LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah Nama Guru : Handayani
Asal Institusi : SDIT Al Furqon Nomor Peserta : 201501985180 Kelas : 04 PGSD
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab- penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:
1. Kajian Literatur
Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik masalah.
Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab masalah tersebut.
Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah- langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.
Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah No Masalah yang
telah diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah
Analisis eksplorasi penyebab masalah
1 Kurangnya minat membaca siswa.
(Literasi)
A. SUMBER KAJIAN LITERATUR JURNAL ILMIAH
Citra Pratama Sari. Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat Membaca Siswa Kelas IV. Universitas Negeri Yogyakarta. 2018
http://eprints.uny.ac.id/57375/
1. Rendahnya minat membaca pada siswa disebabkan oleh beberapa faktor seperti (1) faktor internal dan (2) faktor eksternal siswa.
2. Faktor internal adalah (1)
kemampuan membaca siswa dan (2) kurangnya kebiasaan
membaca.
3. Faktor eksternal adalah (1) lingkungan sekolah yang kurang mendukung, (2) peran perpustakaan sekolah belum maksimal, (3)
keterbatasan buku/bahan bacaan, (4) lingkungan keluarga kurang yang mendukung, dan (5) pengaruh menonton televisi dan (6) bermain games di handphone.
JURNAL ILMIAH
Aulia Fahma Balqis, dkk. Analisis Faktor Minimnya Minat Membaca Siswa di Kelas VI SDIT Daarul Istiqlal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. 2021
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.
php/ school/article/view/29137 1. Rendahnya minat membaca pada
siswa disebabkan oleh faktor internal meliputi (1) gender, (2) faktor keinginan dari dalam diri
Setelah dilakukan analisis terhadap kurangnya minat membaca siswa melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Siswa tidak terbiasa melakukan kegiatan membaca baik di lingkungan sekolah maupun rumah.
2. Adanya pengaruh gawai yang membuat siswa cenderung malas
membuka buku dan lebih memilih bermain
permainan di gawainya.
3. Kurangnya perhatian dari keluarga siswa dalam memantau kegiatan literasi anak.
4. Kurang memahami latar belakang siswa sehingga penentuan bahan bacaan kurang tepat.
5. Kurangnya pemantauan intensif terhadap kegiatan membaca siswa.
sendiri dan (3) faktor media elektronik.
2. Faktor eksternal meliputi (1) faktor keluarga, (2) faktor ekonomi, dan (3) lingkungan
WEBSITE
Perpustakaan Universitas Andalas.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca. 2021
https://pustaka.unand.ac.id/compon ent/ k2/ item/ 193-faktor- faktor- yang-mempengaruhi-minat- membaca Adapun beberapa faktor yang
mempengaruhi minat membaca adalah:
(1) lingkungan,
(2) perkembangan teknologi, (3) budaya plagiasi,
(4) sarana kurang memadai, (5) kurangnya motivasi B. HASIL WAWANCARA
1. PAKAR
Andriani, S.Pd. (Kepala Sekolah SDIT Al Furqon)
Faktor penyebab kurangnya minat membaca siswa adalah :
1. Siswa tidak terbiasa melakukan kegiatan membaca baik di lingkungan sekolah maupun rumah.
2. Seiring berkembangnya teknologi menyebabkan siswa lebih senang menggunakan gawai daripada membaca buku.
3. Lingkungan rumah dan sekolah yang kurang membudayakan membaca.
4. Tidak tersedianya fasilitas untuk membaca.
5. Kurangnya dukungan dari lingkungan untuk membaca.
2. REKAN SEJAWAT
Sinta Angraeni, S.Pd. (Guru) Faktor penyebab kurangnya minat membaca siswa adalah :
1. Siswa tidak terbiasa melakukan kegiatan membaca.
2. Kurang fasilitas untuk membaca.
3. Siswa lebih tertarik media audio visual daripada buku.
4. Siswa ingin menyelesaikan pekerjaan dengan instan.
C. DOKUMENTASI
Andriani, S.Pd. (Kepala Sekolah)
Sinta Angraeni, S.Pd. (Guru)
2 Sulitnya menerapkan pembiasaan literasi siswa, baik di sekolah maupun di rumah.
A. SUMBER KAJIAN LITERATUR Dandi Solahudin. Dkk (2022).
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh dua faktor penyebab kurangnya minat baca peserta didik, yaitu
Setelah dilakukan analisis terhadap sulitnya
menerapkan pembiasaan literasi siswa melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan
(Literasi)
1. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri peserta didik yaitu
a. Kemampuan membaca b. Memahami makna yang
terkandung dalam bacaan c. Kurangnya membiasakan
membaca
d. Membaca buku atas perintah pendidik
e. Peserta didik jarang mencari buku atau bahan bacaan sesuai dengan
kebutuhannya f. Peserta didik yang
menyelesaikan tugas melalui internet tanpa buku.
2. Faktor eksternal merupakan yang disebabkan oleh diri peserta didik sendiri yaitu
a. Lingkungan sekolah kurang mendukung
b. Budaya membaca yang kurang dilingkungan sekolah
c. Program literasi belum berjalan maksimal
d. Mading sekolah yang tidak pernah diperbaharui
e. Sekolah tidak memiliki tempat khusus untuk membaca selain di perpustakaan
f. Peran perpustakaan sekolah yang belum maksimal g. Pengaruh pengunaan
smarthphone.
http://journal.universitaspahlawan.a c.id/index.php/jpdk/article/view/546 5
Dwi Novi Antari (2016) menyatakan bahwa faktor penghambat minat baca meliputi dua faktor yaitu :
1. Faktor internal peserta didik,
diantaranya keinginan, tindakan, dan tanggapan peserta didik terhadap kegiatan membaca yang masih kurang.
penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Siswa lebih senang menggunakan gadget daripada membaca buku.
2. Siswa tidak terbiasa melakukan kegiatan membaca baik di lingkungan sekolah maupun rumah.
3. Siswa menyelesaikan tugas melalui internet tanpa buku
4. Buku bacaan atau buku koleksi perpustakaan yang digunakan dalam pembelajaran kurang sesuai dengan kebutuhan siswa milenial sekarang sehingga siswa cenderung malas membaca. Hal ini disebabkan buku-buku yang tersedia berupa buku bacaan berat, bukan kategori ringan yang sesuai dengan jenjang usia siswa SD.
2. Lingkungan di luar sekolah yang belum mendukung tumbuhnya minat baca.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/BA HASA_DWINOVIANTARI_1203403.pdf
B. HASIL WAWANCARA 1. PAKAR
Andriani, S.Pd. (Kepala Sekolah SDIT Al Furqon)
Faktor penyebab sulitnya
menerapkan pembiasaan literasi siswa, baik di sekolah maupun di rumah, baik di sekolah maupun di rumah adalah :
1. Tidak tersedianya fasilitas membaca yang memadai.
2. Siswa lebih tertarik bermain gadget daripada membaca buku.
3. Lingkungan keluarga tidak membiasakan budaya membaca.
4. Siswa tidak menyukai membaca teks yang panjang.
2. REKAN SEJAWAT
Sinta Angraeni, S.Pd. (Guru) Faktor penyebab sulitnya
menerapkan pembiasaan literasi siswa, baik di sekolah maupun di rumah, baik di sekolah maupun di rumah adalah :
1. Buku di perpustakaan kurang sesuai dengan minat siswa, sehingga menyebabkan siswa malas untuk berkunjung ke perpustakaan.
2. Siswa lebih suka mencari informasi lewat internet karena lebih praktis.
3 Konsentrasi belajar siswa masih rendah.
(Kesulitan
A. SUMBER KAJIAN LITERATUR Anderson (2008) menerangkan bahwa, teralihnya perhatian adalah salah satu penyebab kesulitan belajar. Apabila
Setelah dilakukan analisis terhadap konsentrasi belajar siswa masih rendah melalui berbagai sumber literatur dan
belajar) siswa kehilangan daya konsentrasi atau teralih perhatiannya kemungkinan juga dapat terjadi karena kekurangan dalam beraktivitas verbal, motivasi, stabilitas emosi, kebiasaan tidur dan
perkembangan motorik awal. Hal tersebut membuat segala macam aktivitas seperti membaca, menulis dan organisasi diri terganggu. Kondisi lain yang menggangu konsentrasi adalah terganggunya pandangan mata dan kondisi gizi yang buruk. Padahal setiap individu yang belajar dituntut harus dapat menyampaikan informasi mengenai fokus apa yang telah dipelajari, atau dapat disebut sebagai variasi
kemampuan yang telah dipelajari (the varietes of learned capabilities).
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/
jbk/article/view/11376
Menurut Thursan Hakim (2002:7), konsentrasi belajar seseorang dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, diantaranya :
a. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.
Faktor internal merupakan faktor yang menentukan apakah seseorang dapat melakukan konsentrasi belajar secara efektif atau tidak. Yang termasuk faktor internal yaitu :
1) Faktor jasmaniah Meliputi kesehatan badan /fisik seseorang secara keseluruhan.
Faktor jasmaniah terdiri dari:
(a) kondisi fisik yang prima dan terhindar dari kuman serta penyakit;
(b) cukup istirahat dan tidur;
(c) mengonsumsi makanan yang memenuhi standar gizi yang seimbang;
(d) panca indera dapat berpungsi dengan baik;
(e) tidak menderita gangguan fungsi otak dan syaraf.
wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Siswa kehilangan daya konsentrasi atau teralih perhatiannya karena kekurangan dalam beraktivitas verbal, motivasi, stabilitas emosi, kebiasaan tidur dan perkembangan motorik awal.
2. Kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar.
3. Siswa kurang
mendapat bimbingan baik di rumah maupun di sekolah.
4. Materi pembelajaran yang disampaikan kurang menarik.
5. Siswa masih kurang mampu merespon informasi yang diterima.
2) Faktor rohaniah terdiri dari:
(a) Kondisi kehidupan yang cukup tenang;
(b) Memiliki sifat sabar dan konsisten;
(c) Taat beribadah sebagai unsur pendukung ketenangan;
(d) Tidak memiliki masalah yang berat;
(e) memiliki kemampuan keras serta tidak mudah putus asa.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang termasuk kedalam faktor eksternal antara lain :
1) Lingkungan sekitar yang cukup tenang.
2) Udara yang nyaman dan bebas dari polusi maupun bau-bauan yang mengganggu kenyamanan.
3) Penerangan yang cukup.
4) Suhu di sekitar lingkungan yang menunjang kenyamanandalam melakukan kegiatan yang memerlukan konsentrasi.
5) Dukungan dari orang-orang disekitarnya
https://jurnal.rakeyansantang.ac.id/index.
php/ths/article/view/302
A. HASIL WAWANCARA 1. PAKAR
Andriani, S.Pd. (Kepala Sekolah SDIT Al Furqon)
Faktor penyebab konsentrasi belajar siswa yang masih rendah adalah : 1. Pembelajaran kurang menarik dan
monoton.
2. Siswa masih kurang mampu merespon informasi yang diterima 3. Kurangnya guru memberikan
apersepsi dalam pembelajaran untuk mengkaitkan materi dengan lingkungan sekitar.
4. Pembelajaran yang diberikan tidak bersifat konkrit.
5. Kondisi fisik siswa yang kurang mendukung untuk belajar (seperti belum sarapan, kurang sehat, dll).
6. REKAN SEJAWAT
Sinta Angraeni, S.Pd. (Guru)
Faktor penyebab konsentrasi belajar siswa yang masih rendah adalah :
1. Kurangnya kesiapan belajar siswa.
2. Siswa kurang mendapat
bimbingan baik di rumah maupun di sekolah.
3. Siswa tidak tertarik dengan pembelajaran yang diberikan guru.
4 Masih ada siswa yang nilainya di bawah KKM (Kesulitan belajar)
A. SUMBER KAJIAN LITERATUR
Sedanayasa dan Sudiasa (1994:56) berpendapat bahwa kesulitan belajar merupakan gejala yang nampak dalam berbagai jenis gejala baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotor atau dengan kata lain, kesulitan belajar merupakan suatu kondisi tertentu yang dilandasi dengan adanya hambatan dalam kegiatan pencapaian satu tujuan yaitu hasil belajar.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/J IBK/article/view/3724
Putri dan Marpaung (2018) menyebutkan bahwa terdapat beberapa klasifikasi tingkatan kesulitan belajar yaitu perhatian, memory disorder, gangguan persepsi visual, thinking disorder membaca, menulis, dan menghitung. Ada yang beranggapan bahwa seorang anak ketika memiliki kesulitan belajar itu merupakan anak yang bodoh,bahkan tak jarang orang tua mereka sendiri juga beranggapan seperti itu. (Putri, Mahrani D., dan Junierissa Marpaung. 2018. "Studi
Setelah dilakukan analisis terhadap masih ada siswa yang nilainya di bawah KKM melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa kesulitan belajar diantaranya faktor fisik, sosial, dan psikologis.
2. Tidak ada
pendampingan dari orang tua saat belajar di rumah.
3. Siswa kurang maksimal dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.
4. Siswa kurang tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas.
Deskripsi Tentang Tingkat Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 50 Batam." Cahaya Pendidikan 4)
https://scholar.google.com/citations?view _op=view_citation&hl=id&user=-
MlpmvUAAAAJ&citation_for_view=- MlpmvUAAAAJ:Y0pCki6q_DkC B. HASIL WAWANCARA 1. PAKAR
Andriani, S.Pd. (Kepala Sekolah SDIT Al Furqon)
Faktor penyebab masih ada siswa yang nilainya di bawah KKM adalah : 1. Siswa kurang maksimal dalam
mengikuti pembelajaran di kelas.
2. Siswa kurang mendapat stimulus di rumah.
3. Kurangnya daya serap siswa terhadap pembelajaran yang diberikan guru.
4. Kurangnya tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran atau tugas yang diberikan.
2. REKAN SEJAWAT
Sinta Angraeni, S.Pd. (Guru) Faktor penyebab masih ada siswa yang nilainya di bawah KKM adalah : 1. Tidak ada pendampingan dari
orang tua saat belajar di rumah.
2. Kurangnya tanggung jawab siswa dalam pembelajaran.
3. Siswa tidak fokus saat mengikuti pembelajaran.
5 Motivasi belajar siswa yang masih rendah.
(Masalah motivasi siswa)
A. SUMBER KAJIAN LITERATUR An Nisa Puthree. dkk (2021)
menyatakan bahwa motivasi belajar peserta didik rendah disebabkan oleh dua faktor yaitu:
1. Faktor internal peserta didik,
Setelah dilakukan analisis terhadap motivasi belajar siswa masih rendah melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan
meliputi kejenuhan, minat belajar, kesehatan fisik dan mental.
2. Faktor eksternal peserta didik adalah keadaan keluarga, lingkungan di rumah, dan sarana prasarana
https://jbasic.org/index.php/basiced u/article/view/1279
Eta Khairiati, Melinda Rismawati (2020:203) menyatakan bahwa Hasil analisis ditemukan 6 faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar peserta didik yaitu :
1. Faktor sarana belajar 2. Faktor minat
3. Faktor perhatian 4. Faktor kemampuan diri 5. Fakor teman sebaya 6. Faktor kesehatan.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/860- 2921-2-PB.pdf
Muhammad C. Moslem. Dkk (2019: 258) menyatakan bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik yaitu :
1. Faktor A yang terdiri atas: cita- cita/aspirasi peserta didik, kondisi ligkungan, unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
2. Faktor B yang terdiri atas: kondisi peserta didik dan upaya pendidik dalam mengelola kelas.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/218 03- 46279-1-SM%20(1).pdf
B. HASIL WAWANCARA 1. PAKAR
Andriani, S.Pd. (Kepala Sekolah SDIT Al Furqon)
pendidikan sebagai berikut:
1. Faktor internal yaitu a. Adanya rasa
jenuh pada saat pembelajaran b. Minat dan
motivasi belajar kurang
c. Kesehatan fisik dan mental 2. Faktor eksternal yaitu
a. Keadaan keluarga b. lingkungan
di rumah
c. sarana prasarana d. kreativitas pendidik
dalam mengajar kepada peserta didik.
3. Siswa tidak menguasai materi sehingga menyebabkan siswa tidak semangat belajar.
Faktor penyebab motivasi belajar siswa yang masih rendah adalah :
1. Latar belakang keluarga yang kurang mendukung munculnya motivasi belajar.
2. Kurangnya daya dukung orang tua.
3. Guru kurang melakukan pendekatan terhadap siswa.
4. Metode pembelajaran yang diberikan guru kurang menarik.
5. REKAN SEJAWAT
Sinta Angraeni, S.Pd. (Guru) Faktor penyebab motivasi belajar siswa yang masih rendah adalah :
1. Siswa tidak menguasai materi pembelajaran
2. Kurangnya bimbingan dari orang tua.
3. Kondisi fisik siswa (siswa dalam keadaan lapar, sakit, dll)
6 Hubungan antara guru dengan wali murid yang masih terbatas
(Membangun relasi/hubungan dengan siswa dan orang tua siswa)
A. SUMBER KAJIAN LITERATUR SAPUTRA, ISNADIE FEBRIAN (2012) Adapun faktor penghambat tersebut yaitu dari
1. Faktor orang tua yang meliputi:
a. Sulit mencari orang tua dan rumah jauh
b. Orang tua tidak perhatian c. Kesibukan orang tua d. Kemampuan orang tua e. Faktor ekonomi
f. Orang tua yang over komunikasi dan pendidik
2. Faktor selanjutnya yaitu berasal dari faktor dari pendidik yang meliputi
a. Kurangnya motivasi pendidik untuk melakukan kunjungan kepada wali murid (home visit) b. Kurangnya respon dari orang
tua dalam proses komunikasi c. Sulit menyesuaikan waktu d. Kurang adanya kerjasama antara
pendidik dan wali, misal murid
Setelah dilakukan analisis terhadap hubungan antara guru dan wali murid yang masih terbatas melalui
berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Tempat tinggal orangtua jauh dari sekolah.
2. Orang tua sibuk bekerja.
3. Faktor ekonomi.
4. Kurangnya motivasi pendidik untuk melakukan
kunjungan (homevisit).
5. Kurangnya komunikasi
membawa bekal.
https://eprints.umm.ac.id/32026/
Ike Junita Triwardhani. Dkk (2020) Hal yang umum terjadi orang tua siswa hanya datang pada saat menerima rapor atau ketika anaknya bermasalah di sekolah. Padatnya waktu aktivitas orang tua menjadi sebuah salah satu kendala.
http://journal.unpad.ac.id/jkk/article/vie w/23 620/13417
B. HASIL WAWANCARA 1. PAKAR
Andriani, S.Pd. (Kepala Sekolah SDIT Al Furqon)
Faktor penyebab hubungan antara guru dengan wali murid yang masih terbatas adalah :
1. Kurangnya komunikasi antara guru dengan orang tua.
2. Kurangnya informasi yang diterima oleh orang tua terkait perkembangan siswa.
3. Orang tua kurang memperhatikan masalah pembelajaran.
4. Orang tua sibuk bekerja.
2. REKAN SEJAWAT
Sinta Angraeni, S.Pd. (Guru) Faktor penyebab hubungan antara guru dengan wali murid yang masih terbatas adalah :
1. Orang tua sibuk dengan urusannya sendiri.
2. Orang tua kurang
memprioritaskan perkembangan belajar siswa.
3. Guru kurang melakukan pendekatan kepada orang tua.
antara guru dengan orang tua.
6. Orang tua kurang memprioritaskan perkembangan belajar siswa.
7 Siswa tidak terbuka dengan guru dan orang tua
(Membangun relasi/hubungan dengan siswa dan orang tua siswa)
A. SUMBER KAJIAN LITERATUR Muhamad Tazwini (2018) Faktor yang mempengaruhi hubungan pendidik dan peserta didik yaitu ada saja peserta didik yang cenderung pasif, bersifat malu- malu, dan tidak percaya diri.
http://repository.uinbanten.ac.id/289 3/1/BURNING%20SKRPSI.pdf
M.Rahman. Dkk (2021) Faktor
penghambat komunikasi interpersonal hal ini menyebabkan siswa tersebut dijauhi temannya. Adapun juga terdapat siswa yang suka sendiri, dan siswa pendiam tidak suka bergaul dengan orang banyak.
http://eprints.uniska-
bjm.ac.id/1828/1/ARTIKEL%20SKRIPSI%
20RAHMAN%20PDDF.pdf
Heni Mustika Sari. Dkk (2013) Komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswa kurang begitu komunikatif terlihat pada proses pembelajaran masih ada guru hanya menerangkan materi
pembelajaran, tidak ada umpan balik dari siswa. Hal ini membuat semangat belajar siswa menurun serta tidak adanya motivasi untuk mengikuti belajar sebab kurang adanya interaksi komunikasi yang efektif. Komunikasi guru dan siswa dalam proses belajar kurang berjalan lancer karena kurang aktifnya siswa dalam bertanya ataupun menjawab pertanyaan dari guru.
https://media.neliti.com/media/publi cations/116738-ID-komunikasi- guru- dengan-siswa-dan- bimbing.pdf
Setelah dilakukan analisis terhadap siswa tidak terbuka dengan guru dan orang tua melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Siswa memiliki sifat pemalu yang tinggi.
2. Adanya rasa
kurang percaya diri dari siswa.
3. Adanya rasa takut ketika ingin bertanya.
4. Kurangnya umpan balik kepada siswa.
B. HASIL WAWANCARA 1. PAKAR
Andriani, S.Pd. (Kepala Sekolah SDIT Al Furqon)
Faktor penyebab siswa tidak terbuka dengan guru dan orang tua adalah : 1. Siswa merasa sungkan atau malu
untuk bercerita kepada guru.
2. Siswa bersikap pasif saat pembelajaran.
3. Guru kurang melakukan pendekatan kepada siswa.
4. Guru masih kurang
berpengalaman dalam mendekati siswa.
2. REKAN SEJAWAT
Sinta Angraeni, S.Pd. (Guru)
Faktor penyebab siswa tidak terbuka dengan guru dan orang tua adalah : 1. Guru kurang melakukan
pendekatan kepada siswa.
2. Guru kurang mengayomi.
3. Siswa merasa tidak percaya diri.
4. Siswa tidak merasa nyaman dengan guru.
8 Masih kurangnya kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal yang mengarah pada higher thinking.
(Materi terkait Literasi numerasi, Advance material, miskonsepsi, HOTS)
A. SUMBER KAJIAN LITERATUR
Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai pengetahuan guru Sekolah Dasar tentang higher order thinking skill dalam pembelajaran matematika dapat disimpulkan bahwa pengetahuan guru tentang makna higher order thinking skill masih rendah. Tidak semua guru mengetahui level kognitif
Setelah dilakukan analisis terhadap masih kurangnya kemampuan siswa dalam mengerjakan soal yang mengarah pada higher thinking melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Paradigma lama siswa
HOTS sesuai Taksonomi Bloom serta memaknai HOTS secara beragam yakni sebagai keterampilan, instrumen penilaian dan proses pembelajaran.
Selain itu, pengetahuan guru tentang implementasi pembelajaran matematika yang berorientasi higher order thinking skill juga masih rendah. Pada tahap perencanaan pembelajaran, guru belum dapat merumuskan tujuan
pembelajaran yang memuat HOTS, walau telah mengetahui model atau metode pembelajaran yang relevan untuk diterapkan dalam mendorong pengembangan HOTS siswa. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru masih minim dalam melakukan hal-hal yang memfasiltasi peningkatan HOTS siswa.
Pada tahap evaluasi, kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian HOTS masih rendah. (Rafiq Badjeber, Nursupiamin, Agung Wicaksono, Mufidah: 2020)
https://www.researchgate.net/publicati on/347821490_
Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 tidak membatasi penggunaan tingkatan taksonomi, hal ini dapat dilihat dari siswa yang dapat membangun Higher Order Thinking Skills (HOTS)
hanya di suruh menghafal bukan berlatih untuk kemampuan menalar 2. Siswa kurang dilatih
untuk menyelesaikan soal yang mengarah pada higher thinking.
3. Kurangnya
pembelajaran berbasis analisis.
4. Kurangnya hal-hal yang memfasilitasi
peningkatan HOTS siswa.
dengan berbagai kategori pengetahuan.
Tetapi pada prakteknya masih mengalami permasalahan. Banyak lembaga pendidikan terutama pada tingkat Sekolah Dasar (SD) yang masih menggunakan model pembelajaran sederhana sehingga siswa hanya dituntut untuk menghafal. Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada siswa tidak dibangun dengan baik sehingga hampir semua materi yang diberikan oleh guru hanya diterima siswa tanpa adanya tindakan kritis saat pembelajaran. ( Lusi, Nelly widyawati, Levilia : 2020)
https://pgsd.persadakhatulistiwa.ac.id/w p-content/uploads/2021/02/Lusi.pdf
B. HASIL WAWANCARA 1. PAKAR
Andriani, S.Pd. (Kepala Sekolah SDIT Al Furqon)
Faktor penyebab masih kurangnya kemampuan siswa dalam mengerjakan soal yang mengarah pada higher thinking adalah :
1. Siswa kurang memahami soal terkait literasi numerasi.
2. Kurangnya pembelajaran berbasis analisis.
3. Siswa kurang dilatih untuk menyelesaikan soal yang mengarah pada higher thinking.
4. Guru kurang menguasai cara membuat soal yang mengarah pada higher thinking.
2. REKAN SEJAWAT
Sinta Angraeni, S.Pd. (Guru) Faktor penyebab masih kurangnya kemampuan siswa dalam mengerjakan soal yang mengarah pada higher thinking adalah :
1. Minimnya kemampuan literasi siswa.
2. Siswa kurang mampu merangkai kata.
3. Kurangnya hal-hal yang
memfasilitasi peningkatan HOTS siswa.