LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah Nama Mahasiswa : Nur Rahmawati, S.Pd.
Asal Institusi : SMKN 1 Mempawah Hilir
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab- penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:
1. Kajian Literatur
Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik masalah.
Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab masalah tersebut.
Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah- langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.
Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah No Masalah yang
telah diidentifikasi
Hasil Eksplorasi penyebab masalah
Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah
1 Motivasi belajar Peserta didik rendah.
Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi di sekolah, ada beberapa penyebab rendahnya motivasi belajar peserta didik.
1. Peserta didik kurang atau bahkan tidak memiliki minat belajar.
2. Suasana kelas yang tidak mendukung, misalnya kelas panas, suasana kelas gaduh, dan kelas kotor.
3. Jadwal belajar cenderung lama sehingga peserta didik lelah dan bosan.
4. Metode dan media pembelajaran yang kurang kreatif dan inovatif.
5. Tidak adanya dukungan dari orang tua atau lingkungan peserta didik.
Setelah dilakukan analisis eksplorasi penyebab masalah berdasarkan hasil observasi, kajian literatur, dan wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab rendahnya motivasi belajar peserta didik sebagai berikut.
1. Minat belajar peserta didik rendah.
2. Suasana kelas yang tidak kondusif.
3. Metode dan media pembelajaran kurang inovatif.
4.Lingkungan sekitar peserta didik yang kurang memotivasi.
Kajian Literatur
Menurut Uno (dalam Kalsum:2022) motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari minat belajar, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan.
1. Faktor Internal
Minat Minat termasuk dalam motivasi internal. Siswa melakukan tugas terhadap mata
pelajaran yang diminatinya akan menimbulkan efek positif seperti perasaan bahagia dan kesukaan.
Siswa tersebut lebih intensif memfokuskan konsentrasinya dan kognitifnya.
2. Faktor Eksternal Keluarga
Keluarga adalah lingkungan primer dan pertama yang mengajarkan landasan dasar pendidikan di sekolah dan masyarakat.
Faktor fisik dan faktor sosial psikologi mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa. Faktor fisik di antaranya: keadaan rumah, sarana dan prasarana dalam belajar, suasana rumah, dan suasana lingkungan sekitar.
Faktor sosial psikologis dalam keluarga di antaranya: keutuhan keluarga, iklim belajar, iklim psikologis, dan hubungan antaranggota. Keluarga yang tidak harmonis kurang memberikan motivasi belajar siswa karena terdapat kesenjangan pelaksanaan tugas keluarga. Hal ini mengakibatkan siswa kurang berkonsentrasi dalam belajar. Sumber: Kalsum, Ummi. 2022. Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbantuan Google Meet Kelas IV UPT SPF SD Negeri Mannuruki Kec.
Temalate Kota Makassar.
https://digilibadmin.unismuh.ac.i d/upload/31904 Full_Text.pdf.
Diakses 21 September 2023 Wawancara Rekan Sejawat Narasumber: Rusmini, S.Pd., M.Pd.
Jabatan: Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Mempawah Hilir Motivasi belajar peserta didik rendah disebabkan beberapa faktor sebagai berikut.
1. Media pembelajaran yang kurang menyenangkan /menggunakan media pembelajaran lama.
2. Strategi belajarnya menggunakan model yang itu-itu saja, misalnya kebanyakan berceramah.
3. Lingkungan belajar yang kurang mendukung, misalnya cuaca panas.
4. Kurangnya motivasi dari lingkungan keluarga.
Wawancara Rekan Sejawat Narasumber: Setya Warni, S.Pd., M.Si.
Jabatan: Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Mempawah Hilir Motivasi belajar siswa rendah disebabkan beberapa faktor sebagai berikut.
1. Jam mata pelajaran bahasa Indonesia termasuk yang terbanyak, jadi peserta didik cenderung bosan dan mengantuk. Termasuk juga apabila jam mata pelajaran bahasa Indonesia ada di jam- jam menjelang pulang, peserta didik tidak bersemangat dan tidak fokus.
2. Kadang tidak bisa dipungkiri pengetahuan dasar peserta
didik tidak cukup sehingga ketika kita memberi materi, mereka lebih banyak tidak tahu. Materi-materi yang seharusnya dikuasai saat SMP masih tidak dipahami, jadi guru harus ekstra memberi pemahaman kepada peserta didik.
Wawancara Kepala Sekolah Narasumber: Bambang Juwarno, S.Pd., M.Pd.
Jabatan: Kepala SMKN 1 Mempawah Hilir
Motivasi belajar peserta didik rendah disebabkan beberapa faktor sebagai berikut.
1. Suasana kelas yang kurang kondusif.
2. Guru yang kurang memotivasi.
3. Lingkungan keluarga yang tidak mendukung.
4. Tidak sesuai minat peserta didik
2. Siswa kesulitan menyimpulkan isi teks berita.
Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi di sekolah, siswa sulit menyimpulkan isi teks berita dibebabkan oleh hal-hal di bawah ini.
1. Kurang konsentrasi ketika membaca, mendengar, atau menonton berita.
2. Tidak tahu cara menentukan ide pokok/gagasan pokok dalam teks berita.
3. Tidak tahu unsur-unsur berita
Setelah dilakukan analisis eksplorasi penyebab masalah berdasarkan hasil observasi, kajian literatur, dan wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa kesulitan menyimpulkan isi teks berita sebagai berikut.
1. Peserta didik tidak tahu cara menyimpulkan karena
menganggap semua hal penting.
2. Peserta didik tidak mengetahui unsur berita. 3.
Peserta didik sulit merangkai
(ADIKSIMBA) sebagai dasar penyimpulan isi berita.
4. Bahasa yang digunakan dalam berita terlalu tinggi, tidak sesuai dengan latar belakang peserta didik.
5. Wawasan yang sempit dan perbendaharaan kata peserta didik yang sedikit.
kalimat yang padu.
Kajian Literatur
Nurhadi (dalam Liliani (2016:3)) menyatakan bahwa ada beberapa faktor penyebab peserta didik kesulitan menyimpulkan isi berita sebagai berikut.
1. Faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya.
2. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana, berat, mudah, sulit), faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.
Sumber: Liliani, Okti. 2016.
Identifikasi Kesulitan Belajar Membaca Pemahaman pada Siswa Tunagrahita Kategori Ringan Kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 2.
http://eprints.uny.ac.id/46399 /1/OKTI%20LILIANI_1210 3244059.pdf.
Diakses 21 September 2023.
Wawancara Rekan Sejawat Narasumber: Rusmini, S.Pd., M.Pd. Jabatan: Guru Bahasa
Indonesia SMKN 1 Mempawah Hilir
Penyebab peserta didik sulit menyimpulkan isi berita sebagai berikut.
1. Ada peserta didik yang tidak paham cara menyimpulkan.
2. Peserta didik kurang menguasai diksi.
Wawancara Rekan Sejawat Narasumber: Setya Warni, S.Pd., M.Si.
Jabatan: Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Mempawah Hilir Penyebab peserta didik sulit menyimpulkan isi berita sebagai berikut.
1. Peserta didik masih belum paham cara menyimpulkan isi berita.
2. Di zaman yang sudah canggih ini kita sudah jarang memegang koran sebagai media cetak.
3. Walaupun media digital sudah ada, tetapi minat baca anak-anak masih kurang, jadi belum tentu anak-anak akan mencari berita melalui media digital kalau bukan jadi tugasnya.
Wawancara Kepala Sekolah Narasumber: Bambang Juwarno, S.Pd., M.Pd.
Jabatan: Kepala SMKN 1 Mempawah Hilir
Adapun beberapa penyebab peserta didik sulit menyimpulkan isi teks berita sebagai berikut.
1. Peserta didik kurang terbiasa dengan tugas sejenis.
2. Peserta didik tidak memahami isi teks tersebut.
3. Peserta didik kurang serius dalam belajar.
3. Siswa kesulitan membuat/mempr o duksi teks berita
Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi di sekolah, ditemukan beberapa alasan peserta didik sulit membuat/memproduksi teks berita.
1. Peserta didik bingung dan merasa sulit menuangkan idenya ke dalam bentuk teks/tulisan.
2. Peserta didik tidak percaya diri dengan pekerjaan yang sudah dikerjakan, sehingga sering meminta validasi.
3. Peserta didik tidak mengetahui situasi terkini di daerah sekitarnya sebab tidak meng-update informasi dari koran, majalah, atau sosial media untuk memperbaharui pengetahuannya.
4. Peserta didik memiliki kemampuan rendah dalam penyusunan kalimat yang
padu dikarenakan
penggunaan bahasa daerah atau bahasa ibu di lingkungannya.
5. Peserta didik tidak tertarik dengan pembelajaran.
Setelah dilakukan analisis eksplorasi penyebab masalah berdasarkan hasil observasi, kajian literatur, dan wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa kesulitan membuat/memproduksi teks berita sebagai berikut.
1. Peserta didik kurang percaya diri.
2. Peserta didik kurang termotivasi karena pemberian penghargaan dari hasil
karyanya kurang optimal.
3. Peserta didik tidak
mengetahui situasi terkini di daerah sekitarnya.
4. Peserta didik sulit menemukan ide dan
menuangkannya dalam bentuk teks.
Kajian Literatur
Erlina (2015:3) menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan murid sulit membuat /memproduksi teks berita sebagai berikut.
1. Siswa kesulitan menemukan ide dan menentukan judul berit
2. Siswa kesulitan dalam menuangkan ide, gagasan atau imajinasi ke dalam bentuk tulisan.
3. Adanya rasa bosan.
4. Penguasaan materi yang kurang baik.
Sumber: Erlina, Emiliana.
2015. Peningkatan Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Media Audio Visual Di SMP Santo Fransiskus Asisi.
https://jurnal.untan.ac.id/index.p hp/jpdpb/article/viewFile/14401/
12843
Diakses 21 September 2023.
Wawancara Rekan Sejawat Narasumber: Rusmini, S.Pd., M.Pd.
Jabatan: Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Mempawah Hilir Peserta didik sulit membuat/memproduksi teks berita karena kurangnya literasi pada peserta didik menyebabkan pilihan kata atau diksi peserta didik terbatas, sehingga peserta didik sulit merangkai kalimat yang pas untuk membuat teks berita secara madiri.
Wawancara Rekan Sejawat Narasumber: Setya Warni, S.Pd., M.Si.
Jabatan: Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Mempawah Hilir Peserta didik tidak bisa memproduksi teks berita secara mandiri karena beberapa hal.
1. Peserta didik belum mengenal teks berita sebelum kita beri materi.
2. Peserta didik terbiasa dengan contoh-contoh yang diberi guru sehingga belum mampu berpikir kreatif.
3. Peserta didik masih tidak percaya diri dan takut salah jika memproduksi teks secara mandiri
Wawancara Kepala Sekolah Narasumber: Bambang Juwarno, S.Pd., M.Pd.
Jabatan: Kepala SMKN 1 Mempawah Hilir
Penyebab peserta didik sulit membuat/memproduksi teks berita sebagai berikut.
1. Peserta didik perlu dibimbing guru.
2. Tidak terbiasa dengan tugas menyusun kalimat.
3. Topik teks kurang menarik bagi peserta didik.
4. Kurang motivasi dari guru dan orang tua.
4. Guru tidak menggunakan
Hasil Observasi Setelah dilakukan analisis eksplorasi penyebab masalah
model
pembelajaran inovatif.
1. Guru tidak menggunakan model pembelajaran inovatif dalam KBM disebabkan hal- hal sebagai berikut.
Minimnya pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran inovatif.
2. Karena beban administratif yang banyak dan adanya tugas tambahan selain mengajar, guru tidak memiliki cukup waktu menyusun pembelajaran dengan model inovatif.
3. Guru merasa nyaman dengan model pembelajaran yang sudah dilaksanakan selama ini.
berdasarkan hasil observasi, kajian literatur, dan wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab guru tidak
menggunakan model
pembelajaran inovatif sebagai berikut.
1. Minimnya pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran inovatif.
2. Guru merasa nyaman menggunakan model pembelajaran yang sudah dilaksanakan selama ini.
Kajian Literatur
Menurut Koesnandar (2019:36) alasan guru tidak menggunakan model pembelajaran inovatif sebagai berikut.
1. Kurangnya dukungan sarana dan prasarana.
2. Kurangnya contoh-contoh pembelajaran inovatif yang sesuai kondisi masing- masing
3. Kurangnya pelatihan dan bimbingan
4. Lemahnya pemahaman mereka terhadap konsep model pembelajaran inovatif itu sendiri.
Sumber: Koesnandar, Ade.
2019. Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Sesuai Kurikulum 2013. Kwangsan: Jurnal
Teknologi Pendidikan.
https://jurnalkwangsan.kemdi kbud.go.id/index.php/jurnalk wangsan/artic le/view/121.
Diakses 21 September 2023.
Wawancara Rekan Sejawat Narasumber: Rusmini, S.Pd., M.Pd. Jabatan: Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Mempawah Hilir
Adapun alasan guru tidak
menggunakan model
pembelajaran inovatif karena guru membutuhkan waktu yang lebih untuk menyiapkan model- model pembelajaran yang inovatif.
Wawancara Rekan Sejawat Narasumber: Setya Warni, S.Pd., M.Si.
Jabatan: Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Mempawah Hilir Beberapa alasan guru tidak menggunakan pembelajaran inovatif sebagai berikut.
1. Guru memahami tingkat kemampuan siswa sehingga apabila menggunakan pembelajaran inovatif malah membuat peserta didik menjadi tidak paham.
2. Dalam satu kelas hanya 1-2 orang yang memiliki minat belajar sehingga apabila digunakan pembelajaran inovatif malah membuat kelas menjadi tidak kondusif.
Wawancara Kepala Sekolah
Narasumber: Bambang Juwarno, S.Pd., M.Pd.
Jabatan: Kepala SMKN 1 Mempawah Hilir
Adapun alasan guru tidak
menggunakan model
pembelajaran inovatif sebagai berikut.
1. Kurangnya pengetahuan guru.
2. Kurangnya keterampilan guru dalam model-model pembelajaran inovatif.
3. Guru merasa berada di zona nyaman, jadi susah mempelajari sesuatu yang baru.
4. Guru tidak kreatif (malas).
5. Guru belum memanfaatkan teknologi/inovasi.
Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi di sekolah, didapati alasan guru belum memanfaatkan
teknologi/inovasi.
1. Guru tidak memiliki keterampilan
mengoperasikan media berbasis teknologi/inovasi.
2. Penggunaan media berbasis teknologi dianggap menyita waktu belajar, sehingga membuat pembelajaran tidak efektif.
3. Guru kurang kreatif dalam mengembangkan KBM yang menggunakan
teknologi/inovasi.
Setelah dilakukan analisis eksplorasi penyebab masalah berdasarkan hasil observasi, kajian literatur, dan wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab guru belum memanfaatkan
teknologi/inovasi sebagai berikut.
1. Guru memiliki
keterampilan yang rendah dalam mengoperasikan media berbasis
teknologi/inovasi.
2. Penggunaan media berbasis teknologi/inovasi dianggap menyita waktu.
Kajian Literatur
Menurut Lestari (2015:121) ada beberapa penyebab guru belum
memanfaatkan teknologi/inovasi dalam pembelajaran sebagai berikut.
1. Tidak adanya akses teknologi/inovasi.
2. Tidak adaanya sarana teknologi/inovasi.
3. Pembelajaran tidak mengintegrasikan
teknologi/inovasi.
4. Guru tidak memiliki pengetahuan tentang teknologi/inovasi
5. Tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan teknologi/inovasi.
Sumber: Lestari, Sri. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan TIK oleh Guru.
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan.
https://jurnalkwangsan.kemdi kbud.go.id/index.php/jurnalk wangsan/artic le/view/29.
Diakses 21 September 2023.
Wawancara Rekan Sejawat Narasumber: Rusmini, S.Pd., M.Pd. Jabatan: Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Mempawah Hilir
Guru belum memanfaatkan teknologi/inovasi karena alasan sebagai berikut.
1. Membutuhkan keahlian lebih dalam membuat atau menerapkan teknologi yang inovatif, misalnya membuat PPT dari Canva, tidak semua pendidik memiliki keahlian dalam bidang teknologi.
2. Listrik dan sinyal internet yang kurang mendukung untuk menerapkan teknologi dalam KBM jika pendidik tinggal dan mengajar di daerahdaerah terpencil.
Wawancara Rekan Sejawat Narasumber: Setya Warni, S.Pd., M.Si. Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Mempawah Hilir Guru belum memanfaatkan teknologi/inovasi karena alasan sebagai berikut.
1. Sarpras yang dimiliki terbatas sehingga harus digunakan secara bergantian.
2. Guru tidak mengembangkan SDM sehingga KBM monoton.
3. Guru gaptek.
4. Guru tidak kreatif.
Wawancara Kepala Sekolah Narasumber: Bambang Juwarno, S.Pd., M.Pd.
Jabatan: Kepala SMKN 1 Mempawah Hilir
Guru belum memanfaatkan teknologi/inovasi karena alasan sebagai berikut.
1. Guru kurang kreatif.
2. Kurang pengetahuan tentang teknologi.
3. Guru merasa, “Tanpa teknologi sudah bisa mengajar” (pemahaman yang
kurang berkembang).