9 BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Bank Syariah
A. Pengertian Bank Syariah
Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa dapat memberikan pelayanan yang terbaik (service excellent) untuk dapat memenangkan persaingan yang semakin hari semakin kompetitif (Atmaja, 2018:49).
Bank syariah menurut Undang-Undang RI No.21 tahun 2008 yaitu bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Adapun definisi perbankan syariah secara spesifik adalah perbankan yang berdasarkan kepada prinsip syariah, juga berdasarkan demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian, harus mengandung nilai-nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan dan kemanfaatan (Warka, 2016:34)
Lembaga keuangan syariah pertama kali dirintis oleh umat Islam dan dibentuk dalam sebuah organisasi dengan nama OKI (Organisasi Konferensi Islam) di Benghazi, Libya pada bulan Maret 1973. Pada tahun 1992, Indo7nesia mulai mendirikan bank islam yang diberi nama Bank Muamalat Indonesia (Warka, 2016:36).
B. Prinsip Perbankan Syariah
Eksisistensi Perbankan syariah tidak hanya dilihat dari ketiadaan sistem riba dalam seluruh transaksinya, tetapi dilihat dari sistem yang dapat membawa manusia
10
mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. Ada beberapa prinsip utama yang di anut oleh perbankan syariah diantaranya (Ikit, 2015:46):
1. Landasan Operasional
a. Berdasarkan prinsip syariah Islam, semua pembiayaan dan produk di bank syariah berlandaskan Al-quran dan hadist.
b. Uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi.
c. Bunga dalam berbagai bentuk dilarang.
d. Menggunakan prinsip bagi hasil dari keuntungan transaksi real.
2. Fungsi dan Peran
a. Agen/manajemen investasi b. Investor
c. Penyedia jasa lalu lintas pembayaran (Keuangan) d. Fungsi operasional sebagai pengelola dana kebajikan e. Hubungan dengan nasabah adalah hubungan kemitraan.
3.Resiko Usaha
a. Dihadapi bersama antara bank dengan nasabah melalui prinsip keadilan dan kejujuran.
b. Tidak mengenal kemungkinan terjadinya selisih negatif.
4. Sistem dan Pengawasan
Adanya dewan pengawas syariah untuk memastikan adanyan operasional bank supaya tidak menyimpang dari prinsip syariah
C. Perbedaan Perbankan Syariah Dan Perbankan Konvensional
11
Santi, (2015:45) memaparkan perbadaan bank syariah dengan bank konvensional adalah sebagai berikut:
1. Bank Konvensional.
a) Bebas nilai b) Sistem bunga
c) Profit Oriented (kebahagiaan dunia saja) d) Hubungan debitur – kreditur
e) Tidak ada lembaga sejenis DPS (Dewan Pengawas Syariah) 2. Bank Syariah
a) Berinvestasi pada usaha yang halal b) Bagi hasil
c) Profit dan Falah Oriented (Kebahagiaan dunia akhirat) d) Hubungan kemitraan penjual-pembeli
e) Ada DPS (Dewan Pengawas Syariah) f) Perbedaan sistem bunga dan hasil g) Ada kemungkinan untung rugi
h) Didasarkan pada rasio bagi hasil dari pendapatan/keuntungan yang diperoleh nasabah pembiayaan.
D. Prinsip-Prinsip Dasar Operasioanl Bank Syariah
Hubungan ekonomi syariah Islam ditentukan oleh hubungan yang terdiri dari lima konsep dasar, prinsip-prinsip dasar akad tersebut dapat ditemukan pada produk- produk lembaga keuangan bank syariah dan lembaga keuangan syariah. Kelima prinsip dasar akad tersebut meliputi (Haris, 2013):
12 1. Prinsip simpanan murni (Al-wadi’ah).
Prinsip simapananurni merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank syariah untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk al-wadi’ah.
2. Prinsip bagi hasil (Syirkah).
Konsep yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan musyarajah.
3. Prinsip jual-beli (Ijarah).
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, implikasinya pada jual beli dapat berupa: murabahah, salam, istishna.
4. Prinsip sewa (Al-ijarah).
Dalam teknis perbankan, bank dapat membeli dahulu equipment yang dibutuhkan nasabah kemudian menyewakan dalam waktu dan hanya yang telah dipakai oleh nasabah.
5. Prinsip jasa (Al-ajr wal umalah).
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank.
Bentuk produk tersebut berupa bank garansi, kliring, inkaso, jasa, transfer, dll. Secara syariah prinsip ini berdasarkan pada konsep al-ajr wal umalah.
2.1.2 Pengetahuan Produk A. Pengetahuan Produk
Menurut Sumarwan 2002 dalam Kinanthi, (2015:54) pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi
13
kategori produk, merk, terminology produk, atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.
Menurut Waluyo 2013 dalam Suarjana & Suprapti, (2018:1925) mengemukakan bahwa “Pengetahuan produk merupakan serangkaian kumpulan informasi akurat yang tersimpan dalam ingatan konsumen yang sesuai dan mencerminkan pengetahuannya tentang suatu produk”.
Menurut Nurul Indarti (2014:14) Pengetahuan adalah “Informasi yang telah diinterprestasikan oleh seseorang dengan menggunakan sejarah, pengalaman, dan skema interpretasi yang dimilikinya”. Berdasarkan hasil pengertian pengetahuan produk dari beberapa ahli maka dapat disimpulkan pengetahuan produk merupakan kumpulan berbagai macam informasi mengenai jasa ataupun produk. Semakin banyak pengetahuan dan informasi yang dimiliki konsumen maka akan semakin cepat dalam memetuskan pembelian terhadap suatu produk.
B. Dimensi Pengetahuan Produk
Menurut Anderson & Krathwohl 2001:46 dalam Suwarto, (2010:77) terdapat empat dimensi mengenai pengetahuan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan Faktual b. Pengetahuan Konseptual c. Pengetahuan Prosedual d. Pengetahuan Metakognitif C. Indikator Pengetahuan Produk.
Menurut Peter dan Olson (2010:75) dalam Manuarang & Mawardi, (2018:43) terdapat empat indikator dalam pengetahuan produk sebagai berikut:
14
a. Atribut produk adalah segala aspek fisik dari suatu produk atau jasa yang dapat dilihat atau dirasakan. Atribut produk contohnya adalah warna, bentuk, dan sebagainya. Dalam halnya dengan jasa, atribut dapat dilihat misalnya dari reputasi dan harga yang harus dibayar untuk memperoleh jasa.
b. Manfaat fisik adalah dampak yang langsung dapat dirasakan ketika konsumen berinteraksi dengan produk atau jasa yang digunakan. Yang termasuk dalam aspek ini contohnya adalah ketika seseorang merasakan pengalaman menyenangkan ketika menikmati suatu pertunjukan, mendapatkan kembali kesegaran tubuh setelah meminum kopi atau teh.
c. Adapun manfaat psikologis adalah dampak sosial yang diperoleh konsumen ketika berinteraksi dengan suatu produk atau jasa. Contoh manfaat psikologis adalah ketika konsumen merasakan adanya peningkatan keterampilan bersosialisasi dengan orang lain setelah mengikuti program tertentu.
d. Nilai-nilai yang diperoleh setelah konsumen menggunakan produk atau jasa.
Contoh dari aspek ini adalah konsumen akan merasa memiliki daya saing lebih tinggi di tempatnya bekerja setelah mengikuti program pelatihan perpajakan.
2.1.3 Motivasi
A. Pengertian Motivasi
Menurut Winardi (2011:1) dalam Kurniasari (2018:32), istilah motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti bergerak (to move). Kata motivasi (motivation) kada dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan
15
seseorang melakukan sesuatu. Menurut Wibowo (2014:323) motivasi merupakan
“Dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan”.
Menurut Siswanto (2005) dalam Rajagukguk (2016:25) Motivasi merupakan kemauan untuk menggunakan usaha tingkat tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan usaha untuk memenuhi beberapa kebutuhan individu.
Dalam devinisi ini ada 3 dimensi motivasi yaitu usaha, tujuan dan kebutuhan.
Menurut Stefan Ivanko (2012) dalam Hamali (2016:24) motivasi adalah sebagai keinginan dan energi seseorang yang diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan dan sebab dari tindakan. Upaya mempengaruhi seseorang dalam rangka memberikan motivasi berarti mendapatkan kemudian ingin berbuat sesuatu yang diketahui dan seharusnya dilakukan.
Menurut Siswanto (2005) dalam Subariyanti, (2017:226), “Motivasi sebagai kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan (moves), dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan”
Berdasarkan beberapa pengertian motivasi dari para ahli di atas maka penulis simpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan dari seseorang baik secara internal maupun eksternal untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
B. Proses Motivasi
Menurut Hasibuan (2016:45) proses motivasi terdiri dari beberapa tahapan proses yang meliputi:
1. Tujuan
16
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan untuk melakukan suatu pembiayaan di suatu bank.
2. Mengetahui Kepentingan
Mengetahui kepentingan mengenai manfaat dari suatu pembiayaan di bank.
3. Komunikasi Efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik sehingga penjelasan mengenai produk perbankan akan mudah dipahami
C. Fungsi Motivasi
Menurut Nawawi (2005) dalam Badrudin (2013:192) mengemukakan fungsi motivasi adalah sebagai berikut:
1. Sebegai energi atau penggerak bagi manusia, ibarat bahan bakar pada kendaraan.
2. Pengatur memilih alternatif di antara dua atau lebih kegiatan yang bertentangan. Dengan memperkuat satu motivasi, akan memperlemah motivasi lain, maka seseorang hanya akan melakukan satu aktivitas dan meninggalkan aktivitas yang lain.
3. Pengatur arah tujuan dalam melakukan aktivitas. Dengan kata lain hanya akan memilih dan berusaha untuk mencapai tujuan, yaitu motivasinya tinggi dan bukan mewujudkan tujian yang lemah motivasinya.
D. Bentuk-bentuk Motivasi
Menurut Santoso Saroso dalam Fahmi (2013:108) terdapat bentuk-bentuk motivasi yang muncul dalam dua bentuk dasar, yaitu:
17 1. Motivasi Ekstrinsike
Motivasi ekstrinsik muncul dari luar diri seseorang, kemudian selanjutnya mendorong orang tersebut untuk membangun dan menumbuhkan semangat motivasi pada diri orang tersebut untuk mengubah seluruh sikap yang dimiliki olehnya saat ini kearah yang lebih baik.
2. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dan tumbuh serta berkembang dalam diri orang tersebut, yang selanjutnya kemudian mempengaruhi dia dalam melakukan sesuatu bernilai dan berarti.
E. Teori Motivasi
Ahli psikologi telah mengembangkan teori motivasi manusia menjadi tiga teori yang paling dikenal Triatna (2015:91) yaitu :
1. Teori motivasi Frued. Frued mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis riil yang membentuk perilaku orang sebagian orang bersifat tidak sadar. Frued melihat seseorang menahan banyak keinginan dalam proses pertumbuhan dan menerima aturan-aturan sosial.
2. Teori motivasi Maslow.abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa orang-orang terdorong oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu tertentu.
3. Teori motivasi Herzberg. Frederick Herzberg telah mengembangkan sebuah teori motivasi “Dua Faktor” yang membedakan antara Dissatisfiers (faktor yang menyebabkan ketidak puasan) dan Satisfies (faktor yang menyebabkan kepuasan).
18 F. Alat-alat dan Jenis-jenis Motivasi
Menurut Hasibuan (2010:99) dalam Kurniasari (2018:33) alat motivasi terdiri atas:
1. Materil Insentif: Alat motivasi yang di berikan berupa uang dan atau barang yang mempunyai nilai pasar dan memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya:
kendaraan, rumah dan lainnya.
2. Nonmaterial Insentif: alat motivasi yang diberikan berupa barang atau benda yang tidak ternilai dan hanya memberikan kepuasan atau kebanggan rohani saja. Misalnya: medali, piagam dan lainnya.
3. Kombinasi Materil dan Nonmateril Insentif: alat motivasi yang diberikan berupa materil (uang dan barang) dan nonmateril (medali dan piagam). Jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan atau kebanggan rohani.
G. Indikator Motivasi
Menurut Uno (2008:23) dalam Herman (2017:59) indikator motivasi adalah begai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan 2. Adanya dorongan dan kebutuhan 3. Adanya harapan
4. Adanya penghargaan
5. Adanya kegiatan yang menarik
19 2.1.4 Minat Masyarakat
A. Pengetian Minat
Cahyani (2013:4) menyatakan bahwa “minat (interest) digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum melakukan tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut”.
Schiffman dan Kanuk dalam Priansa (2017:164) menyatakan bahwa “minat merupakan suatu model sikap seseorang terhadap objek produk yang sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap golongan produk, jasa, atau merek tertentu”.
Menurut Nulufi & Murwatiningsih (2015) dalam Shahnaz & Wahyono (2016:391) minat adalah konsumen yang telah memiliki sikap positif terhadap suatu produk atau merek, akan menimbulkan minat pembelian terhadap produk atau merek tersebut
Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli di atas maka penulis simpulkan bahwa minat masyarakat adalah suatu tindakan dan sikap ketertarikan seseorang dalam menentukan pilihannya dalam suatu pembelian.
B. Dimensi Minat
Menurut Pradipta dan Purwanto (2013) dalam Manuarang & Mawardi, (2018:44) dimensi minat meliputi model AIDA (Attention, Interest, Desire dan Action). Berikut penjelasan model AIDA adalah sebagai berikut:
a. Attention (perhatian)
20
Tahapan kita harus bisa membuat para konsumen sadar akan keberadaaan produk kita. Baik promosi menggunakan iklan, radio, TV dan jaringan lainny.
b. Interest (ketertarikan)
Setelah berhasil meraih perhatian konsumen, harus dilakukan follow up yang baik. Yaitu tahapan lebih dalam memberikan informasi produk, membujuk dan mampu memberikan alasan kenapa konsumen harus membeli produk yang kita tawarkan.
c. Desire (keinginan)
Tahapan memberikan penawaran yang tidak dapat ditolak konsumen, dimana agar timbul keinginan dan hasrat untuk membeli produk kita.
d. Action (tindakan)
Tindakan terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga terjadi pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian produk yang ditawarkan.
C. Indikator Minat
Menurut Ferdinand (2002) dalam Hidayat, Elita, & Setiaman (2012:6), minat dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:
1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
21
4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
2.2 Hubungan Antar Teori
Berdasarkan penjelesan di atas variabel yang digunakan adalah pengetahuan produk, motivasi dan minat masyarakat, dimana masing-masing variabel mempunyai hubungan satu sama lain diantaranya sebagai berikut:
Berdasarkan penjelesan di atas variabel yang digunakan adalah pengetahuan produk, motivasi dan minat masyarakat, dimana masing-masing variabel mempunyai hubungan satu sama lain diantaranya sebagai berikut:
1. “Pengaruh Pengetahuan Produk, Kepercayaan, Persepsi Harga, Dan Resiko Yang Dimiliki Terhadap Minat Beli Produk Tongsis Di Pameran Gadget Jogja Expo Center (JEC)” Atika Putri Kinanthi dalam JURNAL MANAJEMEN Vol.5 No.
2 Desember 2015 menyimpulkan bahwa dengan menggunakan 100 populasi pengetahuan produk terhadap minat berpengaruh positif sebesar 6,32% dan berpengaruh signifikan.
2. “Bagaimana Product Knowledge Dan Product Involvement Memotivasi Konsumen ?” Elsye Rumondang Daminik dalam JURNAL HUMANIORA Vol.4 No.2 Oktober 2013:1336-1344 menyimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan valid dan reliabel dengan keseluruhan pertanyaan 24 butir dimana product knowledge memiliki nilai reliabilitas 0,877 dan motivation 0,836 lebih besar dari nilai korelasi 0,148. Sehinggan disimpulkan bahwa pengetahuan produk berpengaruh terhadap motivasi.
22
3. “Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (Ppak) (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta Medan)” Ulfa Nurhayani dalam JURNAL MEDIASI Vol.4 No.1 Juni 2012 menyimpulkan bahwa hasil analisis yang dilakukan menunjukan bahwa secara simultan maupun parsial motivasi berpangaruh signifikan terhadap minat.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan hasil penelitian digunakan sebagai pembanding untuk memperoleh jawaban sementara terkait variabel yang diteliti.
Sebagai perbandingan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan beberapa penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu:
Tabel II.2 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode Hasil
1 Andespa (2017) Al Masraf:
Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam menabung di bank syariah
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode non probability sampling dengan menggunakan convinience sampling.
Dengan analisis regresi
sederhana.
Dalam penelitian ini peneliti mengunakan 4 faktor yaitu: 1.
Faktor marketing mix
2. faktor Budaya 3. faktor sosial
4. faktor
psikologis
Dalam penelitian ini faktor psikologis
memiliki nilai loading dominan tinggi dimana motivasi
merupakan salah satu sub faktornya memiliki nilai
23
loading 0,806 dan dikatakan
motivasi sangat berpengaruh terhadap minat (Andespa, 2017) 2 Manuarang &
Mawardi (2018) Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)
Pengaruh Product Knowledge Terhadap Purchase Intention (Survei Pada Pengunjung Toko Buku Ub Press, Kota Malang)
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel 116 orang Pengunjung Toko Buku UB Press, Kota Malang. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah kuesioner dan wawancara.
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah regresi linier berganda
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Subjective
Knowledge (X1), Objective
Knowledge (X2), dan Experience Knowledge (X3) berpengaruh signifikan secara simultan
(bersama-sama) terhadap Purchase
Intention (Y) yang dapat dilihat dari nilai sig. F (0,000)
< sig. α (0,05) dan nilai Adjusted R Square sebesar 0,508 atau 50,8%.
Hal ini
menunjukkan bahwa Product Knowledge yang terdiri dari variabel
Subjective
Knowledge (X1), Objective
Knowledge (X2), dan Experience Knowledge (X3) sebesar 50,8%
dapat
mempengaruhi Purchase
Intention (Y).
Secara parsial, Subjective
Knowledge (X1) berpengaruh
24
namun tidak signifikan
terhadap Minat Beli (Y) dengan nilai sig. t (0,843)
> sig. α (0,05), Objective
Knowledge / Pengetahuan Obyektif (X2) berpengaruh signifikan
terhadap Minat Beli (Y) dengan nilai sig. t (0,000)
< sig. α (0,05), dan Experience Knowledge (X3) berpengaruh signifikan
terhadap Minat Beli (Y) dengan nilai sig. t (0,005)
< sig. α (0,05).
3 Asep Munawar
& Nono Supriatna (2018) Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi
Pengaruh Sikap Dan Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha Siswa
Metode
penelitian yang digunakan survey dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan sampel
sebanyak 60 siswa SMAN 3 Purwakarta.
Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Faktor, Analisis Regresi
Berganda, dan One Way Anova
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap berpengaruh signifikan
terhadap minat berwirausaha siswa, atau memiliki peran yang signifikan terhadap
pembentukan dalam
menumbuhkan minat
berwirausaha siswa, serta motivasi
berpengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha siswa atau memiliki peran
25
terhadap minat berwirausaha siswa, Temuan lain dari penelitian ini adalah variabel sikap dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha siswa
4 Muslim, (2018) Jurnal Publikasi Ilmiah
Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (Ppak)
Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa akuntansi semester 6 dan 8 Fakultas
Ekonomi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta, sebanyak 89 responden.
Teknik analisa yang dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya.
Pengolahan dilakukan dengan menggunakan metode regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS versi 17
Hasil pengujian pada penelitian ini menunjukan bahwa Gender (X1), Motivasi Kualitas (X4), Motivasi Prestasi (X5) berpengaruh signifikan dan Motivasi Ekonomi (X3), Motivasi Karir (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi (Y) sebagai variabel
dependennya.
26 5 Atika Putri
Kinanthi (2015) JURNAL MANAJEMEN
“Pengaruh
Pengetahuan Produk, Kepercayaan, Persepsi Harga, Dan Resiko Yang Dimiliki Terhadap Minat Beli Produk Tongsis Di Pameran Gadget Jogja Expo Center (Jec)”
Penelitian ini dilakukan di Jogja Expo Center dengan populasi 100 orang dengan menggunakan teknik analisisi regresi berganda
Dapat disimplkan dari keempat variabel bebas tersebut dua diantaranya berpengaruh terhadap minat beli yaitu
variabel pengetahuan produk dan persepsi harga sedangkan dua variabel
lainnya tidak berpengaruh terhadap minat beli yaitu variabel kepercayaan dan risiko yang dimiliki.
Sumbangan dari variabel
Pengetahuan Produk (X1), Kepercayaan (X2), dan Persepsi Harga
(X3), dan Risiko yang Dimiliki (X4)
terhadap Minat Beli (Y) sebesar 0,063
atau 6,3 %. Dan masih ada faktor lainnya yang mempengaruhi Minat Beli
Tongsis “Tongkat Narsis” di pameran
gadget Jogja Expo Center (JEC) sebesar
93,7%.
6 Elsye Rumondang Daminik (2013)
Bagaimana Product Knowledge Dan Product Involvement
Penellian ini mnggunakan pendekatan
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan
27 JURNAL
HUMANIORA
Memotivasi Konsumen ?”
kuantitatif dengan metode asosiatif-surrvei dengan
penyebaran kuesioner kepada 30 siswa yang dipilih secara acak dari 5 sekolah.
bahwa alat ukur yang digunakan valid dan reliabel dengan
keseluruhan pertanyaan 24 butir dimana product
knowledge
memiliki nilai reliabilitas 0,877 dan motivation 0,836 lebih besar dari nilai korelasi 0,148. Sehinggan disimpulkan bahwa pengetahuan produk berpengaruh terhadap motivasi.
7 Syahriyal (2018) Jurnal Perspektif Ekonomi
Darussalam
Pengaruh Persepsi Nilai Dan
Pengetahuan
Masyarakat Terhadap Minat Menabung Serta Dampaknya Kepada Keputusan Menabung Pada Perbankan Syariah Di Banda Aceh
Obejek penelitian nasabah yang menabung di bank syariah dengan
menggunakan 155 responden.
Penelitian ini menggunakan analsisi SEM AMOS.
Hasil dari penelitian ini bahwa
pengetahuan terhadap keputusan
menabung lebih kecil
dibandingkan pengaruhnya bila melalui variabel intervening minat.
Sumber : Data di olah Penulis, 2018 2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan konsep teori yang terdapat pada sub bab di atas maka kerangka pemikiran dibentuk menjadi sebagai berikut:
Pengetahuan Produk X1 1. Atribut Produk
2. Manfaat fisik 3.Manfaat Psikologis
4. Nilai-nilai yang diperoleh setelah konsumen menggunakan produk atau jasa
sumber : Peter dan Olson (2010:70-75 dalam Manuarang & Mawardi, 2018:43)
Minat Y 1.Minat transaksional 2. Minat refrensial 3.Minat preferensial 4. Minat eksploratif
28 Sumber : Data yang diolah penulis, 2018
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran
Keterangan :
: Pengaruh Secara Parsial : Pengaruh Secara Simultan
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa variabel pengetahuan produk (X1) menggunakan indikator atribut produk, manfaat fisik, manfaat psikologis dan nilai- nilai yang diperoleh setelah konsumen menggunakan produk atau jasa. Untuk variabel motivasi (X2) menggunakan indikator adanya hasrat dan keinginan, adanya dorongan dan kebutuhan, adanya penghargaan dan adanya kegiatan yang menarik. Dan untuk variabel minat (Y) menggunakan indikator minat transaksional, minat refrensial, minat
Motivasi X2 a. Adanya hasrat dan keinginan b. Adanya dorongan dan kebutuhan c. Adanya harapan
d. Adanya penghargaan
e. Adanya kegiatan yang menarik sumber : Uno (2008:23 dalam Herman, 2017:59)
29
preferensial dan minat eksploratif. Dari gambar di atas menjelaskan bahwa variabel pengetahuan produk dan minat berpengaruh secara parsial maupun simultan.
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban teoritis sementara terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiric (Sugiyono, 2016:99).
\ Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas arah pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data (Utami & Firdaus, 2018:141)
Hipotesis berisi rumusan secara singkat, lugas dan jelas yang dinyatakan dalam kalimat pernyataan. Dikatakan demikian agar hipotesis dapat diuji atau dijawab sesuai dengan teknik analisis yang telah ditentukan. Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis penelitian secara simultan
Terdapat pengaruh pengetahuan produk dan motivasi terhadap meningkatkan minat masyarakat
2. Hipotesis penelitian secara parsial
a. Terdapat pengaruh pengetahuan produk terhadap meningkatkan minat masyarakat.
b. Terdapat pengaruh motivasi terhadap meningkatkan minat masyarakat.
30