Nama Mahasiswa : Kuswandi
Asal Institusi : SD Negeri Suradita
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah No Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah 1 Rendahnya
kemampuan peserta didik mata
pembelajaran matematika, dalam memahami materi pebelajaran
menghitung volume bangun ruang di Kelas V
A. Kajian Literatur Jurnal Ilmiah
Nabila (2021). Konsep
Pembelajaran Matematika Sd Berdasarkan Teori Kognitif Jean Piaget.
https://journal.unismuh.ac.id/index .php/jkpd/article/view/3574/2680 Matematika adalah ilmu yang erat dengan kehidupan sehari-hari manusia. Banyak hal di dalam
kehidupan sehari-hari manusia yang mengharuskan penggunaan konsep matematika
Jurnal Ilmiah
Sri dkk (2021). Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika.
https://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index .php/matematika/article/view/3824 /pdf
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar matematika meliputi : 1. Minat belajar rendah,
2. Motivasi belajar juga rendah.
3. Peserta didik kesulitan dalam memahami konsep, keterampilan berhitung, dan memecahkan masalah.
Jurnal Ilmiah
Jony Purba (2022). Analisis Kesulitan Belajar Matematika [Peserta Didik] Materi Volume Bangun Ruang Balok Kelas V Sd Negeri 068006.
http://www.portaluniversitasquality.
ac.id:5388/ojssystem/index.php/CU RERE/article/view/727/421
Kesulitan belajar yang dihadapi [peserta didik] dalam menyelesaikan volume ruang bangun balok terletak pada kurangnya pemahaman
[peserta didik] terhadap konsep pembelajaran.
B. Hasil wawancara
Bapak Hendar Setiawan, S.Pd.SD sebagai teman sejawat, berdasarkan
Berdasarkan hasil dari kajian literatur dan wawancara penyebab rendahnya peserta didik dalam
memahami materi pebelajaran
menghitung volume bangun ruang adalah karena:
1. Minat belajar rendah sehingga mengakibatkan motivasi untuk belajar materi volume bangun ruang menjadi rendah
2. Pemahaman
peserta didik dalam memahmi konsep volume bangun ruang yang masih rendah
3. Diperlukan visualisasi dalam memberikan materi terhadap peserta didik
4. Guru belum
banyak meberikan contoh nyata yang berkaitan dengan materi volume bangun ruang 5. Penggunaan alat
bantu atau media pembelajaran yang belum sesuai dengan materi pembelajaran 6. Guru belum
merancang
pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan.
7. Guru tidak
memastikan terkait hafalan rumus- rumus yang berkaitan dengan
pengalamannya menjelaskan bahwa penyebab kesulitan dalam
memahami pembelajaran volume bangun ruang yaitu :
1. Peserta didik menganggap matematika sulit dan tidak menyenangkan, sehingga
berpengaruh terhadap rendahnya pemahaman tentang materi volume bangun ruang
2. Peserta didik biasanya tidak memahani konsep volume bangun ruang dengan sebenarnya
3. Penggunaan metode dan model pembelajaran yang digunakan kurang menarik
4. Penggunaan media yang kurang tepat
5. Peserta didik tidak hafal dengan rumus-rumus volume bangun ruang, sehingga peserta didik dalam mengerjakan soal volume banu ruang cenderung asal dan menebak-nebak.
Bapak Unus, S.Pd sebagai Kepala Sekolah, menjelaskan bahwa penyebab kesulitan dalam
memahami pembelajaran volume bangun ruang yaitu :
1. Pembelajaran di kelas belum menggunakan media yang sesuai dengan karaktersitik peserta didik
2. Peserta didik tidak aktif kegiatan pembelajaran
3. Kurangnya perhatian orang tua peserta didik terhadapa kesulitan dalam memahamai pembelajaran
volume bangun ruang terhadap peserta didik
2 Peserta didik masih memiliki motivasi belajar yang rendah.
A. Kajian Literatur Jurnal Ilmiah
Rahman (2021) Pentingnya Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.p hp/PSNPD/article/viewFile/1076/77 3
Meningkatkan motivasi belajar bagi [peserta didik] harus dilakukan bukan hanya oleh guru yang memang
bertugas sebagai motivator tetapi juga oleh keluarga tetapi yang lebih
penting memotivasi dari diri [peserta didik] itu sendiri.
Berdasarkan hasil dari kajian literatur dan wawancara penyebab peserta didik masih memiliki motivasi belajar yang rendah adalah karena:
1. Guru belum merancang pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan.
2. Guru belum memilih metode pembelajaran
Jurnal Ilmiah
Cahya Firdaus dkk (2020)
Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online Selama Pandemi Covid-19 di SDN Curug Kulon 1
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.ph p/pensa/article/view/774
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri antara lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah adalah faktor metode pembelajaran dan faktor lingkungan
Jurnal Ilmiah
Nurdiana Sari dkk (2021) Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar [Peserta Didik]
Kelas V SDN Tambahmulyo 1 https://stp-mataram.e-
journal.id/JIP/article/view/472 Faktor yang menjadi pendukung guru dalam meningkatkan motivasi dan minat belajar [peserta didik] yaitu keinginan [peserta didik] itu sendiri, sarana prasarana, lingkungan sekitar, dan keluarga. Selain faktor
pendukung, faktor yang menjadi penghambat guru dalam
meningkatkan motivasi dan minat belajar yaitu keinginan [peserta didik]
untuk belajar, lingkungan sekitar, dan pola asuh orang tua [peserta didik].
B. Hasil Wawancara
Bapak Anda Setiawan, S.Pd sebagai teman sejawat mengatakan peserta didik masih memiliki motivasi belajar yang rendah disebabkan:
1. Peserta didik merasa bosan di dalam kelas karena pembelajaran kurang variatif.
2. Kurangnya kepedulian orang tua terhadap hasil pembelajaran anaknya di sekolah.
3. Tidak digunakannya metode dan model pembelajaran yang menarik sehingga peserta didik tidak
termotivasi untuk belajar dengan baik.
4. Memanfaatkan media belajar serta melakukan evaluasi pembelajaran yang tepat terhadap peserta didik.
yang tepat dan
memanfaatkan media
pembelajaran.
3. Kurangnya
kepedulian orang tua terhadap hasil pembelajaran anaknya di sekolah, 4. Cita-cita atau
aspirasi peserta didik.
3 Hubungan
komunikasi antar guru dan orangtua peserta didik terkait
pembelajaran yang masih kurang dan terbatas.
A. Kajian Literatur Jurnal Ilmiah
Nisa & Fatmawati (2020) Kerjasama Orang Tua dan Guru dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
https://www.journal.stitaf.ac.id/inde x.php/ibtida/article/view/147
Kerjasama yang dilakukan oleh orang tua dengan guru dapat membantu meningkatkan motivasibelajar [peserta didik] karena hal itu
merupakan faktor pendukung anak agar semangat dalam belajar, anak akan merasa mendapatkan perhatian lebih baik dari orangtua maupun guru, dengan demikian peran orangtua merupakan lingkungan pendidikan pertama yang mempunyai peranan penting dalam menentukan Jurnal Ilmiah
Junita Triwardhani dkk (2020) Strategi Guru dalam membangun komunikasi dengan Orang Tua [Peserta Didik] di Sekolah
https://jurnal.unpad.ac.id/jkk/article /view/23620
Strategi guru dalam membangun komunikasi dengan orang tua [peserta didik] di sekolah dimulai dengan memetakan bagaimana guru menerjemahkan kurikulum untuk anak, kemudian mengembangkan strategi komunikasi dalam
membangun keterlibatan orangtua.
1. Guru menerjemahkan kurikulum dengan berbagai cara yang
menarik.
2. Kemampuan memahami materi, berdiskusi, menjawab pertanyaan sampai pada mengelola berbagai kegiatan pembelajaran.
3. Kemampuan menciptakan berbagai program yang
mensyaratkan keterlibatan orang tua dalam berbagai kegiatan anak di sekolah menjadi wadah
komunikasi yang menarik.
4. Pola komunikasi guru dalam membangun keterlibatan orang tua di sekolah terbentuk karena ketertarikan orang tua terhadap berbagai program belajar dan
Berdasarkan hasil dari kajian literatur dan wawancara penyebab hubungan komunikasi antar guru dan orangtua peserta didik terkait pembelajaran yang masih kurang dan terbatas adalah karena:
1. Kurangnya
kepedulian orang tua terhadap perkembangan anaknya di sekolah
2. Orang tua sibuk bekerja dan mempercayakan ana sepenuhnya kepada pihak sekolah
3. Tidak pedulian orang tua terhadap masa hasil belajar anak.
4. Pandangan orang tua terhadap guru yang kurang baik 5. Orang tua kurang
respon terhadap hasil pembelajaran yang diperoleh peserta didik.
6. Orang tua merasa malu ketika akan berkomunikasi dengan guru 7. Guru jarang
melakukan kunjungan ke rumah orang tua peserta didik.
8. kurangnya
komunikasi guru dan orang tua mengenai
pembelajaran dan hasil pembelajaran peserta didik.
9. Guru kurang merangkul orang tua peserta didik.
kehadiran disekolah dengan semangat karena memang menarik, merasa nyaman dan adanya kebutuhan untuk mengikuti dan mendorong program belajar anak.
Jurnal Ilmiah
Samsudin, Umar (2022) Jalinan Komunikasi Kerjasama Guru Dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar [Peserta Didik] Di Sekolah
https://stai-binamadani.e-
journal.id/Alfikrah/article/downlo ad/397/290/
Mengatakan bahwa Hasil
penelitian menunujukkan bahwa Hambatan-hambatan yang
dihadapi adalah berasal dari faktor internal dan eksternal, berupa pandangan orang tua terhadap guru yang kurang baik, tuntutan hidup dan sikap
orangtua yang apatis. Sementara faktor pendorongnya adalah dengan memberikan pelayanan terbaik kepada orangtua [peserta didik], menyamakan persepsi antra nilai-nilai yang ditanamkan sekolah dengan nilai-nilai yang diajarkan orangtua dengan melakukan komuniaksi awal.
B. Hasil Wawancara
Bapak Yanyan Irianto, S.Pd.
Pengawas Bina mengatakan penyebab kurangnya terjalin komunikasi antara guru dan orang tua yaitu:
1. Orang tua jarang menjalin komunikasi dengan guru di luar sekolah.
2. Orang tua jarang mengikuti kegiatan yang ada di sekolah 3. Orang tua terlalu sibuk dengan
pekerjaan di rumah.
4. Orang tua memasrahkan
sepenuhnya kepada pihak sekolah mengenai proses pembelajaran . 5. Guru tidak memberi kesempatan
yang banyak untuk berkomunikasi dengan orang tua peserta didik.
6. Pihak sekolah masih jarang melibatkan orang tua pada saat kegiatan di sekolah.
Ibu Cucu, S.Pd.SD. Kepala Sekolah SDN Puncak Manis mengatakan penyebab kurangnya terjalin
komunikasi antara guru dan orang tua yaitu :
1. Kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua
2. Orang tua sibuk bekerja sehingga Ketika ada undangan dari sekolah enggan datang.
3. Guru kurang merangkul orang tua peserta didik.
4. Orang tua merasa malu untuk berkomunikasi dengan guru.
4 Guru belum maksimal dalam pemanfaatkan model-model pembelajaran yang inovatif
berdasarkan karakteristik peserta didik.
A. Hasil Literatur Jurnal Ilmiah
Aini (2019) Pembelajaran Inovatif Pada Ranah Pendidikan Dasar http://digilib.unimed.ac.id/37323/1/
62.-Syarifah-Aini.pdf
Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada [peserta didik]. Proses
pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisiskan untuk [peserta didik] agar belajar. Dalam
pembelajaran yang berpusat pada [peserta didik], pemahaman kontek [peserta didik] menjadi bagian yang sangat penting, karena dari seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai
Jurnal Ilmiah
Delvianti, Fitri (2020). Problematika Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Tematik Tema Benda- Benda Sekitar Kelas V Semester 2 Pada Kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang
http://repository.uinsu.ac.id/10575/
1/SKRIPSI%20FIDEL%20FIX- dikonversi.pdf
Menyatakan Bahwa Kendala atau problem yang dialami guru, dalam menggunakan model-model
pembelajaran pada saat di kelas anatara lain ialah kurangnya kesiapan guru dan sekolah dalam menyiapkan sarana dan prasaranan yang kurang memamdai, sehingga membuat guru terkadang masih bingung dalam hal menyiapkan media, materi, dan metode.
Berdasarkan hasil dari kajian literatur dan wawancara penyebab guru belum maksimal dalam pemanfaatkan model- model pembelajaran yang inovatif
berdasarkan
karakteristik materi karena:
1. Tidak pahaman guru tentang perkembangan teknologi dalam membuat model pembelajaran yang inovatif 2. Guru sudah
terbiasa dengan pembelajaran yang
konvensional atau cenderung monoton.
3. Kurangnya
pemahaman guru terhadap model pembelajaran inovatif . 4. Guru jarang
mengikuti
mengikuti latihan mengenai model- model
pembelajara 5. Guru merasa
nyaman dengan metode mengajar ceramah saja .
Jurnal Ilmiah
Wulandari dan Quratul Ain. (2022).
Model-model Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id /index.php/scaffolding/article/view/1 333/719
Menyatakan bahwa Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti di SDN 13 Belutu, ditemukan informasi bahwa sekolah tersebut telah menerapkan kurikulum 2013 semenjak tahun 2017, yang penerapannya
dilaksanakan secara bertahap sampai pada tahun 2019, sehingga pada tahun 2020 SDN 13 Belutu sudah menerapkan kurikulum 2013 disemua kelas. Akan tetapi, Berdasarkan pernyataan guru ditemukan permasalahan-
permasalahan terkait penerapan kurikulum 2013 terutama mengenai penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Guru menyatakan bahwa, di dalam proses pembelajaran guru hanya
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hanya beberapa guru kelas saja yang sudah menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Negeri 13 Belutu.
Masih banyak guru yang merasa cukup kesulitan jika menggunakan model pembelajaran. Salah satu kesulitan yang dinyatakan oleh guru adalah, guru kesulitan mengatur waktu atau mengoptimalkan waktu pada saat menggunakan model pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru belum terbiasa menggunakan model-model pembelajaran kurikulum 2013 dan masih rendahnya
pemahaman guru terkait penerapan model-model pembelajaran kurikulum 2013.
B. Hasil Wawancara
Bapak Budi Artono, S.Pd. Gr. (Guru Penggerak SDN Cibogo). Menyatakan bahwa penyebab kurangnya guru dalam mengoptimalkan model-model Pembelajaran dalam proses
pembelajaran yaitu:
1. Kurangnya Pemahaman guru mengenai model-model
pembelajaran
2. Guru merasa nyaman dengan mengunakan metode ceramah saja.
3. Guru jarang mengikuti pelatihan mengenai model-model
pembelajaran.
4. Keterbatasan sarana prasarana.
Hendar Setiawan, S.Pd.SD. (Guru SDN Suradita). Menyatakan bahwa kurangnya guru dalam
pengoptimalkan model-model
pembelajaran di kelas dikarenakan:
1. Usia yang sudah lanjut menjadi faktor guru enggan menggunakan model-model pembelajaran.
2. Sintak model-model pembelajaran cukup banyak sehingga guru merasa kesulitan
3. Guru merasa enggan untuk mencoba hal yang baru 4. Faktor dari teman sejawat di
sekolah yang sama tidak menggunakan model-model
pembelajaran sehingga guru tidak terpacu untuk menggunakan model-model pembelajaran.
5 Pembelajaran yang dilakukan di kelas masih belum berbasis HOTS.
A. Hasil Literatur
Mudrikah Ms, M. M. (2020) Analisis Kemampuan Guru PPKn Dalam Menyusun Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) Di UPT Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Mandai, Kabupaten Maros (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR).
http://eprints.unm.ac.id/18543/
Kemampuan Guru dalam Menyusun Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan guru dalam menyusun soal HOTS masih rendah dalam memahami dan menerapkan kriteria- kriteria HOTS dalam menyusun instrumen soal.
2. Faktor yang menjadi kendala dalam menyusun soal HOTS adalah terletak pada kemampuan guru dalam mengetahui dan memahami kriteria
3. soal HOTS dan terkendala atau kesulitan dalam
Berdasarkan hasil dari kajian literatur dan wawancara penyebab
Pembelajaran yang dilakukan di kelas masih belum berbasis HOTS karena:
1. Kurangnya pembinaan (pelatihan) terhadap guru dalam
pengembangan sistem
pembelajaran HOTS.
2. Kemampuan dalam berfikir peserta didik masih cukup rendah terkait permasalahan yang terjadi sehingga sulit menganalisis soal
mengimplementasikan
4. kriteria soal HOTS keinstrumen soal yang mereka susun , terutama dalam menyusun stimulus soal HOTS, selanjutnya kendala tersebut juga terdapat pada kemampuan peserta didik dalam menjawab atau
menganalisis soal karena
kemampuan peserta didik masih rendah
5. Upaya yang dilkukan oleh guru Pkn dalam membuat atau menyusun soal HOTS adalah mengikuti pelatihan- pelatihan penyusunan soal di forum MGMP, disamping itu, juga dilakukan pembimbingan oleh teman sejawab bagi guru Pkn yang sudah mengikuti pelatihan soal HOTS secara khusus.
Sofyan, F. A. (2019) Implementasi HOTS pada kurikulum 2013.
https://jurnal.unipasby.ac.id/index.p hp/jurnal_interventa/article/view/18 03
Dalam menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan, kurikulum 2013 dianggap mampu untuk menjawab persoalan dan implementasi HOTS sangat
dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal
dengan negara-negara maju di dunia.
Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan, bukan hanya berkarakter, produktif, kreatif, dan inovatif namun juga yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul dan mampu bersaing di dunia
internasional.
B. Hasil Wawancara
Bapak Anda Setiawan, S.Pd (Guru SDN Suradita). Menyatakan bahwa belumnya pembelajaran yang dilakukan di kelas masih belum berbasis HOTS, yaitu:
1. Kurangnya pemahaman guru tentang konsep dan penerapan HOTS
2. Peserta didik yang memiliki kemampuan kognitif kurang maka sulit untuk mengikuti pembelajaran HOTS karena
HOTS.
3. Kemampuan guru dalam menyusun soal HOTS masih rendah dalam memahami dan menerapkan kriteria- kriteria HOTS dalam menyusun instrumen soal.
terbiasa dalam pembelajaran berbasis LOTS.
3. Kemampuan guru dalam menyusun soal HOTS masih rendah dalam memahami dan menerapkan kriteria- kriteria HOTS dalam menyusun instrumen soal.
6 Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi (TIK) dalam
pembelajaran.
A. Hasil Literatur Jurnal Ilmiah
Rahmadhani dkk (2021) Teknologi Informasi Dan Komunikasi Sebagai Salah Satu Pemanfaatan
Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 4904-4912.
https://edukatif.org/index.php/eduk atif/arti cle/view/1574
Media pembelajaran dirancang sesuai dengan perkembangan teknologi, seperti penggunaan internet, gadget dan alat-alat elektronik pun sudah menjadi menjadi faktor keberhasilan dalam mengembangkan pendidikan, sehingga sudah menjadi keharusan sebagai seorang pendidik untuk mengembangkan media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi terutama pada Pendidikan Kewarganegaraan sebagai acuan untuk meningkatkan jiwa kebangsaan ditengah
perkembangan teknologi di dunia, serta Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan tertentu untuk menanamkan nilai- nilai ideologi Pancasila di tengah era globalisasi terhadap generasi muda.
Jurnal Ilmiah
Sutria dkk. (2020). Problematika Guru Dalam Menggunakan
Teknologi Informasi Dan
Komunikasi (Tik) Dan Implikasinya Di Sekolah Dasar
https://repository.unja.ac.id/11729/
Mengatakan bahwa problem/kendala yang dihadapi guru dalam
menggunakan (TIK) seperti: menguras waktu, terbatasnya jumlah infokus, [peserta didik] kurang fokus terhadap materi, tidak tersedianya jaringan internet dan tidak tersedianya layar infokus.
Berdasarkan hasil dari kajian literatur dan wawancara penyebab Gur masih belum
mengoptimalkan pemanfaatan
Teknologi Informasi (TIK) dalam
pembelajaran karena:
1. Kurangnya
Pemahaman guru tentang
penggunaan teknologi dalam pembelajaran 2. Guru sudah
terbiasa dan nyaman menggunakan model
pembelajaran konvensional 3. Keterbatasan
Fasilitas pendukung di sekolah (infocus).
4. Sekolah masih belum
mengharuskan guru
menggunakan, TIK dalam proses pembelajaran, sehingga guru kurang terangsang untuk
mengembangkan diri mengajar harus
menggunakan IT.
B. Hasil Wawancara.
Bapak Nanang Wanang sebagai guru komputer di SMPN 2
Gegerbitung menegmukakan bahwa Guru belum mengoptimalkan
teknologi informasi( TIK )Dalam pembelajaran di kelas dikarenakan:
1. Guru sudah cukup baik dalam memanfaatkan media
pembelajaran berbasis TIK, namun masih dibutuhkan banyak bimbingan dalam
mengakses langsung media dari internet.
2. Guru yang kurang mampu menggunakan TIK disebabkan oleh faktor usia.
3. Guru yang kurang mampu menggunakan TIK masih terikat dengan media konvensional yang ada di lingkungan sekitar.
4. lemahnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam
mengoperasikan IT atau aplikasi- 5. aplikasi untuk kegiatan
pembelajaran.