TUGAS LK 1.2 SIKLUS II
EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN KATEGORI II
(SMA NEGERI 1 TANGGETADA)
Disusun Oleh
(KOMANG ADI RUSPAWAN)
BIDANG STUDI FISIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS MUSAMUS RERAUKE
TAHUN 2023
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Nama : Komang Adi Ruspawan
Isntansi : SMAN 1 Tanggetada
No .
Masalah yang telah diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah 1 Rendahnya
minat belajar peserta didik.
Kajian Literatur
1. Taufani (2014:16) mengatakan bahwasannya faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar ada 2 yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa meliputi kecerdasan, strategi belajar, motivasi sedangkan faktor dari luar diri siswa meliputi fasilitas belajar, cara mengajar guru, dan sistem pemberian umpan balik.
https://repository.unja.ac.id/28359/5/BAB%20I.pdf
2. Yusnandi (2019) Faktor penyebab rendahnya minat belajar yaitu:(1)Faktor internal yang bersumber dari dalam diri responden itu sendiri yaitu: kurangnya motivasi dan minat belajar yang ada dari dalam diri warga belajar untuk mengikuti proses pembelajaran untuk peningkatan pengetahuan warga belajar, kurangnya perhatian warga belajar terhadap pembelajaran; (2) Faktor eksternal yang bersumber dari luar diri responden yaitu dari lingkungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap pendidikan anak, dan orang tua tidak memberikan dukungan kepada warga belajar. Dari lingkungan sekolah seperti sumber yang tersedia di sekolah tidak sesuai dengan kebutuhan. Dari lingkungan Pengaruh teman yang selalu tidak mendukung warga belajar untuk mengikuti proses pembelajaran. Warga belajar belum mengerti tujuan sebenarnya menuntut ilmu.
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat Belajar Warga Belajar Paket C Di Kelompok
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara serta
dikonfirmasi melalui observasi dapat diketahui bahwa penyebab munculnya masalah Rendahnya minat belajar peserta didik.
Kesehatan peserta didik yang kurang sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Kurangnya motivasi peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Penggunaan gaway yang berlebihan sehingga
menurunkan
konstrasi belajar
Belajar Kemuning Desa Asahan Mati Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten Asahan | Suriani | Journal of Millennial Community (unimed.ac.id)
3. Sutrisno (2020:12) faktor yang mempengaruhi minat dibagi menjadi dua golongan yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen adalah faktor yang ada dalam individu seperti faktor kesehatan, bakat perhatian, sengkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu(dirinya) seperti keluarga,sekolah masyarakat.
https://www.google.co.id/books/edition/MENINGKATKAN_MINAT_DAN_HASIL_BELAJAR_TIK/v1U NEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=minat+belajar&printsec=frontcover
4. Setiawan dkk 2021:15),Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar peserta didik yaitu faktor internal seperti aspek jasmaniah dan aspek psikologis dan faktor eksternal yaitu faktor sosial dan faktor non- sosial.
https://www.google.co.id/books/edition/Menjadi_Pendidik_Profesional/XCo_EAAAQBA J?hl=id&gbpv=1&dq=minat+belajar&pg=PT11&printsec=frontcover
5. Banyak faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa. Menurut Ndari (2012):
“Handphone/ gadget dapat menurunkan mental belajar siswa, siswa kurang berani mengambil resiko dalam ujian sehingga mencari jalan menyontek melalui handphone/
gadget.Handphone/ gadgetmenjadi faktor yang mempengaruhiminat belajar siswa. Minat belajar menjadi berkurang dan mengakibatkan prestasi belajar siswa menurun”.
(PENGARUH GADGET TERHADAP SIKAP DISIPLIN DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK | Hudaya | Research and Development Journal of Education (lppmunindra.ac.id))
6. Citra Dewi (2019), Salah satu faktor penyebab rendahnya minat belajar peserta didik adalah penggunaan gadget yang berlebihan. Hal ini diungkapkan pula oleh (Maya Ferdiana Rozalia, 2017) dampak negatif penggunaan gadged adalah:
1. Penurunan konsentrasi saat belajar (pada saat belajar anak menjadi tidak fokus dan hanya teringat dengan gadget, misalnya anak teringat dengan permainan
peserta didik.
Peserta didik tidak menyukai suasana kelasnya.
Kurangnya stimulus atau ransangan dari guru.
gadget seolah-olah dia seperti tokoh dalam game tersebut).
2. Malas menulis dan membaca, (hal ini diakibatkan dari penggunaan gadget misalnya pada saat anak membuka vidio di aplikasi Youtube anak cenderung melihat gambarnya saja tanpa harus menulis apa yang mereka cari).
3. Yang menyebabkan minat belajar rendah adalah Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi, (misalnya anak kurang bermain dengan teman dilingkungan sekitarnya, tidak memperdulikankeadaan disekelilingnya.
(INA-Rxiv Papers | Kurangnya Minat Belajar Peserta Didik Yang Disebabkan Oleh Penggunaan Gadget (osf.io))
Hasil Wawancara
1. Kepala Sekolah SMAN 1 Tanggetada (La Haliki, S.Pd., M.Pd) Faktor penyebab rendahnya minat belajar siswa yakni:
Berasal dari siswa itu sendiri seperti kesehatan jasmani dan rohani peserta didik
Kesiapan peserta didik untuk menerima pelajaran dari guru.
Peserta didik tidak menyukai suasana kelasnya
Kurang terampilnya guru dalam menguasai kelasnya.
Guru kurang menumbuhkan semangat peserta didik.
2. Guru SMAN 1 Tanggetada (Kuarsi, S.Pd)
Faktor penyebab rendahnya minat belajar siswa yakni:
Model belajar yang digunakan guru kurang menarik perhatian peserta didik.
Adanya masalah pada keluarga sehingga terbawa pada pembelajaran peserta didik.
Sering mendapatkan tindakan bulying dari teman-temannya sehingga minat belajarnya berkurang.
3. Guru SMAN 1 Tanggetada (Firdayanti Rukmana, S.Pd., M.Pd) Mengatakan bahwa faktor penyebab rendahnya minat belajar siswa yakni:
Tidak tertarik dengan materi yang diajarkan
Ketika tidak melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran sehingga siswa merasa
bosan dengan materi yang diajarkan sehingga siswa cenderung tidak aktif dalam belajar.
4. Pengawas Mata Pelajaran Fisika (Omi Buntu Lajuk,S.Pd,MM.Pd) Mengatakan bahwa penyebab rendahnya minat belajar siswa yakni:
Peserta didik tidak tertarik terhadap aktifitas belajar.
Penggunaan gaway yang berlebihan sehingga mengabaikan tanggung jawabnya sebagai peserta didik untuk belajar.
Kurangnya stimulus atau ransangan dari guru
Guru kurang kurang menjadi Idola 5. Pakar (Drs. Nandi., MM.Pd)
Mengatakan bahwa penyebab rendahnya minat belajar siswa yakni:
Kurang motivasi dalam belajar
Kurang terampilnya guru dalam menguasai kelas
Kurang memadainya sarana dan prasarana 2 Rendahnya
Hasil Belajar Peserta didik.
Kajian Literatur
1. Menurut Sutrisno (2020:13) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri (internal) seperti faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kematangan fisik maupun psikis dan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik (eksternal) seperti adat istiadat,pengetahuan, teknologi dan kesesuaian faktor lingkungan fisik,.
https://play.google.com/books/reader?id=v1UNEAAAQBAJ&pg=GBS.PA26&hl=id
2. Menurut Abdurrahman (2012:20) menyatakan bahwa yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran.
2685-File%20Utama%20Naskah-7071-1-10-20191212%20.pdf
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara serta
dikonfirmasi melalui observasi dapat diketahui bahwa penyebab munculnya masalah Rendahnya hasil belajar peserta didik :
Kurangnya minat
siswa dalam
mengikuti pelajaran.
Kesehatan peserta didik yang kurang
3. Slameto 2013: 56) faktor eksternal dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik yang dikelompokkan yakni pertama,faktor keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasanan rumah. Kedua faktor sekolah mencakup : metode mengajar, metode belajar,. Ketiga, faktor masyarakat yakni teman bergaul.
(https://core.ac.uk/download/pdf/267824826.pdf)
4. Sementara itu, menurut Suryabrata (2014), faktor-faktor penyebab rendahnya hasil belajar adalah faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis, dan faktor eksternal yaitu faktor sosial dan faktor non-sosial. Faktor fisiologis yaitu kesehatan, siswa dapat belajar dengan baik jika diikuti oleh kondisi kesehatan yang baik, sedangkan faktor psikologis yaitu hal-hal yang bersifat psikis, siswa dapat berprestasi di sekolah dengan baik jika diikuti oleh motivasi, minat, dan bakat.
(892-3265-1-PB.pdf)
5. Menurut Husni (2016) Perbedaan hasil belajar disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain: a) Faktor-faktor yang bersumber dari diri sendiri faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan studi peserta didik, misalnya minat, bakat, kesehatan, kebiasaan belajar, dan kemandirian. b) Faktorfaktor yang berasal dari luar diri peserta didik faktor ini mempengaruhi terhadap kemajuan studi peserta didik yaitu lingkungan, studi dari lingkungan alam, lingkungan dari keluarga, lingkungan masyarakat dan faktor lain yaitu sekolah dan peralatan sekolah.
(2685-File%20Utama%20Naskah-7071-1-10-20191212%20.pdf) Hasil wawancara
1. Kepala Sekolah SMAN 1 Tanggetada (La Haliki, S.Pd., M.Pd) Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa yakni:
Peserta didik tidak tertarik dengan pelajarannya
Kemampuan dasar peserta didik lemah seperti berhitung dan membaca.
Peserta didik tidak memahami materi yang diajarkan oleh gurunya
Tidak percaya diri dalam belajar
Pelaksanaan pembelajaran kurang baik dilihat dari kurang kesiapan peserta didik, minat, keaktifan dan pemberian motivasi kepada peserta didik.
sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Materi yang
disajikan dianggap terlalu sulit bagi peserta didik.
Peserta didik tidak mengulang kembali materi yang telah diajarkan.
Peserta didik kurang memahami materi
yang sudah
diajarkan.
Guru tidak
memberikan
motivasi kepada peserta didiknya agar siap belajar.
Guru Belum
Menerapkan hsail asesmen diagnostik dalam perencanaan pembelajaran
Guru Belum
Melakukan Perncanaan pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa
2. Guru SMAN 1 Tanggetada (Kuarsi, S.Pd) Faktor penyebab hasil belajar siswa rendah yakni :
Faktor internal dimana berasal dari fisik peserta didik itu sendiri serta minat belajarnya.
Faktor eksternal yakni lingkungan keluarganya, sekolahnya dan lingkungan masyarakat.
3. Guru SMAN 1 Tanggetada (Firdayanti Rukmana, S.Pd., M.Pd) Mengatakan bahwa Faktor penyebab hasil belajar siswa rendah yakni :
Peserta didik kurang memahami materi yang diajarkan
Peserta didik tidak mengulang kembali materi yang telah diajarkan.
4. Pengawas Mata Pelajaran Fisika (Omi Buntu Lajuk,S.Pd,MM.Pd) Mengatakan bahwa penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik yakni:
Materi yang diajarkan sulit dipahami didik.
Pembelajaran tidak menarik bagi peserta didik, kurang menantang dan tidak ada hal yang baru bagi mereka sehingga minat belajarnya rendah.
Faktor kesehatan peserta didik juga sangat berpengaruh.
Lemahnya kemampuan berfikir peserta didik, tidak mau belajar, tidak mengulangi kembali pelajarannya di rumah, lebih banyak bermain serta tidak adannya kontrol dari orang tua.
5. Pakar (Drs. Nandi., MM.Pd)
Mengatakan bahwa penyebab peserta didik kesulitan mencapai hasil belajar sesuai KKM yakni:
Minat belajar peserta didik yang kurang
Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran masih kurang
Guru tidak memberikan motivasi kepada peserta didiknya agar siap belajar.
3 Kurang terjalin hubungan
Kajian Literatur:
1. Harun dkk (2021) dikatakan bahwa masalah-masalah yang berkaitan dengan harmonisasi
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil
yang positif antara orang tua peserta didikdan guru
guru dengan orang tua adalah orang tua cenderung menyerahkan seluruh pendidikan anaknya kepada guru di sekolah Orang tua hanya turut terlibat dalam pendanaan pendidikan, Selain itu wawancara dengan beberapa orang guru bahwa kerjasama antara guru dan orang tua tidak terjalin dengan baik, guru mata pelajaran dan perwalian jarang bahkan tidak pernah melakukan kunjungan rumah. Selain itu orang tua jarang menanyakan keadaan anaknya di sekolah kepada wali kelas, orang tuajuga jarang mengikuti rapat dengan guruapabila diundang. Dengan adanya gejala-gejala tersebut yang diuraikan diatas dikemukanan bahwa prestasi belajar yang diperoleh peserta didik cenderung menurun.
(https://ejournal-fip-ung.ac.id/ojs/index.php/sjgc/article/view/951/225)
2. Menurut Melkisedek (2020) menyatakan bahwa faktor penyebab tidak efektifnya komunikasi sekolah dengan orang tua adalah berkaitan dengan masalah rendahnya kondisi sosial ekonomi dan aspirasi orang tua untuk menyekolahkan anak dimana hal ini juga menjadi penyebab kesenjangan prestasi akademik.
https://books.google.co.id/books?id=aGvyDwAAQBAJ&pg=PA21&dq=rendahnya+
partisipsi+orang+tua+di+sekolah&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2 ahUKEwj6sbO67vX5AhVpRmwGHb36C9cQ6AF6BAgKEAI
3. Pratingsih (2017) Beberapa hal yang dapat menghambat dan berpengaruh terhadap kerjasama sekolah dan orang tua ditinjau dari pihak sekolah.
a. Sikap dari Guru
b. Tidak banyak guru yang memiliki keyakinan dapat memberikan perubahan pada pemahaman orang tua.
c. Pandangan guru terhadap orang tua.
Ditinjau dari pihak orangtua meliputi:
a. Pandangan orang tua
b. Tuntutan hidup, pengetahuan, dan lingkungan sekolah
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/view/1639/1183
4. Gandana (2018), banyak sekali keluhan berupa persoalan guru dan orangtua saat melakukan komunikasi dengan anak-anaknya. Salah satu aspek penyebab munculnya persoalan tersebut adalah tiada lain dari kurangnya pemahaman guru maupun orangtua terhadap konsep dasar
wawancara serta dikonfirmasi melalui observasi dapat diketahui bahwa penyebab munculnya masalah Kurang terjalin hubungan yang positif antara orang tua peserta didikdan guru
Orangtua jarang menanyakan keadaan anaknya di sekolah kepada walikelas.
Orangtua jarang mengikuti rapat dengan guru apabila diundang,
Orangtua menyerahkan sepenuhnya
tanggung jawab anak kepada pihak sekolah sehingga ketika pihak sekolah menyampaikan progres anaknya, masalah-masalah anaknya disekolah, cenderung diabaikan
Pertemuan yang difasilitasi oleh pihak
praksis komunikasi dengan anak usia dini.
https://www.google.co.id/books/edition/KOMUNIKASI_TERAPEUTIK_DALAM_PENDIDIKAN_A/lOGkD wAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=hambatan+komunikasi&printsec=frontcover
Hasil wawancara
1. Kepala Sekolah SMAN 1 Tanggetada (La Haliki, S.Pd., M.Pd)
Faktor penyebab kurang terjalinnya hubungan yang positif antara orang tua dan guru yakni:
terbatasnya komunikasi antara guru dan orangtua peserta didik karena orangtua sibuk bekerja.
Orangtua menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab anak kepada pihak sekolah sehingga ketika pihak sekolah menyampaikan progres anaknya, masalah-masalah anaknya disekolah, cenderung diabaikan.
2. Guru SMAN 1 Tanggetada (Kuarsi, S.Pd)
Faktor penyebab kurang terjalinnya hubungan yang positif antara orang tua dan guru yakni:
Kurangnya komunikasi. Sebagai contoh ketika peserta didik melakukan kesalahan yang emngharuskan pihak sekolah memanggil orangtua peserta didik dengan cara mengirimkan surat panggilan itu tidak dipenuhi dengan alasan yang tidak jelas.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk sama-sama menjaga hubungan dengan pihak sekolah
3. Guru SMAN 1 Tanggetada (Firdayanti Rukmana, S.Pd., M.Pd)
Mengatakan bahwa Faktor penyebab kurang terjalinnya hubungan yang positif antara orang tua dan guru yakni:
Kurangnya komunikasi antara guru dan orangtua peserta didik.
Guru hanya bertemu dengan orangtua peserta didik hanya ketika anaknya mengalami maslah disekolah.
4. Pengawas Mata Pelajaran Fisika (Omi Buntu Lajuk,S.Pd,MM.Pd)
Mengatakan bahwa Faktor penyebab kurang terjalinnya hubungan yang positif antara orang tua dan guru yakni:
kurangnya komunikasi dan kerjasama antara orang tua dan guru terkait kemajuan dan
sekolah kurang dimanfaatkan secara maksimal baik oleh guru maupun orangtua peserta didik.
perkembangan belajar peserta didik.
pertemuan yang difasilitasi oleh pihak sekolah kurang dimanfaatkan secara maksimal baik oleh guru maupun orangtua peserta didik.
5. Pakar (Drs. Nandi., MM.Pd)
Mengatakan bahwa Faktor penyebab kurang terjalinnya hubungan yang positif antara orang tua dan guru yakni:
Kurang kerjasama antara guru dengan orangtua siswa
Kurangnya perhatian antara guru dengan orangtua terkait perkembangan siswa 4 Pemanfaatkan
model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa kurang efektif.
Kajian Literatur
1. Penerapan model pembelajaran inovatif menghadapi berbagai macam hambatan baik itu berasal dari guru maupun dari siswa. Faktor yang cukup berpengaruh yaitu:
a. Ketertarikan siswa yang kurang karena terlalu banyak materi sehingga membosankan.
b. Kesiapan siswa yang kurang ketika akan dibentuk kelompok-kelompok dengan menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif
c. Latar belakang pendidikan guru yang berasal dari satu jurusan saja akan tetapi harus mengajarkan 3 materi sekaligus.
d. Pemahaman guru mengenai model-model pembelajaran inovatif yang masih terbatas.
e. Lebih mengutamakan penggunaan metode pembelajaran yang monoton, seperti ceramah dan diskusi.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/hp/article/view/34597/14346
2. Pelaksanaan atau mengimplementasikan model pembelajaran tidak selamanya berjalan sesuai yang diharapkan. Menurut Yusrina (2019:55) penerapan model pembelajaran inovatif dihadapkan oleh berbagai macam hambatan baik itu berasal dari guru seperti latar belakang pendidikan guru, kurang mendapatkan pelatihan intesif terkait model pembelajaran dan ketersediaan waktu maupun peserta didik seperti siswa pasif, suasana kelas gaduh.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sosiolium/article/view/45464/18542
3. Penerapan model pembelajaran inovatif menghadapi berbagai macam hambatan baik itu
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara serta
dikonfirmasi melalui observasi dapat diketahui bahwa penyebab munculnya masalah Pemanfaatkan model-model
pembelajaran inovatif berdasarkan
karakteristik materi dan siswa kurang efektif.
Ketertarikan peserta didik yang kurang karena fisika terlalu banyak materi perhitungan sehingga membosankan,
Kesiapan siswa yang
berasal dari guru maupun dari siswa. dibuktikan dengan pelaksanaan pembelajaran yang tidak sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang, di karen akan tidak adanya model pembelajaran inovatif yang digunakan . Faktor penghambat lain dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yaitu latar belakang pendidikan guru tersebut sehingga membuat penguasaan materi guru menjadi berkurang.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/hp/article/view/34597/14346
4. Menurut Ahyar (2018:147) kendala dalam penerapan model pembelajaran yakni 1. tidak terbiasa dengan pola-pola belajar disajikan
2. merasa malu ketika pembelajaran
3. pengaruh faktor lingkungan rumah yang tidak sama denganlingkungan sekolah.
https://book4you.org/dl/21269286/ca4b1e?openInBrowser
Hasil wawancara
1. Kepala Sekolah SMAN 1 Tanggetada (La Haliki, S.Pd., M.Pd)
Faktor penyebab pemanfaatan model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa kurang efektif yakni :
Respon peserta didik itu sendiri kurang baik, tidak minat belajar serta kurang diberi motivasi dan penguatan dalam belajar.
Guru tidak memahami karakter peserta didiknya dan jarang melakukan refleksi (penilaian dari siswa sebagai bahan refleksi bagi guru).
Kurang interaksi antara guru dan peserta didik.
2. Guru SMAN 1 Tanggetada (Kuarsi, S.Pd)
Faktor penyebab pemanfaatan model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa kurang efektif yakni pemilihan model pembelajaran untuk materi yang akan dibahas kepada peserta didik kurang tepat serta situasi dan kondisi yang kurang mendukung.
3. Guru SMAN 1 Tanggetada (Firdayanti Rukmana, S.Pd., M.Pd)
Mengatakan bahwa jika guru sudah menerapkan model-model pembelajaran inovatif namun hasilnya masih kurang baik penyebabnya adalah
Dari guru, guru belum maksimal dalam menerapkan model pembelajaran, tidak tepat
kurang ketika akan dibentuk kelompok- kelompok dengan menggunakan salah
satu model
pembelajaran inovartif.
Peserta didik tidak minat belajar serta kurang diberi motivasi dan penguatan dalam belajar.
sasaran atau tidak sesuai dengan karakteristik materi dan siswa.
Dari siswa, peserta didik memiliki keterbatasan kemampuan dalam menerima pelajaran.
4. Pengawas Mata Pelajaran Fisika (Omi Buntu Lajuk,S.Pd,MM.Pd)
Mengatakan bahwapenyebab pemanfaatan model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa kurang efektif yakni:
Guru kurang percaya diri dalam memanfaatkan model-model pembelajaran.
Kurang memahami penerapan model-model pembelajaran seperti apa yang sesuai dangan karakteristik peserta didik.
5. Pakar (Drs. Nandi., MM.Pd)
Mengatakan bahwapenyebab pemanfaatan model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa kurang efektif yakni:
Metode yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik
Motivasi peserta didik masih kurang
5 Peserta
didikkesulitan dalam
memahami soal-soal berbasis HOTS
Kajian Literatur:
1. Kusuma (2019),faktor-faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam mengerjakan soal HOTS yaitu: 1) Kurangnya pemahaman konsep yang digunakan dalam perhitungan, 2) tidak mampu memahami soal berupa narasi, 3) salah mendeskripsikan pertanyaan dari soal, 4) kurangnya berlatih dalam menyelesaikan soal HOTS .
(ANALISIS_KESULITAN_SISWA_DALAM_MENYELESAIKAN_SOAL_.pdf)
2. Abdullah dkk (2017) menemukan bahwa kesulitan dalam menyelesaikan soal HOTS disebabkan karena siswa belum terbiasa membaca masalah kata panjang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prakitipong dan Nakamura (2006) menunjukkan jenis kesalahan siswa yaitu kesalahan pemahaman dalam memecahkan pertanyaan terstruktur dan kesalahan transformasi dalam menyelesaikan pertanyaan pilihan ganda. Abdullah dkk.
(2015) menemukan bahwa kesalahan siswa terdiri dari pengkodean, keterampilan proses,
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara serta
dikonfirmasi melalui observasi dapat diketahui bahwa penyebab munculnya masalah Peserta didik kesulitan dalam memahami soal-soal berbasis HOTS
Peserta didik kurang berlatih dalam
transformasi, dan pemahaman.
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jsmu/article/view/8674/6049
3. Dalam buku yang ditulis oleh Sani (2019) berfikir tingkat tinggi akan terjadi jika seseorang memiliki informasi yang disimpan dalam ingatan dan memperoleh informasi baru kemudian menghubungkan dan atau menyusun dan mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan atau memperoleh jawaban/solusi yang mungkin untuk suatu situasi yang membingungkan,Lewis (1993)
https://play.google.com/books/reader?id=GrfrDwAAQBAJ&pg=GBS.PA2&hl=id
4. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS disebabkan beberapa faktor. Salah satu faktor penyebabnya yaitu gaya belajar.
(9814-32136-1-PB.pdf)
5. Menurut Darmawan dkk (2021), Kendala dalam menyelesaikan soal-soal HOTS karena guru selalu menggunakan soal dari buku yang ada, bahkan guru selalu menggunakan instrument yang ada di internet tanpa menggunakan instrumen yang berbasis HOTS, kendala-kendala tersebut menyebabkan siswa kesulitan mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan HOTS, kebiasaan guru dalam membuat soal bergantung pada buku yang ada di internet, sehingga siswa akan sulit memahami soal-soal HOTS.
https://www.google.co.id/books/edition/PENERAPAN_ASESMEN_HOTS_SEKOLAH_DASAR_MEN/uJ9I EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=soal-soal+HOTS+dan+kendalanya&pg=PA4&printsec=frontcover
Hasil wawancara
1. Kepala Sekolah SMAN 1 Tanggetada (La Haliki, S.Pd., M.Pd)
Sulitnya memahami soal-soal berbasis HOTS ini disebabkan karena peserta didik tidak memahami materi yang diajarkan guru, peserta didik belum terbiasa dengan soal-soal HOTS, peserta didik juga tidak terbiasa dengan pembelajaran yang menuntut kreatifitas siswa
2. Guru SMAN 1 Tanggetada (Kuarsi, S.Pd)
Peserta didik kesulitan memahami soal-soal HOTS dikarenakan peserta didik belum terlatih dan belum terbiasa menghadapi soal-soal yang berbasis HOTS.
menyelesaikan soal- soal HOTS
Peserta didik salah mendeskripsikan pertanyaan dari soal
Peserta didik tidak fokus saat mengikuti pelajaran sehingga
materi yang
diberikan terabaikan dan tidak dipahami.
Peserta didik kurang berlatih membaca soal-soal narasi.
3. Guru SMAN 1 Tanggetada (Firdayanti Rukmana, S.Pd., M.Pd)
Mengatakan bahwa penyebab peserta didik kesulitan memahami soal-soal berbasis HOTS dikarenakan peserta didik kurang memahami materi dan belum terbiasa menghadapi soal- soal berbasis HOTS.
4. Pengawas Mata Pelajaran Fisika (Omi Buntu Lajuk,S.Pd,MM.Pd)
Mengatakan bahwapenyebab peserta didik kesulitan memahami soal-soal berbasis HOTS yakni:
Peserta didik belum terbiasa dengan soal-soal berbasis HOTS
Kurang literasi serta peserta didik kurang berlatih menyelesaikan soal-soal HOTS
Peserta didik tidak fokus saat mengikuti pelajaran sehingga materi yang diberikan terabaikan dan tidak dipahami.
1. Pakar (Drs. Nandi., MM.Pd)
Juga mengatakan bahwapenyebab peserta didik kesulitan memahami soal-soal berbasis HOTS dikarenakan
Peserta didik belum terbiasa dengan soal-soal berbasis HOTS
Peserta didik kurang berlatih membaca soal-soal narasi atau kurangnya memahami materi yang sudah diajarkan oleh guru.
6 Belumoptimal nyapenggunaa n teknologi informasi (TIK) dalam pembelajaran
Kajian Literatur:
1. Kendala Pemanfaatan TIK sebagai Media Pembelajaran:
a. Terbatasnya komputer dan LCD sebagai media pembelajaran (Komputer dan LCD belum tersedia di setiap ruang pembelajaran)
b. Masih ada guru dalam mengoperasikan komputer dan LCD kurang terampil.
c. guru banyak yang tidak memiliki alamat E_mail, temuan ini didukung dengan tidak lengkapnya arsip tentang alamat E_mail pribadi guru .
d. guru belum banyak yang menulis pada WEB sekolah.
(http://journal.upy.ac.id/index.php/bk/article/view/462)
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara serta
dikonfirmasi melalui observasi dapat diketahui bahwa penyebab munculnya masalah Belum optimalnya
2. Hambatan utama guru dalam mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran yaitu:
a. Kurangnya confidence/kepercayaan b. Kurangnya kompetensi
c. Kurangnya akses ke sumber daya
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/3026/2841
3. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam menerapkan pembelajaran berbasis TIK adalah: (1) ketersediaan sumber tenaga listrik; (2) akses terhadap fasilitas TIK, baik oleh guru maupun peserta didik; (3) ketersediaan materi pelajaran yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi pembelajar dan pengajar; (4) pengetahuan dan keterampilan TIK guru dan peserta didik; (5) dukungan anggaran atau dana; (6) kemauan dan komitmen berbagai pihak (baik instansi kedinasan, kepala sekolah, guru, peserta didik, dan masyarakat orangtua).
(https://media.neliti.com/media/publications/286945-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemanfaa- 2cbdee3a.pdf)
4. Latip (2020) menyatakan bahwa literasi teknologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu faktor penting dalam pelaksaan pembelajaran. Diperlukan kompetensi dasar dan literasi TIK untuk menggunakan perangkat teknologi seperti komputer, gaway dan berselancar di dunia maya dalampembelajaran.
https://play.google.com/books/reader?id=zxJoEAAAQBAJ&pg=GBS.PT34&hl=id
Hasil wawancara
1. Kepala Sekolah SMAN 1 Tanggetada (La Haliki, S.Pd., M.Pd)
Faktor penyebab guru belum mengoptimalkan penggunaan TIK adalah sumber daya yang kurang yakni guru tidak memiliki keinginan untuk mengembangkan potensi diri, kurang percaya diri dalam mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran dikelas. Kemudian guru juga jarang menggunakan aplikasi TIK sebagai pendukung pembelajaran seperti PTT.
2. Guru SMAN 1 Tanggetada (Kuarsi, S.Pd)
Yang menjadi penyebab guru belum mengoptimalkan penggunaan TIK dalam pembelajaran yakni keterbatasan jaringan dan kurangnya sarana dan prasarana yang disediakan sekolah.
penggunaan teknologi informasi (TIK) dalam pembelajaran
Kurangnya sarana dan prasarana.
Pemanfaatan
ternologi bagi peserta
didik yang
berlebihan terutama yang berbasis internet.
Biaya operasional yang cukup besar dan himpitan ekonomi sehingga masih banyak guru maupun peserta didik yang enggan meningkatkan potensi diri terutama penggunaan TIK dalam pembelajaran.
3. Guru SMAN 1 Tanggetada (Firdayanti Rukmana, S.Pd., M.Pd)
Mengatakan bahwa Yang menjadi penyebab guru belum mengoptimalkan penggunaan TIK dalam pembelajaran yakni:
Kurangnya sarana dan prasarana
Tidak memiliki koneksi jaringan internet dan listrik yang memadai sehingga penggunaan TIK belum bisa maksimal dilakukan baik peserta didik maupun guru..
Dari guruitu sendiri, masih banyak guru yang tidak mengetahui penggunaan TIK itu sendiri sehingga guru-guru tidak tau membuat media pembelajaran yang berbasis TIK.
4. Pengawas Mata Pelajaran Fisika (Omi Buntu Lajuk,S.Pd,MM.Pd)
Mengatakan bahwa penyebab guru belum mengoptimalkan penggunaan TIK dalam pembelajaran yakni:
Sarana dan prasarana yang belum memadai
Jaringan yang tidak stabil
Kepercayaan diri guru dalam memanfaatkan penggunaan TIK dalam pembelajaran masih rendah
Belum menguasai TIK dan tidak mau belajar TIK.
Pemanfaatan ternologi bagi peserta didik yang berlebihan terutama yang berbasis internet.
1. Pakar (Drs. Nandi, MM.Pd)
Penyebab guru belum mengoptimalkan penggunaan TIK dalam pembelajaran yakni:
Kurangnya Sarana dan prasarana
Penguasaan guru terhadap pemanfaatan TIK masih kurang