

N

o Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah

1. Sumber wawancara: guru (Devi Tri Jayanti, M. Pd. Si/

guru mata pelajaran Biologi, SMA Negeri 4 Rejang Lebong, Prov. Bengkulu)

(17)

“Pembelajaran itu saling berkaitan di tiap jenjangnya jika di jenjang awal peserta didik sudah tidak bisa memahami materi yang disampaikan, maka semakin sulit bagi peserta didik untuk memahami materi selanjutnya. Tidak itu saja, latar belakang lingkungan peserta didik, kurang perhatian dari orang tua juga menjadi pengaruh bagi peserta didik, pendidik harus mampu mengambil inti sari dari setiap materi yang akan disampaikan, dengan bahasa yang mudah dipahami dan

(18)

menyenangkan sehingga peserta didik tertarik untuk belajar”.

2. Sumber wawancara pakar:

(Dian Ramadan Lazuardi, M. Pd/ Dosen Pend. Bahasa Indonesia, Universitas Silampari, Lubuk Linggau, Prov.

Sumatera Selatan)

“Model, teknik, strategi, media pembelajaran belum sesuai

(19)

dengan kebutuhan dan karakter siswa. Guru harusnya pandai menggunakan model, teknik, strategi, media pembelajaran yang lebih menarik, sehingga dalam proses pembelajaran siswa merasa tertarik untuk belajar. Guru juga harus pandai mengembangkan modul ajar, handout pengajaran dan LKPD yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa”.

3. Sumber wawancara: wakil kepala sekolah bagian

(20)

kurikulum (Marta Triyanti, M. Pd./ wakil kepala sekolah SMA Negeri 4 Rejang Lebong, Prov. Bengkulu)

“Materi pelajaran yang disampaikan oleh guru terlalu sulit dipahami oleh siswa. Guru kurang menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang menarik. Guru tidak memahami karakteristik dan kemampuan siswanya yang berbeda-beda”.

(21)

N

o Masalah yang telah

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah

3

Pemanfaatan teknologi dalam

pembelajaran yang belum optimal

Sumber kajian literatur:

Penyebab masalah pemanfaatan

teknologi dalam pembelajaran adalah:

1. Peserta didik belum menyadari betapa pentingnya menggunakan gadget untuk proses pembelajaran 1. Menurut Safrudin, Anang (2016) Guru biologi kelas X SMA Negeri

di Kabupaten Bantul mengakui bahwa adanya media internet sangat mempermudah guru dalam melaksanakan perencanaan,

(22)

pelaksaanaan, dan evaluasi pembelajaran biologi kepada siswa.

Melalui internet, guru dapat dengan mudah mencari referensi materi pembelajaran biologi baik berupa artikel, gambar, charta, foto, maupun video. Bahan-bahan referensi yang didapat oleh guru selanjutnya disusun dalam bentuk materi ajar yang nantinya disampaikan ke siswa dalam pembelajaran biologi.

Guru juga mengatakan bahwa siswa lebih mudah memahami konsep-konsep maupun teori-teori biologi setelah menggunakan

2. Pendidik sulit beradaptasi dengan teknologi

3. Kurangnya motivasi dari pendidik untuk menggunakan teknologi secara maksimal. Hanya terpaku pada satu media saja, tidak ada upaya untuk mengembangkan kompetensinya di bidang itu

(23)

sumber belajar dari internet. Terlebih lagi pada kelas X SMA, terdapat banyak materi-materi yang sulit teramati secara langsung oleh siswa maupun guru sehingga dengan mencari sumber referensi dari internet maka menjadi salah satu solusi dapat tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Teknologi digunakan sebagai media pembelajaran inovatif diyakini mampu mengikuti perkembangan zaman (Lubis, 2015).

Sakat (2012) menyatakan bahwa pembelajaran yang

4. Keterbatasan kemampuan pendidik untuk menggunakan teknologi karena merasa repot meluangkan waktu untuk mengembangkan kompetensinya

(24)

menggunakan media teknologi dapat memberikan pengaruh tinggi dalam pembelajaran. Dengan demikian teknologi memiliki potensi untuk menjadi media pembelajaran biologi. Salah satu teknologi yang berkembang pesat dan memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran biologi adalah Gadget. Perangkat android dalam gadget sangat dekat dengan kehidupan peserta didik saat ini. Selain sebagai fungsi komunikasi, perangkat ini juga berpotensi digunakan sebagai media

(25)

interaktif. Teknologi yang

terintegrasi pada pembelajaran

merupakan salah satu strategi pencapaian tujuan

pembelajaran, karena teknologi bukan lagi dianggap

sebagai sesuatu yang baru. Informasi ini sesuai kenyataan

bahwa gadget sudah tidak asing lagi di

kalangan peserta didik. Kebanyakan peserta didik SMA memiliki gadget yang memiliki fitur yang lebih up to date. Smartphone

yang menjadi

tren

masa kini yang berkembang sangat pesat adalah android,

(26)

sehingga pengembangan media pembelajaran menggunakan gadget cukup menjanjikan (Lubis, 2015).

N

o Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah

1. Sumber wawancara: guru (Devi Tri Jayanti, M. Pd. Si/

guru mata pelajaran Biologi, SMA Negeri 4 Rejang Lebong, Prov. Bengkulu)

(27)

“Guru harus mengalih fungsikan gadget yang siswa gunakan untuk pembelajaran. Harusnya dalam setiap pembelajaran, guru juga melibatkan siswa dalam setiap aplikasi. Tujuannya untuk mengalih fungsikan gadget yang mereka gunakan “.

2. Sumber wawancara pakar:

(Dian Ramadan Lazuardi, M. Pd/ Dosen Pend. Bahasa

(28)

Indonesia, Universitas Silampari, Lubuk Linggau, Prov.

Sumatera Selatan)

“Sarana dan prasarana yang kurang mendukung dimana jumlahnya yang sangat terbatas, kemudian ketersediaan sumber listrik ketika akan menggunakan media infokus dan laptop untuk proses pembelajaran. Kemudian kurangnya motivasi dari guru untuk menggunakan teknologi secara

(29)

maksimal. Hanya terpaku pada satu media saja, tidak ada upaya untuk mengembangkan kompetensinya di bidang itu”.

3. Sumber wawancara: wakil kepala sekolah bagian kurikulum (Marta Triyanti, M. Pd./ wakil kepala sekolah SMA Negeri 4 Rejang Lebong, Prov. Bengkulu)

(30)

“Guru malas melakukan perubahan, merasa direpotkan dengan perubahan-perubahan zaman. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung seperti jaringan internet yang kurang stabil. Guru merasa butuh waktu yang banyak untuk memanfaatkan teknologi di dalam pembelajaran”.

(31)

N

o Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah

4 Model-model pembelajaran inovatif Sumber kajian literatur: Penyebab masalah

pemahaman/

(32)

pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif, yaitu:

1. Keterbatasan pendidik dalam memahami sintaks model

pembelajaran tersebut. Pendidik lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab 2.

Pendidik masih memilih

1.

Model pembelajaran inovatif harus dipilih berdasarkan karakteristik materi yang akan dipelajari. Misalnya, jika materi yang akan diajarkan bersifat abstrak, maka model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengalami atau merasakan materi tersebut akan lebih efektif seperti experiential learning. Sedangkan jika materi yang diajarkan bersifat konkret dan jelas, maka model pembelajaran lain

(33)

seperti direct instruction dapat lebih efektif. Model pembelajaran inovatif juga harus dipilih berdasarkan karakteristik siswa yang akan mempelajari materi tersebut.

Misalnya, jika siswa cenderung visual, maka model pembelajaran yang mengandalkan penggunaan gambar atau video dapat lebih efektif seperti visual learning. Sedangkan jika siswa lebih suka belajar secara interaktif, maka model pembelajaran yang melibatkan interaksi antara siswa seperti

menyesuaikan materi pembelajaran maupun membuat media sederhana yang membutuhkan waktu yang sedikit lama

3.

Perangkat ajar yang dirancang

tidak sesuai dengan kondisi,

sebab perangkat ajar yang

(34)

cooperative learning dapat lebih efektif. (Subudi, 2023)

2. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu sains yang mengkaji segala sesuatu tentang kehidupan. Keberhasilan proses pembelajaran biologi di Indonesia akan berimplikasi secara langsung pada pembelajaran sains. Di dalam proses pembelajaran biologi, guru harus memberikan pengalaman belajar yang cukup bagi siswa, karena salah satu karakteristik

dibuat murni didapat/ copy paste dari internet

4. Kurangnya sosialisasi dari lembaga-lembaga pendidikan terkait model-model pembelajaran, sehingga guru dituntut untuk berperan aktif untuk mencari informasi pelatihan-pelatihan

(35)

dari pembelajaran biologi adalah learning by doing. Disamping itu, implementasi model-model pembelajaran inovatif memiliki urgensi yang sangat tinggi untuk meningkatkan High Order Thinking (HOT) siswa yaitu berpikir kritis dan kreatif. (Arjaya, 2021)

mengenai model pembelajaran sehingga guru lebih update

(36)

N

o Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab

masalah

(37)

1. Sumber wawancara: guru (Devi Tri Jayanti, M. Pd. Si/ guru mata pelajaran Biologi, SMA Negeri 4 Rejang Lebong, Prov.

Bengkulu)

“Pada saat mengajar, guru masih banyak menerangkan dan mencatat di papan tulis, jadi proses pembelajaran belum berpusat pada siswa, melainkan masih berpusat pada guru. Guru hanya berbekal buku siswa saja dan tidak pernah menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, karena belum adanya LCD yang

(38)

terpasang di setiap kelas. Saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung, guru tidak menggunakan RPP sebagai acuan, karena guru tidak membuat RPP sendiri, melainkan hanya men-downloud dari internet. Jadi, antara RPP dengan pelaksanaan pembelajaran banyak ketidaksesuaian, padahal mampu dan tidaknya guru dalam merancang RPP sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran”.

2. Sumber wawancara pakar:

(39)

(Dian Ramadan Lazuardi, M. Pd/ Dosen Pend. Bahasa Indonesia, Universitas Silampari, Lubuk Linggau, Prov.

Sumatera Selatan)

“Kurangnya sosialisasi dari lembaga-lembaga pendidikan terkait model-model pembelajaran. Guru dituntut untuk berperan aktif untuk mencari informasi pelatihan-pelatihan mengenai model pembelajaran sehingga guru lebih update.

Selain itu juga guru harus membuka wawasan dan

(40)

pengetahuannya untuk terus berkembang, keluar dari zona nyaman untk melakukan perubahan sesuai dengan pembelajaran masa kini dan jangan selalu merasa puas dengan ilmu yang sudah didapat”.

3. Sumber wawancara: wakil kepala sekolah bagian kurikulum (Marta Triyanti, M. Pd./ wakil kepala sekolah SMA Negeri 4 Rejang Lebong, Prov. Bengkulu)

(41)

“Guru tidak memahami model-model pembelajaran inovatif.

Kurangnya sosialisasi mengenai model pembelajaran inovatif. Guru tidak mengupdate diri untuk mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai model pembelajaran. Guru tidak menyadari pentingnya menerapkan model pembelajaran inovatif. Guru merasa kerepotan/malas untuk menerapkan model pembelajaran inovatif di dalam kelas. Guru masa bodoh dengan perubahan-perubahan baru di dalam meningkatkan pembelajaran di kelas”.

(42)

1. Link slide wawancara pakar

(Dian Ramadan Lazuardi, M. Pd/ Dosen Pend. Bahasa Indonesia, Universitas Silampari, Lubuk Linggau, Prov. Sumatera Selatan)

https://drive.google.com/file/d/1zJKFzCH7XG7B3u0DW0n83BdG1DCNRb35/view?usp=drive_link

2. Link slide wawancara wakil kepala sekolah bagian kurikulum

(43)

(Marta Triyanti, M. Pd./ wakil kepala sekolah SMA Negeri 4 Rejang Lebong, Prov. Bengkulu)

https://drive.google.com/file/d/12QuP2Qyf1_fvMTOXBh_HMq4kLl2DbQ93/view?usp=drive_link

Gambar

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah N

Referensi

Dokumen terkait

Dampak dari penggunaan sumber belajar yang kurang tepat menurut Singh (2016) adalah peserta didik akan kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang dibelajarkan. Upaya

Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah 1 Setelah melakukan analisis kajian literatur dan wawancara serta dilakukan pengamatan maka

LK 1.2 Eksplorasi Masalah LK ini berisi tentang identifikasi masalah yang akan dibahas dan merupakan langkah awal untuk membuat LK

footwork adalah diketahui bahwa gerakangerakan masalah peserta didik langkah kaki yang masih kesulitan mengatur badan untuk terhadap gerak menempatkan posisi langkah kaki badan

footwork adalah diketahui bahwa gerakangerakan masalah peserta didik langkah kaki yang masih kesulitan mengatur badan untuk terhadap gerak menempatkan posisi langkah kaki badan

3 Numerasi: Kemampuan melakukan Oprasi hitung dalam bentuk penjumlahan,perkalian dan pembagian peserta didik masih rendah Kajian Literatur terkait masalah yang telah diidentifikasi

LK 1.1 Identifikasi Masalah N o Jenis permasalahan Masalah yang diidentifikasi Analisis identifikasi masalah 1 Kesulitan belajar peserta didik termasuk peserta didik yang

2015, faktor penyebab kurangmya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran anatara lain: Guru kurang memahami TIK dan tidak ada kemauan untuk belajar Ketersedian sarana TIK, sumber listrik