• Tidak ada hasil yang ditemukan

LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Kuswandi

N/A
N/A
Kuswandi Kuswandi

Academic year: 2023

Membagikan " LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Kuswandi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Nama Mahasiswa : Kuswandi

Asal Institusi : SD Negeri Suradita

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah No Masalah yang telah

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah 1 Rendahnya

kemampuan peserta didik mata

pembelajaran matematika, dalam memahami materi pebelajaran

menghitung volume bangun ruang di Kelas V

A. Kajian Literatur Jurnal Ilmiah

Nabila (2021). Konsep

Pembelajaran Matematika Sd Berdasarkan Teori Kognitif Jean Piaget.

https://journal.unismuh.ac.id/index .php/jkpd/article/view/3574/2680 Matematika adalah ilmu yang erat dengan kehidupan sehari-hari manusia. Banyak hal di dalam

kehidupan sehari-hari manusia yang mengharuskan penggunaan konsep matematika

Jurnal Ilmiah

Sri dkk (2021). Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika.

https://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index .php/matematika/article/view/3824 /pdf

Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar matematika meliputi : 1. Minat belajar rendah,

2. Motivasi belajar juga rendah.

3. Peserta didik kesulitan dalam memahami konsep, keterampilan berhitung, dan memecahkan masalah.

Jurnal Ilmiah

Jony Purba (2022). Analisis Kesulitan Belajar Matematika [Peserta Didik] Materi Volume Bangun Ruang Balok Kelas V Sd Negeri 068006.

http://www.portaluniversitasquality.

ac.id:5388/ojssystem/index.php/CU RERE/article/view/727/421

Kesulitan belajar yang dihadapi [peserta didik] dalam menyelesaikan volume ruang bangun balok terletak pada kurangnya pemahaman

[peserta didik] terhadap konsep pembelajaran.

B. Hasil wawancara

Bapak Hendar Setiawan, S.Pd.SD sebagai teman sejawat, berdasarkan

Berdasarkan hasil dari kajian literatur dan wawancara penyebab rendahnya peserta didik dalam

memahami materi pebelajaran

menghitung volume bangun ruang adalah karena:

1. Minat belajar rendah sehingga mengakibatkan motivasi untuk belajar materi volume bangun ruang menjadi rendah

2. Pemahaman

peserta didik dalam memahmi konsep volume bangun ruang yang masih rendah

3. Diperlukan visualisasi dalam memberikan materi terhadap peserta didik

4. Guru belum

banyak meberikan contoh nyata yang berkaitan dengan materi volume bangun ruang 5. Penggunaan alat

bantu atau media pembelajaran yang belum sesuai dengan materi pembelajaran 6. Guru belum

merancang

pembelajaran yang kreatif dan

menyenangkan.

7. Guru tidak

memastikan terkait hafalan rumus- rumus yang berkaitan dengan

(2)

pengalamannya menjelaskan bahwa penyebab kesulitan dalam

memahami pembelajaran volume bangun ruang yaitu :

1. Peserta didik menganggap matematika sulit dan tidak menyenangkan, sehingga

berpengaruh terhadap rendahnya pemahaman tentang materi volume bangun ruang

2. Peserta didik biasanya tidak memahani konsep volume bangun ruang dengan sebenarnya

3. Penggunaan metode dan model pembelajaran yang digunakan kurang menarik

4. Penggunaan media yang kurang tepat

5. Peserta didik tidak hafal dengan rumus-rumus volume bangun ruang, sehingga peserta didik dalam mengerjakan soal volume banu ruang cenderung asal dan menebak-nebak.

Bapak Unus, S.Pd sebagai Kepala Sekolah, menjelaskan bahwa penyebab kesulitan dalam

memahami pembelajaran volume bangun ruang yaitu :

1. Pembelajaran di kelas belum menggunakan media yang sesuai dengan karaktersitik peserta didik

2. Peserta didik tidak aktif kegiatan pembelajaran

3. Kurangnya perhatian orang tua peserta didik terhadapa kesulitan dalam memahamai pembelajaran

volume bangun ruang terhadap peserta didik

2 Peserta didik masih memiliki motivasi belajar yang rendah.

A. Kajian Literatur Jurnal Ilmiah

Rahman (2021) Pentingnya Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar

https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.p hp/PSNPD/article/viewFile/1076/77 3

Meningkatkan motivasi belajar bagi [peserta didik] harus dilakukan bukan hanya oleh guru yang memang

bertugas sebagai motivator tetapi juga oleh keluarga tetapi yang lebih

penting memotivasi dari diri [peserta didik] itu sendiri.

Berdasarkan hasil dari kajian literatur dan wawancara penyebab peserta didik masih memiliki motivasi belajar yang rendah adalah karena:

1. Guru belum merancang pembelajaran yang kreatif dan

menyenangkan.

2. Guru belum memilih metode pembelajaran

(3)

Jurnal Ilmiah

Cahya Firdaus dkk (2020)

Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online Selama Pandemi Covid-19 di SDN Curug Kulon 1

https://ejournal.stitpn.ac.id/index.ph p/pensa/article/view/774

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri antara lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah adalah faktor metode pembelajaran dan faktor lingkungan

Jurnal Ilmiah

Nurdiana Sari dkk (2021) Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar [Peserta Didik]

Kelas V SDN Tambahmulyo 1 https://stp-mataram.e-

journal.id/JIP/article/view/472 Faktor yang menjadi pendukung guru dalam meningkatkan motivasi dan minat belajar [peserta didik] yaitu keinginan [peserta didik] itu sendiri, sarana prasarana, lingkungan sekitar, dan keluarga. Selain faktor

pendukung, faktor yang menjadi penghambat guru dalam

meningkatkan motivasi dan minat belajar yaitu keinginan [peserta didik]

untuk belajar, lingkungan sekitar, dan pola asuh orang tua [peserta didik].

B. Hasil Wawancara

Bapak Anda Setiawan, S.Pd sebagai teman sejawat mengatakan peserta didik masih memiliki motivasi belajar yang rendah disebabkan:

1. Peserta didik merasa bosan di dalam kelas karena pembelajaran kurang variatif.

2. Kurangnya kepedulian orang tua terhadap hasil pembelajaran anaknya di sekolah.

3. Tidak digunakannya metode dan model pembelajaran yang menarik sehingga peserta didik tidak

termotivasi untuk belajar dengan baik.

4. Memanfaatkan media belajar serta melakukan evaluasi pembelajaran yang tepat terhadap peserta didik.

yang tepat dan

memanfaatkan media

pembelajaran.

3. Kurangnya

kepedulian orang tua terhadap hasil pembelajaran anaknya di sekolah, 4. Cita-cita atau

aspirasi peserta didik.

(4)

3 Hubungan

komunikasi antar guru dan orangtua peserta didik terkait

pembelajaran yang masih kurang dan terbatas.

A. Kajian Literatur Jurnal Ilmiah

Nisa & Fatmawati (2020) Kerjasama Orang Tua dan Guru dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

https://www.journal.stitaf.ac.id/inde x.php/ibtida/article/view/147

Kerjasama yang dilakukan oleh orang tua dengan guru dapat membantu meningkatkan motivasibelajar [peserta didik] karena hal itu

merupakan faktor pendukung anak agar semangat dalam belajar, anak akan merasa mendapatkan perhatian lebih baik dari orangtua maupun guru, dengan demikian peran orangtua merupakan lingkungan pendidikan pertama yang mempunyai peranan penting dalam menentukan Jurnal Ilmiah

Junita Triwardhani dkk (2020) Strategi Guru dalam membangun komunikasi dengan Orang Tua [Peserta Didik] di Sekolah

https://jurnal.unpad.ac.id/jkk/article /view/23620

Strategi guru dalam membangun komunikasi dengan orang tua [peserta didik] di sekolah dimulai dengan memetakan bagaimana guru menerjemahkan kurikulum untuk anak, kemudian mengembangkan strategi komunikasi dalam

membangun keterlibatan orangtua.

1. Guru menerjemahkan kurikulum dengan berbagai cara yang

menarik.

2. Kemampuan memahami materi, berdiskusi, menjawab pertanyaan sampai pada mengelola berbagai kegiatan pembelajaran.

3. Kemampuan menciptakan berbagai program yang

mensyaratkan keterlibatan orang tua dalam berbagai kegiatan anak di sekolah menjadi wadah

komunikasi yang menarik.

4. Pola komunikasi guru dalam membangun keterlibatan orang tua di sekolah terbentuk karena ketertarikan orang tua terhadap berbagai program belajar dan

Berdasarkan hasil dari kajian literatur dan wawancara penyebab hubungan komunikasi antar guru dan orangtua peserta didik terkait pembelajaran yang masih kurang dan terbatas adalah karena:

1. Kurangnya

kepedulian orang tua terhadap perkembangan anaknya di sekolah

2. Orang tua sibuk bekerja dan mempercayakan ana sepenuhnya kepada pihak sekolah

3. Tidak pedulian orang tua terhadap masa hasil belajar anak.

4. Pandangan orang tua terhadap guru yang kurang baik 5. Orang tua kurang

respon terhadap hasil pembelajaran yang diperoleh peserta didik.

6. Orang tua merasa malu ketika akan berkomunikasi dengan guru 7. Guru jarang

melakukan kunjungan ke rumah orang tua peserta didik.

8. kurangnya

komunikasi guru dan orang tua mengenai

pembelajaran dan hasil pembelajaran peserta didik.

9. Guru kurang merangkul orang tua peserta didik.

(5)

kehadiran disekolah dengan semangat karena memang menarik, merasa nyaman dan adanya kebutuhan untuk mengikuti dan mendorong program belajar anak.

Jurnal Ilmiah

Samsudin, Umar (2022) Jalinan Komunikasi Kerjasama Guru Dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar [Peserta Didik] Di Sekolah

https://stai-binamadani.e-

journal.id/Alfikrah/article/downlo ad/397/290/

Mengatakan bahwa Hasil

penelitian menunujukkan bahwa Hambatan-hambatan yang

dihadapi adalah berasal dari faktor internal dan eksternal, berupa pandangan orang tua terhadap guru yang kurang baik, tuntutan hidup dan sikap

orangtua yang apatis. Sementara faktor pendorongnya adalah dengan memberikan pelayanan terbaik kepada orangtua [peserta didik], menyamakan persepsi antra nilai-nilai yang ditanamkan sekolah dengan nilai-nilai yang diajarkan orangtua dengan melakukan komuniaksi awal.

B. Hasil Wawancara

Bapak Yanyan Irianto, S.Pd.

Pengawas Bina mengatakan penyebab kurangnya terjalin komunikasi antara guru dan orang tua yaitu:

1. Orang tua jarang menjalin komunikasi dengan guru di luar sekolah.

2. Orang tua jarang mengikuti kegiatan yang ada di sekolah 3. Orang tua terlalu sibuk dengan

pekerjaan di rumah.

4. Orang tua memasrahkan

sepenuhnya kepada pihak sekolah mengenai proses pembelajaran . 5. Guru tidak memberi kesempatan

yang banyak untuk berkomunikasi dengan orang tua peserta didik.

6. Pihak sekolah masih jarang melibatkan orang tua pada saat kegiatan di sekolah.

(6)

Ibu Cucu, S.Pd.SD. Kepala Sekolah SDN Puncak Manis mengatakan penyebab kurangnya terjalin

komunikasi antara guru dan orang tua yaitu :

1. Kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua

2. Orang tua sibuk bekerja sehingga Ketika ada undangan dari sekolah enggan datang.

3. Guru kurang merangkul orang tua peserta didik.

4. Orang tua merasa malu untuk berkomunikasi dengan guru.

4 Guru belum maksimal dalam pemanfaatkan model-model pembelajaran yang inovatif

berdasarkan karakteristik peserta didik.

A. Hasil Literatur Jurnal Ilmiah

Aini (2019) Pembelajaran Inovatif Pada Ranah Pendidikan Dasar http://digilib.unimed.ac.id/37323/1/

62.-Syarifah-Aini.pdf

Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada [peserta didik]. Proses

pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisiskan untuk [peserta didik] agar belajar. Dalam

pembelajaran yang berpusat pada [peserta didik], pemahaman kontek [peserta didik] menjadi bagian yang sangat penting, karena dari seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai

Jurnal Ilmiah

Delvianti, Fitri (2020). Problematika Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Tematik Tema Benda- Benda Sekitar Kelas V Semester 2 Pada Kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang

http://repository.uinsu.ac.id/10575/

1/SKRIPSI%20FIDEL%20FIX- dikonversi.pdf

Menyatakan Bahwa Kendala atau problem yang dialami guru, dalam menggunakan model-model

pembelajaran pada saat di kelas anatara lain ialah kurangnya kesiapan guru dan sekolah dalam menyiapkan sarana dan prasaranan yang kurang memamdai, sehingga membuat guru terkadang masih bingung dalam hal menyiapkan media, materi, dan metode.

Berdasarkan hasil dari kajian literatur dan wawancara penyebab guru belum maksimal dalam pemanfaatkan model- model pembelajaran yang inovatif

berdasarkan

karakteristik materi karena:

1. Tidak pahaman guru tentang perkembangan teknologi dalam membuat model pembelajaran yang inovatif 2. Guru sudah

terbiasa dengan pembelajaran yang

konvensional atau cenderung monoton.

3. Kurangnya

pemahaman guru terhadap model pembelajaran inovatif . 4. Guru jarang

mengikuti

mengikuti latihan mengenai model- model

pembelajara 5. Guru merasa

nyaman dengan metode mengajar ceramah saja .

(7)

Jurnal Ilmiah

Wulandari dan Quratul Ain. (2022).

Model-model Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar

https://ejournal.insuriponorogo.ac.id /index.php/scaffolding/article/view/1 333/719

Menyatakan bahwa Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti di SDN 13 Belutu, ditemukan informasi bahwa sekolah tersebut telah menerapkan kurikulum 2013 semenjak tahun 2017, yang penerapannya

dilaksanakan secara bertahap sampai pada tahun 2019, sehingga pada tahun 2020 SDN 13 Belutu sudah menerapkan kurikulum 2013 disemua kelas. Akan tetapi, Berdasarkan pernyataan guru ditemukan permasalahan-

permasalahan terkait penerapan kurikulum 2013 terutama mengenai penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Guru menyatakan bahwa, di dalam proses pembelajaran guru hanya

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hanya beberapa guru kelas saja yang sudah menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Negeri 13 Belutu.

Masih banyak guru yang merasa cukup kesulitan jika menggunakan model pembelajaran. Salah satu kesulitan yang dinyatakan oleh guru adalah, guru kesulitan mengatur waktu atau mengoptimalkan waktu pada saat menggunakan model pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru belum terbiasa menggunakan model-model pembelajaran kurikulum 2013 dan masih rendahnya

pemahaman guru terkait penerapan model-model pembelajaran kurikulum 2013.

B. Hasil Wawancara

Bapak Budi Artono, S.Pd. Gr. (Guru Penggerak SDN Cibogo). Menyatakan bahwa penyebab kurangnya guru dalam mengoptimalkan model-model Pembelajaran dalam proses

pembelajaran yaitu:

(8)

1. Kurangnya Pemahaman guru mengenai model-model

pembelajaran

2. Guru merasa nyaman dengan mengunakan metode ceramah saja.

3. Guru jarang mengikuti pelatihan mengenai model-model

pembelajaran.

4. Keterbatasan sarana prasarana.

Hendar Setiawan, S.Pd.SD. (Guru SDN Suradita). Menyatakan bahwa kurangnya guru dalam

pengoptimalkan model-model

pembelajaran di kelas dikarenakan:

1. Usia yang sudah lanjut menjadi faktor guru enggan menggunakan model-model pembelajaran.

2. Sintak model-model pembelajaran cukup banyak sehingga guru merasa kesulitan

3. Guru merasa enggan untuk mencoba hal yang baru 4. Faktor dari teman sejawat di

sekolah yang sama tidak menggunakan model-model

pembelajaran sehingga guru tidak terpacu untuk menggunakan model-model pembelajaran.

5 Pembelajaran yang dilakukan di kelas masih belum berbasis HOTS.

A. Hasil Literatur

Mudrikah Ms, M. M. (2020) Analisis Kemampuan Guru PPKn Dalam Menyusun Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) Di UPT Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Mandai, Kabupaten Maros (Doctoral

dissertation, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR).

http://eprints.unm.ac.id/18543/

Kemampuan Guru dalam Menyusun Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan guru dalam menyusun soal HOTS masih rendah dalam memahami dan menerapkan kriteria- kriteria HOTS dalam menyusun instrumen soal.

2. Faktor yang menjadi kendala dalam menyusun soal HOTS adalah terletak pada kemampuan guru dalam mengetahui dan memahami kriteria

3. soal HOTS dan terkendala atau kesulitan dalam

Berdasarkan hasil dari kajian literatur dan wawancara penyebab

Pembelajaran yang dilakukan di kelas masih belum berbasis HOTS karena:

1. Kurangnya pembinaan (pelatihan) terhadap guru dalam

pengembangan sistem

pembelajaran HOTS.

2. Kemampuan dalam berfikir peserta didik masih cukup rendah terkait permasalahan yang terjadi sehingga sulit menganalisis soal

(9)

mengimplementasikan

4. kriteria soal HOTS keinstrumen soal yang mereka susun , terutama dalam menyusun stimulus soal HOTS, selanjutnya kendala tersebut juga terdapat pada kemampuan peserta didik dalam menjawab atau

menganalisis soal karena

kemampuan peserta didik masih rendah

5. Upaya yang dilkukan oleh guru Pkn dalam membuat atau menyusun soal HOTS adalah mengikuti pelatihan- pelatihan penyusunan soal di forum MGMP, disamping itu, juga dilakukan pembimbingan oleh teman sejawab bagi guru Pkn yang sudah mengikuti pelatihan soal HOTS secara khusus.

Sofyan, F. A. (2019) Implementasi HOTS pada kurikulum 2013.

https://jurnal.unipasby.ac.id/index.p hp/jurnal_interventa/article/view/18 03

Dalam menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan, kurikulum 2013 dianggap mampu untuk menjawab persoalan dan implementasi HOTS sangat

dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal

dengan negara-negara maju di dunia.

Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan, bukan hanya berkarakter, produktif, kreatif, dan inovatif namun juga yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul dan mampu bersaing di dunia

internasional.

B. Hasil Wawancara

Bapak Anda Setiawan, S.Pd (Guru SDN Suradita). Menyatakan bahwa belumnya pembelajaran yang dilakukan di kelas masih belum berbasis HOTS, yaitu:

1. Kurangnya pemahaman guru tentang konsep dan penerapan HOTS

2. Peserta didik yang memiliki kemampuan kognitif kurang maka sulit untuk mengikuti pembelajaran HOTS karena

HOTS.

3. Kemampuan guru dalam menyusun soal HOTS masih rendah dalam memahami dan menerapkan kriteria- kriteria HOTS dalam menyusun instrumen soal.

(10)

terbiasa dalam pembelajaran berbasis LOTS.

3. Kemampuan guru dalam menyusun soal HOTS masih rendah dalam memahami dan menerapkan kriteria- kriteria HOTS dalam menyusun instrumen soal.

6 Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi (TIK) dalam

pembelajaran.

A. Hasil Literatur Jurnal Ilmiah

Rahmadhani dkk (2021) Teknologi Informasi Dan Komunikasi Sebagai Salah Satu Pemanfaatan

Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 4904-4912.

https://edukatif.org/index.php/eduk atif/arti cle/view/1574

Media pembelajaran dirancang sesuai dengan perkembangan teknologi, seperti penggunaan internet, gadget dan alat-alat elektronik pun sudah menjadi menjadi faktor keberhasilan dalam mengembangkan pendidikan, sehingga sudah menjadi keharusan sebagai seorang pendidik untuk mengembangkan media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi terutama pada Pendidikan Kewarganegaraan sebagai acuan untuk meningkatkan jiwa kebangsaan ditengah

perkembangan teknologi di dunia, serta Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan tertentu untuk menanamkan nilai- nilai ideologi Pancasila di tengah era globalisasi terhadap generasi muda.

Jurnal Ilmiah

Sutria dkk. (2020). Problematika Guru Dalam Menggunakan

Teknologi Informasi Dan

Komunikasi (Tik) Dan Implikasinya Di Sekolah Dasar

https://repository.unja.ac.id/11729/

Mengatakan bahwa problem/kendala yang dihadapi guru dalam

menggunakan (TIK) seperti: menguras waktu, terbatasnya jumlah infokus, [peserta didik] kurang fokus terhadap materi, tidak tersedianya jaringan internet dan tidak tersedianya layar infokus.

Berdasarkan hasil dari kajian literatur dan wawancara penyebab Gur masih belum

mengoptimalkan pemanfaatan

Teknologi Informasi (TIK) dalam

pembelajaran karena:

1. Kurangnya

Pemahaman guru tentang

penggunaan teknologi dalam pembelajaran 2. Guru sudah

terbiasa dan nyaman menggunakan model

pembelajaran konvensional 3. Keterbatasan

Fasilitas pendukung di sekolah (infocus).

4. Sekolah masih belum

mengharuskan guru

menggunakan, TIK dalam proses pembelajaran, sehingga guru kurang terangsang untuk

mengembangkan diri mengajar harus

menggunakan IT.

(11)

B. Hasil Wawancara.

Bapak Nanang Wanang sebagai guru komputer di SMPN 2

Gegerbitung menegmukakan bahwa Guru belum mengoptimalkan

teknologi informasi( TIK )Dalam pembelajaran di kelas dikarenakan:

1. Guru sudah cukup baik dalam memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK, namun masih dibutuhkan banyak bimbingan dalam

mengakses langsung media dari internet.

2. Guru yang kurang mampu menggunakan TIK disebabkan oleh faktor usia.

3. Guru yang kurang mampu menggunakan TIK masih terikat dengan media konvensional yang ada di lingkungan sekitar.

4. lemahnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam

mengoperasikan IT atau aplikasi- 5. aplikasi untuk kegiatan

pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Kurang Optimalnya penggunaan Buku Penghubung sebagai sarana komunikasi dengan wali murid 3 Guru melaksanakan pembelajaran dan memberikan evaluasi pembelajaran tidak berbasis

Banyak masih berfokus pada hafalan saja atau menggunakan pola Low Order Thinking Skill LOTS yang membuat siswa selalu berada zona nyaman tanpa adanya tantangan 4 Guru masih belum

Teman Sejawat : minimnya usaha guru dalam mengulang pembelajaran yang sudah diajarkan Dari hasil kajian literatur dan hasil wawancara yang didapat serta dikonfirmasi melalui observasi

Menurut Hamalik 2017 : 23 Faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar yaitu : sikap dari guru yang tidak bervariasi saat memberikan pembelajaran, pengaruh dari orang lain yang

Guru belum menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat Jurnal artikel Pentingnya Media dalam Pembelajaran Guna Meningkatkan Hasil Belajar di Sekolah Dasar

Guru belum menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat Jurnal artikel Pentingnya Media dalam Pembelajaran Guna Meningkatkan Hasil Belajar di Sekolah Dasar

Guru belum menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat Jurnal artikel Pentingnya Media dalam Pembelajaran Guna Meningkatkan Hasil Belajar di Sekolah Dasar

6 Pembelajaran dilaksanakan tidak /belum diintegrasikan dengan teknologi pembelajaran HASIL KAJIAN LITERATUR Buku Rahman dkk 2023 Media Dan Teknologi Pembelajaran, Jakarta :