LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah
Nama Mahasiswa : SITI NURKHAYATI
Asal Sekolah : SMKS BHINNEKA KARYA SIMO
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
No Masalah yangtelah diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah
Analisis eksplorasi penyebab masalah
1 Kurangnya motivasi siswa dalam belajar
A. PENGERTIAN
Motivasi belajar menurut Wahab (2015: 127) adalah keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan, dan daya sejenis yang
menggerakkan perilaku
seseorang. Dalam arti lebih luas, motivasi diartikan sebagai
pengaruh dari energi dan arahan terhadap perilaku yang meliputi:
kebutuhan, minat, sikap, keinginan, dan perangsang.
Menurut Rianto, (2005 : 53) Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Menurut James O. Whittaker, dalam Sadriman, 2016 :73 menyatakan bahwa motivasi adalah kondisi yang mengaktifkan bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut, sedangkan belajar sebagai proses di mana tingkah laku diubah melalui latihan atau pengalaman.
Menurut Stagner (dalam Sardiman, 2016:74) mengatakan bahwa motivasi manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Motivasi biologis, yaitu motivasi dalam bentuk primer atau dasar yang menggerakkan kekuatan seseorang yang timbul sebagai akibat dari kebutuhan organik tertentu seperti lapar, haus, kekuarangan udara, letih dan merasakan rasa sakit. Keperluan- keperluan ini mencerminkan suasana
a. Siswa lebih tertarik dengan pelajaran- pelajaran produktif yang
melaksanakan pembelajaran praktek di bengkel b. Orientasi siswa
hanya bekerja setelah lulus dan menganggap
pembelajaran PKK tidak relevan dengan
kebutuhannya c. Siswa memiliki
masalah di rumah dan kurang perhatian dari orang tua terkait belajarnya
d. Guru belum melaksanakan pembelajaran yang menarik
yang mendorong seseorang untuk mengerjakan suatu tingkah laku.
b. Motivasi emosi, seperti rasa takut, marah, gembira, cinta, benci dan sebagainya. Emosi-emosi seperti ini menunjukan adanya keadaan
keadaan yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku tertentu.
c. Motivasi nilai dan minat. Nilai dan minat seseorang itu bekerja sebagai motivasi yang mendorong seseorang bertingkah laku sesuai dengan nilai dan minat yang dimilikinya.
Seseorang yang beragama, tingkah lakunya dipengaruhi oleh nilai
B. PENYEBAB
Mengutip buku Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan oleh Hamzah (2021), motivasi adalah
dorongan dasar yang mampu menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Berikut adalah beberapa penyebab motivasi siswa rendah yang perlu dipahami:
1.Guru Tidak Memberikan Motivasi Kepada Siswa
Penyebab motivasi belajar rendah yang pertama adalah karena tidak adanya dukungan atau motivasi yang diberikan oleh guru kepada siswa. Sebagai tenaga pendidik dan pengajar, sudah
selayaknya seorang guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.
Dengan begitu, siswa lebih bersemangat dan memiliki dorongan untuk
menguasai mata pelajaran yang diajarkan oleh guru.
2.Siswa Tidak Menyukai Cara Pengajaran Guru
Terkadang, ada beberapa guru yang memiliki sistem atau cara mengajar yang tidak menarik, sehingga tidak disukai oleh murid-muridnya.
Sebaiknya, metode belajar yang diterapkan tidak monoton, sehingga siswa bisa lebih antusias dalam belajar.
3.Siswa Tidak Menyukai Mata Pelajaran Tertentu
Harus diakui bahwa setiap mempunyai bakat dan keahlian bidang masing- masing. Misalnya, anak yang tidak pandai belajar matematika terkadang memiliki keahlian di bidang lain, misalnya seperti seni atau sastra. Siswa dengan kemampuan seperti ini perlu dipahami oleh guru dan diberikan metode pembelajaran yang menarik.
4.Motivasi Dalam Diri Siswa yang Lemah
Ada banyak siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar. Padahal, sesungguhnya motivasi harus dicari dalam diri sendiri terlebih dahulu sebelum melihat ke luar. Oleh karena itu, setiap siswa perlu memiliki kesadaran untuk aktif belajar agar bisa berprestasi.
5.Siswa yang Bermasalah
Masalah bisa menghampiri siapa saja, baik orang dewasa maupun siswa. Bagi siswa yang kehilangan motivasi belajar, hal ini bisa disebabkan karena siswa tersebut cukup bermasalah. Misalnya bergabung ke geng motor, salah pergaulan, sering terlibat tawuran, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, guru BK memiliki tugas penting untuk merangkul para murid yang bermasalah tersebut agar kembali menjadi siswa yang aktif belajar.
6.Kurangnya Perhatian Orang Tua di Rumah
Permasalahan lain yang menyebabkan siswa tidak bersemangat belajar adalah karena merasa kurangnya perhatian dari orang tua di rumah. Orang tua yang jarang di rumah dan sibuk dengan urusannya sendiri terkadang membuat anak merasa terlantar, sehingga tidak berminat untuk belajar yang sungguh-sungguh.
C. SOLUSI
Menurut Eka Valinda di website:
https://www.quipper.com/id/bl og/info-guru/motivasi-belajar- siswa/
1. Menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan beragam
Cara meningkatkan motivasi belajar siswa bisa dengan meragamkan metode
pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kebosanan siswa saat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Jika siswa sudah mulai bosan dengan materi yang
disampaikan, Bapak/Ibu bisa mengubah metode yang lain, misalnya diskusi kelompok, sesi tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya.
2. Menjadikan siswa sebagai peserta didik yang aktif
Cara selanjutnya adalah dengan membuat siswa menjadi aktif di kelas. Keaktifan siswa bisa mendorong dirinya untuk terus belajar dan semangat dalam memecahkan suatu
permasalahan.
Salah satu contohnya adalah dengan memberikan sejumlah pertanyaan berorientasi HOTS.
Bagi siswa yang berani menjawab, baik benar atau salah, akan mendapatkan reward yang menguntungkan.
3. Memanfaatkan media seoptimal mungkin
Bapak/Ibu bisa memanfaatkan media sebagai salah satu cara meningkatkan motivasi belajar siswa. Melalui media, siswa bisa mendapatkan hal baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.
Adapun contohnya adalah
dengan menampilkan visualisasi pembelajaran yang sedang berlangsung. Melalui visualisasi, siswa bisa lebih mudah
memahami suatu materi. Jika mereka paham, pasti mereka akan semangat dan termotivasi untuk terus belajar.
4. Menciptakan kompetisi
Kompetisi atau persaingan yang terjadi selama pembelajaran, ternyata bisa menumbuhkan
motivasi tersendiri bagi siswa.
Melalui kompetisi, mereka akan saling membuktikan bahwa merekalah yang terbaik. Agar menjadi yang terbaik, siswa dituntut untuk terus belajar.
Kondisi inilah yang nantinya bisa meningkatkan motivasi belajar siswa.
Contoh motivasi belajar siswa melalui kompetisi adalah dengan membuat cerdas cermat di
dalam kelas. Bagi kelompok yang menang, tentu akan mendapatkan hadiah dan tambahan nilai. Sementara itu, kelompok yang kalah hanya akan mendapatkan tambahan nilai saja.
5. Mengadakan evaluasi secara berkala
Evaluasi merupakan salah satu cara guru untuk mengukur kompetensi siswanya. Melalui evaluasi, Bapak/Ibu bisa mengukur keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan.
Jika hasil evaluasi selalu menunjukkah hasil yang baik, maka bisa disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar yang cukup besar. Contohnya adalah dengan membuat penilaian terkait
aktivitas siswa, misalnya tugas dan kuis.
6. Sampaikan motivasi secara langsung
Salah satu cara meningkatkan motivasi siswa adalah dengan memberinya motivasi. Pada poin-poin sebelumnya, motivasi yang Bapak/Ibu berikan adalah motivasi tidak langsung. Nah, ternyata Bapak/Ibu juga bisa memberi siswa motivasi secara langsung, yaitu dengan
menceritakan kisah sukses Bapak/Ibu atau tokoh-tokoh lain.
Saat mendengar kesuksesan orang lain, tak jarang mereka
akan termotivasi untuk mengikuti jejaknya. Alhasil, mereka bisa lebih giat lagi dalam belajar.
7. Dermawan akan pujian Pujian merupakan ucapan yang bisa memberikan sentuhan positif secara verbal. Melalui pujian, seseorang akan merasa dihargai, begitu juga dengan para peserta didik. Contohnya Bapak/Ibu bisa memberikan apresiasi berupa pujian pada siswa yang berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik. Dengan demikian, siswa tersebut akan terus termotivasi untuk menjadi yang terbaik di hadapan gurunya. Untuk siswa yang tidak menyukai pujian, Bapak/Ibu bisa menyiasatinya dengan reward yang lain.
2 Rendahnya perhatian siswa dalam
menangkap materi ketika pembelajaran PKK berada dijam-jam rawan (jam siang)
A. PENGERTIAN
Perhatian menurut Slameto (2015:105) adalah “kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya”
Menurut (Abu Ahmadi, 2009:142) “perhatian yaitu keaktifan jiwa yang diarahkan pada sesuatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya”.
Menurut Purwadarminta (KBBI, 2002: 351) perhatian merupakan minat atau hal (perbuatan). Menurut J.S.
Badudu dan Sutan Mohammad Zain (KBBI, 1996:
504) perhatian adalah minat (apa yang disukai) dan perhatian merupakan kepedulian atau kesiapan untuk memperhatikan
B. PENYEBAB
Menurut Abu Ahmadi (2003: 150) menyatakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perhatian, yaitu:
a. Pembawaan
1. Siswa sudah merasa lelah dan jenuh saat pembelajaran siang hari
2. Kondisi lingkungan belajar yang tidak kondusif
3. Guru belum menggunakan metode yang menarik
Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang direaksi, maka sedikit atau banyak akan timbul perhatian terhadap objek tertentu.
b. Latihan dan kebiasaan
Meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang sesuatu bidang, tetapi karena suatu hasil daripada latihan-latihan atau kebiasaan, dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang tertentu.
c. Kebutuhan
Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan itu mempunyai tujuan yang harus dicurahkan kepadanya. Dengan demikian perhatian terhadap hal-hal tersebut pasti ada, demi tercapainya suatu tujuan.
d. Kewajiban
Di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang yang bersangkutan. Bagi orang yang bersangkutan dan menyadari atas kewajibannnya sekaligus menyadari pula atas kewajibannya itu. Maka demi terlaksananya suatu tugas, apa yang menjadi kewajibannya akan
dijalankan dengan penuh perhatian.
e. Keadaan Jasmani
Sehat tidaknya jasmani, segar tidaknya badan sangat
mempengaruhi perhatian terhadap suatu objek.
f. Suasana jiwa
Keadaan batin, perasaan, fantasi dan pikiran, seperti kegaduhan,
keributan, kekacauan, temperatur, sosial ekonomi, serta keindahan dapat mempengaruhi perhatian.
g. Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri
Jika suatu objek memberikan
perangsang yang kuat, kemungkinan perhatian terhadap objek itu besar.
Sebaliknya jika objek itu
memberikan perangsang yang lemah,
perhatiannya juga tidak begitu besar.
C. SOLUSI
Darmansyah dalam (Sunarto, 2012: 4) menjelaskan bahwa hasil penelitian dalam pembelajaran pada dekade terakhir mengungkapkan bahwa
belajar akan lebih efektif, jika siswa dalam keadaan gembira. Menurut M. Said dalam (Sunarto, 2012: 2) bahwa icebreaking adalah permainan atau kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suasana
kebekuan dalam
kelompok. Tujuan yang akan dicapai yaitu memecah kebekuan suasana, agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Permainan icebreaking dapat dilakukan dengan menyajikan lelucon, variasi tepuk tangan, bernyanyi, bermain dan sebagainya.
Dengan demikian, konsentrasi dan perhatian siswa menjadi terfokus kembali.
3 Kurangnya sikap disiplin pada siswa seperti sering terlambat masuk kelas setelah jam istirahat
A. PENGERTIAN
Menurut Thomas Gordon disiplin adalah perilaku dan tatat tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan yang dilakukan secara terus menerus.
Menurut Arikunto disiplin merupakan kepatuhan seseorang dalam
mengikuti peraturan atau tata tertib, karena
didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya tanpa adanya paksaan dari pihak luar.
1. Siswa
menyepelekan tata tertib yang ada 2. Kurangnya teladan
dari Guru
3. Sanksi belum dilaksanakan secara konsisten
B. PENYEBAB
Menurut (Handayani, 2014: 28) yang
mengungkapkan bahwa perilaku dan tindakan sering kali mempunyai pengaruh sangat besar dibandingkan kata-kata, sehingga siswa lebih mudah meniru atau terpengaruh dengan apa yang dilihatnya (dianggap baik dan patut ditiru), dari pada apa yang mereka dengar. Senada dengan hal tersebut Karwati & Priansa (2015:
27) menjelaskan bahwa guru sendiri hendaknya menjadi teladan dengan mengendalikan diri dan guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin siswanya ikut berdisiplin dalam segala hal.
C. SOLUSI
Menurut Wiyani (2013: 163) yang menyatakan bahwa tawaran hadiah bisa diberikan kepada siswa yang disiplin tinggi.
Menurut Wiyani (2013:
163) yang menyatakan bahwa guru bersama dengan siswa membuat sebuah kontrak perjanjian yang berisi peraturan kedisiplinan yang harus ditaati bersama-sama.
Hasil wawancara dengan guru sejawat, Guru BP/ BK Rini Utami, S.Pd, menyatakan bahwa cara meningkatkan kedisiplinan siswa melalui:
a. Penerapan tata tertib sekolah secara
konsisten
b. Pemberian sanksi yang sesuai oleh Guru c. Pemberian teladan
yang baik dari Guru
4 Siswa kurang terbiasa menganalisis masalah dan menyampaikan nya dalam bentuk pendapat
A. PENGERTIAN
Menurut King, HOTS termasuk di dalamnya berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif, sedangkan
menurut Newman dan Wehlage (Widodo, 2013:
162) dengan high order thinking skills peserta didik akan dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas, berargumen dengan baik, mampu memecahkan maslah, mampu mengkontruksi penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas.
Menurut Vui (Kurniati, 2014: 62) HOTS akan terjadi ketika seorang mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah tersimpan di dalam ingatannya dan mengaitkannya dan/atau menata ulang serta
mengembangkan informasi tersebut untuk
mencapai suatu tujuan atau menemukan suatu penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit dipecahkan.
1. Siswa kurang memahami
masalah / materi yang dibahas 2. Siswa terlalu
tergantung dengan HP sehingga sulit mengembangkan pemikirannya 3. Siswa merasa tidak
percaya diri terhadap pendapat yang
disampaikannya 4. Guru kurang
memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis dan berpendapat
B. PENYEBAB
Siswa tidak terbiasa berfikir mandiri dalam menyelesaikan masalah, cenderung sering
mengandalkan orang lain/temannya meskipun belum tentu benar.
C. SOLUSI
Hasil wawancara dengan teman sejawat Ibu Septi Anitasari, S.Pd (Guru maple PKK) menyatakan bahwa kemampuan menganalisis masalah dan mengemukakan pendapat dapat dilakukan melalui:
a. Guru mengajukan berbagai masalah untuk dikritisi siswa
b. Mengurangi penggunaan HP agar siswa mampu menyusun pendapatnya sendiri tanpa melihat dari internet
c. Memberikan reward kepada siswa yang berani berpendapat
Penggunaan metode pembelajaran yang inovatif