• Tidak ada hasil yang ditemukan

LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah REVISI

N/A
N/A
Jefri Djanimo

Academic year: 2023

Membagikan "LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah REVISI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : JEFRI AGUSTIAN DJANIMO Asal Institusi : SMP NEGERI 4 TOILI

No Masalah yang

telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah 1 Pedagogik

Motivasi Belajar siswa rendah.

HASIL KAJIAN LITERATUR.

Buku

1. Badarudin. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa melalui konseling Klasikal: Jakarta , Cv. Abe Kreatifindo, Ada Enam faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar

a) Sikap b) Kebutuhan c) Rangsangan d) Emosi e) Kompetensi f) Penguatan

2. Hakim. 2015. Belajar Secara Efektif, Depok : Niaga Swadaya, Adapun manfaat motivasi di dalam belajar diantaranya sebagai berikut

a) Memberikan dorongan Semangat kepada siswa atau mahasiswa untuk rajin belajar dan mengatasi kesulitan belajar

b) Mengarahkan kegiatan belajar siswa atau mahasiswa kepada suatu tujuan tertentu yang berkaitan dengan masa depan dan cita-cita

c) Membantu siswa atau mahasiswa untuk mencari suatu metode belajar yang tepat dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan Jurnal Ilmiah

1. De Decce dan Grawford dalam Puspitaratna (2019). Ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar siswa, yaitu:

a) Guru harus menggairahkan peserta didik, artinya guru harus menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan dalam pembelajaran.

b) Memberikan harapan yang realistis, artinya guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis.

c) Memberikan penghargaan, artinya guru diharapkan memberikan hadiah kepada siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik, dsb) atas keberhasilannya, sehingga siswa

Setelah dilakukan analisis melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, serta dikonfirmasi melalui observasi dapat diketahui bahwa penyebab munculnya masalah Motivasi Belajar siswa rendah karena sebagai berikut:

1. Guru belum merancang pembelajar yang kreatif dan menyenangkan.

Atau guru belum memilih metode pembelajaran yang tepat dan memanfaatkan media pembelajaran.

2. Kurangnya kepedulian orang tua terhadap hasil pembelajaran anaknya di sekolah,

3. Pembelajaran

penggunaan media yang menarik, inovatif dan efektif 4. siswa kehilangan

motivasi dalam belajar.

5. Kurangnya motivasi atau dukungan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik 6. Guru mengajar tidak

sesuai langkah- langkah RPP yang disusun.

Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran yang kreatif dan berinovasi

(2)

terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan pembelajaran.

d) Mengarahkan perilaku siswa, artinya guru harus memberikan respon terhadap siswa yang tidak terlibat secara langsung dalam pembelajaran agar berpartisipasi aktif.

https://lib.unnes.ac.id/35258/1/25 01415034_Optimized.pdf

2. Akhmad Sudrajat. 2010. Dalam Kompri (2016). Beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa di dalam kelas:

a) Gunakan metode dan kegiatan yang beragam,

b) Jadikan siswa peserta aktif, c) Buatlah tugas yang menantang

namun realistis dan sesuai, d) Ciptakan suasana kelas yang

kondusif,

e) Berikan tugas secara proporsional,

f) Libatkan diri untuk membantu siswa mencapai hasil,

g) Hargai kesuksesan dan keteladanan,

h) Antusias dalam mengajar,

i) Pemberian penghargaan untuk memotivasi.

j) Memberi kritik dan masukan terhadap tugas siswa

https://lib.unnes.ac.id/35258/1/25 01415034_Optimized.pdf

3. Arianti (2018). Adapun peran guru dalam meningktkan motivasi belajar siswa sebagai beriku:

a) Menjadikan siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar b) Menciptakan suasana kelas yang

kondusif

c) Menciptakan metode pembelajaran yang bervariasi d) Meningkatkan antusias dan

semangat dalam mengajar e) Memberikan penghargaan

f) Menciptakan aktivitas yang melibatkan siswa dalam kelas https://mail.jurnal.iain-

bone.ac.id/index.php/didaktika/arti cle/view/181

4. Fina Aulia (2017). faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa mulai dari yang paling berpengaruh sampai yang sedikit berpengaruh yakni faktor tempat belajar, fungsi fisik, kecerdasan, sarana dan prasarana, waktu, kebiasaan belajar, guru, orang tua, emosional serta kesehatan, dan yang

(3)

terakhir adalah factor teman.

https://core.ac.uk/download/pdf/1 59195964.pdf

5. Depdiknas (2008) dalam Sari dkk.

(2020). menyatakan bahwa kecenderungan pembelajaran IPA di Indonesia adalah sebagai berikut:

a)

Pembelajaran hanya berorientasi pada hasil tes/ujian, pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi pada tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar,

b)

Pembelajaran bersifat teacher centered, guru hanya meyampaikan IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasifaktual,

c)

Peserta didik hanya mempelajari

IPA pada domain kognitif yang terendah, peserta didik tidak

dibiasakan untuk

mengembangkan potensi berpikirnya, cara berpikir yangdikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor, alasan yang sering dikemukakan guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar dan jumlah peserta didik disetiap kelas terlalu banyak,

d)

Evaluasi yang dilakukan hanya berorientasi pada produk yang berkaitan dengan domain kognitif https://e-

journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al -Jahiz/article/view/3146/2083 6. Ames & Archer dalam Suari (2018).

menyatakan bahwa seorang guru dapat melakukan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, segala tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya tertentu akan mempengaruhi minat, semangat dan motivasi belajar siswa.

https://jurnalp4i.com/index.php/sci ence/article/view/1769/1668

7. Hasminidiarty dalam Rinawati (2021). Mengungkapkan faktor- faktor yang memengaruhi konsentrasi belajar di antaranya adalah.

a) Motivasi yang diperoleh;

b) Keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu;

c) Situasi tekanan yang

(4)

mengancam dirinya;

d) Keadaan fisik, psikis, emosional, dan pengalamannya;

e) Tingkat kecerdasan yang dimiliki;

f) Lingkungan sekitar;

g) Lemahnya minat dan motivasi pada pelajaran;

h) Perasaan gelisah, tertekan, marah, kuatir, takut, benci, dan dendam;

i) Suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan kondisi kesehatan;

j) Bersifat pasif dalam belajar;

k) Tidak memiliki kecakapan dalam cara-cara belajar yang baik.

https://eprints.iain-

surakarta.ac.id/6590/1/Skripsi%20 Azizah%20Nur%20Aini%20%281631 11081%29.pdf

8. Prasetya, S. (2014), Menjelaskan bahwa pembelajaran berpusat pada siswa mempunyai pendekatan yang mengharuskan berbagai pengetahuan dibangun melalui kegiatan aktif siswa dalam beragam aktivitas. Pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa bertujuan untuk mengembangkan program dan materi pembelajaran yang dibangun dengan

mengumpulkan pengalaman dan pengetahuan siswa, baik diperoleh secara individu maupun bersama.

Selanjutnya Gaya mengajar guru mengarahkan pada kombinasi dari teknik dan metode yang diterapkan guru di kelas.

https://garuda.kemdikbud.go.id/docum ents/detail/180430

Sumber Wawancara

Guru IPA SMP Negeri 4 Toili

Narasumber : IKA NURLAELA, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

Guru tidak memberikan motifasi belajar ke siswa.

Guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga siswa lebih memperhatikan hal lain dan jenuh dalam proses pembelajaran

Kepala SMP NEGERI 4 TOILI Narasumber: I NYOMAN SUBA, S.Pd Waktu: Senin, 20 November 2023

1. Guru kurang tepat dalam memilih metode pembelajaran dan Memanfaatkan media belajar yang inovatif

2. Lingkungan belajar teman sekelas yang kurang mendukung

(5)

3. Guru mengajar tidak sesuai langkah- langkah RPP yang disusun Guru kurang variatif saat mengajar

Teman sejawat (Peserta PPG Daljab K1A3, SMP Negeri 1 Toili)

Narasumber: HARIYANTO, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

1. Guru mengajar masih dengan pembelajaran konvensional sehingga siswa merasa bosan

2. Pengaruh teman sekelas, apabila teman mereka malas maka terpengaruh mengikuti kecenderungan malas belajar

Pengawas Pembina Kec. Moilong Narasumber : Dra. Makmur

Waktu : 20 November 2023

1. Peserta didik kurang senang terhadap gurunya

2. Penyampaian Materi pelajaran yang membosankan

3. Guru kurang kreatif dalam mencairkan suasana kelas yang membosankan misal dengan ice breaking yang menarik

Pakar Guru Penggerak SMP Negeri 4 Toili

Narasumber : NITA FITRI ANA, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

1. Guru bertindak sebagai sumber belajar ketika pembelajaran bukan sebagai fasilitator.

2. Peserta didik memiliki kemauan belajar yang rendah

2 50 % Siswa masih kesulitan meraih nilai yang baik

HASIL KAJIAN LITERATUR Buku

Nurjan. 2015. Psikologi Belajar, Ponorogo : Wade Group. Menyatakan bahwa anak anak yang memiliki kesulitan belajar ini dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti siswa sedang dalam kondisi tidak sehat, cacat tubuh, intelegensi yang dimiliki anak, bakat dan minat anak, motivasi serta kesehatan mental yang dialami oleh anak. Faktor eksternal seperti faktor keluarga, keluarga merupakan tempat anak yang pertama untuk belajar.

Jurnal Ilmiah

1. Anggraini dalam Muhaiba dkk (2020).

Mengatakan bahwa faktor anak anak memiliki kesulitan belajar antara lain motivasi belajar pada siswa. Hal ini terlihat banyak siswa yang memperoleh nilai masih dibawah kkm. Yang kedua adalah kebiasaan

Setelah dilakukan analisis melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah 50 % Siswa masih kesulitan meraih nilai yang baikkarena sebagai berikut:

1. Bakat dan minat belajar siswa.

2. Dukungan atau dorongan dari keluarga.

3. Peserta didik Belum dapat menangkap konsep secara cepat, akan secara cepat lupa terhadap pelajaran.

Oleh karena itu, Guru perlumenciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran dengan

memilih model pembelajaran

(6)

belajar dan sikap anak dalam belajar yaitu siswa cepat merasa bosan dalam belajar dan mereka tidak bisa mengerjakan tugas dengan benar.

Minat dan bakat siswa juga berperan dalam proses belajar. Mereka lebih suka berbicara dengan teman daripada memperhatikan pembelajaran yang berlangsung.

Lingkungan masyarakat dan keluarga juga menjadi faktor dalam mencapai keberhasilan belajar

https://prosiding.ikippgribojonegoro.ac .id/index.php/Prosiding/article/view/

1056/377

2. Prihatini (2017). Untuk mengubah hasil belajar siswa tersebut, seorang guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang materi-materi yang akan disampaikan serta mampu mengolah materi dan tepat dalam menggunakan metode pembelajaran menurut Paikem (Pembelajatan aktif,inovatif,kreatif dan menyenangkan ) dan tidak kalah penting untuk memperhatikan minat sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu pembelajaran IPA yang hendak dicapai

https://journal.lppmunindra.ac.id/ind ex.php/Formatif/article/view/1831/1 460

3. Siang (2020). Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :

a) Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

b) Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Termasuk di dalamnya adalah kemampuan guru mengajar, system ataupun pemilihan metode atau model pembelajaran serta penciptaan kondisi belajar yang efektif dan efisien

https://journal.unj.ac.id/unj/index.ph p/jtp/article/view/15329/8678

4. Rohendi (2016). Hasil belajar sangat ditentukan sekali oleh keberhasilan siswa. Namun keberhasilan tersebut tidak hanya ditentukan oleh factor siswa saja, namun juga faktor dari luar yaitu faktor guru, salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan siswa adalah metode penyampaian

yabg sesuai dengan karakter siswa

(7)

materi pelajaran yang disampaikan apakah sudah membuat siswa tertarik, termotivasi kemudian timbul perasaan pada diri siswa untuk menyenangani materi tersebut

https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/

JTPPm/article/view/7708/5216 5. Irawati dalam Gulo (2022).

Menyatakan model - model pembelajaran berbasis masalah bisa efektif untuk meningkatkan motivasi siswa karena mereka memanfaatkan efek motivasi dari rasa ingin tahu, tantangan, tugas autentik keterlibatan, dan otonomi, semua faktor yang meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

https://www.educativo.marospub.co m/index.php/journal/article/view/5 8/95

6. Suprihatin (2015). Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

sebagai guru atau calon guru sebisa mungkin kita harus selalu berupaya untuk dapat meningkatkan motivasi belajar terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan menggunakan berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh guru yaitu a) Memperjelas tujuan yang ingin

dicapai.

b) Membangkitkan motivasi siswa.

c) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.

d) Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik.

e) Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa.

f) Berikan penilaian.

g) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.

h) Ciptakan persaingan dan kerjasama

https://scholar.archive.org/work/3zp b6wn5qfgkjlz4bpktvflxaq/access/way back/http://ojs.fkip.ummetro.ac.id/in dex.php/ekonomi/article/download/1 44/115

7. Septina (2019), Sebagai guru, interpersonal skill sangat penting untuk dimiliki. Keterampilan ini mencakup kemampuan dalam menghangatkan hubungan, membuat pendekatan yang mudah, membangun hubungan secara konstruktif, menggunakan diplomasi dan tekhnik untuk mencairkan situasi pembelajaran dikelas

http://e-

theses.iaincurup.ac.id/1611/1/HUBU NGAN%20INTERPERSONAL%20SKILLS

(8)

%20GURU%20DENGAN%20KEMAMPU AN%20BELAJAR%20ANAK%20INKLUS I%20DI%20KELAS%20REGULER.pdf Sumber Wawancara:

Guru IPA SMP Negeri 4 Toili

Narasumber : IKA NURLAELA, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

Peserta didik Belum dapat menangkap konsep secara cepat, akan secara cepat lupa terhadap pelajaran. Selain itu yang dilakukan peserta didik jika mendapatkan nilai yang kurang memuaskan tidak langsung mengajukan perbaikan nilai tanpa diperintah oleh guru langsung

Kepala SMP Negeri 4 Toili

Narasumber: I NYOMAN SUBA, S.Pd Waktu: Senin, 20 November 2023

1. Guru masih melaksanakan pembelajaran konvensional

2. Proses pembelajaran tidak menarik Teman sejawat (Peserta PPG Daljab K1A3, SMP Negeri 1 Toili)

Narasumber : HARIYANTO, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

1. Guru mengajar masih dengan metode ceramah

2. Guru Belum memahami pemetaan karakteristik belajar siswa

Pengawas Pembina Kec Moilong Narasumber : Dra. Makmur

Waktu : 20 November 2023

Metode yang digunakan belum atau tidak sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dan gaya belajar siswa Pakar Guru Penggerak

SMP Negeri 4 Toili

Narasumber : NITA FITRI ANA, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

1. Guru bertindak sebagai sumber belajar ketika pembelajaran bukan sebagai fasilitator

2. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat dimana guru masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional

3. Perlu adanya komunikasi dengan orang tua siswa

3 Hubungan

komunikasi antar guru dan orang tua siswa terkait pembelajaran yang masih kurang dan terbatas.

HASIL KAJIAN LITERATUR Buku

1. Maemunawati dkk (2020) Peran Guru, Orang Tua, Metode Dan Media Pembelajaran: Strategi KBM Di Masa Pandemi Covid-19, Serang, Banten: 3M Media Karya. Ada enam strategi yang

Setelah dilakukan analisis melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah Hubungan komunikasi antar guru dan orang tua siswa

(9)

bisa dilakukan oleh orang tua untuk berkomunikasi dengan guru mengenai perkembangan anak

a) Saling memperkenalkan diri sedini mungkin

b) Saling mencari informasi mengenai kegiatan anak

c) Kesepakatan mengenai jam komunikasinya

d) Bersikap terbuka e) Di acara sekolah

f) Gunakan jalur komunikasi yang tepat

komunikasi antara guru dan orang tua harus berjalan dengan lancar Jangan hanya bertanya kepada si anak saja tapi tanyakan pula kepada gurunya banyak orang tua yang hanya percaya kepada si anak tanpa bertanya terlebih dahulu kepada gurunya, sehingga terjadi kesalahpahaman antara guru dan orang tua, hal tersebut yang dapat membuat kegiatan selama anak belajar menjadi terhambat

2. Salim. 2023. Buku Ajar Komunikasi Pendidikan, Yogyakarta : Zahir Publishing, Keterlibatan orang tua dalam kegiatan pembelajaran menjadi hal penting untuk mengembangkan karakter siswa melalui proses komunikasi yang ada keterlibatan orang tua tersebut membantu dalam memudahkan proses belajar melalui interaksi komunikasi di antara orang tua dan anak.

Jurnal Ilmiah

1. Huda (2018). Untuk dapat membangun hubungan kerjasama antara keduanya, Sekolah perlu mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam membina kerjasama antara guru dan orang tua. Adapun beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah:

a) Memperbaiki cara pandang guru terhadap orangtua

b) memberikan pengetahuan dan keterampilan pada guru terkait kerjasama dengan orangtua.

c) metode yang tepat untuk berkomunikasi dengan orangtua http://repository.uinsu.ac.id/5378/1/

Skripsi%20FIX.pdf

2. Itriwardhani dkk (2020). Strategi Guru dalam membangun komunikasi dengan Orang Tua Siswa diSekolah Dimulai dengan memetakan bagaimana guru menerjemahkan kurikulum untuk anak, kemudian mengembangkan strategi komunikasi dalam membangun keterlibatan

terkait pembelajaran yang masih kurang dan terbatas.

karena sebagai berikut:

1. metode yang tepat untuk berkomunikasi dengan orang tua

2. Kurangnya kepedulian orang tua terhadap perkembangan anaknya di sekolah

3. Orang tua sibuk

bekerja dan

mempercayakan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah

4. Ketidak pedulian orang tua terhadap masa hasil belajar anak.

Oleh karena itu, perlu adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan guru tentang perkembangan belajar anak

(10)

orangtua.

a) Guru menerjemahkan kurikulum dengan berbagai cara yang menarik.

b) Kemampuan memahami materi, berdiskusi, menjawab pertanyaan sampai pada mengelola berbagai kegiatan pembelajaran.

c) Kemampuan menciptakan berbagai program yang mensyaratkan keterlibatan orang tua dalam berbagai kegiatan anak di sekolah menjadi wadah komunikasi yang menarik.

d) Pola komunikasi guru dalam membangun keterlibatan orang tua di sekolah terbentuk karena ketertarikan orang tua terhadap berbagai program belajar dan kehadiran disekolah dengan semangat karena memang menarik, merasa nyaman dan adanya kebutuhan untuk mengikuti dan mendorong program belajar anak.

https://jurnal.unpad.ac.id/jkk/article /view/23620

3. Pusitaningtyas (2016). Ada beberapa Pengaruh komunikasi orang tua dan guru terhadap kreativitas siswa dan mencapai keberhasilan dalam belajar diantaranya.

a) Peran orang tua di rumah dan guru di sekolah sangat penting bagi pendidikan anak.

b) Komunikasi yang baik antara orang tua dan guru merupakan suatu keharusan agar tercapai kesinergian antara keduanya.

c) Komunikasi tersebut bisa berlangsung dalam satu arah ataupun dua arah. Komunikasi satu arah terjadi saat guru memberikan informasi kepada orang tua tentang peristiwa, kegiatan, atau kemajuan yang dicapai anak. Sedangkan komunikasi dua arah terjadi jika ada dialog interaktif antara guru dan orang tua.

d) Komunikasi yang baik akan menumbuhkan sikap saling percaya antara orang tua dan guru.

e) Adanya sikap saling mempercayai, saling membantu dalam

membimbing anak dan

berkomunikasi antara orang tua dan guru, akan membuat anak merasa memiliki kebebasan berkreativitas guna pengembangan potensi dirinya, sehingga bisa meningkatkan kreativitas dan mencapai keberhasilan dalam belajar.

https://icecrs.umsida.ac.id/index.php

(11)

/icecrs/article/view/1282

4. Rohmah (2018). Faktor penghambat berasal dari orang tua siswa yang susah untuk diajak aktif dalam kegiatan karena belum memahami maksud dan tujuan kegiatan.

Sehingga, untuk mengatasi hal tersebut sekolah harus memberikan undangan tertulis, dan ajakan secara lisan (getok tular).

https://ejournal.iai-

tabah.ac.id/index.php/awaliyah/articl e/download/346/279

Sumber Wawancara:

Guru IPA SMP Negeri 4 Toili

Narasumber : IKA NURLAELA, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

Guru mungkin khawatir akan kritik dari orang tua atau pembicaraan mengenai masalah pribadi siswa yang mungkin menjadi kendala dalam membuka komunikasi yang terbuka

Kepala SMP Negeri 4 Toili

Narasumber: I NYOMAN SUBA, S.Pd.

Waktu: Senin, 20 November 2023

1. Orang tua siswa sering tidak hadir ke sekolah saat pertemuan/

pemanggilan wali murid dengan alasan bekerja dan mempercayakan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah.

2. Orang tua kurang peduli dengan hasil pembelajaran anaknya di sekolah.

Teman sejawat (Peserta PPG Daljab K1A3, SMP Negeri 1 Toili)

Narasumber : HARIYANTO, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

Faktor yang menyebabkan kurangnya interaksi antara guru dengan orang tua siswa adalah kesibukan dari orang tua siswa dalam hal pekerjaan. Bahkan ada beberapa orang tua yang tidak tinggal bersama anaknya, sehingga kurang adanya kontrol dari orang tua terhadap aktivitas pendidikan anak..

Pengawas Pembina Kec. Moilong Narasumber : Dra. Makmur

Waktu : 20 November 2023

Ketidak mengertian antara guru dan orang tua tentang peran masing-masing atau kurangnya kepercayaan terhadap keputusan atau pendekatan pendidikan dapat mengganggu hubungan

(12)

Pakar Guru Penggerak SMP Negeri 4 Toili

Narasumber : NITA FITRI ANA, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

Guru hanya fokus mengajar dan menuntaskan capaian materi tanpa melihat capaian kompetensi peserta didik sehingga peran orang tua dikesampingkan. Guru beranggapan hanya perlu berkomunikasi dengan orangtua apabila siswanya melanggar disiplin sekolah

4 Pembelajaran lebih banyak dilakukan dengan

konvensional dan belum inovatif

HASIL KAJIAN LITERATUR Buku

1. Tahya dan Saiji. 2023. Buku Ajar Pembelajaran Inovatif, Sigi, Sulawesi Tengah : Finiks Muda Sejahtera.

Strategi implementasi model pembelajaran inovatif

a) Berpusat pada peserta didik b) Berdasarkan masalah

c) Terintegrasi

d) Berorientasi masyarakat e) Menawarkan pilihan

f) Sistematik tubuh berkelanjutan Dalam mengimplementasikan pembelajaran inovatif Maka terdapat beberapa tahapan atau langkah yang harus dilakukan guru, yaitu:

a) Kuasai teori belajar

b) Terkaya pemahaman pada metode pembelajaran

c) Pelajari kembali materi yang akan diajarkan

d) Kenali kondisi kelas dan peserta didiknya

e) Lakukan observasi pada pembelajaran sebelumnya

f) Evaluasi pada pembelajaran sebelumnya

g) Mengadakan perbaikan kepada pembelajaran sebelumnya.

2. Al-Tabany. 2017. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Konteksual, Jakarta : Kencana. Project Base Learning sebagai model pembelajaran yang kooperatif dan akomodaif terhadap kemampuan anak menuju proses berpikir yang bebas dan keratif. Implementasi Project Base Learning ialah pada keikut sertaan pembelajaran dalam memahami realitas kehidupan dari yang kongkrit sampai yang abstrak. Realitas kehidupan ini akan menjadi inspirasi dan kreatifitas dalam melakukan analisis dan membangun visi kehidupan

Setelah dilakukan analisis melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah Pembelajaran lebih banyak dilakukan dengan konvensional dan belum inovatif karena sebagai berikut:

1. Ketidak pahaman guru tentang perkembangan teknologi dalam

membuat model pembelajaran yang inovatif

2. Guru sudah terbiasa dengan pembelajaran yang konvensional atau cenderung monoton 3. Model pembelajaran

yang digunakan harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan 4. Pembelajaran

penggunaan media yang menarik, inovatif dan efektif dibutuhkan untuk meningkatkan minat belajar siswa

5. Model pembelajaran PBL bisa mengatasi kurangnya Motivasi belajar peserta didik pada materi IPA.

Oleh karena itu, Guru perlu membuka diri untuk mau lebih berinovasi dalam menggunakan model model pembelajaran yang sesuai dengan materi.

(13)

Jurnal Ilmiah

1. Purwadhi. (2019). Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang dikemas oleh guru, atau instruktur lainnya, yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil pembelajaran.

https://journals.mindamas.com/index .php/mimbardik/article/view/1117 2. Hernawati, dkk (2022). Menggunakan

model Problem Based Learning pada pelajaran IPA dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar peserta didik. Model PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang ditunjukkan dengan kemampuan peserta didik untuk bertanya dan berpendapat.

Model PBL sangat efektif untuk meningkatkan ketarmpilan peserta didik dalam memecahkan masalah melalui percobaan yang dilakukan untuk membuktikan suatu konsep materi. Model PBL dapat meningkatkan sikap kerjasama peserta didik dalam kelompok selama proses pembelajaran berlangsung.

https://ojs.unm.ac.id/JPK/article/vie w/27486

3. Yusrina dkk (2019). Menyebutkan faktor yang menghambat pelaksanaan pembelajaran inovatif adalah.

a) Latar belakang pendidikan guru yang berasal dari satu jurusan saja, akan tetapi mengajar tidak sesuai bidang.

b) Pemahaman guru mengenai modal-model pembelajaran inovatif yang masih terbatas.

c) Lebih mengutamakan penggunaan metode ceramah.

d) Kurang aktif dalam mengikuti pelatihan untuk guru, misal mgmp.

e) Beban kerja lainnya, selain mengajar. Usia lanjut.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.

php/hp/article/view/34597/14346 4. Pujiharti dkk (2018), mengungkapkan

kesulitan guru dalam melakukan pembelajaran inovatif adalah.

a) Guru tidak memahami cara membuat RPP inovatif;

b) Kepercayaan guru terhadap kemampuan siswa dalam melakukan pembelajaran inovatif.

http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/

index.php/paradigma/article/view/47 3/324

(14)

5. Wicaksono dan Purnomo (2021).

kendala dalam mengimplementasikan model pembelajaran inovatif adalah sebagai berikut.

a) Guru memiliki latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan pelajaran yang diampu;

b) Guru mengalami hambatan dalam menerapkan model pembelajaran dikarenakan guru belum menerima pelatihan secara intensif terkait model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013;

c) Guru tidak memiliki waktu lebih untuk membuat media atau alat peraga;

d) Siswa masih pasif dalam pembelajaran.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.

php/sosiolium/article/view/45464/18 542

6. Makmur. (2022). Beberapa hal yang menjadi penentu keberhasilan suatu proses pembelajaran yang efektif diantaranya yaitu peserta didik, guru, serta model pembelajaran yang dipakai. Oleh karena itu Penggunaan model pembelajaran yang sesuai oleh guru dapat menciptakan suatu proses belajar mengajar yang efektif serta peserta didik dapat berperan aktif selama pembelajaran berlangsung a) Model pembelajaran yang

digunakan harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan supaya pelajaran itu bisa dipahami, diterima dan diaplikasikan dengan benar pada peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar.

b) Penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai oleh guru menjadi pemicu kurang aktifnya peserta didik selama proses pembelajaran Kimia

berlangsung. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan model pembelajaran yang dapat

meningkatkan keaktifan peserta https://ojs.unm.ac.id/progresif/

article/download/30229/17443 Sumber Wawancara:

Guru IPA SMP Negeri 4 Toili Narasumber : IKA NURLAELA, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

Siswa terbiasa melaksanakan pembelajaran secara konvensional (mendengarkan, mencatat, mengerjakan soal, mengumpulkan) menyebabkan

(15)

mereka pun tidak terbiasa ketika diberi pembelajaran dengan metode pembelajaran kekinian. Pada akhirnya mereka merasa bingung dan tidak semangat ketika belajar

Kepala SMP Negeri 4 Toili

Narasumber: I NYOMAN SUBA, S.Pd.

Waktu: Senin, 20 November 2023

1. Pemahaman guru terhadap pembelajaran inovatif yang masih kurang.

2. Guru kurang mengerti tentang teknologi dalam membuat model pembelajaran inovatif

Teman sejawat (Peserta PPG Daljab K1A3, SMP Negeri 1 Toili)

Narasumber : HARIYANTO, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

1. Waktu untuk menyiapkan pembelajaran inovatif membutuhkan persiapan lebih banyak dan lama.

2. Guru dan siswa belum terbiasanya dengan metode pembelajaran kekinian

Pengawas Pembina Kec. Moilong Narasumber : Dra. Makmur

Waktu : 20 November 2023

Guru tidak mau belajar, hanya fokus mengajar. Tidak membuka diri terhadap perkembangan TIK, jarang ikut MGMP dan tidak ikut pelatihan tentang model pembelajaran

Pakar Guru Penggerak SMP Negeri 4 Toili

Narasumber : NITA FITRI ANA, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023 1. Guru harus berinovasi pada materi

IPA agar bisa meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik.

2. Model pembelajaran PBL bisa mengatasi kurangnya Motivasi belajar peserta didik

3. Guru masih merasa nyaman dengan pembelajaran konvensional (ceramah) Metode pembelajaran yang tidak inovatif

5 Pembelajaran yang dilakukan di kelas masih belum berorientasi HOTS.

HASIL KAJIAN LITERATUR Buku

1. Ahmad. 2023. Pembelajaran Berorientasi Hots, Makassar : Nas Media Pustaka, Konsepsi hots memandang bahwa kecerdasan tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah ketika kecerdasan adalah kesatuan

Setelah dilakukan analisis melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah Pembelajaran yang dilakukan di kelas masih belum berorientasi HOTS karena sebagai berikut:

(16)

pengetahuan yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan belajar, strategi belajar, dan kesadaran dalam belajar. Oleh karena itu situasi belajar tertentu memerlukan strategi pembelajaran yang khas dan khas yang bisa jadi tidak digunakan pada strategi belajar lainnya Hal ini karena keterampilan berpikir ini juga lebih spesifik pada penalaran kemampuan analisis dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif dengan demikian pemandangan terhadap kondisi undimensi linier bergerak ke pemahaman pandangan yang multidimensi dan interaktif.

2. Apandi dan Baehaqi. 2018. Strategi Pembelajaran Aktif abad 21 dan HOTS, Yogyakarta : Samudra Biru, Menulis soal saol HOTS pada dasarnya adalah hal yang baik, tetapi hal ini harus diawali dengan pembelajaran yang HOTS juga,

Pembelajaran yang HOTS juga menerapkan kecakapan abad 21 atau 4C yang meliputi

a) Komunikasi (communication), b) Kolaborasi (Collaboration),

c) Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah (critical thinking dan problem solving)

d) Kreatif dan Inovatif (creative and innovative)

berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran HOTS dapat diterapkan pada beberapa model pembelajaran, seperti pembelajaran menyingkap / menemukan (inquiry / discovery), Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning / PBL), dan pembelajaran berbasis proyel (project based learning / PJBL)

Jurnal Ilmiah

1. Mudrikah (2020, Kemampuan Guru PPKn dalam Menyusun Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) adalah sebagai berikut:

a) Kemampuan guru dalam menyusun soal HOTS masih rendah dalam memahami dan menerapkan kriteria- kriteria HOTS dalam menyusun instrumen soal.

b) Faktor yang menjadi kendala dalam menyusun soal HOTS adalah terletak pada kemampuan guru dalam mengetahui dan memahami kriteria soal HOTS dan terkendala atau kesulitan dalam mengimplementasikan kriteria soal HOTS keinstrumen soal yang mereka susun ,

1. Kurangnya pembinaan (pelatihan) terhadap guru dalam pengembangan sistem pembelajaran HOTS.

2. Kemampuan dalam berfikir peserta didik masih cukup rendah terkait permasalahan yang terjadi

3. Sehingga sulit menganalisis soal HOTS.

4. Kemampuan guru dalam menyusun soal HOTS masih dalam memahami dan menerapkan kriteria- kriteria HOTS dalam menyusun instrumen soal.

Oleh karena itu, guru perlu membiasakan menggunakan pembelajarn yang

berorientasi HOTS

(17)

terutama dalam menyusun stimulus soal HOTS, selanjutnya kendala tersebut juga terdapat pada kemampuan peserta didik dalam menjawab atau menganalisis soal karena kemampuan peserta didik masih rendah

c) Upaya yang dilkukan oleh guru Pkn dalam membuat atau menyusun soal HOTS adalah mengikuti pelatihan- pelatihan penyusunan soal di forum MGMP, disamping itu, juga dilakukan pembimbingan oleh teman sejawab bagi guru Pkn yang sudah mengikuti pelatihan soal HOTS secara khusus.

http://eprints.unm.ac.id/18543/

2. Sofyan (2019). dalam menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan, kurikulum 2013 dianggap mampu untuk menjawab persoalan dan implementasi HOTS sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara-negara maju di dunia. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan, bukan hanya berkarakter, produktif, kreatif, dan inovatif namun juga yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul dan mampu bersaing di dunia internasional.

https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/

jurnal_inventa/article/view/1803

3. Anderson dan Karthwohl (2017), mengemukakan bahwa Secara umum, tingkatan berpikir HOTS yaitu sebagai berikut:

a) Mengingat, Mengingat adalah kegiatan berpikir dengan mengingat pengetahuan yang relevan dalam memori jangka panjang seseorang murid.

b) Memahami, Memahami berarti membangun makna pesan pembelajaran, keduanya lisan tertulis atau grafik, yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar komputer.

Menerapkan atau

mengaplikasikan Menerapkan termasuk penggunaan prosedur atau cara kerja tertentu yang harus dilakukan latihan atau menyelesaikan masalah.

4. Menganalisis, Menganalisis terdiri dari kemampuan atau membedakan, mengorganisasikan, dan menggabungkan keterampilan.

(18)

5. Membedakan, Melibatkan proses memilah bagian- bagian penting dari suatu struktur, kemudian diskriminasi menjadi informasi yang relevan dan tidak relevan.

6. Mengevaluasi, Mengevaluasi adalah sebuah kemampuan membuat keputusan berdasarkan kriteria.

Sumber Wawancara:

Guru IPA SMP Negeri 4 Toili

Narasumber : IKA NURLAELA, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

Guru masih belum memahami dengan pembelajaran HOTS sehingga masih menggunakan pembelajaran konvensional Kepala SMP Negeri 4 Toili

Narasumber: I NYOMAN SUBA, S.Pd Waktu: Senin, 20 November 2023

Guru belum memiliki pengetahuan atau keterampilan yang cukup dalam merancang atau menerapkan strategi pengajaran yang mendukung pengembangan HOTS.

Teman sejawat (Peserta PPG Daljab K1A3, SMP Negeri 1 Toili)

Narasumber : HARIYANTO, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

Guru masih merasa nyaman dengan pembelajaran konvensional dengan metode caramah,

Pengawas Pembina Kec. Moilong Narasumber : Drs. Makmur

waktu : 20 November 2023

Pemahaman Guru yang Terbatas dan belum sepenuhnya memahami konsep HOTS atau tidak tahu bagaimana mengintegrasikannya ke dalam pengajaran mereka. Kurangnya pemahaman tentang HOTS bisa menjadi penghambat utama.

Pakar Guru Penggerak SMP Negeri 4 Toili

Narasumber : NITA FITRI ANA, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

1. Guru membutuhkan pelatihan dan dukungan yang tepat untuk mengembangkan keterampilan mengajar yang memungkinkan penerapan HOTS

2. Guru masih enggan untuk mengubah metode pengajaran yang sudah terbukti karena rasa nyaman dengan

(19)

pendekatan yang sudah mereka kuasai.

6 Pembelajaran

dilaksanakan tidak /belum

diintegrasikan dengan teknologi pembelajaran

HASIL KAJIAN LITERATUR Buku

Rahman dkk (2023) Media Dan Teknologi Pembelajaran, Jakarta : Global Eksekutif Teknologi, Mengemukakan beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam memilih media yang akan digunakan dalam pembelajaran di kelas antara lain:

a) Media yang dipilih hendaknya Selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang ditetapkan

b) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media

c) Kondisi audiens siswa dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak

d) Ketersediaan media di sekolah yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru

e) Media yang dipilih seharusnya secara tepat dan berhasil guna

f) Biaya yang digunakan harus seimbang dengan hasil yang dicapai.

Jurnal Ilmiah

1. Sahelatua, dkk. (2018), Guru masih mengalami kendala dalam mengoperasikan IT sebagai media pembelajaran diantaranya yaitu a) Kurangnya pengetahuan guru

tentang IT, kurangnya fasilitas IT yang tersedia di sekolah,

b) Arus listrik di sekolah tidak normal, c) Internet tidak dapat menjangkau

ke seluruh kelas,

d) Serta tidak adanya kewajiban dari pihak sekolah agar guru yang mengajar harus menggunakan IT.

http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/

article/ view/8579

2. Chrismawati & Amalia (2016), Hambatan Guru Dalam Pemanfaatan Teknologi:

a) Sarana dan prasarana sekolah b) Fasilitas teknologi pribadi guru c) Kemampuan guru menggunakan

fasilitas

d) Penerapan dalam pembelajaran https://repository.uksw.edu/handle/

123456789/10781

3. Dewi dan Hilmas (2018), Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan perangkat komputer sebagai media dalam pembelajaran

Setelah dilakukan analisis melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah Pembelajaran dilaksanakan tidak / belum diintegrasikan

dengan teknologi

pembelajaran karena sebagai berikut:

1. Kurangnya Pemahaman guru tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran

2. Guru sudah terbiasa dan nyaman menggunakan model pembelajaran konvensional

3. Keterbatasan fasilitas pendukung di sekolah (infocus).

4. Sekolah masih belum mengharuskan guru menggunakan TIK dalam proses pembelajaran, sehingga guru kurang terangsang untuk mengembangkan diri

mengajar harus

menggunakan IT.

Oleh karena itu, Guru perlu belajar memanfaatkan media ajar yang sudah terintegrasi dengan teknologi

(20)

yang inovatif, diharapkan dapat : a) Merangsang pikiran

b) Minat

Perhatian peserta didik sehingga proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik"

https://www.academia.edu/downlo ad/68415635/pdf.pdf

4. Mukaromah (2020), hambatan- hambatan pemanfataan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

a) Sarana dan prasarana yang belum lengkap;

b) Kemampuan dan motivasi untuk memanfaatkan tik siswa dan guru masih terbatas;

c) Terbatasnya waktu;

d) Faktor usia guru;

e) Kenyamanan guru dalam menggunakan metode mengajar konvesnsional yang dianggap mudah dan tidak menyulitkan f) Tidak adanya kegiatan pelatihan

pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang TIK.

https://jurnal.unigal.ac.id/index.php /ijemar/article/view/4381/3450 5. Hanannika (2022), menyebutkan

kendala guru dalam penerapan pembelajaran berbasis TIK adalah

a) Guru belum bisa menguasai teknologi dengan baik;

b) Sarana dan media tik yang terbatas;

c) Guru kurang kreatif dalam membuat bahan ajar.

https://jbasic.org/index.php/basic edu/article/view/3269

6. Ambarwati, dkk. ( 2021),

a) Dunia pendidikan memerlukan inovasi untuk terus berkembang dan dapat mengikuti perkembangan bidang lainnya

b) Peran inovasi pendidikan pada pembelajaran berbasis teknologi digital sangatlah penting. Inovasi dibutuhkan agar pemanfaatan teknologi digital bisa dilakukan secara optimal dan menyeluruh c) Kehadiran teknologi saat ini,

harapannya dapat

dimanfaatkan dengan baik oleh semua pihak seperti guru dan pelaku pendidikan lainnya https://journal.uny.ac.id/index .php/jit p/article/view/43560

(21)

Sumber Wawancara:

Guru IPA SMP Negeri 4 Toili

Narasumber : IKA NURLAELA, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023 Minimnya pelatihan untuk guru tentang penggunaan teknologi IT pada pembelajaran.

Kepala SMP Negeri 4 Toili

Narasumber: I NYOMAN SUBA, S.Pd.

Waktu: Senin, 20 November 2023

1. Guru belum memiliki pemahaman dan keterampilan yang cukup dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajarn

2. Guru tidak merasa nyaman atau tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam menggunakan teknologi terkini dalam konteks pembelajaran.

Teman sejawat (Peserta PPG Daljab K1A3, SMP Negeri 1 Toili)

Narasumber : HARIYANTO, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

Guru masih merasa nyaman dengan pembelajaran konvensional dengan metode caramah,

Pengawas Pembina Kec. Moilong Narasumber : Dra. Makmur

Waktu : 20 November 2023

Guru Belum memiliki keterampilan yang cukup dalam menggunakan teknologi tersebut secara efektif dalam pengajaran mereka

Pakar Guru Penggerak SMP Negeri 4 Toili

Narasumber : NITA FITRI ANA, S.Pd Waktu : Senin, 20 November 2023

Guru tidak mau belajar penggunaan media ajar sesuai dengan perkembangan teknologi

Sarana dan prasarana yang yang masih minim

(22)

INSTRUMEN WAWANCARA

Nama Narasumber

: ………..

Bertindak Sebagai

: ………..

Waktu : ………..

1. Apa yang menjadi penyebab Motivasi Belajar siswa rendah. ?

2. Apa yang menjadi penyebab

50 % Siswa masih kesulitan meraih nilai yang baik

?

3. Apa yang menjadi penyebab Pembelajaran tanpa melakukan pemetaaan kebutuhan belajar dan karakteristik peserta didik ?

4. Apa yang menjadi penyebab Pembelajaran lebih banyak dilakukan dengan konvensional dan belum inovatif?

5. Apa yang menjadi penyebab Pembelajaran yang dilakukan di kelas masih belum berorientasi HOTS.?

6. Apa yang menjadi penyebab Pembelajaran dilaksanakan tidak / belum

diintegrasikan dengan teknologi pembelajaran ?

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Pola komunikasi guru dalam membangun keterlibatan orang tua di sekolah terbentuk karena ketertarikan orang tua terhadap berbagai program belajar dan Berdasarkan hasil dari kajian

Dalam menyelesaikan soal masih ada siswa yang Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dapat diketahui bahwa penyebab masalah belum terbiasa diterapkannya model

Selain itu, kepada stakeholder pemerintah dimana stakeholder bertugas untuk meratakan pemahaman guru terhadap peserta didik berkebutuhan khusus di Sekolah dasar Inklusif wilayah

Tugas-tugas mengikuti PPG Daljab tahun

lembar kerja dalam jabatan ppg

- Strategi/ metode mengajar yang minim dan kurang variatif menjadikan pembelajaran kurang menarik bagi siswa Sumber Kajian Literatur : Judul Artikel : FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

Masalah Yang diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah 1 Pedagogik, literasi, dan numerasi Kemampuan literasi dalam pelajaran

Beberapa peserta didik masih memiliki pemahaman yang rendah dalam pembelajaran Kajian literatur : Pemahaman adalah suatu proses aktif yang terjadi pada individu dalam menghubungkan