N
o Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah (data pendukung)
Masalah terpilih yang akan diselesaikan 1 Setelah dilakukan analisis terhadap
1.Pendidik belum
Berdasarkan studi literatur, akar Model pembelajaranNama Guru : Leli Silfia Lazuardi
Asal Institusi : SMA Negeri 4 Rejang Lebong
permasalahan mengenai
pembelajaran berbasis HOTS, yaitu:1. Kemampuan peserta didik yang masih belum terbiasa menyelesaikan soal level HOTS, karena soal level dasar pun masih kesulitan
2.
Pendidik belum memiliki pemahaman yangutuh tentang HOTS, sehingga belum mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran
memiliki pemahaman secara utuh tentang HOTS, sehingga belum mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran HOTS
2.Kemampuan peserta
penyebab masalahnya yaitu:
Pendidik belum menerapkan pembelajaran HOTS secara
maksimal dan masih
melaksanakan pembelajaran
inovatif
HOTS
3.
Cara mengajar pendidik yang tidak mudah dimengerti baik dari penggunaan istilah yang masih sulit mereka pahami,
penyampaian materi yang terkadang tidak terlalu jelas maupun dikarenakan terlalu cepat dalam menjelaskan sehingga
peserta didik sulit memahami materi yang
didik yang masih belum bisa dibawa ke level HOTS
berbasis LOTS
Menurut Mailani (2019) Siswa sebagai subyek dan obyek pembelajaran harus mulai memahami tujuan pembelajaran yang diberikan guru. Harapannya dengan pembelajaran HOTS yang
sedang dipelajari
dibuat guru, maka siswa mampu mengaplikasikan kemampuan kritis dan analitisnya terhadap permasalahan di sekitarnya. Jadi pandangan siswa yang hanya menjadikan guru sebagai satu- satunya sumber belajar harusdiubah. Siswa mulai berpikir menjadikan apa yang ada disekitarnya sebagai sumber belajar.
Siswa secara aktif dibiasakan menerapkan konsep pembelajaran yang telah diterima di sekolah, untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi saat ini.
N
o Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah (data pendukung)
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
2
Setelah dilakukan analisis terhadap permasalahan mengenai kesulitan belajar peserta didik dalam memahami materi pelajaran, yaitu:1. Keterbatasan kompetensi peserta didik yang berbeda-beda untuk memahami materi yang diajarkan
2. Adanya keterbatasan sumber belajar bagi
Keterbatasan kompetensi peserta didik untuk
memahami materi
pelajaran
Berdasarkan studi literatur , akar penyebab masalahnya yaitu:
Pendidik belum merancang model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik memahami konsep, melibatkan keaktifan peserta didik dalam memahami materi dan belum
peserta didik
3. Kurangnya pengetahuan awal peserta didik terhadap materi yang diajarkan
menggunakan metode yang tepat serta belum menciptakan suasana belajar yang menarik
Literatur:
Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik sering mengalami kesulitan dalam
materi-materi yang bersifat kompleks dan abstrak, yaitu materi berupa informasi yang belum pernah ditangkap oleh panca indera siswa secara langsung dalam kehidupan nyata. Materi seperti itu sering tidak efektif bila diajarkan
dengan menggunakan metode konvensional yang hanya mengandalkan verbalistik. Untuk itu dibutuhkan alat bantu yaitu
media (Purba, 2013.
http://digilib.unimed.ac.id/4363/3 /UNIMED-Master-33068-
8116174014%20Bab%20I.pdf.
Diakses 08-01-2024)
No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Akar Penyebab Masalah Analisis Akar Penyebab Masalah (data pendukung)
Masalah terpilih yang akan Diselesaikan 3 Setelah dilakukan analisis terhadap Kemampuan pendidik dalam Berdasarkan studi literatur, akar
permasalahan mengenai pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran yang belum optimal, yaitu:
1. Media pembelajaran tidak sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan
2. Pendidik tidak ada usaha untuk
mengupgrade diri, ketika ada tuntutan
menggunakan IT pada
pembelajaran masih kurang 1. Keterbatasan pengetahuan dan penguasaan teknologi oleh Pendidik dan kurangnya fasilitas pendukung menyebabkan Pendidik belum optimal dalam memanfaatkan teknologi/ inovasi dalam pembelajaran.
2. Pendidik belum mengupgrade
untuk melakukan perubahan, pendidik merasa malas dan enggan untuk berubah 3. Pendidik tidak termotivasi untuk
menciptakan media pembelajaran yang cocok dan mendukung terhadap
pembelajaran yang dilaksanakan 4. Pendidik kurang kreatif untuk
ilmu tekait perkembangan teknologi.
Literatur:
Seiring berjalannya waktu, Perkembangan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan telah berpengaruh terhadap penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-
menginovasikan bentuk-bentuk media pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.
sekolah. Beberapa sekolah yang telah mampu menggunakan alat-alat tersebut sebagai alat bantu mengajar agar pembelajaran lebih efektif dan efisien. Alat tersebut sangat membantu dan mempermudah kegiatan belajar mengajar serta memberikan kemudahan peserta didik dalam memahami materi yang
diajarkan. Dengan demikian media pembelajaran sangat penting adanya untuk membantu Pendidik dalam
memberikan materi dan
mempermudah peserta didik untuk memahami materi ajar (Hazna,
Maulidya. 2020.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/han dle/123456789/29077/16422129%20
Maulidya%20Hazna.pdf?
sequence=1&isAllowed=y. diakses 08-01-2024)
N
o Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab
masalah Analisis akar penyebab masalah (data pendukung)
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
4
Setelah dilakukan analisis terhadap permasalahan mengenaimodel-model pembelajaran inovatif, yaitu:
1. Keterbatasan pendidik dalam memahami sintaks model pembelajaran
2.
Pendidik masih memilih menyesuaikan materi pembelajaran maupun membuat media sederhana yang membutuhkan
Kurangnya kreativitas pendidik dalam
merancang model pembelajaran inovatif
Berdasarkan studi literatur, akar penyebab masalahnya yaitu:
Pendidik belum mengoptimalkan model pembelajaran yang inovatif sesuai karakteristik materi
Literatur:
waktu yang sedikit lama
3.
Perangkat ajar yang dirancang tidak sesuai dengan kondisi, sebab perangkat ajar yang dibuat murni didapat/ copy paste dari internet
4. Kurangnya sosialisasi dari lembaga-lembaga pendidikan terkait model-model pembelajaran, sehingga guru dituntut untuk berperan aktif
Model pembelajaran inovatif harus dipilih berdasarkan karakteristik materi yang akan dipelajari.
Misalnya, jika materi yang akan diajarkan bersifat abstrak, maka model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengalami atau merasakan materi
untuk mencari informasi pelatihan-pelatihan mengenai model pembelajaran sehingga guru lebih update
tersebut akan lebih efektif seperti experiential learning. Sedangkan jika materi yang diajarkan bersifat konkret dan jelas, maka model pembelajaran lain seperti direct instruction dapat lebih efektif. Model pembelajaran inovatif juga harus dipilih berdasarkan karakteristik
siswa yang akan mempelajari materi tersebut. Misalnya, jika siswa cenderung visual, maka model pembelajaran yang mengandalkan penggunaan gambar atau video dapat lebih efektif seperti visual learning. Sedangkan jika siswa lebih suka belajar secara interaktif, maka
model pembelajaran yang melibatkan interaksi antara siswa seperti cooperative learning dapat lebih efektif. (Subudi, 2023)