NO telah diidentifikasi penyebab masalah penyebab masalah 1 Kurangnya minat
baca siswa dalam pembelajaran membaca teks cerita pendek
SUMBER KAJIAN LITERATUR
JURNAL ILMIAH
Citra Pratama Sari. Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat Membaca Siswa Kelas IV. Universitas Negeri Yogyakarta. 2018
http://eprints.uny.ac.id/57375/
1. Rendahnya minat membaca pada siswa disebabkan oleh beberapa faktor seperti (1) faktor internal dan (2) faktor eksternal siswa.
2. Faktor internal adalah (1)
kemampuan membaca siswa dan (2) kurangnya kebiasaan
membaca.
3. Faktor eksternal adalah (1) lingkungan sekolah yang kurang mendukung, (2) peran
perpustakaan sekolah belum maksimal, (3) keterbatasan buku/bahan bacaan, (4)
lingkungan keluarga kurang yang mendukung, dan (5) pengaruh menonton televisi dan (6) bermain games di handphone.
JURNAL ILMIAH
Aulia Fahma Balqis, dkk. Analisis Faktor Minimnya Minat Membaca Siswa di Kelas VI SDIT Daarul Istiqlal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. 2021
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/
index.php/ school/article/view/29137
1. Rendahnya minat membaca pada siswa disebabkan oleh faktor internal meliputi (1) gender, (2) faktor keinginan dari dalam diri sendiri dan (3) faktor media elektronik.
2. Faktor eksternal meliputi (1) faktor keluarga, (2) faktor ekonomi, dan (3) lingkungan.
Setelah dilakukan analisis terhadap kurangnya minat baca siswa melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Siswa tidak terbiasa melakukan kegiatan membaca baik di lingkungan sekolah maupun rumah.
2. Adanya pengaruh gawai yang membuat siswa cenderung malas
membuka buku dan lebih memilih bermain
permainan di gawainya.
3. Buku bacaan atau buku koleksi perpustakaan yang digunakan dalam
pembelajaran rata-rata tidak sesuai dengan kebutuhan siswa milenial sekarang sehingga siswa cenderung malas membaca. Hal ini disebabkan buku-buku yang tersedia berupa buku bacaan berat, bukan kategori ringan yang sesuai dengan jenjang usia siswa SMP.
4. Kurangnya perhatian dari keluarga siswa dalam memantau kegiatan literasi anak.
5. Model pembelajaran guru masih bersifat monoton.
Belum ada upaya inovatif untuk meningkatkan minat baca siswa.
6. Guru kurang memahami latar belakang siswa sehingga penentuan
WEBSITE
Perpustakaan Universitas Andalas.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca. 2021
https://pustaka.unand.ac.id/
component/ k2/ item/ 193-faktor- faktor-yang-mempengaruhi-minat- membaca
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi minat membaca adalah:
(1) lingkungan,
(2) perkembangan teknologi, (3) budaya plagiasi,
(4) sarana kurang memadai, (5) kurangnya motivasi
SUMBER WAWANCARA
GURU/ TEMAN SEJAWAT
Narsum : Tutik Nurwachidah, S.Pd (55) Waktu : Senin, 25 Juli 2022
1. Siswa tidak terbiasa/ tidak suka membaca
2. Buku bacaan tidak sesuai minat 3. Koleksi buku tidak sesuai dengan
kebutuhan siswa
4. Belum adanya inovasi yang cocok untuk kegiatan literasi dalam pembelajaran
Narsum : Lujeng Ningcholis, S.Pd (52) Waktu : Senin, 25 Juli 2022
1. Siswa mudah bosan saat meilhat teks
2. Bahasa bacaan terlalu tinggi bagi siswa
3. Pengaruh gawai yang merusak kegiatan literasi
4. Belum adanya inovasi yang cocok untuk kegiatan literasi dalam pembelajaran
KETUA MGMP BINDO JOMBANG Dra. Atik Nurchajati, M.Pd (53)
1. Kurangnya minat baca siswa dikarenakan ketidakterbiasaan mereka dalam membaca.
bahan bacaan kurang tepat.
7. Kurangnya pemantauan intensif dari guru terhadap kegiatan membaca siswa.
8. Adanya pemikiran keliru bahwa kegiatan membaca hanya menjadi tanggung jawab guru Bahasa saja.
2. Kemampuan guru dalam mengolah kelas harus ditingkatkan.
3. Guru harus memahami latar belakang siswa karena bisa jadi minat siswa baca kurang penyebabnya adalah guru tidak memahami bacaan apa yang mereka inginkan.
KEPALA SEKOLAH
Narsum : Eko Sisprihantono, S.Pd (53) Waktu : Senin, 25 Juli 2022
1. Guru perlu meningkatkan kemampuan pedagogiknya agar dapat berinovasi dalam
pembelajaran membaca
2. Perlu adanya pembiasaan setiap mengawali pembelajaran dengan gerakan 15 menit membaca buku.
3. Perlu pemantauan intensif dari seluruh guru terkait kegiatan membaca siswa
4. Persoalan minat baca siswa bukan hanya menjadi tanggung jawab guru Bahasa, melainkan tanggung jawab semua guru mata pelajaran.
2 Siswa kurang mampu dalam praktik
berbicara pada materi teks pidato persuasif
SUMBER KAJIAN LITERATUR
JURNAL ILMIAH Ita Rumaisyah. UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DALAM MENYAMPAIKAN PIDATO PERSUASIF MELALUI METODE SOSIODRAMA DI KELAS IX.10 SMP NEGERI 11 PALEMBANG. Jurnal Edukasi. 2020
http://ejournal.stkippgri- sidoarjo.ac.id/
index.php/je/article/view/21/21
1. Siswa pasif berbicara, merasa takut salah dan malu, bahkan kurang berminat berlatih berbicara di depan kelas.
Setelah dilakukan analisis terhadap kemampuan berbicara siswa yang kurang melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Siswa tidak percaya diri 2. Siswa kurang menguasai
teks/ tidak hafal 3. Guru belum
memvariasikan metode pembelajaran
4. Guru belum memotivasi siswa untuk meningkatkan kepercayaan diri sebelum kegiatan berbicara dimulai
2. Keterampilan berbicara menggunakan bahasa Indonesia masih kurang. Setiap
berkomunikasi di kelas ketika proses pembelajaran, mereka menggunakan bahasa daerah.
JURNAL ILMIAH
gabriel frans. Penerapan Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Dalam Menyampaikan Pidato Persuasif Di Kelas Ixa Smp Negeri 1 Mego. Garuda. 2020 https://garuda.kemdikbud.go.id/
documents/detail/1938067
1. Guru belum menvariasikan metode pembelajaran.
2. Siswa mengalami kesulitan menguasai keterampilan berbicara, meliputi faktor kebahasaan yaitu ketepatan ucapan, intonasi, diksi dan faktor nonkebahasaan yaitu sikap, gerak, mimik, suara, dan kelancaran (penguasaan topik).
3. Siswa masih tidak percaya diri, tidak berani berbicara di depan khalayak, gugup dan salah tingkah ketika berpidato di depan kelas.
4. Melalui teknik pemodelan, siswa memiliki potensi untuk
menirukan perilaku yang ditampilkan dengan penuh percaya diri.
SUMBER WAWANCARA
GURU/ TEMAN SEJAWAT
Narsum : Tutik Nurwachidah, S.Pd (55) Waktu : Senin, 25 Juli 2022
1. Siswa tidak percaya diri 2. Siswa takut salah
3. Siswa tidak terbiasa berada di hadapan orang banyak 4. Siswa kurang menguasai teks/
tidak hafal
5. Guru tidak memberikan penghargaan bagi siswa yang berani unjuk gigi dalam hal berbicara
Narsum : Lujeng Ningcholis, S.Pd (52) Waktu : Senin, 25 Juli 2022
1. Siswa kurang percaya diri 2. Siswa takut ditertawakan 3. Siswa kurang jam terbangnya
dalam hal berbicara
4. Siswa tidak hafal teks pidatonya KETUA MGMP BINDO JOMBANG Dra. Atik Nurchajati, M.Pd (53)
1. Guru belum memotivasi siswa tentang pentingnya kemampuan berbicara
2. Guru belum meyakinkan siswa tentang kemampuannya yang pasti bisa berbicara di hadapan orang banyak
3. Metode yang digunakan guru kurang tepat dalam
pembelajaran berbicara pada materi pidato
KEPALA SEKOLAH
Narsum : Eko Sisprihantono, S.Pd (53) Waktu : Senin, 25 Juli 2022
1. Guru harus bisa meningkatkan rasa percaya diri siswa melalui pembiasaan berbicara di setiap pembelajaran.
2. Guru lebih mengurangi porsi bicara di dalam kelas dan lebih memperbanyak porsi siswa untuk berbicara di kelas
3. Guru harus memberikan
penghargaan kepada siswa yang berbicara agar siswa semakin terpacu untuk unjuk diri.
3 Guru mengajar dengan metode klasik/ monoton dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Materi Cerita Pendek)
SUMBER KAJIAN LITERATUR
JURNAL ILMIAH
Kharis Sulaiman Hasri. Analisis Gaya Mengajar Guru dalam Proses Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Di MAN 1 Kendari. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2021 https://scholar.google.co.id/
citations?user=XVGPItkAAAAJ&hl=id
1. Bahan pelajaran berupa sejumlah informasi dan ide yang sudah populer dan diketahui peserta didik, bersifat objektif, jelas, sistematis dan logis.
2. Proses penyampaian materi didasarkan pada nilai-nilai lama dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya dengan tujuan memelihara, tidak didasarkan pada minat peserta didik, hanya didasarkan pada urutan tertentu.
3. Peran peserta didik pasif, hanya diberikan pelajaran untuk didengarkan.
4. Peran guru dominan, hanya menyampaikan bahan ajar, otoriter, namun ia benar-benar ahli.
SUMBER WAWANCARA
GURU/ TEMAN SEJAWAT
Narsum : Tutik Nurwachidah, S.Pd (55) Waktu : Senin, 25 Juli 2022
5. Metode klasik cenderung sering digunakan guru-guru usia tua karena mobilitas tubuh tidak seprima dahulu
6. Guru senior harus berkolaborasi dengan guru muda untuk berinovasi dalam pembelajaran
Narsum : Lujeng Ningcholis, S.Pd (52) Waktu : Senin, 25 Juli 2022
1. Guru tidak meningkatkan kemampuannya sesuai dengan
Setelah dilakukan analisis terhadap monotonnya metode guru dalam mengajar melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Guru tidak meningkatkan kemampuannya sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa
2. Guru kurang mengolah dirinya dalam hal pengembangan media 3. Guru enggan mengikuti
pelatihan yang berkaitan dengan pedagogik 4. Guru kurang
memperhatikan kondisi kebutuhan siswa 5. Guru cenderung
menggunakan bahan materi yang sudah diketahui siswa
perkembangan zaman dan kebutuhan siswa
2. Guru kurang mengolah dirinya dalam hal pengembangan media 3. Guru enggan mengikuti pelatihan
yang berkaitan dengan pedagogik KETUA MGMP BINDO JOMBANG Dra. Atik Nurchajati, M.Pd (53)
4. Guru enggan meng-update dan meng-upgrade kemampuan dirinya
5. Guru harus menyesuaikan kemampuannya dengan
perkembangan zaman. Jika tidak, maka guru akan diabaikan siswa.
6. Tidak ada alasan untuk tidak bisa meningkatkan kemampuan guru karena pelatihan pengembangan pedagogik sudah tersebar luas di media sosial dan platform pemerintah, seperti SIMPKB Guru Belajar dan Merdeka Mengajar.
KEPALA SEKOLAH
Narsum : Eko Sisprihantono, S.Pd (53) Waktu : Senin, 25 Juli 2022
4. Guru harus meningkatkan kemampuan pedagogiknya agar dapat berinovasi dalam
pembelajaran membaca
5. Guru tidak meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan-pelatihan di platform guru belajar
6. Guru fokus menyelesaikan tarjet mengajar
7. Guru kurang memperhatikan kondisi kebutuhan siswa