• Tidak ada hasil yang ditemukan

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 50%

N/A
N/A
huda

Academic year: 2022

Membagikan "LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 50%"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

No. Masalah yang telah

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah 1 Rendahnya motivasi

belajar peserta didik kelas III dalam muatan pelajaran matematika

Berdasarkan pengalaman mengajar masalah ini disebabkan oleh :

1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya 2. Pembelajaran masih bersifat satu

arah sehingga kurang melibatkan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Hal ini

menyebabkan peserta didik sering berbicara sendiri tanpa memperhatikan guru ketika menjelaskan.

3. Peserta didik belum menguasai materi materi yang diajarkarkan sebelumnya

4. Peserta didik lebih tertarik dengan pelajaran yang berhubungan dengan menggambar dan olah raga atau aktivitas fisik lainya.

Hasil Kajian Literatur Menurut Septina (2022)

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu :

1. Cita-cita atau aspirasi peserta didik 2. Kemampuan peserta didik

3. Status peserta didik

4. Kondisi lingkungan peserta didik 5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar

dan pembelajaran

6. Upaya guru dalam mengajar peserta didik.

Menurut Fauziah (2017)

Motivasi juga bisa berasal dari dalam diri dan dari orang lain adapun faktor faktor tersebut antara lain adalah:

1. Faktor fisik meliputi kebutuhan nutrisi (gizi), kondisi kesehatan, dan fungsi-fungsi fisik terutama panca indera, serta

2. Faktor psikologis berhubungan

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil

wawancara, serta

dikonfirmasi melalui observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa

penyebab masalah

rendahnya motivasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran Matematika adalah :

1.Dalam kegiatan belajar mengajar guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif sehingga kegiatan belajar mengajar masih satu arah dan kurang melibatkan peserta didik secara aktif.

2.Guru belum

menggunakan media yang sesuai dengan minat belajar peserta didik.

3.Peserta didik belum menguasai materi materi yang diajarkarkan sebelumnya sehingga peserta didik merasa tidak mampu dan tidak bisa mengikuti pelajaran 4.Kurangnya perhatian

orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya dirumah.

(2)

dengan kondisi jasmani dan rohani siswa

3. Faktor sosial berkenaan dengan hubungan siswa dengan guru, konselor, teman sebaya, orang tua, tetangga,

4. Faktor non-sosial seperti keadaan udara (cuaca dingin atau panas), waktu (pagi, siang, sore atau malam), tempat (sepi, gaduh, atau kualitas tempat belajar di sekolah), serta fasilitas siswa dalam belajar (sarana dan prasarana)

Menurut Annisa Putri (2021)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik rendah disebabkan oleh Faktor internal dan eksternal peserta didik, yaitu :

1. Faktor internal peserta didik meliputi kejenuhan, minat belajar, kesehatan fisik dan mental.

2. Faktor eksternal peserta didik adalah keadaan keluarga, lingkungan di rumah, dan sarana prasarana

Hasil wawancara kepala sekolah Narasumber : Romlah, S.Pd Jabatan : Kepala Sekolah

Hasil wawancara kepala sekolah kurangnya motivasi belajar dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya :

1. Guru kurang mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran 2. Metode yang digunakan guru

belum sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan

3. Apresiasi terhadap peserta didik kurang

Hasil wawancara teman sejawat : Narasumber : Kustinah, S.Pd Jabatan : Guru kelas

(3)

Hasil wawancara teman sejawat Kurangnya motivasi belajar dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

1. Kondisi fisik peserta didik

2. Metode dan media yang digunakan guru belum inovatif

3. Orang tua tidak memperhatikan kebutuhan peserta didik sehingga anak yang alat tulisnya kurang cenderung tidak minat belajar 4. Kurangnya penanaman motivasi

guru ketika dalam proses pembelajaran

Hasil wawancara pakar

Narasumber : Dr. Wiyoto. M.Pd Jabatan : Dosen STAI Diponegoro Tulungagung

Hasil wawancara pakar terkait kurangnya motivasi belajar dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

1. Lingkungan belajar peserta didik yang kurang nyaman

2. Kondisi Keluarga, bisa berhubungan dengan kondisi perekonomian, kurangnya perhatian orang tua

3. Cara guru mengajar penggunaan

metode, model, media

pembelajaran yang dirasa kurang sesuai

2 Kurangnya

pemahaman peserta didik kelas III terkait dengan isi teks bacaan materi Unsur Intrinsik dongeng

Berdasarkan pengalaman mengajar masalah ini disebabkan oleh :

1. Rendahnya kemampuan membaca peserta didik

2. Peserta didik dalam membaca tanpa memperdulikan tanda baca yang ada.

3. Peserta didik hanya sekedar

membaca, jika disuruh

mengerjakan soal terkait bacaan selalu jawabanya tidak sesuai dengan apa yang dibaca.

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, serta

dikonfirmasi melalui

observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab masalah Kurangnya pemahaman peserta didik terkait dengan isi teks bacaan adalah :

1.Kurangnya kegiatan literasi sehingga menyebabkan kemampuan membaca peserta didik menjadi rendah

2.Kurangnya kemampuan

(4)

4. Kurangnya minat peserta didik untuk berprestasi dalam pembelajaran

5. Peserta didik kurang fokus dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas

Hasil kajian literatur Menurut Laily (2014)

Kurangnya pemahaman peserta didik dalam memahami isi bacaan ada 2 faktor yang mempengaruhi antara lain :

1. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya.

2. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, latar belakang sosial dan ekonomi, dan tradisi membaca. Rumit artinya faktor eksternal dan internal saling

berhubungan membentuk

koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman bacaan.

Menurut Tantri (2017)

Kemampuan membaca pemahaman seseorang dikatakan baik jika ia mampu menangkap atau memahami semua isi yang terkandung dalam bacaan. Kemampuan ini dapat dilakukan dengan baik jika peserta didik tersebut menguasai kosakata dengan baik. Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa peserta didik yang menguasai kosakata dengan baik

maka kemampuan membaca

pemahamannya juga baik. Semakin tinggi penguasaan kosa katanya maka semakin tinggi kemampuan membaca pemahamannya.

Pendidik sebaiknya membiasakan membaca tidak hanya ranah sebatas reseptif, namun juga ranah produktif dengan cara cara sederhana misalnya, mengungkapkan kembali isi teks dengan bahasa anak sendiri.

membaca peserta didik menyebabkan pemahaman terhadap materi pelajaran menjadi kurang.

3.Guru hanya membaca materi dan Guru menyampaikan materi secara text book sehingga peserta didik belum memahami materi yang diajarkan.

(5)

Menurut Diyah Ayu Windiasari (2021) Kurangnya pemahaman peserta didik dalam memahami isi bacaan antara lain :

1. Faktor psikologi (kurangnya perhatian dan motivasi belajar dari orang tua maupun guru),

2. Faktor pengetahuan tentang cara membaca (rendahnya kemampuan peserta didik dalam menemukan ide pokok bacaan, menentukan watak tokoh dan membuat kesimpulan dari bacaan), dan faktor latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya.

Hasil wawancara dengan kepala sekolah

Narasumber : Romlah, S.Pd Jabatan : Kepala Sekolah

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah terkait kurangnya pemahaman peserta didik dengan isi teks bacaan dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

1. Kemampuan membaca peserta didik rendah sehingga tidak mampu menemukan isi dari teks bacaan 2. Peserta didik sekedar membaca

tanpa memahami isi dari teks bacaan

3. Metode yang digunakan guru kurang tepat

4. Kurangnya kepedulian orang tua terhadap hasil belajar anaknya.

5. Tidak tersedianya sarana untuk mendukung kegiatan membaca anak seperti perpustakaan dan pojok baca.

Hasil wawancara teman sejawat Narasumber : Kustinah, S.Pd Jabatan : Guru kelas

Hasil wawancara dengan teman sejawat kurangnya pemahaman peserta didik terkait isi teks bacaan

(6)

dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

1. Peserta didik belum bisa membaca sesuai dengan kaidah yang ada seperti ketika ada tanda baca yang tidak diperhatikan ketika membaca,

sehingga menimbulkan

pemahaman yang berbeda

2. Peserta didik tidak mau belajar membaca ketika dirumah padahal kemampuan membacanya rendah.

3. Orang tua tidak mau mengajari anaknya dikarenakan kesibukanya 4. Peserta didik hanya sebatas

membaca jika diminta

menceritakan kembali tidak bisa hal ini membutuhkan pembiasan.

Hasil wawancara pakar

Narasumber : Dr. Wiyoto. M.Pd Jabatan : Dosen STAI Diponegoro Tulungagung

Hasil wawancara dengan pakar kurangnya pemahaman peserta didik terkait isi teks bacaan dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

1. Gaya belajar peserta didik, setiap peserta didik mempunyai gaya belajar sendiri sendiri

2. Metode yang digunakan guru kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran

3. Kurangnya motivasi belajar siswa untuk mengikuti kegiatan belajar 4. Belum terlalu menguasai materi

materi sebelumnya (membaca permulaan).

3 Kurangnya kemampuan peserta didik kelas III

dalam memahami

konsep matematis Materi Perkalian dan Pembagian

Berdasarkan pengalaman mengajar masalah ini disebabkan oleh :

1. Peserta didik belum terlalu menguasai materi pelajaran

sebelum sebelumnya

(Penjumlahan dan Pengurangan) 2. Kemampuan berhitung peserta

didik masih rendah

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, serta

dikonfirmasi melalui

observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab masalah Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami konsep matematis (Perkalian dan

(7)

3. Anggapan peserta didik terkait mata pelajaran matematika kurang baik

4. Metode pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan karakteristik peserta didik

5. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan bealajar mengajar di dalam kelas

Hasil Kajian Literatur Menurut Amintoko (2017)

Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik, bisa

disebabkan oleh

beberapa faktor, baik itu faktor eksternal guru maupun faktor internal peserta didik.

1. Faktor eksternal yang berasal dari luar diri peserta didik, seperti

metode atau strategi

pembelajaran.

2. Faktor internal yang berasal dari dalam diri peserta didik, seperti emosi dan sikap terhadap matematika.

Menurut Fakhiroh (2021)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemaham konsep matematis yang dicapai peserta didik adalah :

1. Faktor internal terdiri dari:

Kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2. Sedangkan faktor ekternal terdiri dari: keluarga, sekolah, dan masyarakat

Hasil wawancara dengan kepala sekolah

Narasumber : Romlah, S.Pd Jabatan : Kepala Sekolah

Hasil wawancara dengan kepala Sekolah terkait Kurangnya kemampuan peserta didik dalam

Pembagian) adalah :

1.Dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas Guru kurang memberikan contoh dengan

menggunakan media

pembelajaran yang kongkrit sehingga peserta didik mengalami kesulitan menghubungkan pengetahuan yang masih bersifat abstrak

2.Peserta didik belum terlalu menguasai materi pelajaran

sebelum sebelumnya

(Penjumlahan dan

Pengurangan) sehingga menyulitkan peserta didik dalam memahami materi yang baru.

3.Metode dan media

pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga menyebabkan siswa

kurang dapat

mengkonstruksikan

pengetahuan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

(8)

memahami konsep matematis dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

1. Malasnya peserta didik dalam hal berhitung

2. Kurangnya Minat peserta didik dalam materi tersebut

3. Peserta didik tidak mempelajari kembali pelajaran yang sudah

disampaikan oleh guru

sesampainya dirumah

Hasil wawancara teman sejawat Narasumber : Kustinah, S.Pd Jabatan : Guru kelas

Hasil wawancara dengan teman sejawat terkait Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami konsep matematis dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

1. Metode yang digunakan guru kurang sesuai.

2. Peserta didik belum menguasai materi sebelum sebelumnya.

3. Anggapan peserta didik bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit.

Hasil wawancara pakar

Narasumber : Dr. Wiyoto. M.Pd Jabatan : Dosen STAI Diponegoro Tulungagung

Hasil wawancara dengan pakar terkait Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami konsep matematis dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya :

1. Belum tuntasnya pengetahuan peserta didik dalam materi pembelajaran sebelumnya, hal ini ikut mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan guru di kelas 2. Kurangnya perhatian peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran di kelas

3. Guru kurang mengetahui gaya

(9)

belajar dan karakteristik peserta didik

4. Guru kurang menguasai materi pelajaran sehingga dalam menyajikan materi kepada peserta didik masih belum bisa memberikan contoh yang jelas.

4 Kurangnya penerapan model-model

pembelajaran inovatif

dalam proses

pembelajaran kelas III

Berdasarkan pengalaman mengajar masalah ini disebabkan oleh :

1. Waktu yang dimiliki guru terbatas karena mendapat tugas tambahan seperti Operator BOS dan Dapodik sehingga kurang memiliki waktu jika harus mempersiapkan hal tersebut

2. Guru kurang memahami

karakteristik dan gaya belajar peserta didik

3. Minimnya Sarana dan prasarana di sekolah sebagai penunjang dalam

penerapan model model

pembelajaran

Kajian Literasi

Menurut Mislinawati (2018)

Kendala Yang dialami Guru dalam

penerapan model model

pembelajaran adalah

1. Dalam rancangan penerapan pembelajaran guru kurang memahami langkah-langkah pembelajaran sesuai sintak yang ada pada model pembelajaran.

2. Kurang mampu menyiasati waktu yang tersedia, pengelolaan dan pengawasan kelas yang tidak dapat berjalan maksimal.

3. Ketidak aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran.

Sehingga, proses penerapan model pembelajaran tidak dapat berjalan dengan maksimal.

Yusriani (2020)

Adapun faktor-faktor penghambat yakni,

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, serta

dikonfirmasi melalui

observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab masalah Kurangnya penerapan model-model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran adalah :

1.Guru masih merasa kesulitan di dalam menyusun model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik agar pembelajaran dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2.Sarana dan prasara yang tersedia di sekolah masih minim sehingga belum dapat menunjang penggunaan model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.

(10)

1. membutuhkan biaya yang cukup banyak,

2. guru tidak pernah mendapatkan pelatihan terkait model pembelajaran berbasis proyek, 3. tidak tersedia LKPD berbasis

proyek,

4. guru merangkap jabatan, 5. administrasi guru banyak, 6. peserta didik tidak mandiri,

7.

penilaian menghabiskan banyak waktu.

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah

Narasumber : Romlah, S.Pd Jabatan : Kepala Sekolah

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah terkait Kurangnya penerapan model-model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

1. Kurangnya penguasaan model model pembelajaran dikelas.

2. Kurangnya Sarana dan prasarana pendukung

3. Karakteristik peserta didik yang berbeda beda

Hasil wawancara teman sejawat Narasumber : Kustinah, S.Pd Jabatan : Guru kelas

Hasil wawancara dengan teman sejawat terkait kurangnya penerapan model-model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

1. Kreatifitas guru yang minim

2. Sarana dan prasarana tidak memadai

3. Rumitnya menyusun rancangan model pembelajaran

4. Karakteristik peserta didik yang beragam membuat guru sulit

(11)

menentukan model pembelajaran yang sesuai.

Hasil wawancara pakar

Narasumber : Dr. Wiyoto. M.Pd Jabatan : Dosen STAI Diponegoro Tulungagung

1. Minimnya sarana dan prasarana disekolah sehingga tidak bisa menunjang pemanfaatan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dikelas

2. Kurangnya pemahaman guru terkait dengan sintaks model model pembelajaran

3. Kurangnya pelatihan guru terkait pembelajaran inovatif

5 Peserta didik kurang terbiasa dalam berfikir

kritis dalam

mengerjakan soal cerita matematika (operasi hitung bilangan cacah)

Berdasarkan pengalaman mengajar masalah ini disebabkan oleh :

1. Guru Kurang memberikan stimulus kepada peserta didik dalam pembelajaran

2. Peserta didik belum terbiasa dalam mengerjakan soal HOTS sehingga peserta didik belum bisa berfikir kritis. Hal ini dikarenakan guru merasa peserta didik belum bisa menyelesaikan soal sederhana.

Sehingga guru tidak memberikan soal HOTS

Kajian Literasi

Menurut Eka Andriyani (2018)

Faktor yang mempengaruhi

kemampuan berpikir kritis peserta didik ditinjau dari aspek guru dan peserta didik sebagai berikut:

1. Pertanyaan yang dilontarkan guru tidak memancing peserta didik untuk bertanya atau berpendapat, 2. Guru belum mampu melakukan

improvisasi materi sehigga materi terkesan sulit dipahami,

3. Guru masih melakukan

deskriminasi terhadap peserta didik dalam pembelajaran,

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, serta

dikonfirmasi melalui

observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab masalah peserta didik kurang terbiasa dalam berfikir kritis dalam mengerjakan soal cerita matematika

adalah :

1.Peserta didik belum dapat menyelesaikan soal cerita matematika di karenakan kurangnya kemampuan literasi dan numerasi, hal ini dapat dilihat dari beberapa peserta didik masih belum lancar membaca.

2.Pemilihan metode dan media yang digunakan oleh guru kurang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

3.Peserta didik belum terbiasa mengerjakan soal cerita yang dikaitkan dengan kehidupan sehari hari peserta didik.

4.Guru kurang memberikan pertanyan pematik yang bisa mendorong rasa ingin tahu peserta didik.

(12)

4. Pembelajaran yang di berikan oleh guru belum merata, sehingga peserta didik yang tertinggal materi tidak antusias lagi untuk memperhatikan,

5. Kurangnya kemauan dan kesiapan peserta didik untuk belajar,

6. Peserta didik masih takut dalam mengungkapkan pendapat dan maju kedepan,

7. Motivasi dan antusias peserta didik dalam belajar sangat kurang.

Menurut Damanik (2013)

Mengatakan bahwa faktor penyebab tidak berkembangnya kemampuan berpikir kritis yaitu kurikulum yang umunmya dirancang dengan target materi yang luas sehingga guru lebih terfokus pada penyelesaian materi dan kurangnya pemahaman guru terhadap metode pembelajaran.

Menurut Tamara (2018)

Faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis peserta didik ditinjau dari aspek guru dan peserta didik sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan masih bersifat monoton yakni proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, latihan dan penugasan.

2. Proses pembelajaran yang membosankan bagi peserta didik karena peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat hal- hal yang penting saja dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru.

3. Motivasi pembelajaran peserta didik kurang. Kurangnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran yaitu ditandai dengan sedikitnya tanggapan atau respon dari peserta didik terhadap pertanyaan guru, banyaknya peserta didik yang tidak

(13)

memperhatikan pada saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran, keterlambatan peserta didik dalam mengumpulkan tugas dan lain-lain.

Hasil wawancara dengan kepala sekolah

Narasumber : Romlah, S.Pd Jabatan : Kepala Sekolah

Hasil wawancara dengan kepala sekolah terkait peserta didik kurang terbiasa dalam berfikir kritis dalam mengerjakan soal cerita matematika dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

1. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran 2. Peserta didik kurang aktif dalam

kegiatan pembelajaran

3. Peserta didik belum bisa mengaitkan materi dalam kegiatan sehari hari

4. Peserta didik kurang terbiasa berfikir kritis

Hasil wawancara teman sejawat Narasumber : Kustinah, S.Pd Jabatan : Guru kelas

Hasil wawancara dengan teman sejawat terkait peserta didik kurang terbiasa dalam berfikir kritis dalam mengerjakan soal cerita matematika dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

1. Rendahnya kemampuan literasi peserta didik

2. Guru belum memberikan contoh yang konkrit dalam kegiatan belajar 3. Metode yang digunakan guru

kurang sesuai dengan karakteristik peserta didik

4. Minat Membaca peserta didik

(14)

rendah sehingga peserta didik belum mengerjakan soal secara maksimal

5. Kurangnya apresiasi guru dalam pembelajaran

Hasil wawancara pakar

Narasumber : Dr. Wiyoto. M.Pd Jabatan : Dosen STAI Diponegoro Tulungagung

Hasil wawancara dengan pakar terkait peserta didik kurang terbiasa dalam berfikir kritis dalam mengerjakan soal cerita matematika dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

1. Guru kurang memberikan pertanyan pematik yang bisa mendorong rasa ingin tahu peserta didik.

2. Peserta didik belum mampu mengaitkan pengetahuanya dalam memahami soal matematis.

6 Guru belum bisa

maksimal dalam

menggunakan

tekhnologi dalam pembelajaran kelas III

Berdasarkan pengalaman mengajar masalah ini disebabkan oleh :

1. Sarana dan prasara yang tersedia disekolah seperti laptop dan proyektor jumlahnya terbatas.

Sehingga guru harus bergantian didalam penggunaanya.

2. Guru masih kesulitan dalam mengintegrasikan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar yang

sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ada di dalam kelas.

Kajian Literatur

Menurut Yusrizal (2017)

Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah:

1. Tidak adanya akses,

2. Tidak adaanya sarana prasarana pendukung,

3. Pembelajaran tidak

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, serta

dikonfirmasi melalui

observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab masalah Guru belum bisa maksimal dalam menggunakan tekhnologi dalam pembelajaran adalah :

1.Kurangnya sarana dan prasarana yang ada disekolah seperti laptop, proyektor yang jumlahnya hanya sedikit

membuat guru harus

bergantian dengan kelas kelas yang lain.

2.Guru belum mengitegrasikan penggunaan teknologi dalam pembelajaran.

(15)

mengintegrasikan Teknologi dalam proses pembelajaran dikelas, guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan tidak adanya

kemauan guru untuk

memanfaatkan TIK.

Menurut Upitasari (2020)

Faktor berikut atau yang serupa sebagai hambatan yang sering dihadapi:

1. Kurangnya perangkat komputer, kurangnya perangkat lunak berkualitas,

2. Kurangnya waktu, masalah teknis, sikap guru terhadap tik,

3. Kurangnya kepercayaan guru, resistensi untuk berubah,

4. Dukungan administratif yang buruk, 5. Kurangnya keterampilan komputer, 6. Kesulitan penjadwalan,

7. Kesempatan pelatihan yang buruk, 8. Kurangnya keterampilan dalam

mengintegrasikan TIK dalam pendidikan.

Nikolopoulou (2016)

Mengelompokkan tantangan

penggunaan TIK dalam proses pembelajaran dari tiga aspek, yaitu:

1.Kurangnya dukungan (lack of support),

2.kurangnya kepercayaan (lack of confidence),

3.kurangnya perlengkapan (lack of equipment).

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah

Narasumber : Romlah, S.Pd Jabatan : Kepala Sekolah

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah terkait Guru belum bisa maksimal dalam menggunakan tekhnologi dalam pembelajaran dapat dipengaruhi beberapa factor, diantaranya:

(16)

1. Guru kurang menguasai penggunaan teknologi dalam pembelajaran,

2. Sarana prasarana yang tersedia disekolah jumlahnya terbatas.

Hasil wawancara teman sejawat Narasumber : Kustinah, S.Pd Jabatan : Guru kelas

1. Sarana dan prasarana yang terbatas disekolah seperti proyektor yang jumlahnya hanya satu di sekolah.

2. Kesulitan guru dalam penerapanya di kelas agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Rumitnya dalam mempersiapkan jika teknologi tersebut di jadikan media pembelajaran.

Hasil wawancara pakar

Narasumber : Dr. Wiyoto. M.Pd Jabatan : Dosen STAI Diponegoro Tulungagung

1. Terbatasnya sarana dan prasarana yang terdapat disekolah

2. Membutuhkan persiapan seperti Jadwal, ruang kelas, perangkat yang akan digunakan, dll.

3. Kurangnya dukungan dari Kepala sekolah seperti penyediaan sarana dan prasarana, pelatihan guru terkait teknologi

DAFTAR PUSTAKA

Amintoko, G. (2017). Model Pembelajaran Direct Instruction dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Definisi Limit Bagi Mahapeserta didik. Supremum Journal of Mathematics Education (SJME) Vol 1 No 1 Januari2017.

http://journal.unsika.ac.id/index.php/supremum/article/view/549

Andriyani, E. (2018). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta didik (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo). http://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/3903

(17)

Damanik, D. P., & Bukit, N. (2013). Analyze Critical Thinking Skills And Scientific Attitude In Physics Learning Used Inquiry Training And Direct Instruction Learning Model. Jurnal Pendidikan Fisika, 2(1), 16-24.

https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf/article/view/4333

Fakhiroh, Z., Casta, C., & Holia, I. Efforts to Improve Learning Outcomes for Short Multiplication Materials Using the Drill Method in Class III SD Negeri 1 Lungbenda. Action Research Journal Indonesia, 3(4), 370470.

https://www.neliti.com/publications/370470/efforts-to-improve-learning- outcomes-for-short-multiplication-materials-using-th

Laily, I. F. (2014). Hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan memahami soal cerita matematika sekolah dasar. Eduma: Mathematics

Education Learning and Teaching, 3(1).

https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/eduma/article/view/8/7 Mislinawati, M., & Nurmasyitah, N. (2018). Kendala Guru Dalam Menerapkan

Model-Model Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Sd Negeri 62 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar, 6(2) http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/12194/9462

Mukrimatin, N. A., Murtono, M., & Wanabuliandari, S. (2018). Pemahaman Konsep Matematika Peserta didik Kelas V SD Negeri Rau Kedung Jepara Pada Materi Perkalian Pecahan. ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,1(1),6771.

https://jurnal.umk.ac.id/index.php/anargya/article/view/2277/1368

Nikolopoulou, K., & Gialamas, V. (2016). Barriers to ICT use in high schools: Greek teachers’ perceptions. Journal of Computers in Education, 3(1), 59-75.

https://link.springer.com/article/10.1007/s40692-015-0052-z

Putrie, Annisa. (2021). Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Peserta didik Sekolah Dasar selama Pembelajaran Daring. JURNAL BASICEDU Volume 5 Nomor 5 Tahun 2021 Halaman 3101 - 3108 Research &

Learning in Elementary Education https://jbasic.org/index.php/basicedu Rismawati, M., Khairiati, E., & Khatulistiwa, S. P. (2020). nalisis Faktor Yang

Mempengaruhi Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika. J-PiMat: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2), 203-212.

https://scholar.archive.org/work/a2dat2bnqbcg7kr4vs7tbuoubu/access/wayb ack/http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/jpimat/article/download /860/pdf

Septina, A. Z. (2022). Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Menerapkan Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Peserta didik Sekolah Dasar. Academia edu.https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/77935576/Pengaruh_Kreativitas_

Guru_Dalam_Menerapkan_Ice_Breaking_Terhadap_Motivasi_Belajar_Pes erta didik_Sekolah_Dasar-with-cover-page-v2.pdf

Tamara, T. (2018). Pengaruh penerapan metode think-pair-share dan group investigation terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik. Indonesian Journal of Economic Education (IJEE), 1(1).

(18)

Tantri, A. A. S. (2017). Hubungan antara Kebiasaan Membaca dan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Membaca Pemahaman. ACARYA PUSTAKA: Jurnal Ilmiah Perpustakaan dan Informasi, 2(1).

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/AP/article/view/10096

Upitasari, R. (2020). Hambatan penggunaan tik dalam pembelajaran. Lentera, 4(2), 50-59. https://lentera.kemenag.go.id/index.php/lentera/article/view/4

Windiasari, D. A., Wiarsih, C., & Febrianta, Y. (2021). KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DI KELAS IVA SD NEGERI 1 KARANGNANAS. Jurnal IKA PGSD (Ikatan Alumni PGSD)

UNARS, 9(1), 239-247.

https://unars.ac.id/ojs/index.php/pgsdunars/article/view/1034

Yusriani, Y., Arsyad, M., & Arafah, K. (2020). Kesulitan Guru dalam Mengimplementasikan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri Kota Makassar. In Prosiding Seminar Nasional Fisika PPs Universitas Negeri Makassar (Vol. 2, pp. 138-141).

Yusrizal, Intan Safiah, Nurhaidah. (2017).Kompetensi Guru Dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Di Sd Negeri 16 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 2, 126- 134 April 2017

Referensi

Dokumen terkait

https://ojs.unm.ac.id/ijosc/article/view/19317/1 0214 Menurut Jalil 2021 mengemukakan dalam wawancara dengan guru BK, bahwa permasalahan yang dihadapi guru BK saat ini adalah banyak

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang

Model dan media pembelajaran yang kurang tepat Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan pengembangan media pembelajaran dan memilih metode yang tepat untuk membangkitkann motivasi

disimpulkan bahwa memang inilah masalah yang sering dihadapi oleh siswa dalam kelas rendah bukan hanya pada materi PJOK tapi pada materi lainnya juga, sehingga memang guru harus lebih

Teman Sejawat : minimnya usaha guru dalam mengulang pembelajaran yang sudah diajarkan Dari hasil kajian literatur dan hasil wawancara yang didapat serta dikonfirmasi melalui observasi

3 Numerasi: Kemampuan melakukan Oprasi hitung dalam bentuk penjumlahan,perkalian dan pembagian peserta didik masih rendah Kajian Literatur terkait masalah yang telah diidentifikasi

guru belum mampu menguasai konsep dan strategi pembelajaran berorientasi HOTS materi pelajaran yang selalu berubah dan keterampi lan guru yang masih kurang sehingga guru masih bingung

Menurut Farida Suriani, Khairun Nisa, Ilham Syahrul Jiwandono dalam Journal of Classroom Action Research yang berjudul “Analisis Kesulitan Guru dalam Mengembangkan RPP Berbasis HOTS di