LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah dalam Pembelajaran Anak Usia Dini Nama Mahasiswa: Antonia Waku, S.Pd
Asal Institusi: TK Dian Idamdehe Gamsungi
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:
1. Kajian Literatur
o Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
o Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik masalah.
o Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
o Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
o Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab masalah tersebut.
o Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
o Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
o Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
o Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
o Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.
Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
TABEL HASIL EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH
No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
telah penyebab masalah
diidentifikasi
1 Anak kurang Hasil Kajian Literatur (Istiqomah et al. 2023): Dari hasil kajian literatur tertarik Faktor penyebab guru sulit mengembangkan dan hasil wawancara yang
dengan media media/metode didapat serta dikonfirmasi
yang digunakan 1. Keterbatasan fasilitas atau referensi yang ada melalui observasi,dapat oleh guru disekolah. Ketika guru menggunakan satu disimpulkan bahwa
buku dan menyampaikan dengan metode penyebab anak kurang ceramah maka anak akan cenderung diam tertarik dengan
dan tidak terlibat aktif dalam pembelajaran media/metode yang 2. Pengetahuan guru yang kurang mengenai digunakan oleh guru
media pembelajaran sehingga hanya terfokus adalah :
pada satu metode dan media pembelajaran. 1. Keterbatasan fasilitas 3. Sumber daya seperti anggaran, peralatan, atau referensi yang ada
dan bahan-bahan pembelajaran. Guru yang disekolah.
memiliki akses sumber daya yang cukup 2. Pengetahuan guru yang akan lebih mudah dalam menciptakan ide- kurang mengenai ide baru dan inovatif dalam membuat media media pembelajaran.
pembelajaran. 3. Guru menyiapkan alat
bermain yang sulit
Sumber: digunakan oleh anak,
https://ejournal.upg45ntt.ac.id/ciencias/article/v Dalam kegiatan
iew/126 meronce, benang yang
disiapkan terlalu besar
Hasil Wawancara dan lubang manik-
manik terlalu kecil 1. Kepala Sekolah : karena guru menyiapkan sehingga anak sulit
alat bermain yang sulit digunakan oleh anak memasukan benang Misalnya, dalam kegiatan meronce, benang dalam lubang manik- yang disiapkan terlalu besar dan lubang manik tersebut.
manik-manik terlalu kecil sehingga anak sulit 4. Kurang kreatif dalam memasukkan benang di dalam lubang manik- membuat media yang
manik tersebut. dapat menarik
2. Guru : kurang kreatif dalam membuat media perhatian anak.
yang dapat menarik perhatian anak.
3. Teman Sejawat :Minimnya usaha guru dalam mengasah kreatifitas yang menumbuhkan motivasi diri.
4. Pengawas TK : Kurangnya kesiapan mental guru dalam menjalankan perannya sebagai seorang guru dan pendidik.
2 Kemampuan numerasi dan literasi anak masih rendah
Hasil Kajian Literatur (Umar and Widodo 2022):
1. Kurangnya dukungan orang tua. Indikasi kurangnya dukungan orang tua terhadap pendidikan anak adalah tidak adanya kepedulian orang tua terhadap
perkembangan akademik anak. Hal ini dapat terlihat dari sedikitnya orang tua yang memberikan perhatian maupun bimbingan belajar kepada anaknya selepas pulang sekolah. Kurangnya dukungan orang tua juga dapat menyebabkan rendahnya progress kemandirian belajar dan etos belajar anak.
2. Kurangnya fasilitas belajar yang dimiliki anak. Fasilitas belajar yang memadai akan mendukung guru dalam menciptakan pengalaman belajar yang menarik bagi anak.
Namun dengan kondisi keterbatasan fasilitas dapat menghambat proses tersebut.
Ketersediaan fasilitas yang memadai juga harus didukung dengan SDM yang mumpuni agar dapat mengoptimalkan fasilitas yang disediakan.
Sumber:
https://ejournal.unma.ac.id/index.php/educatio/a rticle/view/2131/1482
Hasil Wawancara
1. Kepala Sekolah : kurangnya media pembelajaran yang disiapkan oleh guru.
Anak belum mengenal konsep angka 1 – 10 dan belum bisa membedakan angka 1 dan lainnya.
Anak belum bisa menghafal huruf abjad.
Ketika ada kegiatan Menyusun kartu huruf anak tidak focus.
2. Guru : karna kemampuan anak berbeda- beda dan dikarenakan kurangnya alat peraga.
3. Teman Sejawat : minimnya usaha guru dalam mengulang pembelajaran yang sudah diajarkan
Dari hasil kajian literatur dan hasil wawancara yang didapat serta dikonfirmasi melalui observasi dapat disimpulkanbahwa penyebab rendahnya kemampuan numerasi dan literasi adalah
1. Kurangnya dukungan orang tua juga dapat menyebabkan rendahnya progress kemandirian anak 2. Kurangnya fasilitas
belajar yang dimiliki anak.
3. Anak belum mengenal konsep angka 1- 10 dan belum bisa membedakan angka 1 dan lainnya.
4. Anak belum bisa menghafal huruf abjad.
Dan ketika ada kegiatan menyusun kartu huruf anak tidak focus.
4. Pengawas : Kurangnya pemahaman guru dalam memberi pelajaran
3 Daya serap atau Hasil Kajian Literatur (Diah, Nazidah, and Dari hasil kajian literatur daya tangkap Fauziah 2022),(Shofiyah and Purnama 2020): dan hasil wawancara yang anak di model 1. Status gizi anak yang stunting didapat serta dikonfirmasi pembelajaran mempengaruhi rendahnya perkembangan melalui observasi dapat tertentu masih kognitif anak. Aktifitas anak dalam berfikir disimpulkan bahwa kurang terjadi melalui pembentukan sel-sel di otak penyebab rendahnya daya
yang akan memberikan pemahaman, serap atau daya tangkap penalaran, dan dalam berfikir kritis. Dalam anak di model
pembentukan sel-sel otak tersebut pembelajaran tertentu dibutuhkan gizi yang cukup sehingga mampu masih kurang adalah menunjang perkembangan lainnya. Dengan 1. Status gizi anak yang demikian dapat terlihat keterkaitan antara stunting
stunting dan kognitif anak usia dini, yaitu mempengaruhi bahwa dengan tidak terpenuhinya gizi anak rendahnya
akan mengakibatkan kognitif anak perkembangan kognitif
terganggu. anak. Akifitas siswa
Sumber: dalam berpikir terjadi
https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/yiny melalui pembentukan
ang/article/view/4964 sel-sel di otak yang
akan memberikan 2. Rendahnya kemitraan guru dan orang tua. pemahaman,
Padahal, kemitraan guru dan orang tua penalaran, dan dalam dibutuhkan untuk menolong anak terhadap berpikir kritis. Dalam kemungkinan kejadian yang menghambat pembentukan sel-sel proses belajarnya seperti: adanya trauma otak tersebut
pada sekolah sebelumnya, kurangnya rasa dibutuhkan gizi yang percaya diri, dan takut dengan lingkungan cukup sehingga
baru. mampu menunjang
Sumber: perkembangan lainya.
https://jer.or.id/index.php/jer/article/view/3 2. Dengan demikian dapat terlihat keterkaitan Hasil Wawancara (Guru): antara stunting dan 1. Kepala Sekolah : karna kurangnya kognitif anak usia dini,
pembinaan dan pelatihan yang dapat yaitu dengan tidak menumbuhkan motivasi dan kreatifitas para terpenuhinya gizi anak
guru. akan akan
2. Guru : karna tidak memiliki role model di mengakibatkan kognitif sekolah yang dapat memotivasi para guru anak terganggu.
untuk berkarya, memiliki kreatifitas dan 3. Kurangnya pembinaan memiliki motivasi tinggi dalam kegiatan dan pelatihan yang
belajar mengajar. dapat menumbuhkan
motivasi dan kreatifitas guru
3. Teman sejawat : minimnya usaha guru dalam 4. Usia anak belum mengasah kreatifitas yang dapat waktunya sekolah tapi menumbuhkan motivasi diri dipaksakan untuk 4. Pengawas TK : guru berusaha sekolah .
membangkitkan semangat belajar anak.
5. Pakar (ketua IGTKI) :
- Anak tidak mempunyai motivasi untuk belajar yang lebih baik.
- Anak belum siap untuk menerima pelajaran yang diberikan.
- Usia anak belum waktunya sekolah tapi dipaksakan untuk sekolah.
- Guru harus melihat minat dan karakter
4 Tidak Adanya Hasil Kajian Literatur (Shofiyah and Purnama Dari hasil kajian literatur
korelasi 2020): dan hasil wawancara yang
komunikasi 1. Kurang terbukanya orang tua kepada guru didapat serta dikonfirmasi antara orang tua terkait kondisi anaknya. Dengan adanya melalui observasi, dapat dan guru keterbukaan orang tua dengan guru disimpulkan bahwa
mengenai aktivitas dan bagaimana perilaku penyebab ketidak adanya mereka selama di rumah membantu guru korelasi komunikasi antara dalam memilih upaya yang tepat dalam orang tua dan guru adalah menangani anak dan bagaimana guru :
menentukan sikap terhadap mereka. 1. Kurang terbukanya 2. Kurangnya kemampuan guru dalam orang tua kepada guru
mengakomodir orang tua untuk dapat terkait kondisi berkomunikasi dan berkorelasi. Kerja sama anaknya.
guru dan orang tua harus dengan pendekatan 2. Kurangnya partisipatif yaitu dimana analisis kemampuan guru infrastruktur sekolah seperti sumber daya dalam mengakomodir manusia (SDM), kurikulum, sarana dan orang tua untuk dapat prasarana, finansial, sistem informasi, dan berkomunikasi dan lain sebagainya merupakan tanggung jawab berkolerasi.
bersama antara orang tua, sekolah dan pihak- 3. Orang tua kurang
pihak terkait. merespon informasi
Sumber: menyangkut anak
https://jer.or.id/index.php/jer/article/view/3 maupun sekolah lewat guru kelas yang sudah
Hasil Wawancara dibuat
1. Kepala Sekolah : orang tua kurang merespon 4. Karena kesibukan informasi menyangkut anak maupun sekolah orang tua sehingga lewat guru kelas yang sudah dibuat. anak-anak sepenuhnya 2. Guru : karena kesibukan orang tua sehingga diserahkan kepada
anak-anak sepenuhnya diserahkan kepada guru.
guru.
3. Teman sejawat : Guru kurang
berkomunikasi dengan orang tua secara baik.
4. Pengawas TK : Guru harus selalu
membangun komunikasi dengan orang tua tentang masalah anak. Guru harus mencari tahu kebiasaan anak di rumah Bersama orang tua. Guru harus membangun kerja sama dengan orang tua.
5. Pakar : (Ketua IGTKI) : orang tua segan untuk melakukan komunikasi dengan guru.
Harus ada kerja sama antara guru dengan orang tua dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Diah, Milla, Putri Nazidah, and Rida Fauziah. 2022. “Pengaruh Stunting Pada Kognitif Anak Usia Dini.” Jurnal Studi Islam, Gender, dan Anak 17(1): 59–72.
Istiqomah, Alifah Nur et al. 2023. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas Guru Dalam Mengembangkan Media Pembelajaran Di SD Negeri 3 Brosot.” 6(2): 10–18.
Kurniasih, Enok Siti, and Nita Priyanti. 2023. “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Diferensiasi Terhadap Kemampuan Literasi Baca, Tulis Dan Numerasi Pada Anak Usia Dini.” Jurnal Ilmiah Potensia 8(2): 398–408.
Sari, Resti Retno, Icam Sutisna, and Waode Eti Hardiyanti. 2023. “Pengaruh Penggunaan Youtube Terhadap Kemampuan Literasi Numerasi Pada Anak Usia Dini Kelompok B.”
Student Journal of Early Childhood Education 3(2): 223–33.
Shobrun, Yunus, Rita Mahriza, and Siti Habsari Pratiwi. 2023. “Mencerdaskan Generasi Bangsa Melalui Penanganan Stunting Pada PAUD Holistik Integratif.” 2(1): 18–23.
Shofiyah, Halimatu, and Sigit Purnama. 2020. “Kemitraan Guru Dan Orang Tua Dalam Menangani Anak Yang Masih Ditunggu Pada Jam Belajar.” 1(1): 18–27.
Umar, and Arif Widodo. 2022. “Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Akademik Siswa Sekolah Dasar Di Daerah Pinggiran.” Jurnal Educatio 8(2): 458–
65.
Vavrus, Michael. 1997. “Culturally Responsive Teaching.” : 49–57.